SUB-MODUL 8
MASTER PLAN
SISTEM SANITASI NASIONAL
8.1 Pendahuluan
8.1.1.Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang begitu cepat terutama di
wilayah
Perkotaan
memberikan
dampak
yang
sangat
serius
terhadap
limbah
permukiman
di
Indonesia,
baik
dalam
aspek
Peraturan
teknis teknologis.
Untuk mengatasi berbagai kendala dalam penyelenggaraan pengelolaan
air limbah pemukiman di Indonesia, diperlukan pedoman untuk penyusunan
rencana induk (Master Plan) sistem Prasarana dan Sarana air limbah.
Rencana Induk atau MasterPlan bidang Air Limbah merupakan suatu
dokumen perencanaan dasar yang menyeluruh mengenai pengembangan
sistem Prasarana dan Sarana (P/S) Air Limbah untuk periode 20 (dua puluh)
tahun.
Dengan
demikian
gambaran
arah
pengembangan,
strategi
limbah
20
tahun
kedepan,
pada
masing-masing
Kabupaten/Kota
27
pedoman
mengenai
penyusunan
rencana
induk
pedoman
bagi
Pemerintah
Kabupaten/Kota
dalam
yang
terpadu
mengandung
maksud
agar
produk
27
terarah,
terpadu
dan
tanggap
terhadap
kebutuhan
sesuai
ini
berisi
ketentuan
dasar
dalam
menyusun
rencana
induk
8.1.5.
Acuan Normatif
Norma
a.
d. Pemilihan
lokasi
Instalasi
Pengolahan
Air
Limbah
(IPAL)
harus
27
Kriteria Teknis
Kriteria teknis pemilihan lokasi fasilitas sanitasi yang dapat diacu adalah:
Standard Teknis
a.
f.
j.
k.
l.
27
8.2.1.Arahan Kebijakan
Sub Bidang Air Limbah pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan
Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi
masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari
pencemaran air limbah pemukiman. Air limbah yang dimaksud adalah air
limbah pemukiman (municipal wastewater) yang terdiri atas air limbah
domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan
tinja manusia dari lingkungan pemukiman serta air limbah industri rumah
tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air
limbah pemukiman perlu dikelola agr tidak menimbulkan dampak seperti
mencemari
air permukaan
disamping
sangat beresiko
27
27
Dinas
Terkait,
Strategi
Pembangunan
Kabupaten/Kota,
maupun
8.2.3.Periode Perencanaan
Periode perencanaan dalam penyusunan rencana induk ini dibagi menjadi
3 tahap, yaitu:
Tahap mendesak
Tujuan
perencanaan
tahap
mendesak
(jangka
pendek)
ini
adalah
8.2.4.
Kedudukan
Rencana Induk
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
SEKTORAL
SPASIAL
Kedudukan rencana
induk pengelolaan airPROGRAM
limbah dibawah kebijakan
spasial
di
masing-masing
NASIONAL
Kabupaten/Kota.
daerah
Kedudukannya
RTRWN
baik
adalah
pada
skala
propinsi
sebagaiRPJMN
petunjuk
teknis
maupun
dalam
RTRW PROPINSI
RPJM PROPINSI
KABUPATEN/KOT
A
RTRW
KAB/KOTA
RPJM
KAB/KOTA
ditetapkan
oleh
pemerintah
daerah
setempat
dengan
STRATEGI
persetujuan DPR. Dimana rencana induk ini akan didukung oleh perangkat
PEMBANGUNAN
hukum berupa Perda yang mengatur Institusi Pengelola,
teknis penanganan
KAB/KOTA
MASTERPLA
limbah, dan tarif retribusi.
N SEKTOR /
RENCANA
INDUK
SISTEM (RIS)
STRATEGI
PEMBANGUNAN
PER KAWASAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
SEKTORAL
Rencana Program
Investasi
infrastruktur
RPIJM
27
8.2.5.Evaluasi
Evaluasi rencana induk pengelolaan air limbah dilakukan setiap 20 tahun
setelah penetapan rencana induk. Evaluasi ini untuk menilai kembali
kesesuaian rencana induk dengan keadaan sebenarnya di area studi dan
kebutuhan akan pengelolaan air limbah di masa datang.
8.3.1.Pengumpulan Data
27
8.3.1.1.
B. Kondisi Fisik
Data kondisi fisik area studi sangat penting karena ikut menentukan
system pembuangan air limbah. Data-data yang diperlukan meliputi :
Topografi
Kondisi topografi ikut menentukan system pembuangan air limbah,
seperti kondisi lahan yang landai sulit menerapkan system perpipaan bila
dibandingkan dengan lahan yang miring ataucuram. Sedangkan kondisi
yang
berbukit-bukit
mungkin
lebih
menguntungkan
menggunakan
27
analisa
pencemaran
pada
tahun
yang
akan
dating
maka
analisa
ini
juga
dapat
dilengkapi
dengan
peta
yang
27
pelayanan
kota
seperti
hotel,
rumah
makan,
kantor
D. Kependudukan
Informasi kependudukan diharapkan dalam time series minimal 5 tahun
antara lain : jumlah penduduk, laju pertumbuhan enduduk, struktur umur,
27
sangat
menentukan
terhadap
cara
penanganan
sanitasinya
terutama pembuangan air limbah dan produksi air limbah penduduk. data
tentang kepadatan penduduk saat ini dapat pula dilengkapi dengan peta
kepadatan penduduk.
Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk ini memerlukan data tahun-tahun sebelumnya, dan
proyeksi dilakukan untuk 10 tahun yang akan datang. Data kependudukan
dapat diperoleh baik secara primer maupun data sekunder dari BPS. Dari
hasil proyeksi tersebut dapat diketahui pula proyeksi kepadatan penduduk
pada 10 tahun yang akan datang.
Air Bersih
Air bersih sangat erat kaitannnya dengan rencana induk pengelolaan
sistem air limbah. Data tentang air bersih yang dibutuhkan adalah sumber
air bersih yang digunakan penduduk, tingkat pemakaian dan proyeksi
kebutuhan air bersih untuk 10 tahun yang akan datang. Debit air limbah
yang berasal dari buangan air bersih dapat diketahui pula untuk 10 tahun
yang akan datang. Data-data tersebut dapat pula dilengkapi dengan peta
presentasi pelayanan oleh PDAM dan peta sumber air di area studi.
Persampahan
Persampahan di area studi perlu dicermati, karena pengelolaan sampah
yang kurang baik dapat menimbulkan pencemran terhadap lingkungan
dan badan air baik langsung maupun tidak langsung. Data yang
dibutuhkan yaitu data timbulan sampah, jenis-jenis sampah, kondisi
pelayanan persampahan, dan data-data lain tentang persampahan di area
studi. Dari korelasi dengan proyeksi penduduk maka didapat pula proyeksi
timbulan sampah untuk 10 tahun yang akan datang.
Drainase
Saluran pematusan air hujan atau drainase sangat erat hubungannya
dengan air limbah, karena pada umumnya penduduk membuang air
limbah rumah tangga ke saluran ini. Data yang diperlukan adalah data
27
kualitas air dalam saluran. Dapat pula dilengkapi dengan peta perkiraan
genangan yang umumnya terjadi apabila musim hujan.
F.
dan
sumber
adalah
data
mata
pencaharian
pendapatan
penduduk.
penduduk,
mata
data
yang
pencaharian,
Kepemilikan rumah
Data yang diperlukan adalah kondisi kepemilikan rumah di area studi,
proyeksi perumahan sampi 10 tahun yang akan datang, luas pekarangan
rumah sarta dilengkapi dengan peta kondisi lahan sisa pekarangan pada
tahun ini dan untuk proyeksi 10 tahun yang akan datang.
Non Pemukiman
Yang dimaksud non pemukiman disini adalah daerah komersial dan daerah
non komersial. Yang menjadi perhatian adalah daerah komersial seperti
daerah jasa, perdagangan dan industry. Data yang diperlukan adalah
pendapatan rata-ratanya, kondisi bangunannya, pengeluarannya untuk
pemenuhan air bersih, dan proyeksinya untuk 10 tahun yang akan datang.
8.3.1.2.
27
permeabilitas
tanah,
lahan
yang
tersedia
dan
tingkat
A.
Tingkat Pelayanan
Data kondisi system pengelolaan air limbah dalam hal ini tingkat
pelayanannya adalah sejauh mana pelayanan air limbah yang ada di area
pelayanan. Data dapat berupa jumlah MCK/ cubluk, pipa penyalur air limbah
(jika ada), tangki septic, dan data lain yang mencerminkan pengelolaan air
limbah yang ada di lapangan saat ini.
B.
-
Sistem Pengelolaan
Aspek Teknis (termasuk sistem prasarana dan sarana, beban, kualitas
pelayanan/hasil pengolahan dll)
Fasilitas pembuangan air limbah pada umumnya merupakan swadaya
27
Aspek Kelembagaan
Pengelolaan air limbah umumnya dikelola secara individual, tetapi untuk
masih
terbatas
pada
pelaksanaan,
sebagian
termasuk
penyebab
sulitnya
dilakukan
evaluasi
terhadap
kondisi/kinerja
Aspek Hukum
Peraturan
Daerah
harus
tersedia
dan
mengatur
tentang
Institusi
community
development
dari
perusahaan-perusahaan
yang
27
Aspek Pendanaan
Aspek dana merupakan hal terpenting untuk perencanaan system
pengelolaan air limbah, data ini dapat dilihat dari pemerintah, swasta ataupun
swadaya masyarakat serta sumber-sumber lain (dana dari luar negeri). Untuk
dana yang berasal dari pemerintah dapat dilihat dari porsi APBD untuk area
studi.
Menyiapkan perangkat hukum yang mendorong partisipasi masyarakat
dalam pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana air minum dan
penyehatan
lingkungan,
dan
mengembangkan
sistem
pemberdayaan
8.3.1.3.
A. Masalah Teknis
Permasalahan
yang
berhubungan
dengan
aspek
teknis
dalam
diuraikan
secara
jelas.
Permasalahan
budaya
seperti
kebiasaan
permasalahan
social
ekonomi
erat
hubungannya
dengan
kemampuan penduduk memiliki fasilitas sanitasi yang sehat. Dan hal ini erat
27
D.
Target Penanganan
Berdasarkan permasalahan yang telah dianalisa, maka dapat diberikan
Umum
diketahui
kondisi
permasalahan
serta
pengelompokkan
pelayanan di sektor air limbah maka perlu disusun upaya penanganan sesuai
dengan tingkat prioritasnya. Namun sebelumnya harus disusun strategi dan
target yang akan dicapai. Strategi tersebut harus sejalan dengan dan tidak
bertentangan dengan yang telah digariskan pemerintah.
Strategi ini harus sesuai dengan arahan kebijakan nasional dalam bidang
pengelolaan
air
limbah,
kebijakan
daerah
seperti
RURTK,
Millenium
27
jangka
menengah
dan
jangka
panjang
termasuk
lembaga
8.3.2.2.
A. Jangka Pendek
Tujuan penanganan tahap jangka pendek ini adalah dilaksanakan dalam
satu tahun anggaran, pada satu tahun kedepan. Tujuannya adalah memenuhi
kebutuhan dasar sanitasi sebagai dasar pengelolaan air limbah. Kebutuhan
dasar ini didapat setelah menganalisa data eksisting pengelolaan air limbah
saat ini.
B. Jangka Menengah
Program jangka menengah mencakup tahapan pembangunan 5 tahun
setelah dilaksanakan program jangka pendek. Program jangka menengah ini
sesuai dengan permasalahan yang ada dan strategi yang akan dilaksanakan
untuk pemenuhan sistem pengelolaan air limbah untuk area studi.
C. Jangka Panjang
Program
jangka
panjang
merupakan
rangkaian
dari
keseluruhan
pembangunan di sektor air limbah untuk 20 tahun yang akan datang. Tujuan
pembangunan ini untuk menekan laju pencemaran terhadap badan air dan air
tanah serta mengurangi tingkat pertambahan kasus penyakit yang disebabkan
air limbah yang pada akhirnya diharapkan dapat menunjang produktifitas
penduduk serta membantu peningkatan potensi daerah.
8.3.2.3.
Kriteria Perencanaan
A. Kriteria Teknis
Beberapa kriteria perencanaan pengembangan sistem pengelolaan air
limbah yang dipergunakan akan diuraikan sebagai berikut:
Sistem Sanitasi terpusat modular
Jumlah penduduk perkotaan > 100.000 jiwa
Kepadatan penduduk perkotaan > 300 jiwa/ha
Lebih dari 60% penduduk sudah memakai PDAM
Pemakaian air bersih tiap penduduk > 150 L/orang/hari
27
B. Kriteria Pengelolaan
Kriteria pengelolaan air limbah ini berdasarkan dari penetapan daerahdaerah dalam area studi yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Dari
27
8.3.2.4.
dan
pencapaian
serta
kondisi
pada
akhir
pelaksanaan.
Sistem
Sistem Pelayanan
Sistem pelayanan pengelolaan air limbah dapat dibagi menjadi 2 yaitu
27
Strategi Pembiayaan
A. Strategi Pendanaan/Investasi
Sumber dana rencana investasi sarana dan prasarana air limbah pada
dasarnya berasal dari dana hasil pajak melalui APBD dan APBN atau dari dana
hasil retribusi pelayanan air limbah. Sumber dana investasi dari pajak dapat
digolongkan sebagai sumber dana tidak langsung dan sumber dana dari
retribusi dapat digolongkan sebagai sumber dana langsung. Dengan demikian
strategi
pendanaan
investasi
prasarana
dan
sarana
27
8.3.2.6.
27
langsung
peningkatan
teknologi
dengan
yang
peningkatan
dioperasikan.
luas
wilayah
Bentuk
layanan
lembaga
dan
operator
peningkatan
kapasitas
kelembagaan
dan
pilihan
bentuk
dana
untuk
mengoperasikan
prasarana
tersebut
agar
dapat
8.3.2.7.
27
Bersedia
tidak
membuang
Air
Limbah
secara
sembarang
pada
lingkungan.
-
27
agar
proses
perubahan
masyarakat
tersebut
dapat
tahap
pembangunan
mendesak
prasarana
yaitu
dan
sampai
sarana
air
tahun
limbah
kedepan
rencana
diprioritaskan
pada
27
Pada tahap mendesak sistem yang digunakan sesuai dengan hasil analisa
kondisi eksisting di daerah tersebut. Sistem yang digunakan umumnya
menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat, seperti pembuatan
MCK di daerah yang menjadi prioritas tahap mendesak, atau disesuaikan
dengan kebutuhan prasarana dan sarana sanitasi mendesak di daerah
tersebut. Penjelasan sistem yang digunakan ini dilengkapi dengan sumber
dana dan gambaran detail sistem terpilih.
8.4.1.3.Program Pendukung
Program pendukung ini diperlukan agar semua program dalam tahap
mendesak
berhasil
dilaksanakan.
Paket
pendukung
ini
dapat
berupa
untuk
masyarakat
kelembagaan
dan
tahap
mendesak,
training
pengelola
kepada
air
mengadakan
petugas
limbah
dan
penyuluhan
pengelola,menyusun
apabila
diperlukan
kepada
bentuk
melakukan
air
limbah
untuk
area
studi.
Rencana
pembangunan
ini
disesuaikan dengan alternatif sistem pengelolaan yang dipilih dan zona atau
sub zona yang telah ditetapkan. Pembangunan ini merupakan bagian dari
rencana pembangunan jangka panjang (rencana induk). Daerah pelayanan ini
dilengkapi dengan luasan daerah pelayanan, zona atau sub zona yang dilayani
dan dilengkapi dengan peta daerah pelyanan tahap menengah.
27
berhasil
dilaksanakan.
Paket
pendukung
ini
dapat
berupa
petugas
kelembagaan
pengelola,pengadaan
pengelola
air
limbah
truk
dan
tinja,
apabila
menyusun
diperlukan
bentuk
melakukan
jangka
panjang
atau
juga
disebut
rencana
induk.
Daerah
27
jangka
panjang,
mengadakan
supervisi
tentang
pembangunan
kepada
masyarakat
dan
training
kepada
petugas
melakukan
pembebasan
lahan
untuk
lokasi
pembangunan
8.4.4.Rencana Program
Rencana pengembangan di sektor air limbah direncanakan mulai tahun
anggaran di 1 tahun kedepan sampai 20 tahun kedepan. Mengingat jangkauan
rencana induk relatif lama maka sampai tahap menengah atau 6 tahun
pertama dari rangkaian rencana pembangunan jangka panjang, diperlukan
rekomendasi rencana pembangunan yang lebih terarah melalui penyusunan
27
CSF
Critical
Success
Factor
atau
kegiatan
kunci
untuk
pemerintah
untuk
mengalokasikan
dana
dalam
rangka
b.
27
Air
Limbah
yang
telah
disempurnakan
berdasarkan
REFERENSI
Draft Pedoman Master Plan Sistem Pelayanan Air Limbah Permukiman,
Kementrian PU.
27