Anda di halaman 1dari 15

48

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini berbentuk eksperimen kuasi dengan desain Pretest-Posttest
Control Group Desain. Pada penelitian ini, subyek penelitian tidak dipilih secara
acak, tetapi peneliti menggunakan kelas-kelas yang sudah terbentuk sebelumnya.
Rancangan eksperimen dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Kelompok Eksperimen

O1

Kelompok Kontrol

O1

O2
O2

Keterangan :
O1 : Pre test
O2 : Post test
X : Perlakuan menggunakan model pembelajaran kontekstual,
B. Variabel Penelitian
Adapun variabel yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran kontekstual dan variabel terikat (Y) yaitu
kemampuan pemecahan masalah matematis (Y). Pada kelompok eksperimen
diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kontekstual, sedangkan
kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.

48

49

C. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Sugiyono (2010) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bulok Kabupaten Tanggamus
Provinsi Lampung dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bulok
semester genap tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 119 siswa yang terdiri dari 4
kelas, yang semuanya memliki karakteristik yang sama. Karakteristik populasi
yang menjadi subyek penelitian ini mempunyai kemampuan akademik yang
rendah, khususnya pada mata pelajaran matematika.
Kondisi ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Nilai Rata-rata Ulangan Matematika Semester Ganjil Siswa Kelas VIII
Tahun Pelajaran 2012/2013
Jumlah
Rerata
Kelas
Siswa
Nilai Kelas
Laki-laki
Perempuan
VIII-A
29
50,25
15
14
VIII-B
30
47,75
18
12
VIII-C
30
48,50
17
13
VIII-D
30
48,25
16
14
Jumlah
119
48,68
66
53
2. Sampel
Sugiyono (2010) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi. Sampel merupakan bagian dari populasi.
Sampel yang digunakan dalam suatu penelitian harus representatif, artinya kondisi
sampel harus dapat menggambarkan kondisi populasinya. Kesimpulan terhadap
sampel merupakan juga kesimpulan terhadap keadaan populasi. Sampel yang

50

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yang memiliki
kemampuan yang seimbang. Hal ini berdasarkan perolehan rata-rata hasil ulangan
harian siswa pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Peneliti memilih
dua kelas yang memiliki kemampuan akademik mendekati nilai rata-rata yang
cenderung sama atau homogen yaitu kelas VIII-B dan VIII-C. Satu kelas sebagai
kelompok eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen dalam penelitian ini adalah Kelas VIII-C sedangkan kelompok
kontrolnya adalah kelas VIII-B. Pada setiap kelompok diterapkan pembelajaran
yang berbeda. Kelompok eksperimen mendapatkan pembelajaran kontekstual dan
kepada kelompok kontrol diterapkan pembelajaran konvensional.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis instrumen tes yaitu instrumen tes yang
berupa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Dalam tes kemampuan
pemecahan masalah matematis digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam penguasaan konsep dan penerapannya untuk memecahkan masalah
matematis yang meliputi kemampuan memahami masalah, menyusun dan
merencakan strategi pemecahan, melaksanakan strategi pemecahan untuk
memperoleh penyelesaian, dan melakukan peninjauan ulang atau mencoba cara
yang lain.
Pedoman pemberian skor kemampuan pemecahan masalah matematis
diadaptasi dari pedoman penskoran pemecahan masalah yang dibuat oleh Schoen
dan Ochmke (Sumarmo,dkk 1994) dan pedoman penskoran yang dibuat oleh
Chicago Public School Boreau of Student Assesment sebagai berikut :
Tabel 3.2

51

No
1)

Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Pemecahan Masalah


Aspek yang diukur Skor
Keterangan
Kemampuan
Memahami masalah
(menuliskan yang
diketahui dan
ditanyakan dari soal
matematika )

1
2

3
2)

Kemampuan
merencanakan
penyelsaian
masalah.
(Menuliskan
sketsa/gambar/mode
l/rumus/algoritma
untuk memecahkan
masalah

0
1
2
3
4

3)

4)

Kemampuan
menyelsaikan
masalah sesuai
rencana.
(Menyelsaikan
masalah dari soal
matematika dengan
benar, lengkap,
sistematis)
Kemampuan
Menafsirkan
solusinya

0
1
2
3
4
0
1
2
3

Jika salah menuliskan apa yang diketahui


dan ditanyakan dari soal.
Jika tidak menuliskan apa yang diketahui,
ditanyakan dari soal, dan tidak menuliskan
sketsa penyelsaian soal
Jika menuliskan salah satu saja apa yang
diketahui atau ditanyakan dari soal
Jika menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan dari soal tetapi salah satunya
salah
Jika benar menuliskan apa yang diketahui
dan ditanyakan dari soal. Atau tidak
menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan dari soal tetapi langsung
menuliskan sketsa penyelasaian soal
Jika tidak menuliskan seketsa/
gambar/model/rumus/ algoritma
Jika salah menuliskan seketsa/
gambar/model/rumus/ algoritma
Jika kurang tepat menuliskan seketsa/
gambar/model/ rumus/ alogoritma
Jika hanya sebagian yang benar dalam
menuliskan seketsa/ gambar/model/rumus/
alogoritme
Jika benar menuliskan seketsa/
gambar/model/rumus/ algoritma
Jika tidak menuliskan penyelsaian masalah
dari soal
Jika salah menuliskan penyelsaian masalah
Jika sistematis dalam menuliskan
penyelsaian masalah dari soal tetapi benar
solusinya
Jika benar menuliskan penyelsaian soal
tetapi tidak lengkap/ sistematis
Jika benar, lengkap, dan sistematis
menuliskan penyelsaian masalah dari soal
Jika tidak menjawab apa yang ditanyakan
atau tidak menuliskan kesimpulan
Jika salah menjawab apa yang ditanyakan
atau tidak menuliskan kesimpulan
Jika kurang tepat menjawab apa yang
ditanyakan atau tidak menuliskan
kesimpulan
Jika benar dan tepat menjawab apa yang
ditanyakan atau tidak menuliskan

52

kesimpulan
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam menyusun dan mengembangkan instrumen, langkah awal yang
dilakukan adalah membuat kisi-kisi kemudian mengkonstruksi instrumen. Setelah
instrumen divalidasi, instruemen diuji coba untuk mengetahui validitas dan
reliabililitasnya. Instrumen yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan
pemecahan masalah matematis diuji lebih dulu validitas dan reliabilitas sebelum
dipergunakan dalam penelitian, dengan menguji cobakan soal-soal ini kepada
kelas uji coba yang telah mempelajari materi yang menjadi objek dalam penelitian
ini. Kemudian data yang diperoleh dari uji coba tes kemampuan pemecahan
masalah matematis ini dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas, daya
pembeda, dan tingkat kesukaran tes tersebut dengan menggunakan SPSS 17.
1. Uji Validitas
Validitas merupakan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes. Suatu
insturmen dikatkaan valid (absah atau sahih) bila instrument itu mampu
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi (Suherman dan Kusumah, 1990).
Validitas digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap
skor total. Dengan demikian, dari hasil perhitugan validitas ini dapat diselidiki
lebih lanjut butir-butir soal yang mendukung dan yang tidak mendukung.
Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk
mendapatkan validitas butir soal bias digunakan rumus Product Moment Pearson,
yaitu :

53

i=1

i=1

i=1

n x i . y i( x i)( y i )
r xy =

(n

2
1

( )

i=1

i=1

( )

xi )(n y
i =1

2
1

yi )

i=1

Keterangan :
rxy = Koefisien validitas
xi = Skor butir soal
yi = Skor total
n = Jumlah Siswa
Hasil perhitungan dan interprestasi validitas butir soal tes kemampuan
pemecahan matematis siswa dapat dilihat pada table 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
Hasil Perhitungan dan Interprestasi Validitas Tes
Koefisien Korelasi
(rhitung)

Harga
rtabel

0.594

0.361

0.552

0.361

0.637

0.361

0.6

0.361

0.638

0.361

0.628

0.361

0.716

0.361

0.816

0.361

0.753

0.361

0.871

0.361

0.73

0.361

0.753

0.361

No. Item

Keputusan
0.594>0.36
1
0.552>0.36
1
0.637>0.36
1
0.6>0.361
0.638>0.36
1
0.628>0.36
1
0.716>0.36
1
0.816>0.36
1
0.753>0.36
1
0.871>0.36
1
0.73>0.361
0.753>0.36
1

Keteranga
n
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

54

0.761

0.361

0.714

0.361

0.713

0.361

0.812

0.361

0.752

0.361

0.742

0.361

0.751

0.361

0.764

0.361

0.761>0.36
1
0.714>0.36
1
0.713>0.36
1
0.812>0.36
1
0.752>0.36
1
0.742>0.36
1
0.751>0.36
1
0.764>0.36
1

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Keterangan:
A
: Kemampuan memahami masalah
B
: Kemampuan merencanakan penyelesaian masalah
C
: Kemampuan menyelesaikan masalah sesuai rencana
D
: Kemampuan menafsirkan solusinya
2. Uji Reliabilitas
Realibilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan
hasil yang tetap sama (konsisten) (suherman, dkk, 2003). Perhitungan koefisien
reabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut :
r 11 =

s 2i
n

1
n1
s 2t

( )(

Keterangan :
r11 = derajat reliabilitas
n

= jumlah butir soal


s 2i
2

st

= variansi butir soal ke i


= variansi total

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan tolok ukur


yang ditetapkan J.P.Guilford (Suherman, 2003) sebagai berikut :

55

Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas Soal


Besarnya r11
0,20
0,40
0,70
0,90

r11 < 0,20


r11 < 0,40
r11 < 0,70
r11 < 0,90
r11 1,00

Interpretasi
Derajat reliabilitas sangat rendah
Derajat reliabilitas rendah
Derajat reliabilitas cukup
Derajat reliabilitas tinggi
Derajat reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 17 diperoleh nilai derajat reliabilitas yaitu


0,956, sehingga dapat disimpulkan derajat reliabilitas tes soal kemampuan
matematis siswa termasuk dalam kategori derajat sangat tinggi.
F. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data terdiri dari tahap-tahap berikut ini :
1. Tahap Persiapan
a. Studi kepustakaan mengenai teori belajar konstruktivisme, pembelajaran
konvensional dan pembelajaran kontekstual, dan kemampuan pemecahan
masalah
b. Menyusun instrumen penelitian dengan bimbingan dari dosen pembimbing
c. Melakukan observasi pembelajaran di sekolah dan berkonsultasi dengan guru
matematika untuk menentukan waktu, teknis pelaksanaan penelitian, serta
meminjam dokumen penilaian hasil belajar siswa yang menjadi subyek
penelitian pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.
d. Pemilihan populasi dan sampel penelitian
e. Mengujicobakan instrumen penelitian dan mengolah data hasil uji coba
instrumen tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, kegiatan diawali dengan memberikan pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa yang
berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Selanjutnya

56

melaksanakan pembelajaran kontekstual pada kelas eksperimen dan pembelajaran


konvensional pada kelas kontrol.
Observasi pada kelas eksperimen dilakukan oleh peneliti dan satu orang
observer. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mendapatkan alokasi
waktu pembelajaran yang sama, soal-soal latihan dan tugas. Peneliti menggunakan
catatan lapangan untuk memantau dan mengawasi pelaksanaan pembelajaran di
kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk memastikan bahwa perlakuan yang
diberikan pada kedua kelas tersebut berbeda dan berjalan sesuai dengan rancangan
penelitian.
3. Tahap Pengolahan Data
Data yang didapatkan dari hasil pretest dianalisis secara statistik sedangkan
hasil pengamatan observasi pembelajaran dianalisis secara deskriptif. Data yang
akan dianalisis adalah data kuntitatif berupa hasil tes kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa, dengan menggunakan software SPSS 17.
G. Metode Analisis Data
1. Menghitung Statistik Deskriptif
Tujuan menghitung statistic deskriptif adalah untuk menganalisis data
berdasarkan nilai terendah, tertinggi, rata-rata, modus, dan standar deviasi.

2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Tes statistik menggunakan SPSS 17
dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengambilan keputusan menurut
Trihendardi (2009) adalah pada taraf kepercayaan = 5% apabila nilai signifikan

57

lebih kecil dari 0,05 maka distribusinya tidak normal, sedangkan jika nilai
signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka distribusinya adalah normal.
3. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas bermanfaat untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berasal dari populasi yang memiliki variansi homogen atau tidak. Homogen atau
tidaknya data dengan menguji kesamaan varians skor pretest dan posttest pada
kelas eksperimen maupun kelas control untuk kemampuan pemecahan masalah
matematis. Rumusan statistic hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho = 2e = 2k ,

variansi populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.

H1 = 2e 2k , variansi populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama.


Tes statistik menggunakan SPSS 17 dengan uji Levene. Kriteria pengambilan
keputusan menurut Trihendardi (2009) adalah pada taraf kepercayaan = 5%
apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka distribusinya tidak homogen,
sedangkan jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka distribusinya
adalah homogen.
4. Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata bermanfaat untuk mengetahui sama tidaknya
kemampuan kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan sekor pretest
dan posttest, untuk kemampuan pemecahan masalah matematik, dan hasil skor
dari angket disposisi matematika untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : e =

k ,

tidak ada perbedaan pemecahan masalah matematis siswa

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

58

H1 :

k ,

ada perbedaan pemecahan masalah matematis siswa pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol.


Keterangan
e

rata-rata skor pretest dan posttest pemecahan masalah matematis

kelas eksperimen
k

= rata-rata skor prestest dan posttest pemecahan masalah matematis kelas


kontrol

Dalam melakukan uji statistic, peneliti menggunakan menggunakan software


SPSS 17 menggunakan Compare Mean Independent Sample Test. Kaidah
pengambilan keputuasan sebagai berikut:
a) Bila nilai probabilitas Sig. > signifikansi ( = 0,50) maka tolak H0
b) Bila nilai probabilitas Sig. < taraf signifikansi ( = 0,05 ) maka terima H0
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis
dan disposisi matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diterapkan
model

pembelajaran

kontekstual

dan

konvensional

dilakukan

dengan

menggunakan Gain ternomalisasi dikembangkan oleh Hake (1999) sebagai


berikut :
Gain (G) =

skor posttestskor pretest


skor idealskor pretest

Kreteria Indeks Gain :


Tabel 3.7 Kreteria Skor Gain Ternomalisasi
Skor gain
G > 0,70
0,30 < G < 0,70
G < 0,30
Hipotesis yang akan diuji adalah :

Interprestasi
Tinggi
Sedang
Rendah

59

Ho :

e =k , tidak terdapat perbedaan antara model pembelajaran kontekstual


dengan konvensional.

H1 :

e > k ,Kemampuan

pemecahan

matematis

siswa

pada

model

pembelajaran kontekstual lebih baik daripada model pembelajaran


konvensional.
Dengan uraian di atas, ada beberapa skenario yang mungkin dapat dilakukan
berdasarkan hasil pretest dan posttest untuk masing-masing kemampuan
pemecahan masalah matematis, yaitu:
1) Data berdistribusi normal dan homogen maka uji statistik menggunakan uji-t
dengan independen sample t-test. Yaitu:
x 1 x 2
t hit

1 1
+
n1 n1

; S =

( N 11 ) S 21+(n2 1) S 22
n1+n 2
2

Keterangan :
t

= Harga t untuk sampel berkorelasi


x 1

= Rata-rata hasil belajar geometri kelompok eksperimen

x 2

= Rata-rata belajar geometri kelompok kontrol

n1

= Banyaknya siswa kelompok kontrol

n2

= Banyaknya siswa kelompok kontrol

S1

= Standar deviasi dari siswa kelompok eksperimen

S 22

= Standar deviasi dari siswa kelompok kontrol


= Standar devisi gabungan

(Sudjana, 2005:239)
Nilai thitung perlu dibandingkan dengan nilai ttabel dengan = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = n1 +n2 2. Bila nilai ttabel, H0 diterima dan H1 ditolak, dengan tabel

60

= t1-, serta tolak H0 untuk kondisi lainnya (Ruseffendi, 1998). Bila diuji dengan
menggunakan software SPSS 17, pengambilan kesimpulannya sebagai berikut:
a) Bila nilai probabilitas Sig. < taraf signifikasi ( = 0,05) maka tolak H0
b) Bila nilai probabilitas Sig. >taraf signifikasi ( = 0,05) maka terima H0
2) Data berdistribusi normal dan tidak homogen
Bila data berdistribusi normal dan tidak homogen maka uji stastistik
menggunakan Uji-t dengan independent sample t-test.
Rumus Uji-t yang digunakan adalah
x1 x2
t

'

S 21 S 22
+
n1 n 2

Nilai t hitung perlu dibandingkan dengan ttabel dengan = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = n1 +n2 2. Bila nilai ttabel H0 diterima dan H1 ditolak, dengan ttabel =
t1- , serta tolak H0 Untuk kondisi lainnya (Ruseffendi ,1998). Bila diuji dengan
menggunakan software SPSS 17, pengambilan kesimpulannya sebagai berikut:
a) Bila nilai probabilitas Sig. < taraf signifikasi ( = 0,05) maka tolak H0
b) Bila nilai probabilitas Sig. > taraf signifikasi ( = 0,05) maka terima H0
3) Data berdistribusi tidak normal
Bila data berdistribusi tidak normal maka uji statistik menggunakan uji non
parametric untuk dua sampel yang saling bebas pengganti Uji-t yaitu Uji Mann
Whitney. Untuk menghitung nilai statistik uji Mann-Whitney, rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
n
n2 (n2+1)
U=n1 n 2+
Ri
2
i=n +1
2

Keterangan:
U = Nilai uji Mann-Whitney

61

n1= sampel 1
n2= sampel 2
Ri = Ranking ukuran sample
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Menentukan nilai n1 dan n2 dimana n1 adalah jumlah data cuplikan
terkecil diantara dua kelompok cuplikan, sedangkan n2 adalah jumlah
data cuplikan terbesar.
b) Buat ranking gabungan dari kedua kelompok tersebut, mulai dari satu
sampai N = n1 + n2
c) Hitung nilai U dengan mempergunakan metode perhitungan U dengan
menggunakan rumus:
U = n1n2 + - R1 atau U = n1n2 + R2
Dimana R1 adalah jumlah ranking yang diberikan pada kelompok yang
ukuran sampelnya n1 dan R2 adalah jumlah ranking yang diberikan pada
kelompok yang ukuran sampelnya n2 .
d) Untuk menetapkan kesignifikanan harga U, maka hitung harga Z dengan
rumus:
Keterangan:
U = harga U terkecil
n = jumlah data cuplikan
n1 = jumlah data cuplikan kelompok terkecil
n2 = jumlah data cuplikan kelompok terbesar
e) Meskipun pengaruh data kembar dapat diabaikan, jika proposi dari data
kembar sangat besar dipergunakan koreksi data kembar. Digunakan rumus
Z untuk koreksi data kembar yaitu:

62

Z = dengan =
f) Jika nilai U mempunyai peluang sama atau lebih kecil dari tolak H0 atau
terima H1, dengan kaidah pengambilan kesimpulan:

Anda mungkin juga menyukai