BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini berbentuk eksperimen kuasi dengan desain Pretest-Posttest
Control Group Desain. Pada penelitian ini, subyek penelitian tidak dipilih secara
acak, tetapi peneliti menggunakan kelas-kelas yang sudah terbentuk sebelumnya.
Rancangan eksperimen dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Kelompok Eksperimen
O1
Kelompok Kontrol
O1
O2
O2
Keterangan :
O1 : Pre test
O2 : Post test
X : Perlakuan menggunakan model pembelajaran kontekstual,
B. Variabel Penelitian
Adapun variabel yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran kontekstual dan variabel terikat (Y) yaitu
kemampuan pemecahan masalah matematis (Y). Pada kelompok eksperimen
diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kontekstual, sedangkan
kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.
48
49
50
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yang memiliki
kemampuan yang seimbang. Hal ini berdasarkan perolehan rata-rata hasil ulangan
harian siswa pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Peneliti memilih
dua kelas yang memiliki kemampuan akademik mendekati nilai rata-rata yang
cenderung sama atau homogen yaitu kelas VIII-B dan VIII-C. Satu kelas sebagai
kelompok eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen dalam penelitian ini adalah Kelas VIII-C sedangkan kelompok
kontrolnya adalah kelas VIII-B. Pada setiap kelompok diterapkan pembelajaran
yang berbeda. Kelompok eksperimen mendapatkan pembelajaran kontekstual dan
kepada kelompok kontrol diterapkan pembelajaran konvensional.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis instrumen tes yaitu instrumen tes yang
berupa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Dalam tes kemampuan
pemecahan masalah matematis digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam penguasaan konsep dan penerapannya untuk memecahkan masalah
matematis yang meliputi kemampuan memahami masalah, menyusun dan
merencakan strategi pemecahan, melaksanakan strategi pemecahan untuk
memperoleh penyelesaian, dan melakukan peninjauan ulang atau mencoba cara
yang lain.
Pedoman pemberian skor kemampuan pemecahan masalah matematis
diadaptasi dari pedoman penskoran pemecahan masalah yang dibuat oleh Schoen
dan Ochmke (Sumarmo,dkk 1994) dan pedoman penskoran yang dibuat oleh
Chicago Public School Boreau of Student Assesment sebagai berikut :
Tabel 3.2
51
No
1)
1
2
3
2)
Kemampuan
merencanakan
penyelsaian
masalah.
(Menuliskan
sketsa/gambar/mode
l/rumus/algoritma
untuk memecahkan
masalah
0
1
2
3
4
3)
4)
Kemampuan
menyelsaikan
masalah sesuai
rencana.
(Menyelsaikan
masalah dari soal
matematika dengan
benar, lengkap,
sistematis)
Kemampuan
Menafsirkan
solusinya
0
1
2
3
4
0
1
2
3
52
kesimpulan
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam menyusun dan mengembangkan instrumen, langkah awal yang
dilakukan adalah membuat kisi-kisi kemudian mengkonstruksi instrumen. Setelah
instrumen divalidasi, instruemen diuji coba untuk mengetahui validitas dan
reliabililitasnya. Instrumen yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan
pemecahan masalah matematis diuji lebih dulu validitas dan reliabilitas sebelum
dipergunakan dalam penelitian, dengan menguji cobakan soal-soal ini kepada
kelas uji coba yang telah mempelajari materi yang menjadi objek dalam penelitian
ini. Kemudian data yang diperoleh dari uji coba tes kemampuan pemecahan
masalah matematis ini dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas, daya
pembeda, dan tingkat kesukaran tes tersebut dengan menggunakan SPSS 17.
1. Uji Validitas
Validitas merupakan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes. Suatu
insturmen dikatkaan valid (absah atau sahih) bila instrument itu mampu
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi (Suherman dan Kusumah, 1990).
Validitas digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap
skor total. Dengan demikian, dari hasil perhitugan validitas ini dapat diselidiki
lebih lanjut butir-butir soal yang mendukung dan yang tidak mendukung.
Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk
mendapatkan validitas butir soal bias digunakan rumus Product Moment Pearson,
yaitu :
53
i=1
i=1
i=1
n x i . y i( x i)( y i )
r xy =
(n
2
1
( )
i=1
i=1
( )
xi )(n y
i =1
2
1
yi )
i=1
Keterangan :
rxy = Koefisien validitas
xi = Skor butir soal
yi = Skor total
n = Jumlah Siswa
Hasil perhitungan dan interprestasi validitas butir soal tes kemampuan
pemecahan matematis siswa dapat dilihat pada table 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
Hasil Perhitungan dan Interprestasi Validitas Tes
Koefisien Korelasi
(rhitung)
Harga
rtabel
0.594
0.361
0.552
0.361
0.637
0.361
0.6
0.361
0.638
0.361
0.628
0.361
0.716
0.361
0.816
0.361
0.753
0.361
0.871
0.361
0.73
0.361
0.753
0.361
No. Item
Keputusan
0.594>0.36
1
0.552>0.36
1
0.637>0.36
1
0.6>0.361
0.638>0.36
1
0.628>0.36
1
0.716>0.36
1
0.816>0.36
1
0.753>0.36
1
0.871>0.36
1
0.73>0.361
0.753>0.36
1
Keteranga
n
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
54
0.761
0.361
0.714
0.361
0.713
0.361
0.812
0.361
0.752
0.361
0.742
0.361
0.751
0.361
0.764
0.361
0.761>0.36
1
0.714>0.36
1
0.713>0.36
1
0.812>0.36
1
0.752>0.36
1
0.742>0.36
1
0.751>0.36
1
0.764>0.36
1
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Keterangan:
A
: Kemampuan memahami masalah
B
: Kemampuan merencanakan penyelesaian masalah
C
: Kemampuan menyelesaikan masalah sesuai rencana
D
: Kemampuan menafsirkan solusinya
2. Uji Reliabilitas
Realibilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan
hasil yang tetap sama (konsisten) (suherman, dkk, 2003). Perhitungan koefisien
reabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut :
r 11 =
s 2i
n
1
n1
s 2t
( )(
Keterangan :
r11 = derajat reliabilitas
n
st
55
Interpretasi
Derajat reliabilitas sangat rendah
Derajat reliabilitas rendah
Derajat reliabilitas cukup
Derajat reliabilitas tinggi
Derajat reliabilitas sangat tinggi
56
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Tes statistik menggunakan SPSS 17
dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengambilan keputusan menurut
Trihendardi (2009) adalah pada taraf kepercayaan = 5% apabila nilai signifikan
57
lebih kecil dari 0,05 maka distribusinya tidak normal, sedangkan jika nilai
signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka distribusinya adalah normal.
3. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas bermanfaat untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berasal dari populasi yang memiliki variansi homogen atau tidak. Homogen atau
tidaknya data dengan menguji kesamaan varians skor pretest dan posttest pada
kelas eksperimen maupun kelas control untuk kemampuan pemecahan masalah
matematis. Rumusan statistic hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho = 2e = 2k ,
k ,
58
H1 :
k ,
kelas eksperimen
k
pembelajaran
kontekstual
dan
konvensional
dilakukan
dengan
Interprestasi
Tinggi
Sedang
Rendah
59
Ho :
H1 :
e > k ,Kemampuan
pemecahan
matematis
siswa
pada
model
1 1
+
n1 n1
; S =
( N 11 ) S 21+(n2 1) S 22
n1+n 2
2
Keterangan :
t
x 2
n1
n2
S1
S 22
(Sudjana, 2005:239)
Nilai thitung perlu dibandingkan dengan nilai ttabel dengan = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = n1 +n2 2. Bila nilai ttabel, H0 diterima dan H1 ditolak, dengan tabel
60
= t1-, serta tolak H0 untuk kondisi lainnya (Ruseffendi, 1998). Bila diuji dengan
menggunakan software SPSS 17, pengambilan kesimpulannya sebagai berikut:
a) Bila nilai probabilitas Sig. < taraf signifikasi ( = 0,05) maka tolak H0
b) Bila nilai probabilitas Sig. >taraf signifikasi ( = 0,05) maka terima H0
2) Data berdistribusi normal dan tidak homogen
Bila data berdistribusi normal dan tidak homogen maka uji stastistik
menggunakan Uji-t dengan independent sample t-test.
Rumus Uji-t yang digunakan adalah
x1 x2
t
'
S 21 S 22
+
n1 n 2
Nilai t hitung perlu dibandingkan dengan ttabel dengan = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = n1 +n2 2. Bila nilai ttabel H0 diterima dan H1 ditolak, dengan ttabel =
t1- , serta tolak H0 Untuk kondisi lainnya (Ruseffendi ,1998). Bila diuji dengan
menggunakan software SPSS 17, pengambilan kesimpulannya sebagai berikut:
a) Bila nilai probabilitas Sig. < taraf signifikasi ( = 0,05) maka tolak H0
b) Bila nilai probabilitas Sig. > taraf signifikasi ( = 0,05) maka terima H0
3) Data berdistribusi tidak normal
Bila data berdistribusi tidak normal maka uji statistik menggunakan uji non
parametric untuk dua sampel yang saling bebas pengganti Uji-t yaitu Uji Mann
Whitney. Untuk menghitung nilai statistik uji Mann-Whitney, rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
n
n2 (n2+1)
U=n1 n 2+
Ri
2
i=n +1
2
Keterangan:
U = Nilai uji Mann-Whitney
61
n1= sampel 1
n2= sampel 2
Ri = Ranking ukuran sample
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Menentukan nilai n1 dan n2 dimana n1 adalah jumlah data cuplikan
terkecil diantara dua kelompok cuplikan, sedangkan n2 adalah jumlah
data cuplikan terbesar.
b) Buat ranking gabungan dari kedua kelompok tersebut, mulai dari satu
sampai N = n1 + n2
c) Hitung nilai U dengan mempergunakan metode perhitungan U dengan
menggunakan rumus:
U = n1n2 + - R1 atau U = n1n2 + R2
Dimana R1 adalah jumlah ranking yang diberikan pada kelompok yang
ukuran sampelnya n1 dan R2 adalah jumlah ranking yang diberikan pada
kelompok yang ukuran sampelnya n2 .
d) Untuk menetapkan kesignifikanan harga U, maka hitung harga Z dengan
rumus:
Keterangan:
U = harga U terkecil
n = jumlah data cuplikan
n1 = jumlah data cuplikan kelompok terkecil
n2 = jumlah data cuplikan kelompok terbesar
e) Meskipun pengaruh data kembar dapat diabaikan, jika proposi dari data
kembar sangat besar dipergunakan koreksi data kembar. Digunakan rumus
Z untuk koreksi data kembar yaitu:
62
Z = dengan =
f) Jika nilai U mempunyai peluang sama atau lebih kecil dari tolak H0 atau
terima H1, dengan kaidah pengambilan kesimpulan: