Kondomisasi Bukan Solusi
Kondomisasi Bukan Solusi
ang bukan mahram, kewajiban menutup aurat, dilarangnya memakai parfum bagi wanit
a jika keluar rumah, dilarangnya safar tanpa mahram bagi wanita, dianjurkan berp
uasa bagi pemuda yang belum mampu menikah, dan bagi laki-laki untuk mendatangi i
strinya jika timbul syahwat dalam dirinya, seorang istri harus segera memenuhi '
ajakan' suami selama tidak melanggar batasan syariat dan masih banyak lagi atura
n dalam Islam yang menutup rapat-rapat jalan menuju perzinaan. H
Setidaknya ada beberapa cara yang harusnya dilakukan dan dikampanyekan untuk men
gikis seks bebas dan segala dampak yang ditimbulkan seperti HIV, kehamilan di lu
ar nikah dan aborsi:
Pertama: Pendidikan Agama yang Intensif
Jauhnya dari ajaran agama adalah pangkal dari kemaksiatan. Remaja-remaja muslim
seharusnya diarahkan untuk giat mempelajari ilmu-ilmu agama yang berasal dari al
-Qur'an dan sunnah. Dengan mengenal agama dengan baik maka keinginan untuk melak
ukan perbuatan yang dilarang oleh agama dapat diredam.
Manusia adalah makhluk yang lemah terhadap syahwatnya, sebagaimana dalam firman
Allah Ta'ala (yang artinya) :
Allah hendak memberikan keringanan bagi kalian dan manusia itu diciptakan dal
am kondisi lemah. (QS. An-Nisa: 28).
Ayat ini merupakan pesan pungkasan setelah Allah menjelaskan tentang beberapa at
uran nikah dari ayat 19- 28 di surat An-Nisa. Oleh karena itu, para ahli tafsir
menegaskan, yang dimaksud lemah dalam ayat tersebut adalah lemah dalam urusan sy
ahwat, lemah dalam urusan wanita. Laki-laki begitu mudah hilang akal dan sangat
mudah tergoda dengan wanita. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 2:267)
Hanya dengan keimanan yang kuat syahwat yang menggoda itu bisa dikalahkan. Keima
nan hanya dapat disuburkan dengan ilmu agama dari al-Qur'an dan as-Sunnah yang s
hahih. Maka sudah sepatutnya kegiatan-kegiatan menuntut ilmu agama yang dilakuka
n oleh remaja muslim didukung dengan baik.
Kedua: Pendampingan Orang Tua
Orang tua memegang peranan penting dalam mendidik anaknya. Meski anaknya telah d
imasukkan dalam sekolah namun pengawasan terhadap anak tetap menjadi kewajiban o
rang tua, bukan pihak sekolah. Bagaimana pun sibuknya dalam mencari nafkah, oran
g tua yang baik akan tetap meluangkan waktu untuk memberikan perhatian kepada an
aknya. Membantu mereka dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang mereka
hadapi. Mengarahkan mereka dalam pergaulan yang baik dan kegiatan-kegiatan yang
positif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang kurang mendapat perhatian dari kedu
a orang tuanya cenderung mencari perhatian yang lebih di luar rumah. Mereka lebi
h percaya kepada temannya daripada kedua orang tuanya. Anak dalam kondisi sepert
i ini rentan untuk salah pergaulan, apalagi jika mereka mendapatkan teman yang b
uruk.
Anak adalah amanah dari Allah bagi orang tua, tidak sepatutnya ia disia-siakan d
engan bermasa bodoh terhadap pendidikan dan masa depan anak. Selama ini kita ser
ing mendengar tentang anak yang durhaka kepada orang tuanya. Namun para orang tu
a seharusnya berhati-hati, jangan sampai mereka juga termasuk orang tua durhaka
kepada anaknya, karena lalai dari amanah yang telah diberikan kepadanya.
Ketiga: Menutup tempat-tempat Maksiat
Tempat-tempat maksiat seperti lokalisasi pelacuran atau rumah bordil sudah sehar
usnya ditutup oleh pemerintah. Pembiaran tempat tersebut sangat paradoks (berten
tangan) dengan program pemerintah untuk mengurangi jumlah penderita HIV/Aids dan
penyakit lain yang diakibatkan oleh seks bebas. Ibarat ingin membasmi hama namu
n sumber hama malah dilokalisir, dipelihara, dijaga bahkan mengambil keuntungan
dari situ.
Kita berharap ada suara dari Menteri Kesehatan jika memang peduli dengan penyeba
ran HIV/Aids untuk kampanye penutupan tempat-tempat pelacuran di seluruh Indones
ia.
Keempat: Memudahkan pernikahan
Menikah adalah salah satu cara yang efektif dalam menutup pintu zina. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang sudah mampu untuk me
nikah, maka segeralah menikah, karena nikah akan lebih menundukkan pandangan dan
lebih menjaga kehormatan. (Muttafaqun alaihi)
Menikah dapat menundukkan pandangan pemuda dan mengurangi gejolak hasratnya sert
a memelihara kesuciannya. Menikah juga melapangkan rezeki, Allah Ta'ala berfirma
n (yang artinya):
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yan
g layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayam
u yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurniaNya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. An-Nur: 32)
Demikian juga sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
Ada tiga golongan yang berhak mendapat pertolongan Allah. Yaitu seorang mujah
id fi sabilillah, seorang budak yang hendak menebus dirinya supaya merdeka dan s
eorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya. (HR. Ahmad)
Sayangnya, sekarang ini kebanyakan orang terdoktrin dengan pikiran bahwa menikah
akan menghambat karir, menikah baru bisa ketika kehidupan sudah mapan, membuat
langkah mereka surut dan takut untuk menikah. Keyakinan mereka terhadap janji ya
ng telah Allah Ta'ala Firmankan dan Rasulullah janjikan pun memudar. Belum lagi
kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi ledakan penduduk sedikit banyak mempen
garuhi pemuda agar tidak menikah di usia muda.
Selain itu menikah pun dipersulit dengan mahalnya biaya pernikahan sebagaimana a
dat di beberapa daerah. Padahal dalam Islam, menikah hendaknya dipermudah.
Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu
melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan
dan kerusakan besar di muka bumi. (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Jadi yang menjadi tolok ukur adalah agama dan akhlaknya, bukan berapa besar uang
pana'i-nya (uang belanja) untuk resepsi pernikahan.
Penutup
Kampanye pemakaian kondom sejatinya bukanlah solusi yang tepat untuk menghindari
dampak buruk seks bebas. Bahkan justru sebaliknya, kampanye ini akan menjadi pe
luang besar bagi pecandu syahwat untuk semakin bebas dalam menyalurkan syahwatny
a. Dalam semua permasalahan, Islam telah memberikan solusi total dan menyeluruh.
Kitapun harus mengakui bahwa betapa sempurnanya aturan Allah Ta'ala dan betapa
lemahnya aturan manusia yang terbatas akal pikirannya. Wallahu Musta'an.[]