1.
2.
3.
4.
5.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DASAR TEORI
2.1.1 Definis
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal
(filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter
yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal. Kanker dapat terjadi pada
sel-sel yang melapisi pelvis renalis dan ureter.
Kanker pada sel-sel yang melapisi pelvis renalisdisebut karsinoma sel transisional. Pelvis
renalis adalah bagian ginjal yang berfungsi sebagai corong yang mengalirkan air kemih ke ureter.
Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu
menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior
di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria.
Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih.
Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalisureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini
sering terbentuk batu/kalkulus.
2.1.2 Etiologi
Kemungkinan besar perkembangan kanker adalah terkait dengan masalah kromosom
yang menyebabkan penampilan dan pertumbuhan sel-sel ganas. Hal ini bisa disebabkan sebagai
akibat dari paparan karsinogenik tertentu, rangsangan agen atau zat yang dapat menyebabkan
kanker.
2.1.3 Manifestasi Klinis
1. Hematuria
Hematuria dapat dibagi menjadi hematuria intermiten atau penuh, dan dapat dinyatakan
sebagai hematuria awal atau terminal hematuria, sebagian dari pasien kanker kandung kemih
akan ada pembuangan gumpalan gumpalan darah dan bangkai bangkai busuk.
2. Iritasi kandung kemih
Tumor terbentuk di trigonum kandung kemih, lingkup patologi meluas atau saat terjadi infeksi
dapat menstimulasi sampai ke kandung kemih sehingga menyebabkan fenomena sering buang
air kecil dan urgen.
3. Gejala obstruktif saluran kemih
Adanya tumor yang lebih besar, tumor pada ureter dan penyumbatan gumpalan darah akan
menyebabkan buang air bahkan sampai retensi urin. Infiltrasi tumor ke dalam lubang saluran
kemih dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih, sehingga menimbulkan nyeri pinggang,
hidronefrosis dan fungsi ginjal terganggu.
4. Gejala metastase
Invasi tumor stadium lanjut sampai ke jaringan kandung kemih sekitarnya, organ lain atau
metastasis kelenjar getah panggul simpul, akan menyebabkan nyeri di daerah kandung kemih,
uretra fistula vagina, dan edema ekstremitas bawah, metastasis sampai organ yang lebih jauh,
nyeri tulang dan cachexia.
2.1.4 Patofisiologi
Kenaikan tekanan ureter menyebabkan perubahan yang ditandai difirasi glomelurus, fungsi
tubular, dan aliran darah ginjal, tingkat perubahan secara fungsional secara langsung berkaitan
dengan durasi dalam sistem pengumpulan intrarenal, derajat diladasi oleh parenkem ginjal.
2.1.5 Klasifikasi
1. Stadium (0)
Dikenal sebagai karsinoma in situ, di dalam ureter organisme bagian tepi timbul tumor.
2. Stadium (I)
Sel kanker telah menyebar ke lapisan dalam dan luar ureter.
3. Stadium (II)
Sel kanker telah menyebar ke lapisanan otot dinding ureter.
4. Stadium (III)
Sel kanker telah menyebar sampai jaringan adipose pada sekitar ureter , kemungkinan menyebar
sampai ke alat kelamin.
5. Stadium (IV)
Sel kanker telah menyebar dari ureter sampai ke peritoneum atau ke panggul. Sel kanker
mungkin telah mempengaruhi sampai ke kelanjar getah bening atau sampai ke organ lain dalam
tubuh.
6. Kekambuhan
Setelah dilakukan pengobatan kanker ureter, ureter atau bagian lain dalam tubuh bisa mengalami
kekambuhan.
2.1.6 Pathway
Ca Ureter
Respon Obstruksi
Respon edema
Iritasi kanker
Ketidakseimbangan
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
a.
b.
2.1.7 Komplikasi
1. Pembentukan Abses ginjal atau perirenal.
2. Gagal ginjal.
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostic
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan urografi intravena atau urografi retrograd.
CT scan dapat membantu membedakan tumor dengan batu ginjal atau bekuan darah dan
menunjukkan pertumbuhan kanker.
Pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh air kemih bisa menunjukkan adanya sel-sel kanker.
Ureteroskopi atau nefroskopi digunakan untuk mengamati atau kadang untuk mengobati tumor
yang kecil.
2.1.9 Penatalaksanaan
Jika kanker belum menyebar, maka dilakukan pengangkatan ginjal dan ureter
(nefroureterektomi). Tetapi jika ginjal tidak berfungsi dengan baik atau jika penderita hanya
memiliki 1 ginjal, maka tidak dilakukan pengangkatan ginjal, karena penderita akan tergantung
kepada dialisa. Jika kanker telah menyebar, dilakukan kemoterapi. Pengobatan untuk kanker
uretra bisa dilakukan dengan cara:
Pembedahan
Terapi penyinaran, menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya untuk
membunuh sel-sel kanker.
Kemoterapi,
menggunakan
obat-obatan
untuk
membunuh
sel-sel
kanker.
Pembedahan untuk mengangkat kanker ureter terdiri dari:
Elektrofulgurasi, menggunakan arus listrik untuk mengangkat kanker. Tumor dan daerah di
sekitarnya dibakar lalu diangkat dengan pisau bedah.
Terapi laser.
yang sering menimbulkan nyeri pada ureter, dan tindakan apa yang telah di berikan dalam upaya
menurunkan keluhan nyeri tersebut.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian penyakit yang pernah di alami klien yang memungkinkan adanya hubungan
atau menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi pernah kah klien mengalami Ca ureter
sebelumnya.
d. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang di gunakan klien juga penting untuk menilai respon
emosi klien terhadap penyakit yang di deritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga dan
mesyarakat serrta respon atau pengaruh dalam kehidupan sehari hari baik dalam keluarga atau
masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada klien, yaitu timbul ketakutan akan kecacatan,
rasa cemas, rasa ketidak mampuan untuk melakukan aktifitas secara optimal, dan pandangan
terhadap dirinya yang salah (gangguan citra tubuh). Karena klien harus menjalani rawat inap
maka apakah keadaan ini memberi dampak pada ststus ekonomi klien, karena biaya perawatan
dan pengobatan memerlukan dana yang tidak sedikit.
1.
2.
3.
4.
5.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan status metabolik akibat
keganasan, efek radioterapi/kemoterapi dan distres emosional.
3. Ansietas b/d prognosis pembedahan, tindakan invasif diagnostik.
Rasional
dan
reaksi
nyeri
adalah
2. Dapat menurunkan
jaringan
ferifer
kebutuhan
oksigen
sehingga
akan
lingkungan
yang
nyaman dapatmenurunkan
danbatasi pengunjung.
nyaman
stimulasi
eksternal
nyeri
dan klien
memblok
imfuls
nyeri
dalam
korteks serebri.
5. Bantu
dalam
penggunaan
tehnik
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan status metabolik akibat
keganasan, efek radioterapi/kemoterapi dan distres emosional.
Tunjuan:
Nutrisi dapat tercukupi.
Kriteria hasil :
a. dapat mempertahankan BB
b. Bebas dari tanda mal nutrisi
c. Secara subjektif melaporkan kekurangan nutrisi tercukupi.
d. Eksfresi klien rileks
Intervensi dan Rasional
Intervensi
rasional
1. mengetahui penyebab dapat menentukan
1. kaji penyebab kurangnya nutrisi
tindakan selanjutnya
2. Berikan makanan sedikit tetapi sering 2. makan yang sedikit tapi sering dapat
meningkatkan nutrisi pada klien
3. Asupan nutrisi dan cairan yang adekuat
diperlukan untuk mengimbangi status
3. Dorong klien untuk meningkatkan
hipermetabolik pada klien dengan
asupan nutrisi (tinggi kalori tinggi
protein) dan asupan cairan yang adekuat. keganasan.
4. Kebutuhan nutrisi perlu diprogramkan
secara individual dengan melibatkan klien
dan tim gizi bila diperlukan.
5. Anti
emetik
diberikan
bila
klien
3. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d jaringan trauma, kulit rusak, prosedur invasif.
Tujuan :
Resiko tinggi infeksi dapat teratasi
Kriteria Hasil :
a.
pasien tidak demam atau menggigil suhu dalam batas normal 37o C
Intervensi dan Rasional :
Intervensi
1. Kaji tanda-tanda infeksi
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
Berikan
perawatan
aseptik
dan
antiseptik, lakukan cuci
tangan
yang
baik sebelum
melakukan
tindakan
3.
keperawatan.
Kaji daerah kulit yang mengalami
kerusakan, daerah yang terpasang alat
invasi, catat karakteristik dari drainase dan
4.
adanya inflamasi.
Pantau suhu tubuh secara teratur, catat
adanya demam, menggigil, diaforesis dan
perubahan fungsi mental (penurunan
5.
kesadaran).
Anjurkan untuk melakukan napas dalam,
latihan pengeluaran sekret paru secara
terus menerus. Observasi karakteristik
6.
sputum.
Kolaborasi dengan ahli medis dalam
pemberian antibiotik
Rasional
Mengetahui tanda-tanda infeksi dapat
menentukan tindakan selanjutnya
Agar tidak terjadi penyebaran infeksi atau
dapat menghindari terjadinya
infeksi
nosokomial.
Deteksi dini perkembangan infeksi
memungkinkan untuk melakukan tindakan
dengan segera dan pencegahan terhadap
komplikasi selanjutnya.
Dapat mengindikasikan perkembangan
sepsis yang selanjutnya memerlukan
evaluasi atau tindakan dengan segera.
Peningkatan mobilisasi dan pembersihan
sekresi paru untuk menurunkan resiko
terjadinya pneumonia, atelektasis.
analgentik dapat mengurangi rasa
nyeripada klien.
sesuaidengan indikasi.
2.2.4 Implementasi
Pada tahap implementasi atau pelaksanaan dari asuhan keperawatan meninjau kembali dari apa
yang telah direncanakana atau intervensi sebelumnya, dengan tujuan utama pada pasien dapat
mencakup peredaan nyeri, kebutuhan nutrisi tercukupi pengurangan kecemasan.
2.2.5 Evaluasi
Hasil yang di harapkan setelah mendapatkan intervensi adalah sebagai berikut:
1. Gangguan nyaman nyeri b/d aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises, pergangan dari
terminal syaraf sekunder dari adanya batu pada ginjal, nyeri pasca bedah.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan status metabolik akibat
keganasan, efek radioterapi/kemoterapi dan distres emosional.
3. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d jaringan trauma, kulit rusak, prosedur invasif.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kanker istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan malignan dalam setiap bagian
tubuh. Pertumbuhan inJi tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan mengorbankan
manusia yang menjadi hospesnya.
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal
(filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter
yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
3.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mengetahui penyebab dan pencegahannya agar dapat terhindar dari Ca
ureter baik untuk dirinya sendiri maupun keluarga .
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat agar mampu menjaga kesehatannya terutama jika ada kelainan
pada uterus maupun tubuh lainnya, segera konsultasikan ke dokter.
3. Bagi Institusi
Diharapkan agar makalah ini menjadi refrensi untuk mendapat pengetahuan tentang
bahayanyapenyakit Ca ureter yang dapat menyebabkan kematian.