BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cefalhematum biasanya disebabkan oleh cedera pada periosteum tengkorak selama persalianan
dan kelahiran, meskipun dapat juga timbul tanpa trauma lahir. Sefalhematoma terjadi sangat
lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Insidennya adalah
2,5 %. Perdarahan dapat terjadi di satu atau kedua tulang parietal. Tepi periosteum membedakan
cefalhematum dari caput sucsedeneum. Caput terdiri atas pembengkaakan local kulit kepala
akibat edema yang terletak di atas periosteum. Selain itu, sefalhematum mungkin timbul
beberapa jam setelah lahir, sering tumbuh semakin besar dan lenyap hanya setelah beberapa
minggu atau beberapa bulan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah pada kasus ini adalah
bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Cephalhematoma.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
Cephalhematoma.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian cephalhematoma
b. Mengetahui faktor predisposisi cephalhematoma
c. Mengetahui tanda dan gejala cephalhematoma
d. Mengetahui pengkajian cephalhematoma
e. Mengetahui komplikasi cephalhematoma
f. Mengetahui Penatalaksanaan cephalhematoma
1.4. MANFAAT
1.4.1. Bagi Mahasiswa
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa,
sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
1.4.2. Bagi Petugas Kesehatan
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi serta memberikan
manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam penanganan kepada bayi baru lahir
dengan Cephalhematoma.
1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan Akademi Kebidanan Sari Mulia
Penulisan laporan ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu, wawasan dan menambah
pembelajaran pendidikan terutama akademi kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
Cephalhematoma adalah perdarahan sub periosteal akibat ruptur pembuluh darah antara
tengkorak dan periosteum.
Cephalhematoma adalah perdarahan superfisial akibat kerusakan jaringan periosteum karena
tekanan
jalan
lahir
dan
tidak
melampaui
batas
garis
tengah.
Cephalhematoma adalah pembengkakan pada kepala karena adanya penumpukan darah yang
disebabkan perdarahan sub periosteum.
2.2. Faktor Predisposisi
1. Tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala saat persalinan
2. Moulage terlalu keras
3. Partus dengan tindakan seperti forcep, vacum ekstraksi
2.3. Gejala Tanda Dan Gejala
1. Baru tampak 6-8 jam setelah lahir, besar, hilang 16-22 jam atau beberapa minggu kemudian.
2. Lunak, tetapi tidak leyok pada tekanan dan berfluktuasi.
3. Pembengkakan terbatas.
4. Tidak melewati sutura.
5. Tempatnya tetap.
6. Karena perdaraahan subperiosteum
2.4. Pengkajian
2.4.1. Subyektif
a. Identitas :
Terjadi pada BBL terutama nampak jelas pada beberapa hari setelah lahir (6-8 jam)
b. Keluhan
Benjolan di kepala bayi beberapa jam setelah lahir
2.4.2. Obyektif
a. Benjolan di kepala bayi, biasanya pada daerah tulang parietal, oksipital
b. Berkembang secara bertahap dalam waktu 12-72 jam
c. Pembengkakan kepala berbentuk benjolan difus
d. Berbatas tegas, tidak melampaui batas sutura
e. Perabaan, mula-mula keras lama kelamaan lunak
f. Pada daerah pembengkakan terdapat pitting odema
g. Sifat timbulnya perlahan, benjolan tampak jelas setelah 6-8 jam setelah lahir
h. Bersifat soliter / multiple
i. Anemi, hiperbilirubin bila gangguan meluas
j. Jarang menimbulkan perdarahan yang memerlukan transfusi, kecuali bayi yang mempunyai
gangguan pembekuan
k. Pemeriksaan radiologi : bila ada indikasi gangguan nafas, benjolan terlalu besar
3. Assesment
a. Diagnosa : Cephalhematoma
b. Masalah : Kecemasan orang tua
4. Planning
a. Prinsip intervensi sama dengan caput succedaneum
b. Riwayat bayi seperti bayi normal, bila tidak ada komplikasi lanjut (fraktur tengkorak)
c. Observasi ketat untuk mendeteksi perkembangan
d. Pantau hematokrit, pantau adanya hiperbilirubin
e. Berikan ASI secara adekuat
f. Cegah infeksi: bila ada permukaan yang mengalami luka maka jaga agar tetap kering dan
bersih
g. Rujuk : bila ada fraktur tulang tengkorak, cefalhematoma yang terlalu besar
h. Bila tidak ada komplikasi : tanpa pengobatan khusus akan sembuh / mengalami resolusi dalam
2 - 8 minggu
2.5. Komplikasi
1. Ikterus
2. Anemia
3. Infeksi
4. Kalasifikasi mungkin bertahan selama > 1 tahun
2.6. Penatalaksanaan
Pada neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan
fototerapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia.
1. Tidak perlu tindakan khusus.
2. Benjolan akan hilang sendiri dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.
3. Observasi terhadap bilirubinemia dan trombositopenia.
4. Dapat diberi vitamin K untuk mengurangi perdarahan.
5. Pemeriksaan x-ray tengkorak, bila dicurigai adanya fraktur (mendekati hampir 5% dari seluruh
cephalhematoma)
6. Pemantauan bilirubinia, hematokrit, dan hemoglobin
7. Aspirasi darah dengan jarum suntik tidak diperlukan
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN CEPHALHEMATOMA
DI KLINIK AKBID SARI MULIA
Tanggal Pengkajian : 20 April 2010
Jam Pengkajian : 15.30 WIB
Tempat Pengkajian : Klinik Akbid Sari Mulia
A. SUBJECTIVE DATA
1. Identitas
Bayi
Nama : Bayi Ny. Ani
Tanggal/ jam lahir : 10 april 2010 / 13.30 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
Orang tua Ayah Ibu
Nama Tn. Ahmad Ny. Ani
Umur 22 Tahun 20 Tahun
Agama Islam Islam
Suku/bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Pendidikan SMU SMU
Pekerjaan Swata IRT
alamat Jl. Pramuka Gg. Melati RT. 14 Jl. Pramuka Gg. Melati RT. 14
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan 6 jam yang lalu dan khawatir dengan keadaan bayinya karena
terdapat benjolan di kepala bayinya.
3. Riwayat perinatal
a. Kehamilan : 1
b. Tempat ANC : BPS dan PKM
c. Imunisasi TT : Lengkap
d. Obat yang pernah diminum saat hamil : B6, kalk, antasid, dan FE
e. Penerimaan ibu/keluarga terhadap kehamilan : Baik
f. Masalah yang dialami saat hamil :
No. Keluhan UK Oleh Terapi
1 pusing 30 minggu Bidan FE
4. Riwayat Intranatal
a. Persalinan ke : 1
b. Tempat dan penolong persalinan : Klinik dan Bidan
c. Masalah saat persalinan : Tidak ada
d. Cara persalinan : Spontan belakang kepala
e. Lama persalinan
Kala I : sekitar 8 jam
Klaa II : sekitar 1 jam
f. Keadaan bayi saat lahir : Hidup, segera menangis, BB 2700 gr, PB 49 cm.
5. Riwayat Kesehatan
a. bayi : Bayi segera menangis,
b. keluarga : Keluarga tidak pernah mendertia penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan
AIDS. Serta tidak pernah menderita penyakit menurun seperti penyakit jantung, asma, dan DM.
6. Status Imunisasi
Hepatitis B : 2 jam setelah bayi dilahirkan
Vitamin K : 1 jam setelah bayi dilahirkan
7. Pola Kebutuhan Biologis
a. Nutrisi
Jenis yang dikonsumsi : ASI
Frekuensi : Sesering mungkin
Banyaknya : Sampai kenyang
b. Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : Belum Frekuensi : 1 x
Warna : - warna : Kuning jernih
Konsistensi : - Bau : Khas
Masalah : Tidak ada
c. Personal hygine
Frekuensi mandi : Belum
Frekuensi ganti pakaian : Sesuai dengan kebutuhan
Penggunaan popok anti tembus : 8. Data Psikososial dan Spiritual
a. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kelahiran bayi : Senang
b. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap keadaan bayi : Khawatir
c. Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
d. Pengetahuan keluarga tentang perawatan bayi : Bidan
e. Kegiatan ritual dalm keluarga terkait dengan kelahiran :Tasmiyah dan aqiqah
B. OBJECTIVE DATA
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda vital : Jantung 128 x/menit, Respirasi 45x/menit, suhu 37 C
d. Apgar skor : 8
2. Pemeriksaan antropometri
a. BB : 2700 gr
b. PB : 49 cm
c. Lingkar kepala
Circum ferentia suboccipito bregmatika : 33 cm
Circum ferentia fronto occipitalis : 34 cm
Circum ferentia mento occipitalis : 35 cm
d. Lingkar dada : 34 cm
e. LILA : 11 cm
3. Pemeriksaan khusus
Kepala : Ubun-ubun datar, sutura terpisah, ada benjolan lunak
Mata : Tidak tampak pembengkakan kelopak mata, tidak ada pengeluaran cairan, sklera tidak
ikterik.
Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran cairan.
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pergerakan cuping hidung.
Mulut : Terdapat celah di bibir atas sebelah kiri dan bibir berwarna merah.
Dada/mamae : Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, tidak ada retraksi dada dan terdapat areola
pada mammae.
Perut : Tidak ada benjolan, tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
Tungkai : Simetris, lengkap, gerakan aktif, warna kulit kemerahan, tidak ada fraktur.
Genetalia : Testis sudah turun ke skrotum.
Anus : Berlubang.
4. Pemeriksaan refleks primitif
a. Reflek moro : +
b. Reflek rooting : +
c. Reflek grasphink : +
d. Reflek sucking : +
e. Reflek tavick neck : f. Reflek baby sky : 5. Pemeriksaan perkembangan bayi
a. Kemampuan bahasa bayi : Menangis
b. Kemampuan motarik halus : c. Kemampuan motarik kasar : d. Adaptasi sosial : 6. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan
C. ASSESMENT
a. Diagnasa kebidanan : Bayi lahir normal, spontan belakang kepala dengan Cephalhematoma
9. Menjelaskan tanda bahaya yang mungkin terjadi pada bayi seperti bayi malas menyusui,
demam, kejang, perdarahan tali pusat, kulit kebiruan, nanah yang berbau pada tali pusat, megapmegap, dan menganjurkan ibu untuk segera datang ke tenaga kesehatan terdekat jika hal tersebut
terjadi.
Ibu mengetahui tanda bahaya pada bayi baru lahir dan bersedia segera datang ke tenaga
kesehatan terdekat jika hal tersebut terjadi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cephalhematoma merupakan perdarahan subperiosteum. Sefalhematoma terjadi sangat lambat,
sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala.
Pada neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan karena benjolan akan hilang
dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan bila tidak ada komplikasi.
B. Saran
Pada cephalhematoma bidan bisa menjelaskan kepada ibu dan keluarga bayi bahwa tidak
diperlukan tindakan atau penanganan khusus bila tanpa komplikasi. Salah satu penyebab cephal
hematoma adalah trauma lahir, karena itu untuk mencegah terjadinya cephalhematoma bisa
dilakukan dengan memimpin persalinan yang aman dan tepat.
Diposkan oleh Dwi Retnoningsih di 04.10
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cephal Hematoma adalah pendaftaran sub periosteal akibat kerusakan
jaringan poriestum Karena tarikan atau tekanan jalan lahir.
B. Rumusan Masalah
Hematoma dapat terjadi karena :
1.
Persalinan sama
3.
PATOFISIOLOGI
1.
2.
Adanya fluktuasi
2.
3.
PENATALAKSANAAN
Cephal hematoma umumnya tidak memerlukan perawatan khusus,
biasanya akan mengalami resolusi khusus sendiri dalam 2-8 minggu
tergantung di besar kecilnya benjolan, namun apabila di curigai
adanya faktur, kelainan ini akan agak lama menghilang (1-3 bulan )
dibutuhkan penatalaksanaan khusus antara lain :
1.
2.
3.
Pemberian vitamin K
4.
Pengkajian data
DS.
Nama bayi
: bayi w
Jenis kelamin
: laki-laki
Ibu
:
Nama
: Ny. M
Umur
: 23 tahun
Agama
: islam
2.
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Alamat
Ayah
Nama
: Tn. U
Umur
: 28 tahun
Agama
: islam
: SMA
Pekerjaan
: wiraswasta
Alamat
Temp
: 37C
Pols
: 60 x/m
RR
: 45 x/m
Lingkar kepala
: 37 cm
II.
Identifikasi diagnosa
Diagnosa
Bayi baru lahir usia 2 hari dengan cephal hematoma
Data dasar :
Temp
: 37C
Pols
: 60 x/m
RR
: 45 x/m
Lingkar kepala
: 37 cm
Masalah
:
Terdapat luka yang masih basah karena vakum
ekstrasi
Kebutuhan
IV.
-
V.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
VI.
Pelaksanaan asuhan
1.
2.
3.
: 60 x/m
RR
: 40 x/m
4.
Menjelaskan pada ibu / keluarga tentang kondisi bayi saat ini bahwa
keadaan pada benjolan dikepalanya akan menghilang 2-8 minggu,
agar keluarga tidak terlalu cemas.
5.
: 37 atau 35 C
Pols
RR
6.
7.
VII. Evaluasi
Tanggal 16 agustus 2007 , pukul 16.00 wib
Ibu mengerti tentang penjelasan bidan
Asuhan yang diberikan pada bayi dengan cephal hematoma sudah
dilakukan sesuai prosedur.
Nama bayi
Jenis kelamin
Tanggal lahir
: bayi w
: laki-laki
: 13 agustus 2007
Ibu
:
Nama
: Ny. M
Umur
: 23 tahun
Agama
: islam
2.
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Alamat
Ayah
Nama
: Tn. U
Umur
: 28 tahun
Agama
: islam
: SMA
Pekerjaan
: wiraswasta
Alamat
Tanda vital
Temp
: 37C
Pols
: 60 x/m
RR
: 45 x/m
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
E. Penutup
1.
Kesimpulan
Cephal Hematoma adalah pendaftaran sub periosteal akibat kerusakan
jaringan poriestum Karena tarikan atau tekanan jalan lahir.
2.
3.
2.
SARAN
Terima kasih yang tak terhingga kepada ibu FITIRIANI, SSIT selaku
dosen pengasuh kami. Karena dengan beliau memberikan arahan dan
tugas kepada kita semua, kita dapat menambah sedikit wawasan dan
ilmu pengetahuan tentang masalah Asuhan Pada Bayi Baru Lahir
Dengan Cephal Hematoma.
Oleh Karena itu, kami mengharapkan kepada rekan-rekan semua
untuk menyadari akan pentingnya kita memahami masalah ini.
AYAH
Tn. A
27 Tahun
Islam
Jawa/Indonesia
SMA
Pekerjaan
Alamat
No Telepon
2. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan 2 jam yang lalu melahirkan bayi perempuan
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan bayi baru lahir 2 jam yang lalu dengan keluhan terdapat pembengkakan dan luka
pada kepala yang disebabkan karena persalinan dengan vakum ekstraksi.
4. Riwayat Antenatal
a. Kehamilan ke
: I (pertama)
b. Tempat ANC
: RS KIA oleh Bidan
c. Frekuensi ANC
:
TM I : ibu mengatakan periksa di bidan 2 kali / bulan dengan keluhan mual muntah. Ibu mendapatkan
Vitamin B6 dan Tablet besi serta imunisasi TT1 dan mendapatkan penyuluhan tentang nutrisi
masa hamil dan istirahat selama hamil.
TM II : ibu mengatakan periksa di bidan 2 kali / bulan tanpa keluhan, ibu mengatakan merasakan gerakan
janin pertama kali pada umur kehamilan 5 bulan, ibu mengatakan mendapatkan tablet tambah
darah, vitamin serta suntik TT2.
TM III : ibu mengatakan periksa di bidan 3 kali / bulan tanpa keluhan, tanpa keluhan dan mendapatkan
tablet tambah darah serta vitamin. Ibu mengatakan mendapatkan penyuluhan tentang tanda-tanda
persalinan.
d. Imunisasi TT
:
TT1
: 26-2-2012
TT2
: 24-3-2012
e. Kenaikan Berat Badan : 10 kg
f. Riwayat Penyakit Kehamilan :
1) Perdarahan
: Tidak ada
2) Pre Eklampsia/Eklampsia : Tidak ada
3) Lain-lain
: Tidak ada
g. Kebiasaan Waktu Hamil :
1) Nutrisi
:
Selama hamil ibu makan 3x/hari dengan porsi sedang dan menu bervariasi seperti nasi, sayur,
lauk, buah dan lain-lain. Ibu minum + 9 gelas/hari.
2) Obat-obatan/jamu :
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah minum jamu tradisional, ibu juga mengkonsumsi
obat-obat yang diberikan bidan setelah periksa.
3) Merokok
:
Ibu mengatakan tidak pernah merokok
4) Lain-lain
: Tidak ada
Kala I
Kala II
Kala III
5. Riwayat Persalinan
Lahir tanggal
: 2 Desember 2012
Jam : 06.00 WIB
Tempat Persalinan
: RS KIA Ayunda
Penolong
: Dokter Sp.OG
Jenis Persalinan
: Buatan (Vakum ekstraksi)
Lama persalinan
: berlangsung 16 jam, kemajuan persalinan lama, ibu tampak lemah, ketuban pecah saat
pembukaan servik 10 cm disertai perdarahan 50 cc
: berlangsung 65 menit, ibu mengejan lemah, bayi lahir dengan persalinan buatan yaitu ekstraksi
vakum, bayi lahir pukul 06.00 WIB tidak ada lilitan tali pusat dan terdapat cephal hematoma dan
luka akibat vakum.
: Berlangsung 10 menit, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di bawah pusat, perdarahan 100 cc
Kala IV
: Berlangsung 2 jam, perdarahan 60 cc
Total
: 19 jam 15 menit, perdarahan 210 cc
Keadaan air ketuban : jernih
Komplikasi
: tidak ada
Nilai APGAR
: 1 : 8
5 : 8
10 : 9
7. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga (menahun, menurun, menahun)
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak sedang menderita
penyakit menular seperti (PMS, TBC, HIV/AIDS, Hepatitis), Penyakit menurun (DM, ASMA,
Hipertensi), penyakit menahun seperti (Jantung).
8. Pola Kebutuhan Dasar Bayi
a. Nutrisi
: Bayi diberikan ASI saja
b. Eliminasi
: BAB / mekonium belum keluar
BAK + 3 kali
c. Istirahat
: Bayi tidur + 1 jam
d. Kebersihan Diri : Bayi belum dimandikan sebelum 6 jam.
la
ga
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
Tanda vital sign
Nadi
: 120x/menit
Pernafasan
: 50x/menit
Suhu
: 36,8oC
Pengukuran Antopometri
Berat badan
: 3200 gram
Panjang badan : 50 cm
Lila
: 11 cm
Lingkar dada : 34 cm
Lingkar kepala
CFO
: 33 cm
CSOB
: 34 cm
CMO : 35 cm
CSMB
: 34 cm
Pemeriksaan Reflek
Reflek morrow
: Bayi langsung kaget saat ada rangsangan
Reflek rotting
: Bayi langsung dapat mencari puting susu
Reflek sucking
: Bayi dapat menghisap lemah
Reflek swallowing
: Bayi dapat menelan dengan baik
Reflek tonick neck
: Bayi dapat menoleh ke kanan dan kiri
2. Pemeriksaan Fisik
: Mesocepal, UUB Cembung, UUK datar, ada benjolan, ada chepal hematoma, ada odema
berwarna kebiruan, ada luka pada kepala (P : 2cm L : 1 cm, diameter : 3 cm), tidak ada moulage
/ penyusupan, kulit kepala bersih, rambut hitam.
: simetris, bentuk oval, berwarna kemerahan, tidak terdapat benjolan abnormal
: simetris, tidak ada strabismus / juling, tidak ada tanda-tanda infeksi, konjungtiva
merah muda,sklera tidak ikterik, dan penglihatan baik.
: simetris, bersih, tidak ada sekret, telinga berlubang
Hidung
: lubang hidung simetris, tidak ada polip, tidak ada
secret, tidak ada cuping hidung.
: simetris, bibir lembab, tidak ada labioskisis, tidak ada palatoskisis, tidak ada labiopalatoskisis,
lidah bersih, tidak ada kelainan pallatum, reflek hisap lemah.
r
: tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe dan tidak adapembesaran kelenjar vena jugularis.
: simetris, tidak ada bunyi wezzing, tidak ada retraksi dinding dada, denyut jantung teratur, puting
susu menonjol.
Abdomen
: simetris, tidak kembung, bising usus normal, tidak
ada massa/benjolan.
mitas Atas
: simetris, jumlah jari tangan lengkap, tidak sianosis, gerakan aktif.
itas Bawah : simetris, jumlah jari kaki lengkap, tidak sianosis, gerakan aktif.
lia
: jenis kelamin perempuan, vagina berlubang, uretra berlubang, labia mayora menutupi labia
minora.
ng
: tidak lordosis, kifosis, skoliosis
: anus berlubang, dan tidak ada tanda-tanda infeksi
: warna kulit merah muda, ada verniks caseosa, tidak ada pembengkakan.
Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Hb
3.
4. Data Penunjang
Tidak ada
la
Suhu
: 36,8oC
Lingkar kepala
CFO
: 33 cm
CSOB
: 34 cm
CMO : 35 cm
CSMB
: 34 cm
Pemeriksaan Reflek
Reflek morrow
: Bayi langsung kaget saat ada rangsangan
Reflek rotting
: Bayi langsung dapat mencari puting susu
Reflek sucking
: Bayi dapat menghisap lemah
Reflek swallowing
: Bayi dapat menelan dengan baik
Reflek tonick neck
: Bayi dapat menoleh ke kanan dan kiri
: Mesocepal, UUB Cembung, UUK datar, ada benjolan, ada chepal hematoma, ada odema
berwarna kebiruan, ada luka pada kepala (P : 2cm, L : 1 cm, diameter : 3 cm ), tidak ada
moulage / penyusupan, kulit kepala bersih, rambut hitam.
B. Masalah
a. Gangguan integritas pada kulit kepala karena luka bekas vakum ektraksi
DS : Keluarga mnegatakan banyinya terdapat pembengkakan pada kepala dan luka dalam keadaan
basah.
DO : - Terdapat pembangkakan berwarna kebiruan
- Terdapat luka yang masih basah karena vakum ekstraksi
- Keadaan luka bersih
b. Gangguan tekanan intracranial
DS : Keluarga mengatakan lahir dengan vakum dan terdapat pembengkakan pada kepala.
DO : Terdapat pembengkakan pada kepala bayi, dengan diameter 3 cm dan berwarna biru
c. Gangguan tingkat kecemasan orang tua
DS : Orang tua selalu cemas dan selalu menanyakan kondisi bayinya
DO : Keluarga tampak resah dan sedih, raut wajah orang tua tampak cemas.
: Tidak ada
Rujukan
: Tidak ada
V. PERENCANAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
VI. PELAKSANAAN
Tanggal :2-12-2012, Jam : 09.20 WIB, Oleh: Bidan Rini
1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (S=36,80C, R= 50x/menit, Nadi=120x/menit),
pemeriksaan fisik (BB=3200 gram, TB=50 cm, kepala = ada cephal hematoma).
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi bayi saat ini. Bahwa keadaan pada benjolan
pada kepala merupakan hal yang fisiologis dan akan menghilang 2-8 minggu sehingga keluarga
tidak perlu cemas.
3. Menganjurkan ibu untuk tetep menyusui bayinya yaitu minimal setiap 2 jam atau bayi
menangis. Cara menyusui yang benar yaitusangga dan posisikan kepala dan tubuh bayi lurus,
tubuh bayi menempel pada perut ibu, sebagian besar areola mammae bagian bawah masuk
kedalam mulut bayi saat menyusui.
4. Memberitahu ibu cara pencegahan infeksi
a. Perawatan luka dan benjolan pada kepala
Melakukan perawatan luka dan pembengkakan pada kepala. Perawatan ini dilakukan setiap hari
oleh perawat/bidan yang bertugas, atau oleh keluarga dengan memperhatikan kebersihan luka
b. Perawatan tali pusat dengan teknik steril
Melakukan perawatan tali pusat secara steril dan mengajarkan pada keluarga mengenai cara
perawatan tali pusat secara steril.Biarkan tali pusat terbuka, jangan menambahkan apapun pada
tali pusat, jika tali pusat terkena air kencing, keringkan dengan kassa kering steril.
5. Memberitahu ibu dan keluarga bila terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi dan laporkan segera
pada petugas. Dengan tanda-tanda sebagai berikut :
a. Suhu tubuh diatas 37,50C atau dibawah 350C
b.
c.
d.
6.
7.
a.
b.
c.
d.
8.
VII.EVALUASI
Tanggal :2-12-2012, Jam: 10.00 WIB, Oleh : Bidan Rini
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya
2. Ibu sudah mengetahui kondisi bayinya saat ini dan ibu senang bahwa keadaan bayinya dalam
keadaan normal
3. Ibu bersedia untuk tetap memberikan ASI pada bayinya, dan ibu bersedia mengikuti anjuran
bidan cara menyusui yang benar
4. Ibu mengerti cara pencegahan infeksi, ditandai dengan ibu dapat membersihkan benjolan pada
kepala bayi
5. Ibu mengerti tentang tanda bahaya bayi baru lahir dan ibu bersedia melaporkan ke petugas
kesehatan jika menemukan gejala tanda bahaya.
6. Bidan telah meberikan dukungan psikologis, ibu tampak lebih tenang.
7. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital dan palpasi kepala siap dilakukan
8. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian pada tanggal 16-12-2012, atau
jika ada keluhan.
Diposkan oleh Midwifery blog di 05.39
Disusun oleh
1.
Nur Latifah
II B / AKU.11.037
2.
II B / AKU.11.039
3.
Puji Ratnasari
II B / AKU.11.041
4.
Renita
II B / AKU.11.043
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ASUHAN NEONATUS BAYI dan BALITA.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu penyusunan tulisan ini. Semoga Allah SWT memberkati kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
ii
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
iii
A.
Latar Belakang..........................................................................
B.
Rumusan Masalah.....................................................................
C.
Tujuan.......................................................................................
D.
Manfaat.....................................................................................
BAB II
TINJAUAN TEORI........................................................................
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Penatalaksanaan..................................................................
BAB III
PENUTUP......................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
C.
Bagaimana memberikan
Cephalhematoma ?
asuhan
kebidanan
pada
2.
4.
baru lahir
dengan
TUJUAN
1.
3.
bayi
D. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
BAB II
TINJAUAN TEORI
C.
kepala
bayi.
a)
Adanya fluktuasi
b)
Adanya benjolan, biasanya baru tampak jelas setelah 2 jam setelah bayi lahir
c)
Adanya
chepal
hematoma
timbul
di
daerah
tulang
parietal
Berupa benjolan timbunan kalsium dan sisa jaringan fibrosa yang masih teraba.
Sebagian benjolan keras sampai umur 1-2 tahun. Tempatnya tetap.
d)
e)
Tampak benjolan dengan batas yang tegas dan tidak melampaui tulang tengkorak
( tidak melewati sutura).
f)
Pada perabaan terasa mula mula keras kemudian menjadi lunak, tetapi tidak
leyok pada tekanan dan berfluktuasi.
g)
h)
i)
D.
a) Cephal hematoma terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang
kepala ke jaringan poriosteum. Robeknya pembuluh darah ini dapat terjadi pada
persalinan lama. Akibat pembuluh darah ini timbul timbunan darah di daerah sub
periosteal yang dari luar terlihat benjolan.
b) Bagian kepala yang hematoma bisanya berwarna
penumpukan
daerah
yang
perdarahan
( Menurut : FK. UNPAD. 1985. Obstetri Fisiologi Bandung )
E.
merah
sub
akibat adanya
periosteum.
F.
PENATALAKSANAAN
Cephal hematoma umumnya tidak memerlukan perawatan khusus. Biasanya
akan mengalami resolusi khusus sendiri dalam 2-8 minggu tergantung dari besar
kecilnya benjolan. Namun apabila dicurigai adanya fraktur, kelainan ini akan agak
lama menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan penatalaksanaan khususantara lain :
a) Cegah infeksi bila ada permukan yang mengalami luka maka jaga agar tetap
kering dan bersih.
b) Tidak boleh melakukan massase luka/benjolan Cephal hematoma
c) Pemberian vitamin K
d) Pemeriksaan radiologi, bila ada indikasi gangguan nafas, benjolan terlalu besar
observasi ketat untuk mendeteksi perkembangan
e) Pantau hematokrit
f) Rujuk, bila ada fraktur tulang tengkorak, cephal hematoma yang terlalu besar
g) Bila tidak ada komplikasi, tanpa pengobatan khusus akan sembuh / mengalami
resolusi dalam 2 - 8 minggu
h) Bayi dengan Cephal hematoma tidak boleh langsung disusui oleh ibunya karena
pergerakan
dapat
mengganggu
pembuluh
darah
yang
mulai
pulih.
(Menurut : Manuaba. Ida Bagus Gede, 1998. Ilmu Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana
Untuk
Pendidikan
Bidan)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B.
SARAN
Pada pennderita cephal hematoma, bidan bisa menjelaskan kepada ibu dan keluarga
bayi bahwa tidak diperlukan tindakan atau penanganan khusus bila tanpa komplikasi. Salah
satu penyebab cephal hematom adalah trauma lahir, karena itu untuk mencegah terjadinya
cephal hematoma bisa dilakukan dengan memimpin persalinan yang aman dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Beranda > Keperawatan Anak > Caput Succedaneum dan Cephal Hematom
Pengertian
Caput succedaneum adalah edema kulit kepala anak yang terjadi karena tekanan dari jalan lahir
kepada kepala anak. Atau pembengkakan difus, kadang-kadang bersifat ekimotik atau
edematosa, pada jaringan lunak kulit kepala, yang mengenai bagian kepala terbawah, yang
terjadi pada kelahiran verteks. Karena tekanan ini vena tertutup, tekanan dalam vena kapiler
meninggi hingga cairan masuk ke dalam jaringan longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada
tempat yang terendah. Dan merupakan benjolan yang difus kepala, dan melampaui sutura garis
tengah. (Obstetri fisiologi, UNPAD.1985)
Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian
yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari
pembuluh darah. Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya
menghilang setelah 2-5 hari.(Sarwono Prawiroharjo.2002)
Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan
uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi.(Sarwono
Prawiroharjo.2002)
Caput succedaneum adalah edema di kulit kepala pada bagian presentasi kepala. Dapat mengenai
area kepala secara luas, atau hanya sebesar telur itik, pembengkakan dapat mencapai garis sutura
dan edema ini secara bertahap diabsorpsi dan menghilang dlam 3 hari.(Adele Pilliteri.2002)
2.1.2
Etiologi
Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput succedaneum pada bayi baru lahir(Obstetri
fisiologi,UNPAD, 1985, hal 254), yaitu :
1. Persalinan lama
Dapat menyebabkan caput succedaneum karena terjadi tekanan pada jalan lahir yang terlalu
lama, menyebabkan pembuluh darah vena tertutup, tekanan dalam vena kapiler meninggi hingga
cairan masuk kedalam cairan longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah.
1. Persalinan dengan ekstraksi vakum
Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering terlihat adanya caput vakum sebagai
edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedot vakum yang digunakan.
2.1.3
Patofisiologi
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir sehingga
terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstra
vaskuler. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah.
Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada
suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya
agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat
segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan
hilang sendiri dalam satu sampai dua hari.
Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, proses perjalanan penyakit caput
succedaneum adalah sebagi berikut :
1. Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan
pembengkakan difus jaringan otak, yang dapat melampaui sutura garis
tengah.
2. Adanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan
limfe disertai pengeluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya ditemukan
didaerah presentasi lahir dan terletak periosteum hingga dapat melampaui
sutura.
2.1.4
Manifestasi Klinis
Menurut Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak (Richard E, Behrman.dkk.2000), tanda dan gejala
yang dapat ditemui pada anak dengan caput succedaneum adalah sebagi berikut :
1. Adanya edema dikepala
2. Pada perabaan teraba lembut dan lunak
3. Edema melampaui sela-sela tengkorak
4. Batas yang tidak jelas
5. Biasanya menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan
2.1.5
Pemeriksaan Diagnostik
Penatalaksanaan
Pengertian
Cephal hematom adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan poriesteum karena
tarikan atau tekanan jalan lahir. Dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah. Tulang
tengkorak yang sering terkena adalah tulang temporal atau parietal ditemukan pada 0,5 2 %
dari kelahiran hidup. (Prawiraharjo,Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan)
Menurut Abdul Bari Saifudin, cephal hematoma adalah pendarahan sub periosteum akibat
keruasakan jaringan periosteum karena tarikan/tekanan jalan lahir dan tidak pernah melampaui
batas sutura garis tengah.(Ika Nugroho.2011)
Gambar 2. Cephal hematom
2.2.2
Klasifikasi
Galea merupakan lapiasan aponeurotik yang melekat secara longgar pada sisi sebelah dalan
periosteum. Pembuluh-pembuluh darah vena di daerah ini dapat tercabik sehingga
mengakibatkan hematoma yang berisi sampai sebanyak 250 ml darah. Terjadi anemia dan bisa
menjadi shock. Hematoma tidak terbatas pada suatu daerah tertentu (Oxorn, Harry, 1996).
Penyebabnya adalah perdarahan yang letaknya antara aponeurosis epikranial dan periosteum.
Dapat terjadi setelah tindakan ekstraksi vakum. Jarang terjadi karena komplikasi tindakan
mengambil darah janin untuk pemeriksaan selama persalinan, risiko terjadinya terutama pada
bayi dengan gangguan hemostasis darah.
Sedangkan untuk kadang-kadang sukar didiagnosis, karena terdapat edema menyeluruh pada
kulit kepala. Perdarahan biasanya lebih berat dibandingkan dengan perdarahan subperiosteal,
bahaya ikterus lebih besar.
1. Subperiosteal
Karena periosteum melekat pada tulang tengkorak di garis-garis sutura, maka hematoma terbatas
pada daerah yang dibatasi oleh sutura-sutura tersebut. Jumlah darah pada tipe subperiosteal ini
lebih sedikit dibandingkan pada tipe subgaleal, fraktur tengkorak bisa menyertai.
Gambaran Klinis : kulit kepala membengkak. Biasanya tidak terdeteksi samapai hari ke 2 atau
ke 3. Dapat lebih dari 1 tempat. Perdarahan dibatasi oleh garis sutura, biasanya di daerah
parietal.
Perjalanan Klinis dan Diagnosis : Pinggirnya biasanya mengalami klasifikasi. Bagian tengah
tetap lunak dan sedikit darah akan diserap oleh tubuh. Mirip fraktur depresi pada tengkorak.
Kadang-kadang menyebabkan ikterus neonatorum.
2.2.3
Etiologi
Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, cephal hematom dapat terjadi
karena :
1. Persalinan lama
Persalinan yang lama dan sukar, dapat menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis ibu terhadap
tulang kepala bayi, yang menyebabkan robeknya pembuluh darah.
1. Tarikan vakum atau cunam
Persalinan yang dibantu dengan vacum atau cunam yang kuat dapat menyebabakan penumpukan
darah akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang kepala ke jaringan periosteum.
1. Kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan kepala bayi.
2.2.4
Patofisiologi
Kadang-kadang, cephal hematom terjadi ketika pembuluh darah pecah selama persalinan atau
kelahiran yang menyebabkan perdarahan ke dalam daerah antara tulang dan periosteum. Cedera
ini terjadi paling sering pada wanita primipara dan sering berhubungan dengan persalinan dengan
forsep dan ekstraksi vacum. Tidak seperti kapu suksedaneum, cephal hematoma berbatas tegas
dan tidak melebar sampai batas tulang. Cephal hematom dapat melibatkan salah satu atau kedua
tulang parietal. Tulang oksipetal lebih jarang terlibat, dan tulang frontal sangat jarang terkena.
Pembengkakan biasanya minimal atau tidak ada saat kelahiran dan bertambah ukuranya pada
hari kedua atau ketiga. Kehilangan darah biasanya tidak bermakna.(Wong,2008)
Menurut FK. UNPAD. 1985 dalam Obstetri Fisiologi Bandung, peroses perjalanan penyakit
cephal hematom adalah :
1. Cephal hematom terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi
tulang kepala ke jaringan poriosteum. Robeknya pembuluh darah ini dapat
terjadi pada persalinan lama. Akibat pembuluh darah ini timbul timbunan
darah di daerah sub periosteal yang dari luar terlihat benjolan.
2. Bagian kepala yang hematoma bisanya berwarna merah akibat adanya
penumpukan daerah yang perdarahan subperiosteum.
2.2.5
Manifestasi Klinis
2.2.6
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan X-Ray tengkorak dilakukan bila dicurigai adanya fraktur (mendekati hampir 5%
dari seluruh cephal hematom). Dan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai kadar bilirubin,
hematokrit, dan hemoglobin.(Alpers, ann.2006)
2.2.7
Penatalaksanaan
Tidak diperlukan penanganan untuk cephal hematom tanpa komplikasi. kebanyakan lesi
diabsorbsi dalam 2 minggu sampai 3 bulan. Lesi yang menyebabkan kehilangan darah hebat ke
daerah tersebut atau yang melibatkan fraktur tulang di bawahnya perlu evaluasi lebih lanjut.
Hiperbilirubinemia dapat tejadi selama resolusi hematoma ini. Infeksi lokal dapat terjadi dan
harus dicurigai bila terjadi pembengkakan mendadak yang bertambah besar.(Wong.2008)
Menurut Ida Bagus Gde Manuaba 1998, cephal hematoma umumnya tidak memerlukan
perawatan khusus. Biasanya akan mengalami resolusi khusus sendiri dalam 2-8 minggu
tergantung dari besar kecilnya benjolan. Namun apabila dicurigai adanya fraktur, kelainan ini
akan agak lama menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan penatalaksanaan khusus antara lain :
1. Menjaga kebersihan luka.
2. Tidak boleh melakukan massase luka/benjolan cephal hematoma.
3. Pemberian vitamin K.
4. Bayi dengan cephal hematoma tidak boleh langsung disusui oleh ibunya
karena pergerakan dapat mengganggu pembuluh darah yang mulai pulih.
5. Pemantauan bilirubinia, hematokrit, dan hemoglobin.
6. Aspirasi darah dengan jarum suntik tidak diperlukan.
Pengkajian
1. Subjektif
1)
Identitas
Terjadi pada bayi baru lahir terutama nampak jelas segera (Caput Succedaneum) dan pada
beberapa jam atau hari setelah lahir(Cephal Hematom).
2)
Keluhan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Sifat timbulnya perlahan, benjolan tampak jelas setelah 6-8 jam setelah lahir.
10)
2.3.2
1. a.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan trauma jaringan perinatal.
2.3.3
No.
Rencana Keperawatan
Dx.
Tujuan & KH
Intervensi
Rasional
Keperawatan
1. Gangguan rasa
nyaman
berhubungan
dengan
trauma
jaringan
perinatal.
Tujuan:
Anak akan menunjukkan berkurangnya rasa ketidaknyamanan.
KH :
1. Anak tidak rewel.
2. Anak tidak terus menangis.
3. Anak memperhatikan tanda tanda vital dalam batas normal.
2.
Ansietas (anak dengan orang tua) berhubungan dengan ketidaktahuan status kesehatan anak.
Tujuan:
Anak dan Orang tua akan menunjukkan kecemasan berkurang.
KH :
1. Menunjukkan pengurangan rasa agitasi
2. Mengajukan pertanyaan yang tepat sehubungan dengan penyakit dan
penangananya.
rasio
1. Dengan menegetahui apa yang akan dilakukan sebelum melaksanakan
prosedur dan mengapa prosedur tersebut dilakukan membantu mengurangui
kecemasan.
2. Dengan mengijinkan orang tua untuk menemani anak memberi dukungan
emosional pada anak dan mengurangi kecemasan pada anak. Kecemasan
orang tua akan berkurang dengan mengijinkan mereka memantau dan
berpartisipasi dalam perawatan anak.
1. Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan
atau pilihan sesuai realita.
3.
Resiko infeksi berhubungan dengan adanya indurasi.Tujuan :
Anak akan menunjukkan tidak adanya tanda atau gejala infeksi.
KH :
1. Suhu tubuh kurang dari 37oC
2. Tidak ada drainase dari luka (cephal hematom)
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
4. Sel darh putih dalam batas normal sesuai dengan usia.
3.1 Kesimpulan
Caput succedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan
difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama
persalinan verteks. Edema pada caput succedaneum dapat hilang pada hari pertama, sehingga
tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi
untuk kecenderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang caput suksadenum disertai dengan molding
atau penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu.
Cephal hematom merupakan perdarahan subperiosteum. Cephal hematom terjadi sangat lambat,
sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Cephal hematom dapat
sembuh dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pada ukuran perdarahannya. Pada
neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapi
untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi
karena dimungkinkan adanya risiko infeksi. Kejadian cephal hematom dapat disertai fraktur
tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial.
3.2 Saran
Pada caput succedaneum dan cephal hematom, perawat bisa menjelaskan kepada ibu dan
keluarga bayi bahwa tidak diperlukan tindakan atau penanganan khusus bila tanpa komplikasi.
Salah satu penyebab cephal hematom adalah trauma lahir, karena itu untuk mencegah terjadinya
caput succedaneum dan cephal hematom bisa dilakukan dengan memimpin persalinan yang
aman dan tepat.