Anda di halaman 1dari 34

Css Vertigo

Disusun oleh :
Hilman Ares Yogaswara
Tiara Senja Dyandra

Preseptor :
dr. Ami rachmi, Sp.KFR
SMF ILMU rehab medis
Rsud al ihsan BANDUNG
2015

ANATOMI TELINGA DALAM

fisiologi
Keseimbangan dipengaruhi
oleh system informasi
sensoris dimana meliputi :
visual,

vestibular

propriosep
tif.

Vertigo
Vetigo

berasal dari bahasa latin


vertere yang artinya memutar,
merujuk pada sensasi berputar
sehingga
mengganggu
rasa
keseimbangan
seseorang,
umumnya
disebabkan
oleh
gangguan
pada
sistim
keseimbangan.
Vertigo
ialah
gangguan
keseimbangan dengan perasaan
bahwa lingkungan sekelilingnya

Klasifikasi
Klasifikasi vertigo berdasarkan
kejadiannya:
Vertigo spontan
Timbul tanpa stimulasi dari luar
misalnya penyakit Meniere
Vertigo posisi :
Perubahan posisi kepala
Kelainan servikal

Klasifikasi

berdasarkan tempat lesi :


Vertigo central : diakibatkan oleh
kelainan pada batang otak atau pada
cerebelum. Biasanya disertai gejala
lain yang khas, misalnya diplopia,
parestesia, perubahan sensibilitas,
gangguan fungsi motorik, rasa lemah.
Vertigo perifer : diakibatkan oleh
kelainan pada telinga dalam atau
pada nervus vestibuocochlear (N.VIII)


Bangiktan

Perifer
Mendadak

Central
Lambat

vertigo
Derajat

Berat

Ringan

vertigo
Pengaruh

(+)

(-)

kepala
Gejala

(++)

(-)

otonom
Gangguan

(+)

(-)

gerakan

pendengara
n

Etiologi
Vertigo

perifer yang bersifat episodik ,


mendadak, hilang dalam hitungan detikhari : vertigo posisional paroksismal
jinak, fistula perilimfe
Vertigo yang berlangsung 2-30 menit :
transient ischemic attack
Vertigo rekuren selama 20 menit hingga
24 jam : penyakit Meniere
Serangan
vertigo
terisolasi
yang
berlangsung lebih dari 24 jam :
neuronitis vestibuler.

BENIGN
PAROXYSMAL
POSITIONAL
VERTIGO
(BPPV)

Defini
si
Vertigo ialah gangguan
keseimbangan dengan perasaan
bahwa lingkungan sekelilingnya
sedang berputar.
Benign
Paroxysmal
Positional
Vertigo
(BPPV)
didefinisikan sebagai : : gangguan keseimbangan perifer
berupa vertigo yang muncul setelah perubahan posisi
kepala. perasaan gangguan keseimbangan yang dipicu oleh
posisi provokatif tertentu. Posisi provokatif ini biasanya juga
memicu terjadinya gerakan mata yang spesifik (nistagmus).

EPIDEMIOLOGI

WANITA

Lansi
a

ETIOLOGI

cedera
kepala,
vestibular
neuronitis,
labyrinthitis,
stapedektomi
penyakit
sistem
nervosa

Patofisiologi BPPV
Hipotesis
1.Kupulotiasis
2.

Kanalitiasis

Hipotesa Kupulolitiasis dan


Kanalitiasis

KUPULOTIASIS
Pada

tahun
1962
Horald
Schuknecht
mengemukakan teori ini untuk menerangkan
BPPV. Dia menemukan partikel-partikel basofilik
yang berisi kalsium karbonat dari fragmen
otokonia (otolith) yang terlepas dari macula
utriculus yang sudah berdegenerasi, menempel
pada permukaan kupula. Dia menerangkan
bahwa kanalis semisirkularis posterior menjadi
sensitif akan gravitasi akibat partikel yang
melekat pada kupula. Hal ini analog dengan
keadaan benda berat diletakkan di puncak
tiang, bobot ekstra ini menyebabkan tiang sulit
untuk tetap stabil, malah cenderung miring

KUPULOTIASIS
Pada

saat miring partikel tadi mencegah tiang


ke posisi netral. Ini digambarkan oleh
nistagmus dan rasa pusing ketika kepala
penderita dijatuhkan ke belakang posisi
tergantung (seperti pada tes Dix-Hallpike).
Kanalis Semi Sirkularis posterior berubah
posisi dari inferior ke superior, kupula
bergerak
secara
utrikulofugal,
dengan
demikian timbul nistagmus dan keluhan
pusing (vertigo). Perpindahan partikel otolith
tersebut membutuhkan waktu, hal ini yang
menyebabkan adanya masa laten sebelum
timbulnya pusing dan nistagmus.

KANALITIASIS
Tahun1980

Epley mengemukakan teori canalithiasis,


partikel otolith bergerak bebas di dalam Kanalis
Semi Sirkularis. Ketika kepala dalam posisi tegak,
endapan partikel ini berada pada posisi yang sesuai
dengan gaya gravitasi yang paling bawah. Ketika
kepala direbahkan ke belakang partikel ini berotasi
ke atas sampai 90 derajat di sepanjang lengkung
Kanalis Semi Sirkularis. Hal ini menyebabkan cairan
endolimfe
mengalir
menjauhi
ampula
dan
menyebabkan kupula membelok (deflected), hal ini
menimbulkan nistagmus dan pusing. Pembalikan
rotasi waktu kepala ditegakkan kernbali, terjadi
pembalikan pembelokan kupula, muncul pusing dan
nistagmus yang bergerak ke arah berlawanan.

KANALITIASIS
Model

gerakan partikel begini seolah-olah seperti


kerikil yang berada dalam ban, ketika ban
bergulir, kerikil terangkat sebentar lalu jatuh
kembali karena gaya gravitasi. Jatuhnya kerikil
tersebut memicu organ saraf dan menimbulkan
pusing. Dibanding dengan teori cupulolithiasis
teori ini lebih dapat menerangkan keterlambatan
"delay" (latency) nistagmus transient, karena
partikel butuh waktu untuk mulai bergerak. Ketika
mengulangi manuver kepala, otolith menjadi
tersebar dan semakin kurang efektif dalam
menimbulkanvertigoserta nistagmus. Hal inilah
yang dapat menerangkan konsep kelelahan
"fatigability" dari gejala pusing.

Gejala Klinis BPPV


-Pusing
-Bermasalah

dengan
keseimbangan
-Mual (muntah)
-Vertigo muncul mendadak
(serangan <30 dtk)

Diagnosis BPPV
1.Anamnesis
2.Px

Fisik
3.Pemeriksaan Neurologis (Uji
Romberg, Tandem Gait, Uji
Unterberger, Tes Dix Hallpike)

Tes Dix Hall Pike

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Vestibular Neuritis
suatu kelainan klinis di mana pasien mengeluhkan
pusing berat dengan mual, muntah yang hebat, serta
tidak mampu berdiri atau berjalan. Gejala-gejala ini
menghilang dalam tiga hingga empat hari.
Labirintitis
Labirintitis adalah suatu proses peradangan yang
melibatkan mekanisme telinga dalam
Penyakit Meniere
Penyakit Meniere adalah suatu kelainan labirin yang
etiologinya belum diketahui, dan mempunyai trias
gejala yang khas, yaitu gangguan pendengaran,
tinitus, dan serangan vertigo. Terutama terjadi pada
wanita dewasa.

PENATALAKSANAAN
Terapi

Farmakologi Vertigo
Obat-obatan penekan fungsi vestibuler
pada umumnya tidak menghilangkan
vertigo.
Istilah
vestibulosuppresant
digunakan untuk obat-obatan yang dapat
mengurangi timbulnya nistagmus akibat
ketidakseimbangan sistem vestibuler. Pada
sebagian pasien pemberian obat-obat ini
memang mengurangi sensasi vertigo,
namun tidak menyelesaian masalahnya.
Obat-obat ini hanya menutupi gejala
vertigo.

Terapi

Non-farmakologi

Tujuan latihan ialah :


Melatih
gerakan
kepala
yang
mencetuskan vertigo atau disekuilibrium
untuk
meningkatkan
kemampuan
mengatasinya secara lambat laun.
Melatih gerakan bola mata, latihan
fiksasi pandangan mata.
Melatih
meningkatkan
kemampuan
keseimbangan

CRT

Canalith Repositioning Procedure (Epley)

Liberatory

Brand-Darrof

Tindakan

bedah hanya dilakukan bila


prosedur reposisi kanalit gagal
dilakukan. Terapi ini bukan terapi
utama karena terdapat risiko besar
terjadinya
komplikasi
berupa
gangguan
pendengaran
dan
kerusakan nervus fasialis.
Tindakan
yang dapat dilakukan
berupa oklusi kanalis semisirkularis
posterior,
pemotongan
nervus
vestibuler
dan
pemberian

PROGNOSIS
Prognosis

setelah dilakukan CRP


(canalith repositioning procedure)
biasanya bagus. Remisi dapat
terjadi spontan dalam 6 minggu,
meskipun beberapa kasus tidak
terjadi.
Dengan
sekali
pengobatan tingkat rekurensi
sekitar 10-25%.
CRP/Epley
maneuver terbukti
efektif dalam mengontrol gejala
BPPV dalam waktu lama.

Anda mungkin juga menyukai