Mikrobiologi
Mikrobiologi
Mikrobiologi
PENDAHULUAN
Perhatian manusia tentang kesehatan sudah disadari sejak lama. Usaha ke
arah hidup sehat telah dilakukan antara lain dengan distribusi air minum
melalui pipa-pipa serta pembuangan limbah yang teratur. Penemuan oleh
Anthony van Leeuwenhoeck serta perintis mikrobiologi lainnya telah
membawa pemahaman manusia yang lebih baik mengenai mikroba. Perhatian
yang besar pada masalah kesehatan merupakan awal perkembangan
mikrobiologi lingkungan.
B. KELOMPOK-KELOMPOK MIKROBA
Perkembangan teknologi telah meningkatkan industri dan senyawasenyawa xenobiotik, keduanya telah memberikan tekanan yang cukup besar
pada lingkungan sehingga perlu usaha-usaha mengatasi tekanan tersebut.
Beberapa mikroba mampu mendegradasi cemaran limbah industri dan senyawa
xenobiotik.
1. MIKROBIOLOGI UDARA
Atmosfer tersusun atas 2 lapisan utama yaitu troposfer dan stratosfer.
Troposfer tersusun atas lapisan laminar, lapisan turbulen, lapisan friksi luar,
dan lapisan konveksi. Atmosfer mengandung partikel-partikel yang disebut
sebagai aerosol, salah satu komponen aerosol yaitu bioaerosol yang terdiri
antara lain mikroba dan polen.
Mikroba udara sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu,
radiasi dan kelembaban relatif (RH) serta polutan. Mikroba udara sebagian
merupakan jasad patogen yang merugikan kesehatan tumbuhan hewan
maupun manusia.
2. MIKROBIOLOGI TANAH
Tanah memiliki keragaman tekstur dan struktur, serta variasi dalam
ketinggian maupun distribusi geografisnya. Mikroba tanah dijumpai pada
hampir semua jenis tanah dan batuan, dari permukaan tanah hingga
kedalaman, dari Antartika hingga gurun pasir yang kering. Kehadiran
mikroba tanah ada yang bersifat menguntungkan antara lain dalam bidang
pertanian, daur unsur, dan pertambangan tetapi juga ada yang merugikan
karena patogen bagi tumbuhan, hewan, dan manusia.
3. MIKROBIOLOGI PERAIRAN
memiliki spesifikasi berdasarkan sifat fisika kimianya. Mikroba yang
dijumpaipun beragam. Lingkungan pantai mengandung lebih banyak
mikroba karena kaya akan nutrien yang berasal dari darat, sedangkan laut
lepas populasi mikroba relatif lebih rendah.
Secara vertikal badan air laut dan air danau dibagi menjadi beberapa
zone berdasarkan sifat fisika masing-masing, seperti ketersediaan cahaya
dan suhu.
4. MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN EKSTREM
Di laut mikroba dapat dijumpai bahkan pada palung laut dengan
kondisi ekstrem bertekanan tinggi (barofil). Di dasar laut tertentu dijumpai
celah hidrotermal dengan suhu sangat tinggi (termofil) dan di situ pun
dijumpai mikroba. Tekanan tinggi dan suhu tinggi merupakan lingkungan
ekstrem. Lingkungan ekstrem lainnya antara lain berupa asidofil, alkalofil,
halofil, dan xerofil.
Mikroba dari lingkungan ekstrem memiliki prospek dalam bidang
teknologi. Beberapa bidang seperti produksi enzim, pertambangan, serta
pengolahan limbah telah memanfaatkan peran mikroba dari lingkungan
ekstrem, sbb:
a. Siklus Karbon, Nitrogen, dan Sulfur
Nitrogen umumnya digunakan dalam bentuk garam mineral dan
mengalami siklus secara oksidoreduksi. Nitrogen yang muncul dapat
berbentuk amonium maupun nitrat. Beberapa proses yang berlangsung
pada siklus nitrogen, antara lain amonifikasi, nitrifikasi, asimilasi, dan
disimilasi reduksi nitrat. Sulfur relatif lebih banyak terdapat di alam,
dalam bentuk sulfur oksida dan nitrogen sulfida.
b. Siklus Fosfor, Besi, dan Biogeokimia
N. Dalam penyediaan
bahan
tetapi dapat pula hadir sebagai cemaran yang dapat menyebabkan kerusakan
bahan pangan serta dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Kontrol
mikroba pada pangan dapat dilakukan secara biologis, fisik, maupun
kimiawi. Tindakan kontrol mikroba yang utama yaitu pencegahan sejak awal
melaui penerapan HACCP.
E. FLORA NORMAL
Sejak penemuan Koch perkembangan pengetahuan tentang penyakit
infeksi berkembang dengan cepat. Berbagai penyakit yang pada abad lampau
dianggap sebagai kutukan seperti lepra dan pes, ternyata terbukti disebabkan
oleh kuman. Perhatian kemudian lebih ditekankan pada kesehatan masyarakat
yang erat kaitannya dengan terjadinya berbagai kasus epidemi.
Mikroba yang hidup dan berkembang dalam tubuh inang tanpa
menimbulkan penyakit disebut mikroba flora normal. Faktor-faktor yang
menyebabkan kehadiran mikroba flora normal, adalah pH, suhu, potensial
redoks, oksigen, air, nutrien, dan lain-lain. Distribusi mikroba flora normal,
yaitu kulit, ketiak, dan sela-sela jari kaki, sedang jenis mikrobanya, antara lain:
Staphylococcus epidermidis, Microccous luteus, Enterobacter, Klebsiella, E.
coli, dan lain-lain.
1. INFEKSI, PENULARAN, DAN KONTROL PENYAKIT
Kesehatan masyarakat terutama bertitik tolak pada penyakit-penyakit
infeksi yang potensial tersebar dalam masyarakat antara lain melalui agen
makanan-minuman, udara, air, dan organisme vektor. Berbagai upaya
penyebaran penyakit dalam masyarakat perlu dilakukan antara lain dengan
perbaikan sarana lingkungan, seperti kebersihan lingkungan rumah, saluran
pembuangan yang sehat, sirkulasi udara yang baik. Tidak kalah penting yaitu
pemberian pendidikan masyarakat mengenai penyakit dan pemberantasan
penyakit dari sumbernya.
Hal yang paling utama untuk kontrol penyakit infeksi, yaitu
menghancurkan sumber penularannya. Banyak negara yang berusaha
F. PENUTUP
KESIMPULAN
berdasarkan pemaparan diatas sangat jelas sekali
mikrobiologi
DAFTAR PUSTAKA
Agus Irianto, Buku Mikrobiologi Lingkungan
http://massofa.wordpress.com/2008/02/04/mikrobiologi/