Makalah 3 HAM
Makalah 3 HAM
Kelompok 3
Seorang Pasien Yang Menolak Pengobatan
Agung Alit DK
030.09.004
Angelika
030.09.020
Antonius Verdy T
030.09.027
030.09.044
030.09.049
Mirad Aditya
030.10.179
M. Satrio Faiz
030.10.180
M. Haikal Bakry
030.10.181
Monica Olivine
030.10.182
Monica Windy
030.10.183
Sally Kartika
030.10.244
030.10.245
030.10.247
030.10.248
030.10.249
Kesimpulan .............................................................................................................................18
Daftar Pustaka..........................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
2
Dalam kehidupan di dunia kedokteran,terdapat beragam pasien yang dapat kita temui.
Dari semua pasien tersebut terdapat sebuah kesamaan,yaitu,memiliki hak sebagai pasien yang
merupakan kewajiban dari dokter,dan memiliki kewajiban yang merupakan hak dari seorang
dokter yang menanganinya. Dalam hal ini salah satu dari hak pasien adalah menolak
pengobatan dan salah satu dari kewajiban dokter adalah memberikan informasi yang sejelasjelasnya kepada pasien tentang segala sesuatu tindakan yang akan di lakukan.
Dewasa ini, banyak sekali dokter yang mungkin tidak terlalu mengindahkan hal-hal
tersebut diatas,sehingga terkadang kurang teliti atau bahkan dapat melewatkan pemeriksaan
yang seharusnya dilakukan dan hal itu dapat menyebabkan kerugian, baik terhadap pasien
maupun terhadap dirinya. Hal-hal seperti ini seharusnya dapat di hindari dengan
memperhatikan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari dokter dan pasien.
BAB II
LAPORAN KASUS
3
Skenario 1
Ny.S, 35 tahun, datang berobat ke sebuah klinik bedah dengan keluhan utama tidak dapat
buang air kecil. Setiap kali ingin bak, perlu ditolong dengan memakai kateter. Setelah
dilakukan pemeriksaan lengkap, termasuk dengan kolonoskopi, ditemukan adanya tumor
pada daerah kolon yang mendesak vesika urinaria sehingga mengakibatkan kesulitan bak.
Dokter menganjurkan untuk dilakukannya tindakan pembedahan pengangkatan tumor
mengingat tumornya belum seberapa besar. Ny.S dan keluarganya setuju saran dokter dan
menandatangani informed consent.
Skenario 2
Saat pembedahan dilakukan, dokter menemukan banyak terjadi perlengketan dan ternyata
karsinoma primernya ada pada ovarium kiri. Dihadapkan pada kenyataan yang ada saat itu
dan kondisi pasien yang tampak melemah, dokter segera memutuskan untuk melakukan
reseksi kolon dan mengangkat ovariumnya tanpa konsultasi dulu dengan dokter obgyn.
Setelah operasi,kondisi pasien tampak membaik dan dokter segera memberikan kemoterapi
serta penyinaran. Akibat efek samping kemoterapi dan penyinaran itu,NY.S, merasakan
penderitaan yang luar biasa, tidak bisa makan karena sangat mual dan nyeri yang kadangkadang hampir tidak tertahankan.
Ny.S, akhirnya mengambil keputusan untuk menolak terapi apapun dan memilih tinggal di
rumah bersama keluarganya. Ia menyadari bahwa penyakitnya tidak bisa diobati dan
hidupnya tidak akan lama lagi.
Skenario 3
Sikap Ny.S, yang menolak semua terapi dari dokter, berdampak pada kondisi fisiknya yang
semakin kurus. Atas saran
BAB III
PEMBAHASAN
Dari skenario kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa masalah yang dapat kami
tinjau retrospektif dari segi perspektif Medis (Ilmu Kedokteran), Bioetika dan Moral, Hukum dan
Agama, yaitu:
1. Penetapan diagnosis tumor di daerah kolon oleh dokter bedah, anjuran dilakukannya
tindakan pembedahan dan pengangkatan tumor, serta penandatanganan inform
consent.
Dokter bedah sudah melakukan tindakan sesuai standar profesi medis, dimana unsur utama
dari suatu tindakan yang sesuai standar profesi medis telah dipenuhi dokter, yaitu ada indikasi
Secara umum, dokter bedah tidak melanggar 4 prinsip moral utama. Namun perlu digaris
bawahi, sikap dokter yang terlalu percaya diri, pada kenyataanya cenderung menganut
hubungan dokter-pasien yang paternalistik (bahwa setiap perkaaan/keputusan dokter pasti
benar), sehingga kemungkinan untuk melanggar prinsip otonomi pasien pun tidak dapat
dihindari, walaupun demi kebaikan pasien.
Pasien menandatangani inform consent. Dokter bedah melalukan tindakan yang lege artis
karena selain tindakan medis harus memenuhi standart profesi medis, juga harus
menghormati hak-hak pasien dalam bentuk informed consent. Seperti yang diceritakan pada
6
kasus, dapat kami simpulkan, informed consent yang ditandatangani Ny. S tidak cacat hukum,
karena ditandatangani oleh seseorang yang cakap hukum, yang artinya ia telah dewasa (telah
mencapai umur 21 tahun atau telah pernah menikah), sadar dan berada dalam keadaan mental
yang baik.
2. Dokter menemukan banyak terjadi perlengketan dan karsinoma primernya ada pada
ovarium kiri. Karena kondisi pasein melemah, dokter segera memutuskan untuk
melakukan reseksi kolon dan mengangkat ovarium pasien tanpa konsultasi dulu
dengan dokter obgyn.
Dokter bedah menemukan banyak terjadi perlengketan dan ternyata karsinoma pasien ada
pada ovarium kiri. Hal ini dapat terjadi karena ada satu pemeriksaan yang seharusnya
dilakukan dokter bedah yaitu biopsy. Jika biopsy dilakukan, mungkin kejadian seperti ini
dapat dicegah.
Dokter bedah melakukan reseksi kolon dan mengangkat ovarium pasien, merupakan tindakan
tepat mengingat kondisi pasien yang tampak melemah.
Ada prinsip moral yang dilanggar oleh dokter bedah ini, yaitu prinsip non-maleficence, yang
berarti prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini
dikenal sebagai primum non nocere atau do not harm. Seperti yang disebutkan dikasus,
bahwa dokter bedah ini melakukan pengangkatan ovarium tanpa konsultasi dulu dengan
dokter obgyn. Namun, tindakan dokter bedah ini dinilai tepat dan bermoral, menurut prinsip
beneficence yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan kebaikan
pasien, mengingat kondisi pasien yang melemah, terlepas melemah akibat tumor yang diderita
ataupun proses operasi.
Informasi yang diberikan saat pasien menandatangani informed consent nya adalah tindakan
pembedahan pengangkatan tumor pada daerah kolon. Namun tindakan yang dilakukan dokter
adalah reseksi kolon dan pengangkatan ovarium kiri pasien. Informed consent memiliki
lingkup terbatas pada hal-hal yang telah dinyatakan sebelumnya, tidak dapat dianggap sebagai
7
persetujuan atas semua tindakan yang akan dilakukan dokter. Dokter dapat bertindak melebihi
yang telah disepakati hanya apabila gawat darurat dan keadaan tersebut membutuhkan waktu
yang singkat untuk mengatasinya. Maka keputusan yang diambil dokter bedah ini, dirasa
tepat. Hal ini juga tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentag persetujuan tindakan kedokteran.
3. Akibat efek samping kemoterapi, pasien menolak terapi apapun dan menyadari bahwa
penyakit nya tidak bisa diobati dan hidupnya tidak akan lama lagi.
Kemoterapi serta penyinaran merupakan terapi lanjutan yang harus dijalani pasien. Efek
samping yang mungkin muncul dari kemoterapi tersebut antara lain rasa mual, muntah,
rambut rontok, dan lain-lain. Efek samping tersebut bisa muncul karena kemoterapi juga turut
membunuh sel-sel hidup yang ada disekitar jaringan tumor. Jika terapi tersebut dihentikan,
maka penyembuhan pasien akan makin lambat walaupun setelah operasi, kondisi pasien ini
tampak membaik.
Merupakan salah satu hak pasien untuk menerima atau menolak pengobatan setelah menerima
informasi yang adekuat, seperti yang dilakukan Ny.S. Namun ada baiknya dokter bedah ini,
menjelaskan sedetail-detailnya, bahwa yang dialami pasien sekarang, hanya merupakan efek
samping dari kemoterapi yang dapat diatasi dan jika tumor/penyakit pasien sudah dinyatakan
sembuh, maka terapi ini akan diakhiri. Dan jika pasien tetap menolak, maka dokter bedah
tersebut tidak bersalah secara moral, mengingat ada prinsip otonomi yang harus dijalankan
dokter bedah yaitu, prinsip moral menghormati hak-hak pasien.
UU Kesehatan menyebutkan beberapa hak pasien, salah satunya hak untuk memberikan
Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila tidak menurunkan juga
obatnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra dari Nabi saw
bersabda: -Allah swt tidak menurunkan sakit, kecuali juga
menurunkan obatnya (HR Bukhari).
Bila dalam kondisi sakit, umat Islam dijanjikan oleh Allah Swt
berupa penghapusan dosa apabila ia bersabar dan berikhtiar
untuk menyembuhkan penyakitnya. Sebagaimana sebuah hadits
yang diriwayatkan Imam Muslim, Tidaklah seorang muslim tertimpa
derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan
dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosadosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.
9
Aswadi Syuhadak menemukan sebanyak tiga belas kali dalam AlQuran katamaradl, kesemuanya dikaitkan dengan qulub )), hati
dalam bentuk jamak, kecuali sekali disebut kata qalb dalam bentuk
tungal. Kata maradl juga biasa diidentikkan dengan
kata saqam. Dalam hal ini, kata saqam hanya difokuskan pada
penyakit jasmani, sedangkan maradl terkadang digunakan untuk
sebutan penyakit jasmani, ruhani dan psikologis.
Disebutkan dalam Ayurveda, bahwa obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni seseorang yang
sakit. Maka dari itu, jika pasien menolak pengobatan dokter, ada baiknya pasien tetap berusaha
sembuh dengan mencari pengobatan jenis lain seperti pengobatan alternative maupun spiritual
keagamaan. Sehingga dokter tidak menyimpang dari kode eti dan pasien mendapatkan kebebasan
mencapai kehendaknya.
-
4. Setelah menolak semua terapi dari dokter, keadaan Ny.S memburuk dan Ny.S memilih
terapi alternatif, namun tidak memberikan perbaikan pada kondisi kesehatan Ny.S.
12
Keadaan Ny.S memburuk dapat disebabkan oleh penolakan Ny.S akan semua terapi dari
dokter. Selain itu anggapan Ny.S akan penyakitnya yang tidak bisa diobati dan hidupnya tidak
Perlu diketahui motif yang mendasari Ny.S memilih terapi alternatif. Dari skenario kasus
didapatkan bahwa Ny.S menolak semua terapi dari dokter dan atas saran teman-temannya dan
desakan keluarganya, Ny.S mencoba pengobatan alternatif. Bisa disimpulkan pasien dalam
fase menyerah (menurut teori Elisabeth-Kulber ross) menghadapi penyakitnya. Dan tidak ada
prinsip moral dan hak-hak pasien yang dilanggar dokter.
13
Allah SWT tidak menurunkan penyakit kecuali diturunkan juga obatnya. (Al-Hadits).
Selain itu dahulu Rasulullah SAW pernah berobat dan berupaya untuk mendapatkan
kesembuhan dari penyakit yang pernah menimpanya.
2. Bentuk Dan Jenis Pengobatan
Pengobatan dapat dibagi menjadi dua yaitu pengobatan yang dihalalkan dan yang
diharamkan. Pengobatan yang dihalalkan adalah segala macam pengobatan yang tidak
bertentangan dengan Syariah, al: .
a. Pengobatan nabawi, yang secara jelas teksnya disebutkan dalam Al-Quran maupun hadits,
seperti pengobatan dengan madu, habah sauda (jinten hitam ) air zamzam, ruqiyah dengan
membacakan alquran bagi orang yang kesurupan dan kemasukan jin dll.
b. Pengobatan secara medis, yang secara ilmiyah dapat dipertanggung-jawabakan
c. Pengoabatan secara tradisional, seperti dengan jamu (dengan bahan yang halal dan tidak
merusak), refleksi, dan obat-obatan tradisional yang lainnya (dengan bahan yang halal dan
tidak merusak).
d. Sedangkan pengobatan yang haram adalah pengobatan yang menyimpang dari Syariah,
seperti menggunakan sihir, dukun, meminta bantuan jin. Pernyataan bahwa jin itu muslim,
kita tidak dapat mempercayainya seratus persen. Karena jin banyak dustanya dan kita tidak
mungkin bisa membuktikan bahwa dia jin itu muslim atau tidak, karena alamnya sudah
berbeda. Dan selanjutnya bahwa Allah SWT. Mencela orang yang datang meminta tolong
pada jin. (surat Jin :
Karena mereka kurang mau melihat fenomena yang ada di sekelilingnya, maka beragam jenis
pengobatan selain dari dunia kedokteran barat sering dianggap tidak resmi, tidak ilmiyah,
tidak bisa dipertanggung-jawabkan dan seterusnya. Padahal dari segi kenyataan, begitu
banyak metode pengobatan yang telah berhasil mengatasi hal-hal yang tidak mampu
dikerjakan oleh dokter barat itu. Pengobatan itu sering disebut dengan pengobatan alternatif.
14
lain.
Sebab segala sesuatu yang diciptakan harus dihancurkan, sebab semuanya berada pada kala
(waktu). Tujuan ke arah keabadian tentulah berada diluar kala (waktu). Beberapa orang di
Barat ingin menipu kematian dengan membekukan diri mereka, tetapi hal ini hanyalah ilusi
belaka, sebab keabadian hanya terjadi bila raga, pikiran dan jiwa secara keseluruhan
mengalami transforma. Tiada guna hidup kekal, seperti Tantalus atau Sisyphus atau tokoh
15
dalam bukunya Jean Paul Stre, No Exit, sebab hidup seperti itu penuh dengan penderitaan
dan
keinginan
yang
tidak
terpenuhi.
Jagat raya fiksik ini terdiri dari pola yang tidak terhingga dari permutasi dan gabungan lima
unsur pokok: tanah, air, api, udara dan ether. Penambahan unsur di luar akan menambah hal
yang sama di dalam dan pengurangan di luar akan mengurangi juga yang di dalam
(makrokosmos
dan
mikrokosmos).
Udara (angin) dan unsur ether (akasa) sudah termasuk pada udara (angin), api dengan
memasukkan baik unsur api maupun air dan unsur air untuk mewakili air dan tanah. Inilah
kesucian atau keseluruhan ajaran Ayurweda, kesadaran akan saling berhubungannya semua
azas-azas
universal.
Angin, Api, dan Air diartikan berturut-turut vata, pitta, dan kapha sebagai pernyataan fisik
dari tiga kecendrungan semesta atau Triguna dari kosmos: tamas (inertia), rajas (bergerak
terus),
dan
keseimbangannya
yaitu
wattwa.
Bergerak terus dalam tingkatan fisik ada vata, keseimbangan adalah pitta dan inertia atau
kapha.
Kecendrungan besar ini bertindak sebagai tiga aza yang mengendalikan kesehatan pikiran,
analog dengan vata, pitta dan kapha dari badan. Pikiran disebut sehat apabila pikiran penuh
dengan sattwa, atau keseimbangan mental, dan dikatakan sakit apabila dia dipenuhi oleh
rajas,
atau
tamas,
aktif
baik
terlalu
maupun
kurang
aktif.
Tiga azas ii tidaklah tetap hanya demikian di dalam tubuh. Azas ini dinamis, berubah secara
terus-menerus sesuai dengan perubahan lingkungan. Yang terbaik adalah menganggap vata,
pitta dan kapha sebagai kecendrungan, atau arah dari metabolisme badan, kecendrungan
16
berkurang atau bertambah, hal ini terjadi karena adanya gangguan terhadap keseimbangan,
baik yang besifat di dalam maupun dari luar, selain itu disebabkan oleh Tridosa yang
bergerak
terus
menerus.
Denyut nadi merupakan alat ukur yang baik atas gerakan ini. Ayurweda membedakan 108
pola denyut yang berbeda, yang dibentuk oleh permutasi pada irama dari Tridosa.
Seorang penyembuh seharusnyalah memasuki hati si sakit dengan sinar idep (pikiran) dan
pengetahuan mengenai Ayurweda untuk mendiagnosa penyakitnya, sebagai satu-satunya jalan
penyembuhan yang mungkin
Perubahan dari hari ke hari yang terjadi di lingkungan luar memang mempengaruhi
keseimbangan vata, pitta dan kapha, tetapi ada juga pengaruh dari dalam yang kuat
mempengaruhi keseimbangan ini prakerti atau keadaan badan manusia adalah pola alamiah
dari pertamabahan atua pengurangan Tridosa yang memang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari orang itu, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan nisbi dari Tridosa pada
tubuh
masing-masing
orang
yang
bersangkutan
pada
saat
dia
diciptakan.
atau
rejuvenation
(rasayana).
17
Atas dasar jawaban terhadap pelbagai pertanyaan di atas, maka beberapa sikap yang bisa
diambil adalah:
Menentang dan menolak dengan tegas penggunaan bahan dan cara pengobatan yang
bertentangan dengan firman Tuhan. seperti: Yoga, Reiki, Fengshui, dan kelompok III di atas.
Menggunakan bahan dan cara pengobatan yang sesuai dengan firman Tuhan, seperti:
pengobatan medis modern, homeotherapy, aromatherapy, music therapy, accupuncture, dan
kelompok I dan II.
Mengkonsultasikannya dengan hamab Tuhan setempat.
Tetap beriman kepada kuasa Tuhan yang tidak berubah, dan bukan pada bahan atau cara
pengobatan itu. Jika Tuhan memang hendak menjamah dan menyembuhkan kita, maka tidak
ada yang mustahil bagi-Nya.
Tetap beriman kepada Tuhan, kalau pun tubuh ini menderita karena sakit yang tak kunjung
sembuh. Di dalam keadaan itu tentu Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi kita
yang mengasihi-Nya.
Melihat bahwa keselamatan jiwa tetap jauh lebih penting dari pada kesembuhan jasmani.
Adalah lebih baik dengan tubuh jasamani sakit tetapi kemudian memperoleh kehidupan yang
kekal dari pada tubuh sehat karena bantuan kuasa kegelapan tetapi jiwa binasa
18
Prinsip pengobatan:
Terapi alternatif
Pandangan :
Dilakukan dengan sadar dan sukarela.Dapat ditarik kesimpulan bahwa pandangan agamaagama di Indonesia, tidak melarang adanya pengobatan alternatif yang dijalani seseorang, karena
digambarkan sebagai salah satu usaha pasien dalam memperoleh kesembuhan.
5. Kondisi Ny.S semakin parah. Melihat keadaan Ny.S, suaminya meminta bantuan dokter
di dekat rumahnya untuk mengatasi rasa sakit Ny.S. Dokter memberikan suntikan
morfin.
19
Secara medis, pemberian morfin dapat dilakukan pada keadaan nyeri kronis, sebagai analgetik
Keterbatasan ilmu kedokteran untuk mengobati penyakit yang diderita pasien, bisa saja
mengakibatkan penderitaan atau sesuatu yang buruk yang dapat menimpa pasien, yaitu
kematian.
20
1. Manusia itu berasal dari debu, lalu diberi nafas hidup (dalam bahasa aslinya = "roh") oleh
Allah..
Kejadian 2:7
"Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang
hidup".
2. Setelah mati, manusia (tubuh jasmaninya) akan kembali menjadi debu, tetapi rohnya
akan kembali kepada Allah, Sang Penciptanya. (Berarti rohnya tidak mati!)
Kejadian 3:19 "dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi
menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali
menjadi debu."Pengkhotbah 12:7 "Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula, dan roh kembali
kepada Allah yang mengaruniakannya.".
4. Penghakiman itu terjadi pada akhir zaman, bagi yang percaya kepada Tuhan Yesus akan
dibangkitkan dan beroleh hidup yang kekal, dan bagi yang tidak percaya akan beroleh
penghukuman yang kekal.
Daniel 12:2 "Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun,
sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang
kekal".
Yohanes 6:40 "Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan
yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir
zaman".
Yohanes 11:25 "Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia
akan hidup walaupun ia sudah mati,"
Wahyu 20:11- 16 "Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya.
Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat
orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka
juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan
mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orangorang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang
ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan
kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan
21
setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke
dalam lautan api itu".
2.
Islam
Mati menurut pengertian secara umum adalah keluarnya Ruh dari jasad, kalau
menurut ilmu kedokteran orang baru dikatakan mati jika jantungnya sudah berhenti
berdenyut. Mati menurut Al-Quran adalah terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup adalah
bertemunya Ruh dengan Jasad. Kita mengalami saat terpisahnya Ruh dari jasad sebanyak
dua kali dan mengalami pertemuan Ruh dengan jasad sebanyak dua kali pula. Terpisahnya
Ruh dari jasad untuk pertama kali adalah ketika kita masih berada dialam Ruh, ini adalah
saat mati yang pertama. Seluruh Ruh manusia ketika itu belum memiliki jasad.
Selanjutnya Allah menciptakan tubuh manusia berupa janin didalam rahim seorang ibu,
ketika usia janin mencapai 120 hari Allah meniupkan Ruh yang tersimpan dialam Ruh itu
kedalam Rahim ibu, tiba-tiba janin itu hidup, ditandai dengan mulai berdetaknya jantung
janin tersebut. Itulah saat kehidupan manusia yang pertama kali, selanjutnya ia
akan lahir kedunia berupa seorang bayi, kemudian tumbuh menjadi anak anak, menjadi
remaja, dewasa, dan tua sampai akhirnya datang saat berpisah kembali dengan tubuh
tersebut.
Ketika sampai waktu yang ditetapkan, Allah akan mengeluarkan Ruh dari
jasad. Itulah saat kematian yang kedua kalinya. Allah menyimpan Ruh dialam
barzakh, dan jasad akan hancur dikuburkan didalam tanah. Pada hari berbangkit kelak,
Allah akan menciptakan jasad yang baru, kemudia Allah meniupkan Ruh yang ada di alam
barzakh, masuk dan menyatu dengan tubuh yang baru. Itulah saat kehidupan yang
kedua kali, kehidupan yang abadi dan tidak akan adalagi kematian sesudah itu. Pada saat
hidup yang kedua kali inilah banyak manusia yang menyesal, karena telah mengabaikan
peringatan Allah. Sekarang mereka melihat akibat dari perbuatan mereka selama hidup yang
pertama didunia dahulu. Mereka berseru mohon pada Allah agar dizinkan kembali kedunia
untuk berbuat amal soleh, berbeda dengan yang telah mereka kerjakan selama ini.
Itulah proses mati kemudian hidup, selanjutnya mati dan kemudian hidup kembali
yang akan dialami oleh semua manusia dalam perjalanan hidupnya yang panjang dan tak
terbatas. Demikianlah definisi mati menurut Islam, mati adalah saat terpisahnya Ruh dari
Jasad. Kita akan mengalami dua kali kematian dan dua kali hidup. Jasad hanya hidup jika
ada Ruh, tanpa Ruh jasad akan mati dan musnah. Berarti yang mengalami kematian dan
musnah hanyalah jasad sedangkan Ruh tidak akan pernah mengalami kematian.
Pada saat mati yang pertama, jasad belum ada namun Ruh sudah ada dan hidup
dialam Ruh. Pada saat hidup yang pertama Ruh dimasukan kedalam jasad , sehingga
jasad tersebut bisa hidup. Pada saat mati yang kedua, Ruh dikeluarkan dari jasad ,
sehingga jasad tersebut mati, namun Ruh tetap hidup dan disimpan dialam barzakh. Jasad
yang telah ditinggalkan oleh Ruh akan mati dan musnah ditelan bumi. Pada saat hidup
22
yang kedua, Allah menciptakan jasad yang baru dihari berbangkit, jasad yang baru itu
akan hidup setelah Allah memasukan Ruh yang selama ini disimpan dialam barzak kedalam
tubuh tersebut. Kehidupan yang kedua ini adalah kehidupan yang abadi, tidak ada lagi
kematian atau perpisahan antara Ruh dengan jasad sesudah itu. Kalau kita amati proses
hidup dan mati diatas ternyata yang mengalami kematian dan musnah hanyalah jasad,
sedangkan Ruh tidak pernah mengalami kematian dan musnah. Ruh tetap hidup selamanya,
ia hanya berpindah pindah tempat, mulai dari alam Ruh, alam Dunia, alam Barzakh dan
terakhir dialam Akhirat. Pada saat datang kematian pada seseorang yang sedang menjalani
kehidupan didunia ini, maka yang mengalami kematian hanyalah jasadnya saja, sedangkan
Ruhnya tetap hidup dialam barzakh.
3.
Buddha
Apa definisi kematian dalam pandangan Agama Buddha? Apakah mempercayai definisi klasik
yang merujuk pada pernafasan yang telah luluh-lantak diterpa kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi ataukah mengikuti definisi modern yang mengacu pada fungsi kerja otak yang masih
meragukan ketelakannya dan menyimpan ketakpastian? Agama Buddha secara tegas menolak definisi
kematian yang merujuk pada pernafasan. Apakah ini berarti Agama Buddha mengikuti definisi
modern yang mengacu pada fungsi kerja otak? Jawabannya juga tidak. Definisi kematian dalam
Agama Buddha tidak hanya sekadar ditentukan dari unsur-unsur jasmaniah atau paru-paru, jantung
ataupun otak. Ketakberfungsian ketiga organ tubuh itu hanya merupakan gejala, akibat atau
pertanda yang tampak dari kematian, bukan kematian itu sendiri. Faktor terpenting yang
menentukan kematian ialah unsur-unsur batiniah suatu makhluk hidup. Walaupun organ-organ
tertentu masih dapat berfungsi sebagaimana layaknya secara alamiah ataupun melalui bantuan
peralatan medis, seseorang dapat dikatakan mati apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam
dirinya. Begitu muncul sesaat, kesadaran ajal langsung padam. Kepadaman kesadaran ajal merupakan
The point of no return bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini. Pada unsur-unsur jasmaniah,
kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jvitindriya). Inilah definisi kematian
menurut pandangan Agama Buddha.Ada 3 (tiga) jenis kematian dalam Agama Buddha, yakni:
1. Khanika marana : Kematian atau kepadaman unsur-unsur batiniah dan jasmaniah pada tiap-tiap
saat
akhir
(bhanga).
2. Sammuti-marana : Kematian makhluk hidup berdasarkan persepakatan umum yang dipakai oleh
masyarakat
dunia.
diumpamakan seperti empat sebab kepadaman pelita, yaitu karena habisnya sumbu, habisnya bahan
bakar, habisnya sumbu serta bahan bakar, dan karena tertiup angin.
4.
Hindu
Agama Hindu percaya bahawa penjelmaan dan kematian adalah sebagai pandangan
jiwa beralih daripada satu badan ke satu laluan untuk mencapai Nirwana, yaitu syurga.
Kematian adalah satu peristiwa yang menyedihkan. Manakala sami-sami Hindu menekankan
pengebumian adalah satu penghormatan dan tanda peringatan kepada si mati. Masyarakat
Hindu membakar mayat mereka, percaya bahawa pembakaran satu mayat menandakan
pembebasan semangat dan api adalah mewakili shiva, yaitu dewa pemusnah. Ahli-ahli
keluarga akan berdoa di sekeliling badan secepat mungkin selepas kematian. Orang akan
coba mengelak daripada menyentuh mayat. Hal ini, kerana ia adalah dianggap sebagai
lambang memalukan si mayat tersebut. Mayat biasanya dimandikan dan dipakaikan dengan
pakaian putih, adalah salah satu pakaian tradisional orang India. Jika si isteri mati sebelum
suaminya, dia dipakaikan pakaian pengantin. Manakala seorang janda akan dipakaikan sari
yang berwarna putih atau berwarna pucat. Badan dihiasi dengan cendana, bunga-bunga dan
kalungan-kalungan bunga. Selepas itu, Vedas atau Bhagavad Gita ataupun Sivapuranam,
yaitu Kitab suci Hindu akan dibaca . Orang yang berkabung diketuai olah anak sulung lelaki
ataupun anak lelaki bungsu, akan menerangi beberapa umpan api dengan mengelilingi mayat,
demi mendoakan pemergian jiwa. Selepas pembakaran mayat, keluarga akan dihidangkan
dan bersembahyang dalam rumah mereka. Orang yang berkabung akan mandi dengan
sepenuhnya sebelum memasuki rumah selepas pengebumian. Seorang sami akan melawat
dan melakukan upacara sembayang untuk si mati pada hari ke 16 sebagai tujuan
mententeramkan si mati. Biasanya, satu kalungan dijemur atau bunga-bunga diletakkan pada
gambar si mati adalah menunjukkan tanda penghormatan bagi mengingati mereka. 'Shradh'
adalah upacara sembahayang setahun selepas kematian orang. Ini diadakan setahun sekali
bagi memperingati mereka. Sami juga berpesan kepada ahli keluarga bahwa pemberian
makanan kepada masyarakat miskin adalah satu tanda ingatan kepada si mati.
-
Agama Islam
dan untukmu tempat tinggal di atas bumi dan kesenangan hingga waktu yang ditentukan (ajal) (AlBaqarah 36)
-
Kalau jiwatman meninggalkan raga sarira (jasmani) sehingga jasmani tidak berfungsi lagi maka
disebut mati. Jiwatman merupakan titik terkecil dari Brahman atau ParamaAtma.
-
Badan adalah dimensi fisik yang bersifat fana yang menyebabkan terbatas oleh ruang dan waktu.
24
Dasar penciptaan adalah kehendak Allah. Jadi ada atau tidaknya segala sesuatu di atas dunia ini bukan
kehendak siapa-siapa kecuali kehendak Allah. Kematian adalah hasil dosa manusia yang berontak
terhadap Sang Pencipta.
Sesungguhnya semua pandangan agama setuju bahwa kematian itu ialah Kuasa Tuhan yang Maha Esa
bukan ditentukan dari kuasa dokter yang menangani pasien dari penyakitnya.
25
BAB IV
KESIMPULAN
26
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
27