Anda di halaman 1dari 6

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR

PADA BAYI YANG BERKUNJUNG DI POSKESDES WILAYAH KERJA


PUSKESMAS BUNGORO KAB. PANGKEP
Dahlia1, Andi Fajriansi2, Yusran Haskas3
1

STIKES Nani Hasanuddin Makassar


STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2

ABSTRAK
Imunisasi merupakan upaya yang paling cost effective dalam menurunkan angka kesakitan
dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yang diharapkan akan
berdampak pada penurunan angka kematian bayi. Imunisasi yang harus didapatkan oleh bayi
meliputi BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis B. Pemerintah mewajibkan setiap bayi akan
mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit yaitu tuberculosis, difteri, pertusis,
tetanus, polio, campak dan hepatitis B. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar pada bayi yang berkunjung di poskesdes sela
wilayah kerja puskesmas bungoro kab. Pangkep. Desain penelitian ini menggunakan metode
deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu - ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan sebanyak
30 orang. Besar sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota populasi yaitu 30 responden.
Teknik pengambilan sampel adalah Total Sampling. Pengambilan data dengan menggunakan
kuesioner. Analsis data secara deskriptif dengan distribusi frekuensi dalam bentuk presentase. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak
26 orang (86,7%), dan pengetahuan yang kurang sebanyak 4 orang (13,3%). Sedangkan ibu yang
memilki sikap yang baik sebanyak 27 orang (90,0%), dan sikap yang kurang sebanyak 3 orang
(10,0%). Simpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar pada
bayi baik. Diharapkan petugas kesehatan dapat lebih meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada
ibu ibu tentang imunisasi dasar pada bayi.
Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Imunisasi Dasar
PENDAHULUAN
Kegiatan imunisasi merupakan upaya
yang paling cost effective dalam menurunkan
angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
yang diharapkan akan berdampak pada
penurunan angka kematian bayi dan balita.
(Slamet, 2011)
Namun, data dari WHO Immunization
Summary
2010 menunjukkan cakupan
beberapa imunisasi dasar di Indonesia
berkurang. Pada tahun 2008, cakupan DPT3
dan Polio3 adalah 77 %, cakupan Hepatitis B
meningkat ke 78 % namun masih belum
mencapai target 80 %, cakupan BCG pula
adalah 89 %. (Prince, 2011)
Cakupan imunisasi dasar pada bayi di
Indonesia pada tahun 2008 : BCG 93,2%,
DPT/HB(1)
95,7%,
DPT/HB(2)
93,1%,
DPT/HB(3) 91,4%, Polio-1 97,9%, Polio-2
94,5%, Polio-3 92,2%, Polio-4 89,9% dan
Campak 90,5%.

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

Pelayanan imunisasi bayi mencakup


vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali),
Hepatitis-B (3 kali) dan imunisasi Campak (1
kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di
Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya. Cakupan imunisasi dasar pada bayi di
Sulawesi Selatan tahun 2009 mencapai
92,88%, sedangkan pada tahun 2010 yaitu
HB0 73,93%, BCG 95,88%, DPT3 92,82%,
Polio-4 92,31% dan Campak 91,16%.
Cakupan imunisasi dasar pada bayi di
Puskesmas Bungoro dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan, pada tahun 2009
sebanyak 522 bayi, tahun 2010 sebanyak 532
bayi sedangkan pada tahun 2011 sebanyak
543 bayi. Sedangkan capaian imunisasi dasar
pada bayi pada tahun 2011 yang berdasarkan
data dari Poskesdes Sela yaitu BCG+Polio-1
sebanyak 30 bayi, DPT-1+Hep B-1+Polio-2
sebanyak 27 bayi, DPT-2+Hep B-2+Polio-3
sebanyak 27 bayi, DPT-3+Hep B-3+Polio-4

sebanyak 27 bayi dan Campak sebanyak 12


bayi.
Berdasarkan dari data Poskesdes Sela
tahun 2011, 3 ibu yang mempunyai bayi
berumur 2 bulan, 4 ibu yang mempunyai bayi
3 bulan, 2 ibu yang mempunyai bayi berumur
4 bulan, 1 ibu yang mempunyai bayi berumur
5 bulan, 8 ibu yang mempunyai bayi berumur
6 bulan, 5 ibu yang mempunyai bayi berumur
9 bulan, 3 ibu yang mempunyai bayi berumur
10 bulan dan 4 ibu yang mempunyai bayi 11
bulan.
Berdasarkan dari peneliti sebelumnya
pada tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas
Mengana Kec. Solor Timur sebanyak 40 bayi
yang mendapatkan imunisasi. Maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu
Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi Yang
Berkunjung di Poskesdes Sela Wilayah Kerja
Puskesmas Bungoro Kec. Bungoro Kab.
Pangkep.
BAHAN DAN METODE
Lokasi, populasi, dan sampel penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian survey deskriptif . Lokasi penelitian
ini dilakukan di Poskesdes Sela Pangkep.
Adapun waktu penelitian adalah 20 26 Juli
2012.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
yang mempunyai bayi berumur 0-12 bulan di
Poskesdes Sela sebanyak 30.
Adapun tekhnik yang dipergunakan
dalam pengambilan sampel adalah Total
Sampling yaitu seluruh populasi menjadi
anggota yang akan diamati sebagai sampel.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30
resonden.
Pengumpulan data
1. Data Primer, diperoleh dengan cara
menyebarkan kuesioner pada ibu ibu
yang berkunjung di Poskesdes Sela
2. Data Sekunder, diperoleh dari Poskesdes
Sela.
Pengolahan data
1. Editing
Adalah upaya untuk memeriksa kembali
kebenaran data yang diperolah atau
dikumpulkan. Editing pada penelitian ini
dilakukan setelah data terkumpul.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian
kode numeric (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori.
3. Entry Data

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

Entry data adalah kegiatan memasukkan


data yang telah dikumpulkan ke dalam
master table atau data base computer
sehingga dapat dianalisis secara deskriptif.
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Umum Responden
Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Umur Ibu Tentang
Imunisasi Dasar Pada Bayi
Yang Berkunjung di Poskesdes
Sela Wilayah Kerja Puskesmas
Bungoro Kab. Pangkep Tahun
2012.
Umur

25 tahun

17

56,7 %

< 25 tahun

13

43,3 %

Total

30

100

Sumber : Data Primer 2011

Pada tabel 5.1 menunjukkan


bahwa dari 30 responden, diperoeh hasil
frekuensi kelompok umur tertinggi berada
pada umur 25 tahun yaitu 17 orang
(56,7 %) dan frekuensi terendah pada
kelompok umur < 25 tahun sebanyak 13
orang (43,3 % ).
Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan
Pendidikan
Terakhir Ibu Tentang Imunisasi
Dasar
Pada
Bayi
Yang
Berkunjung di Poskesdes Sela
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Bungoro Kab. Pangkep Tahun
2012.
Pendidikan Terakhir

SD

11

36,7 %

SMP

15

50,0 %

SMA

10 %

S1

3,3 %

Total

30

100

Sumber : Data Primer 2012

Pada tabel 5.2 menunjukkan


bahwa dari 30 responden, diperoeh hasil
pendidikan terakhir SD yaitu 11 orang (36,7
%), SMP yaitu 15 orang (50,0 %), SMA
yaitu 3 orang (10 %) dan S1 yaitu 1 orang
(3,3 %).

Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Pekerjaan Ibu
Tentang Imunisasi Dasar Pada
Bayi Yang Berkunjung di
Poskesdes Sela Wilayah Kerja
Puskesmas
Bungoro
Kab.
Pangkep Tahun 2012.
Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja
Total

N
2
28
30

%
6,7 %
93,3 %
100

Sumber : Data Primer 2012

Pada tabel 5.3 menunjukkan


bahwa dari 30 responden, hanya sebagian
kecil yang bekerja sebanyak 2 orang (6,7
%) dan yang tidak bekerja (sebagai ibu
rumah tangga) sebanyak 28 orang (93,3
%).
Tabel 5.4 : Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pengetahuan Ibu
Tentang Imunisasi Dasar Pada
Bayi Yang Berkunjung di
Poskesdes Sela Wilayah Kerja
Puskesmas
Bungoro
Kab.
Pangkep Tahun 2012.
Pengetahuan
N
%
Baik
26
86,7 %
Kurang
4
13,3 %
Total
30
100
Sumber : Data Primer 2012

Pada tabel 5.4 menunjukkan


bahwa dari 30 responden, sebagian besar
ibu memiliki pengetahuan yang baik
tentang imunisasi dasar pada bayi yaitu 26
orang (86,7 %) dan ibu yang memilki
pengetahuan
yang
kurang
tentang
imunisasi dasar pada bayi yaitu 4 orang
(13,3 %).
Tabel 5.5 : Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Sikap Ibu Tentang
Imunisasi Dasar Pada Bayi
Yang Berkunjung di Poskesdes
Sela Wilayah Kerja Puskesmas
Bungoro Kab. Pangkep Tahun
2012.
Sikap
N
%
Baik
27
90 %
Kurang
3
10 %
Total
30
100
Sumber : data primer 2012

Pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa


dari 30 responden, ibu yang memiliki sikap
yang baik tentang imunisasi dasar yaitu 27
Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

orang (90 %) dan ibu yang memilki sikap


yang kurang tentang imunisasi dasar yaitu
3 orang (10 %).
Tabel 5.6 : Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Imunisasi Dasar
Ibu Tentang Imunisasi Dasar
Pada Bayi Yang Berkunjung di
Poskesdes Sela Wilayah Kerja
Puskesmas
Bungoro
Kab.
Pangkep Tahun 2012.
Imunisasi Dasar
N
%
Lengkap
29
96,7 %
Tidak Lengkap
1
3,3 %
Total
30
100
Sumber : Data Primer 2012

Pada tabel 5.6 menunjukkan


bahwa dari 30 responden, ibu yang
memiliki bayi imunisasi dasar lengkap yaitu
29 orang (96,7 %) dan ibu yang memiliki
bayi imunisasi dasar tidak lengkap yaitu 1
orang (3,3 %).
PEMBAHASAN
Pencegahan penyakit lewat imunisasi
merupakan cara perlindungan terhadap infeksi
yang paling efektif dan jauh lebih murah
dibanding mengobati seseorang apabila telah
jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit.
Melalui imunisasi, anak akan terhindar dari
penyakit infeksi yang berbahaya, sehingga
memiliki kesempatan untuk beraktivitas,
bermain, serta belajar tanpa terganggu
dengan masalah kesehatan.
Pemikiran
yang
keliru
tentang
imunisasi beberapa tahun terakhir ini
dipandang dapat mengganggu kemajuan
program imunisasi di Indonesia. Pemikiran
keliru mengenai imunisasi (miskonsepsi) yang
sering muncul antara lain isu vaksin tidak halal
karena menggunakan media yang tidak sesuai
syariat, efek samping karena mengandung
zat-zat yang berbahaya, isu konspirasi dari
negara barat untuk memperbodoh dan
meracuni penduduk negara berkembang, serta
adanya bisnis besar di balik program
imunisasi. Untuk menjelaskan masalah ini,
dibutuhkan informasi sehingga masyarakat
mendukung sepenuhnya program imunisasi.
Sesuai dengan hasil yang telah
diuraikan di atas akan dilakukan pembahasan
sesuai dengan tujuan penelitian dan melihat
hasil penelitian serta tinjauan pustaka.
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu
dan ini terjadi setelah orang mengadakan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terhadap objek terjadi melalui

panca indra manusia yakni penglihatan,


pendengaran, penciuman, rasa dan raba
dengan
diri
sendiri.
Pada
waktu
pengindraan
sampai
menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
oleh intensitas perhatian persepsi terhadap
objek. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. (Wawan, 2010)
Hasil penelitian yang telah dilakukan di
Poskesdes Sela wilayah kerja Puskesmas
Bungoro
Kab.
Pangkep.
Dari
30
responden, ibu yang memilki pengetahuan
yang baik sebanyak 26 orang (86,7 %) dan
pengetahuan yang kurang sebanyak 4
orang (13,3 %). Hal ini disebabkan ibu
yang mempunyai pengetahuan baik
diperolehnya dari pendidikan formal
maupun informal dan dilakukan promosi
kesehatan tentang pentingnya imunisasi
pada bayi baik secara langsung oleh
petugas kesehatan ataupun media massa
seperti majalah, televisi, radio, koran,
dimana pengetahuan dan informasi dapat
dengan mudah diperoleh. Sedangkan
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
kurang disebabkan kurangnya informasi
yang didapat baik dari petugas kesehatan
ataupun media massa.
Pengetahuan merupakan domain yang
sangat
penting
untuk
terbentuknya
tindakan
seseorang
karena
dari
pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku
yang
tidak
didasari
oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Pengetahuan dapat diukur
bidang kognitif baik secara lisan maupun
secara tulisan mencakup 6 tingkatan : tahu,
memahami, aplikasi, analisis, sintesi dan
evaluasi.
(Wawan,
2010).
Menurut
Notoatmodjo (2005), ada beberapa faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan
seseorang yaitu : pendidikan, pengalaman,
dan umur.
Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Asep Awaluddin dengan judul
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Sikap Ibu Terhadap Status Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Desa
Kaungcaang Wilayah Kerja Puskesmas
Cadasari dimana dia memperoleh nilai ibu
yang memilki pengetahuan yang baik
tentang imunisasi dasar pada bayi hanya
43,8 % sedangkan nilai yang saya
dapatkan 86,7 % . Ibu yang memililki
pengetahuan yang baik lebih cenderung
mengimunisasi bayinya karena lebih
memahami tentang imunisasi dasar

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

dibandingkan dengan ibu yang memiliki


pengetahuan yang kurang.
Dengan pengetahuan yang baik maka
diharapkan ibu lebih memperhatikan
bayinya untuk imunisasi agar anak
terhindar dari penyakit yang dapat
mengakibatkan kecacatan atau kematian
dan ibu lebih memperluas pengetahuannya
mengenai imunisasi dasar pada bayi.
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon
yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek.
(Notoatmodjo,
2005).
Faktor
yang
mempengaruhi sikap seseorang adalah
keyakinan subyektif terhadap hal tersebut,
artinya walaupun seseorang mempunyai
pengetahuan baik atau cukup terhadap
sesuatu hal, orang itu juga ingin
mengetahui bagaimana orang lain yang
berpengaruh
dalam
kehidupannya
memandang hal tersebut.
Hasil penelitian yang telah dilakukan di
Poskesdes Sela wilayah kerja Puskesmas
Bungoro
Kab.
Pangkep.
Dari
30
responden, sebagian besar ibu yang
memilki sikap yang baik sebanyak 27 orang
(90 %) dan sikap yang kurang sebanyak 3
orang (10 %). Sikap ibu yang baik
disebabkan karena dapat memahami dan
memiliki motivasi dari petugas kesehatan
tentang imunisasi dasar. Sedangkan sikap
ibu yang kurang disebabkan karena
kurangnya memahami tentang pentingnya
imunisasi dasar pada bayi.
Sikap ibu dapat dipahami karena bila
ditinjau dari pendapat Wawan (2010)
mengatakan bahwa ada beberapa faktor
yang
mempengaruhi
sikap
yaitu
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain
dianggap penting, pengaruh kebudayaan,
media massa, lembaga pendidikan dan
lembaga agama serta faktor emosional.
Sikap menurut Notoarmodjo dalam Wawan
(2010) terdiri dari berbagai tindakan yakni:
menerima, merespon, menghargai, dan
bertanggung jawab.
Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Asep Awaluddin dengan judul
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Sikap Ibu Terhadap Status Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Desa
Kaungcaang Wilayah Kerja Puskesmas
Cadasari. dimana dia memperoleh nilai ibu
yang memiliki sikap yang baik tentang
imunisasi dasar pada bayi hanya 71,9 %
sedangkan nilai yang saya dapatkan 90 % .
Ibu yang memililki sikap yang baik lebih
cenderung mengimunisasi bayinya karena

lebih memperhatikan kegiatan kegiatan


imunisasi dasar dibandingkan dengan ibu
yang memiliki sikap yang kurang.
Dengan sikap yang baik maka
diharapkan ibu lebih memperhatikan
bayinya untuk imunisasi agar anak
terhindar dari penyakit yang dapat
mengakibatkan kecacatan atau kematian
dan lebih meningkatkan motivasi untuk
imunisasi bayinya agar sikap ibu akan
semakin baik.
3. Imunisasi Dasar
Imunisasi
merupakan
usaha
memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam
tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu.
(Hidayat, 2008)
Program imunisasi bertujuan untuk
memberikan kekebalan pada bayi agar
dapat mencegah penyakit dan kematian
bayi serta anak yang disebabkan oleh
penyakit
yang
sering
berjangkit.
(Proverawati dan Setyo, 2010)
Bayi dan anak yang mendapat
imunisasi dasar lengkap akan terlindungi
dari beberapa penyakit berbahaya dan
akan mencegah penularan ke adik, kakak
dan teman teman sekitarnya. Imunisasi
akan meningkat kekebalan tubuh bayi dan
anak sehingga mampu melawan penyakit
yang dapat dicegah dengan vaksin
tersebut. ( Ai Yeyeh dan Lia, 2010)
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan di Poskesdes Sela wilayah kerja
Puskesmas Bungoro Kab. Pangkep.
Sebagian besar bayi telah mendapatkan
imunisasi dasar lengkap sebanyak 29 bayi
(96,7 %) dan bayi yang telah mendapatkan
imunisasi tidak lengkap yaitu 1 bayi (3,3
%).
Hal
ini
disebabkan
karena
pengetahuan dan sikap ibu baik tentang
imunisasi dasar pada bayi, sehingga 96,7
% bayi yang mendapatkan imunisasi dasar
lengkap dan hanya 3,3 % bayi yang
mendapatkan imunisasi
dasar tidak
lengkap.
Jenis - jenis imunisasi dan penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi
dasar pada bayi yaitu imunisasi BCG
berguna untuk mencegah penyakit TBC
(Tuberculosis). Misalnya TB paru berat.
Imunisasi ini sebaiknya diberikan sebelum
bayi berusia 2 -3 bulan. BCG tidak
menyebabkan demam. Tidak dianjurkan
BCG ulangan. Suntikan BCG akan
meninggalkan jaringan parut pada bekas
suntikan. (Ai yeyeh dan Lia, 2010).
Imunisasi Hepatitis B Berguna untuk

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

mencegah penyakit Hepatitis. Karena itu,


vaksinasi hepatitis B merupakan cara
terbaik untuk memastikan bayi terlindungi
dari Hepatitis B. Jika tidak dilakukan, hati
akan mengeras dan menimbulkan kanker
hati dikemudian hari. (Ai yeyeh dan Lia,
2010). Imunisasi DPT berguna untuk
mencegah penyakit Difteri, Pertusis dan
Tetanus. Difteri yang di sebabkan oleh
bakteri Corynebacteriumdiphtheriae yang
sangat menular. Pertusis adalah batuk
rejan yang juga dikenal dengan batuk 100
hari,
disebabkan
bakteri
bordetella
pertussis. Tetanus merupakan penyakit
infeksi mendadak yang di sebabkan toksin
dari Clostredium Manusia tidak mempunyai
kekebalan alami terhadap tetanus sehingga
perlindunganya harus di peroleh oleh
imunisasi. (Ai yeyeh dan Lia, 2010), dan
imunisasi Polio berguna untuk mencegah
penyakit Polio. Imunisasi polio akan
menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit Poliomielitis. Imunisasi polio
diberikan sebanyak empat kali mulai usia
baru lahir dengan selang waktu tidak
kurang dari 1 bulan. (Sulianti, 2011), serta
imunisasi
Campak
berguna
untuk
mencegah penyakit Campak. Pemberian
imunisasi akan menimbulkan kekebalan
aktif dan bertujuan untuk melindungi
terhadap penyakit campak hanya dengan
sekali suntikan, dan diberikan pada usia
anak Sembilan bulan atau lebih. (Hanum,
2010)
Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Asep Awaluddin dengan judul
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Sikap Ibu Terhadap Status Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Desa
Kaungcaang Wilayah Kerja Puskesmas
Cadasari. dimana dia memperoleh nilai
imunisasi dasar lengkap pada bayi hanya
67,2 % sedangkan nilai yang saya
dapatkan 96,7 % . Bayi yang mendapatkan
imunisasi
dasar
lengkap
akan
mendapatkan kekebalan spesifik dan lebih
mudah terhindar dari penyakit yang dapat
menyebabkan
kematian
dibandingkan
dengan bayi yang tidak mendapatkan
imunisasi dasar lengkap.
Dengan bayi yang mendapatkan
imunisasi dasar lengkap maka diharapkan
ibu lebih meningkatkan dan memperhatikan
kesehatan bayinya agar dapat terhindar
dari penyakit yang dapat menyebabkan
kematian.

KESIMPULAN DAN SARAN


1. Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
pada bayi di Poskedes Sela wilayah kerja
puskesmas bungoro baik.
2. Sikap ibu tentang imunisasi dasar pada
bayi di Poskesdes Sela wilayah kerja
puskesmas bungoro baik.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas,
maka saran yang dapat diberikan sebagai
berikut:
1. Tenaga Kesehatan
Diharapkan
dapat
lebih
meningkatkan
penyuluhan
kesehatan

kepada ibu ibu tentang imunisasi dasar


pada bayi, agar ketidaktahuan terhadap
suatu hal tentang imunisasi dasar dapat
terjawab, sehingga pengetahuan dan sikap
ibu tentang imunisasi dasar akan semakin
baik.
2. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan hendaknya lebih
banyak menyediakan buku buku tentang
imunisasi dasar.
3. Peneliti selanjutnya
Diharapkan
agar
lebih
mengembangkan penelitian yang lebih
lanjut tentang pengetahuan dan sikap ibu
tentang imunisasi dasar pada bayi.

DAFTAR PUSTAKA
Atikah, Proverawati, dkk. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Nuha Offset : Jogjakarta.
Budiman, Icoel. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kepatuhan
Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi, (online), (http://icoel.wordpress.com, diakses 28 Februari 2012).
Darsan, Wayan. 2010. Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-1 tahun. (online),
(http://darsananursejiwa.blogspot.com, diakses 02 Maret 2012).
Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan 2008. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.
Hendrik. 2003. Sekilas Tentang Knowledge Management. Arikel Popular Ilmu Computer : Jakarta.
Hidayat, Alimul, Aziz A. 2007. Metode Penelitian dan Tehnik Analisis Data. Salemba Medika : Jakarta.
Hidayat, Alimul, Aziz A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Salemba Medika : Jakarta.
Jessica. 2011. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dan Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian
Imunisasi Dasar Pada Bayi. (online). (http://kebidanan-kti.blogspot.com, diakses 23 Maret 2012)
Laksono, Nur, Ismawan. 2011. Metode Alternatif Pencatatan dan Pelaporan Imunisasi Berdasarkan Individu
Guna
Mendukung
Gerakan
Akselerasi
Imunisasi
Nasional
(GAIN
UCI),
(online),
(http://dinkes.brebeskab.go.id, diakses 11 Maret 2012).
Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada Balita. Cetakan Pertama.
Nuha Medika : Yogyakarta.
Masitah, 2011. Tingkat Pengetahuan Tentang Imunisasi Dasar Pada Ibu Yang Mempunyai Bayi Umur 0-12,
(online), (http://mamanitah.blogspot.com , diakses 28 Februari 2012).
Muslihatum, Nur, Wafi dkk. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Cetakan Pertama. Fitramaya : Yogyakarta.
Niven. 2008. Psikologi Kesehatan : Pengantar Untuk Perawat dan Profesional. EGC : Jakarta.
Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta : Jakarta.
Notoatmodjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.
Pranoto. 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Yogyakarta.
Prince. 2011. Evaluasi Program Imunisasi Dasar, (online), (http://www.scribd.com, diakses 02 Maret 2012).
Rukiyah, Yeyeh, Ai, dan Yulianti, Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Katalog Dalam Terbitan :
Jakarta
Saroso, Sulianti. 2011. Pusat Informasi Penyakit Infeksi, (online), (http://www.infeksi.com, diakses 02 Maret
2012)
Sudarianto, dkk. 2010. Lampiran Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2009. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan : Makassar.
Suririnah. 2008. Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

Anda mungkin juga menyukai