PENDIDIKAN KESEHATAN
PENYAKIT DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)
PADA KELUARGA PASIEN ANAK DI RUANG ANAK BOUGENVILE
RSUD Dr. HARYOTO LUMAJANG
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Khoirul Ramadhan., S.Kep
Yosyita Rahmah., S.Kep.
Muhammad Rofiq, S.Kep.
(082311101031)
(102311101004)
(102311101085)
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENDIDIKAN KESEHATAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat setiap orang sehingga mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Program pencegahan dan pemberantasan
penyakit merupakan
2010
sampai dengan 2014 yang bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian dan
kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular (Depkes RI, 2010).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF) merupakan salah satu penyakit menular yang diprioritaskan dalam
program pencegahan dan pemberantasan penyakit.
Penyakit DBD merupakan penyakit demam akut yang berpotensi
menyebabkan kematian (Mansjoer, 2000). Penyakit ini ditularkan melalui gigitan
nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi oleh virus
dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina (Ginanjar, 2008).
World Health Organization (WHO) mencatat bahwa Asia Tenggara mencapai
1,3 miliar atau 52% dari 2,5 miliar orang di seluruh dunia berisiko DBD
(WHO, 2011). WHO memperkirakan 50 sampai 100 juta infeksi terjadi
setiap tahun, termasuk 500.00 kasus DBD dan 22.000 mortalitas, sebagian
besar anak -anak (CDC, 2012). DBD pertama kali ditemukan di Indonesia tahun
1968 di Jakarta dan Surabaya. Setiap tahun Indonesia merupakan daerah
endemis DBD dan menempati urutan tertinggi kasus DBD di ASEAN,
jumlah kasus DBD tahun 2010 ada 150.000 kasus (Kompas, 2013) dan
kelompok usia anak-anak memiliki proporsi 70 persen (okezone.com, 2013).
Provinsi Jawa Timur (Jatim) merupakan daerah endemis DBD, tahun 2010
kasus DBD di Jatim mencapai 26.059 kasus dengan jumlah kematian 234 orang,
tahun 2011 mencapai 5.372 kasus dengan jumlah kematian 63 orang dan
akhir bulan Desember tahun 2012 mencapai 5.140 kasus dengan jumlah
kematian
tubuh apabila tubuh memperoleh terlalu banyak panas dari aktifitas otot rangka
atau dari lingkungan eksternal yang panas. Suhu tubuh harus diatur karena
kecepatan reaksi kimia sel-sel bergantung pada suhu tubuh dan panas yang
berlebihan dapat merusak protein sel (Sherwood, 2001).
Di hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat pengaturan suhu. Regio
posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks-refleks yang
memperantarai produksi panas dan konservasi panas. Regio anterior yang
diaktifkan oleh rasa hangat memicu refleks-refleks yang memperantarai
pengurangan panas (Ganong, 2002). Sehingga pemberian kompres hangat
memberikan sinyal ke hipotalamus menyebabkan terjadinya vasodilatasi. Hal ini
menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas melalui kulit meningkat
(berkeringat), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai
keadaan normal kembali. Pemberian kompres hangat ini dilakukan secara
berulang-ulang dan lakukan evaluasi suhu tubuh anak setelah 20 menit
(Budiartha, 2009).
Data pasien anak yang dirawat di ruang anak Bougenvile RSUD dr.
Haryoto Lumajang adalah sebanyak 231 anak pada tahun 2014, dan pada tahun
2015 pada bulan Januari 32 anak, Februari 40 anak, Maret 31 anak dan April 31
anak dan semua dari keluhan utama pasien DHF yang datang ke rumah sakit
adalah panas tinggi dan tidak mau makan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang bahaya DHF pada anak
di ruang anak bougenvile RSD Dr. Haryoto Lumajang diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan keluarga tentang bahaya penyakit DHF pada
anak, mengetahui pencegahan dan penatalaksanaanya.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta penyuluhan dapat:
Tahap
Kegiatan
(Waktu)
Pendahuluan
(5 menit)
Tindakan
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan
Sasaran
a. Memberikan salam, Memperhatikan
memperkenalkan
dan menjawab
diri, dan membuka salam
penyuluhan
b. Menjelaskan materi Memperhatikan
secara umum dan
manfaat bagi
Media dan
Alat
Demonstrasi
Leaflet
Penyajian
(25 Menit)
Penutup
(15 Menit)
sasaran
c. Menjelaskan TIU
dan TIK
a. Menanyakan
kepada keluarga
pasien tentang
materi yang
diberikan apakah
pernah diperoleh
sebelumnya
b. Menerima jawaban
dan memberi
komentar terhadap
jawaban kepada
keluarga pasien
c. Menjelaskan tentang
bahaya DHF secara
umum:
1) Pengertian
DHF.
2) Penyebab DHF.
3) Tanda gejala
DHF
4) Proses
perjalanan
penyakit DHF
5) Komplikasi
6) Pencegahan
pneumoni.
d. Menanyakan
kepada keluarga
pasien mengenai
materi yang baru
disampaikan.
e. Mendiskusikan
bersama jawaban
yang diberikan.
a. Menutup
pertemuan dengan
memberi
kesimpulan dari
materi yang
disampaikan
b. Mengajukan
pertanyaan kepada
sasaran
Memperhatikan
Memperhatikan
Leaflet
Slide PPT
LCD
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Menyakan
Memperhatikan
Menjawab
pertanyaan
Leaflet
c. Mendiskusikan
bersama jawaban
dari pertanyaan
yang telah
diberikan
d. Menutup
pertemuan dengan
memberi salam
Memberi
komentar
Memperhatikan
dan membalas
salam
F. MEDIA PENYULUHAN
1. Leaflet
2. Slide Power point
3. LCD
G. PENGORGANISASIAN
1. Penanggungjawab
2. Panyaji
3. Moderator
H. METODE PENYULUHAN
1. Jenis model pembelajaran: ceramah dan tanya jawab
2. Landasan teori: Konstruktivisme dengan metode ceramah dan diskusi
Langkah pokok:
a) Menciptakan suasana pertemuan yang baik;
b) Mengajukan masalah;
c) Membuat keputusan nilai personal;
d) Mengidentifikasi pilihan tindakan;
e) Memberi komentar;
f) Menetapkan tindak lanjut
I. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian dan penyebab penyakit DHF?
2. Sebutkan tanda gejala dan komplikasi DHF?
3. Sebutkan penatalaksanaan dan pencegahan terjadinya penyakit DHF?
J. LAMPIRAN
1. Materi
2. Media yang digunakan (booklet)
3. SOP kompres hangat
penyakit
dan
DHF,
Global
Dengue
[serial
online].
Banyumas
[serial
online].http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CDEQF
jAB&url=http%3A%2F%2Fejournal.litbang.depkes.go.id
%2Findex.php%2FMPK%2Farticle%2Fdownload
%2F1080%2F544&ei=Ty9AUtfmLsa5rgedhoG4CA&usg=AFQjCNG
72mIyIaNB85xytjhwk88QLUBOew&bvm=bv.52434380,d.bmk
[diakses tanggal 2 Mei 2015].
Dahlan Sopiyudin. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia.
2005.
Penemuan
dan
Kesehatan
Republik
Indonesia.
2005.
Pemberantasan
Oktri.
2008.
Demam
Berdarah
Dengue
Penyakit
Cara
Kesehatan
RI.
2010.
Rencana
Strategis
Kementerian
Dengue
Haemorrhagic
Fever
[serial
online]http://www.searo.who.int/entity/vector_borne_tropical_disease
s/documents/SEAROTPS60/en/index.html [diakses tanggal 2 Mei
2015]
WHO. 2001. Pencegahan dan Pengendaliaan Dengue dan Demam
Berdarah Dengue : Panduan Lengkap. Jakarta : EGC.
Lampiran 1
MATERI
a. Definisi
Demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit
demam akut terutama menyerang pada anak-anak, dan saat ini cenderung
polanya berubah ke orang dewasa. Gejala yang ditimbulkan dengan manifestasi
perdarahan dan bertendensi menimbulkan shock yang dapatmenimbulkan
kematian. (Depkes, 2006). Infeksi virus dengue dapat menyebabkan Demam
Dengue (DD), Dengue
Dengue (SSD). Infeksi dengue di jumpai sepanjang tahun dan meningkat pada
musim hujan. Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang
masih menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini masih disebabkan oleh
karena tingginya angka morbiditas dan mortalitas (Depkes, 2006).
b. Penyebab Timbulnya Penyakit DHF
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus (Arthropod-borne
viruses) artinya virus yang di tularkan melalui gigitan arthropoda misalnya
nyamuk aedes aegypti (betina). Arthropoda akan menjadi sumber infeksi
selama hidupnya sehingga selain menjadi vektor virus dia juga menjadi hospes
reservoir virus tersebut yang paling bertindak menjadi vektor adalah berturut
turut nyamuk. (Soegijanto,2004)
Ciri nyamuk ini adalah tubuhnya dan kakinya yang berbelang-belang
putih. Nyamuk ini hanya muncul dan beraksi di jam-jam tertentu misal di
waktu pagi dan sore hari. Berkembangbiak di tempat penampungan air ( TPA)
dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang seperti: Bak mandi,
tempayan, drum, vas bunga, ban bekas, dll. Nyamuk aedes Aegypti tidak dapat
berkembang biak di selokan /got atau kolam yang airnya langsung
berhubungan dengan tanah. Biasanya menggigit manusia pada pagi atau sore
hari dan mampu terbang sampai 100 meter.
Nyamuk yang menyebarkan virus dengue ini ada dua jenis yaitu nyamuk
aedes aegypti dan nyamuk aedes albopictus. Nyamuk yang pertama biasa
beraksi di dalam rumah, sedangkan nyamuk ke dua lebih suka berhabitat di
pekarangan atau halaman rumah. Jika anda memiliki anak-anak yang suka
bermain-main di halaman atau pekarangan terutama pada pagi atau sore hari
sebaiknya oleskan lotion anti nyamuk demam berdarah ke anak anda agar
terhindar dari gigitan nyamuk demam berdarah tersebut.
c. Tanda dan gejala Penyakit DHF
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai
sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam;
ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya
mucul dulu pada bagian bawah badan pada beberapa pasien, ia menyebar
hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga
muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare,
pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan
pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera
konsultasi ke Dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari
berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi
fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan
puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis,
jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 15 hari orang yang tertular dapat
mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
1) Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
2) Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 7 hari, nyerinyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercakbercak perdarahan di bawah kulit.
3) Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya
sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung
(epistaksis/mimisan), mulut, dubur dsb.
4) Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok
/ presyok. Bentuk ini sering berujung padakematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka
kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga
menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus
segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat
mengalami syok / kematian.
Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi,
pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa
menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.
Pada awal sakit, dimana penderita infeksi virus dengue timbul gejala panas,
tidak dapat dibedakan apakah akan menjadi varian klinis Demam Dengue atau
Demam Berdarah Dengue. Pada saat panas turun, penderita Demam Berdarah
Dengue ditandai dengan penampilan klinis yang memburuk. Penderita tampak
sakit berat, gangguan hemostatik yang berupa gejala perdarahan menjadi lebih
prominen dan kebocoran plasma yang ditandai dengan adanya defisit cairan
yang ringan berupa peningkatan PCV 20 % sampai gangguan sirkulasi/syok.
1) Demam
Timbul mendadak, berlangsung 2-7 hari
Disertai dengan tidak mau bermain (not doing well), nafsu makan
menghilang, mual , dan tidak jarang disertai muntah.
Kadang kurva suhu berbentuk pelana (sadle-back fever)
Suhu turun mendadak, kemudian penderita merasa/tampak membaik dan
muncul nafsu makan.
2) Nyeri
Nyeri kepala
Nyeri belakang mata (retro orbital)
Nyeri otot (myalgia)
Nyeri sendi (arthralgia)
3) Ruam
Pada awal sakit dapat timbul kemerahan (flushing) pada kulit penderita
Pada periode penyembuhan dapat muncul confalescence rash, berupa
morbilli like rash yang lokasinya di ekstremitas bawah (shoe like
appearance) dan di ekstremitas atas (handglove like appearance)
4) Manifestasi perdarahan
tidak selalu ada
jentik Aedes
aegypti
dengan memelihara ikan pemakan jentik yaitu ikan kepala timah, ikan
gupi, ikan cupang/tempalo dan lain-lain.
2) Fogging atau pengasapan
Foging dilaksanakan pada kasus-kasus dengan PE positif, 2 penderita positif
atau lebih, ditemukan 3 penderita demam dalam radius 100 m dari tempat
tinggal penderita DBD Positif atau ada 1 penderita DBD meninggal
3) Abatisasi
Yaitu dengan menaburkan bubuk abate ke dalam bak mandi atau tempat
penampungan air.
4) Sistem kewaspadaan dini
Menghidari kebiasaan
menggantung
pakaian
didalam
kamar,
Lampiran 3.
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KOMPRES HANGAT
PSIK
Universitas
Jember
1 Pengertian
2
Tujuan
3
4
5
Indikasi
Kontraindikasi
Persiapan pasien
Persiapan alat
Cara kerja
Evaluasi
Dokumentasi
Lampiran 4. Dokumentasi