Wildan Firmansyah
201010330311060
Definisi
Derajat
terberat
dari
DBD
permeabilitas kapiler , cairan
keluar
dari
intravaskuler
ke
ekstravaskuler,
peningkatan
penurunan volume intravaskuler dan
hipoksemia syok
Etiologi
DBD virus dengue yang termasuk
dalam kelompok Arthropod Virus
(Arbovirosis) yang sekarang dikenal
sebaga genus flavivirus, family
flavivirde, yang mempunyai 4
serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den-3,
Den-4,
Cara penularan
Klasifikasi
WHO dan
derajat
beratnya
DHF
Patofisiologi
Gejala :
Kehausan
Denyut jantung
Keringat dingin
Pucat (tidak
terjadi pada
sepsis dll)
Denyu
t
jantun
g
Pengisian
jantung
---------Curah jantung
---------Tekanan darah
Tonus
simpatis
vasokonstri
ksi
Hipoksia
kerusakan
organ :
Paru
Ginjal
Sal. cerna
Keadaan syok
Fase kompensasi :
tekanan darah sistolik tetap normal,
sedangkan diastolik meningkat akibat
peninggian resistensi arteriol sistemik
(tekanan nadi menyempit)
meningkatkan frekwensi jantung sekresi
dan renin angiotensin aldosteron ginjal
menahan NA dan air dalam sirkulasi
Manifestasi klinis : takikardi, CRT >2 detik
Fase dekompensasi :
Gagalnya masa kompensasi untuk mempertahankan
curah jantung
Manifestasi : takikardiyang bertambah , tekanan darah
mulai turun, oliguria, laju nafas bertambah cepat dan
dalam
Fase irreversible :
kegagalan mekanisme kompensasi tubuh menybabkan
syok terus berlanjut, sehingga terjadi kerusakan sel
dan disfungsi sistem multi organ lainnya
manifestasi : tekanan darah tidak terukur, nadi tak
teraba, kesadaran makin dalam ,
laboratorium
DL :
Trombosit Jumlah trombosit 100.000/ul
atau kurang dari 1-2 trombosit/lpb. Pada hari
ke 3-7
Hematokrit Merupakan indikator yang
peka akan terjadinya perembesan plasma,
Hemokonsentrasi dengan peningkatan
hematokrit 20% atau lebih mencerminkan
peningkatan permeabilitas kapiler dan
perembesan plasma.
Radiologi
Pada foto thoraks DBD grade III / IV dan
sebagian grade II didapatkan efusi
pleura, biasanya sebelah kanan. Posisi
foto adalah lateral dekubitus kanan.
Ascites dan efusi pleura dapat di deteksi
dengan pemeriksaan USG
Diagnosis
Gejala klinis :
Demam berlangsung 2-7 hari, kadang bifasik
Kecenderungan perdarahan, dibuktikan
minimal dengan satu dibawah ini:
Tes tornikuet positif
Ptekie, ekimosis atau purpura
Perdarahan dari mukosa, saluran
gastrointestinal, tempat injeksi atau lokasi lain
Hematemesis atau melena
Hepatomegali
Komplikasi
Overload cairan
Perdarahan
Hiperglikemia dan hipoglikemia
Hiponatremi, hipokalemi,
hiperkalemi, ketidakseimbangan
serum kalsium
Asidosis metabolik
Disfungsi hepar, biasanya bisa akibat
dari virus dengue hepatitis atau syok
Penatalaksa
naan
Prognosis
Tenrgantung pengobatan yang tepat,
segera, dan pemantauan ketat syok
Tanda prognosis baik
Prognosis buruk
koagulasi intravaskular
diseminata dan sindrom syok
dengue dengan renjatan
berulang atau
berkepanjangan
Kasus
Nama
An. A
Alamat
Karya Bakti / Kras
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Agama
Islam
Tanggal masuk
22 Februari 2015
Alergi obat
-
Sistem pembayaran
BPJS
Keluhan Utama
Demam
Keluhan Tambahan
Mimisan, muntah, BAB warna
hitam
Riwayat Penyakit
Keluarga
Pasien merupakan anak
pertama dari dua
bersaudara. Ibu pasien
menyangkal ada yang
mengalami keluhan seperti
yang dikeluhkan pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien post opname di salah
satu tempat pelayanan
kesehatan di kota Kediri 1
minggu yang lalu karena
demam berdarah.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum dan Tanda-tanda Vital
Suhu : 366C
Nadi : 90x/menit
RR : 28x/menit
TD : 90/60 mmHg
Status Generalis
Kepala : Bentuk normal
Mata: a/i/c/d : -/-/-/-, perdarahan konjungtiva -/-,
reflek cahaya langsung +/+, Reflek cahaya tidak
langsung +/+
Telinga : Liang telinga lapang, serumen -/-,
perdarahan -/ Hidung : Epistaxis (-)
Tenggorok : Uvula di tengah, arkus faring
simetris, hiperemis (-)
Gigi dan mulut : Bibir kering , cyanosis (-) , oral
hygine baik
Paru paru
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus kiri-kanan, krepitasi (-), nyeri tekan (-)
Perkusi
: Sonor pada lapangan paru kanan dan kiri
Auskultasi: Bunyi nafas vesikular +/+, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Auskultasi:Bunyi jantung S1 S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Flat
Palpasi :Distended, hepatomegali 2 cm dibawah arkus costae,
splenomegali (-), Nyeri tekan di epigastrium , hipokondria
kanan, lumbal kanan
Perkusi : Metterismus diseluruh lapang abdomen
Auskultasi: Bising Usus (+) Normal
Ekstremitas
Hangat (+/+), rumpleettest (+), tugor (+) Normal CRT >2 detik
222015
02 232015
02 242015
02 252015
02 26-022015
Wbc
3.41
4,62
6.92
9.35
12,22
Rbc
6.6
4.97
4.97
4.01
4.00
Hgb
16.9
16.3
12.5
10,2.5
9.1
Hct
46,7
45,1
35,5
28,8
26,7
Plt
14
30
26
71
Suhu
36
36
36,5
36,7
37
Nadi
88
120
100
84
92
Rr
28
30
28
28
28
90/60
80/60
100/80
100/80
100/80
Muntah
++
++
++
Nyeri perut
++
++
Mimisan
++
++
++
Asering 100tpm
Ranit 3x 1/2amp
Asering 20 ttm
Cefo 3x500mg
Ranit 3x 1amp
Lasik 1x1amp
Ondan 1x
1/2amp
Propepsa 3x
1cth
Pamol tab
N2
Cefo 3x500mg
Ranit 3x 1amp
15 tpm
N2
Cefo 3x500mg
Ranit 3x 1amp
15 tpm
Tensi
Terapi
Pembahasan
An.laki-laki , 11 tahun , 36 kg
Datang dengan keluhan panas
Diagnosis DHF grade IV / DSS
Dari anamnesis : post opname 3 hari yang lalu
dengan DHF di salah satu klinik pelayanan
kesehatan di kota kediri. Demam disertai sakit
kepala, mual, muntah, lemas. Muntah 2x
setelah makan dan minum. Perdarahan hidung
di hidung/mimisan. Buang air kecil lancar.
Buang air besar sedikit lembek, BAB warna
coklat kehitaman
WBC
RBC
HGB
HCT
PLT
: 3.41
: 6.66
: 16.9
: 46.7
:14
Pembahasan
Menurut beberapa teori , penatalaksanaan
Atasi shock dahulu munggunakan cairan kristaloid
secara intravena dengan dosis 20 ml/kgBB/jam
selama 15 menit, Jika keadaan pasien membaik,
cairan kristaloid diturunkan secara perlahan.
Turunkan 5-7 ml/kgBB/jam dalam waktu 1-2 jam.
Lalu 3-5 ml/kgBB/jam dalam waktu 2-4 jam. 2-3
ml/kgBB/jam dalam waktu 2-4 jam. Jika keadaan
terus membaik, maka cairan dapat terus
dikurangi.
saturasi O2 : 2-4 liter
Pemberian ondansetron 1 x amp jika muntah
sebagai terapi simtomatik.
Ranitidine 3x 1 amp sebagai terapi simtomatik