Di susun oleh:kelompok 2
Muh. Nardiansyah
Muh. muchlis
Mutmainnah
Fachryati nosar
Annisahrahwani
Sutriani
Azizah verawati
Hipertiroidisme adalah suatu keadaan akibat dari produksi hormon tiroid yang
berlebihan oleh kelenjar tiroid sehingga menyebabkan kadar hormon tiroid didalam
darah berlebihan baik tiroksin (T4), triiodotironin (T3) atau keduanya. Hipertiroid
dijumpai 5 - 7 kali lebih sering pada wanita dibanding pria dan terjadi pada 1- 2 dari
1000 kehamilan.
Kadang juga terjadi kehamilan atau timbul penyakit baru, timbul dalam masa kehamilan.
2. ETIOLOGI
goiter toksik, penyakit graves terutama terjadi pada dewasa muda dan pada goiter
nodular toksik yang terutama terjadi pada dewasa yang berusia lebih tua.
Hiperfungsi kelenjar tiroid hipofisi, dan hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF
Salah satu penyebab dari hipertiroidisme adalah graves. Penyakit graves dan
goiter toksik.
hipertiroidisme, pembesaran difus kelenjar tiroid, eksoftalamus, serta gejal dan tanda
lain hipermetabolisme ( intoleransi panas, berkeringat, penurunan berat badan, takikardi,
kecemasan, dan keletihan. Peyakit graves disebabkan oleh terdapatnya antibody lgG
yang disebut sebagai stimulator tiroid kerja lama yang bekeja secara langsung pada sel
folikel tiroid, merangsangnya untuk membela (menyebabkan hyperplasia) dan untuk
menyintesis dan menyekresi hormion tiroid secara terus-menerus di luar control TSH
dari hipofisis.
yang berfungsi secara otonom dalam mensekresi hormone tiroid yang berlebihan.
Penyakit ini tidak terlalu paranh dari penyakit graves, dalam hal ini eksoftalmus tidak
terjadi, namun dapat terjadi mata terbelalak dan jarang mengedip akibat peningkatan
aktivitas simpatis.
3. TANDA DAN GEJALA HIPERTIROID :
Eksoftalmus
Tremor
Takikardia
Pembesaran kelenjar tiroid
Hiperkinesis
Kenaikan BMR sampai 25 %
Aneroksia
Lekas letih
Kesulitan dalam menelan
Mual dan muntah
Konstipasi
Hiptonik obat
Peningkatan frekuensi denyut jantung.
Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin
Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
Gangguan reproduksi
Tidak tahan panas.
Cepat letih.
Tanda bruit.
Haid sedikit dan tidak tetap.
Pembesaran kelenjar tiroid.
Mata melotot (exoptalmus).
4. PATOFISIOLOGI
5. PENATALAKSANAAN
terapi yang biasanya diberikan adalah obat-obatan antitiroid yang menghambat produksi
TH atau obat-obatan penyekat beta untuk menurunkan hiperresponsifitas simpatis. Obatobatan yang nerusak jaringan tiroid juga dapat digunakan. Misalnya, iodin radioaktif
(I131) yang diberikan dalam sediaan oral, diserap secara aktif oleh sel tiroid yang
hiperaktif. Setelah masuk I131 merusak sel tersebut. Terapi ini adalah terapi permanen
untuk hipertiroidisme dan sering menyebabkan inndividu menjadi hipotiroid dan
6. KOMPLIKASI HIPERTIROIDISME
Pada kehamilan meliputi morbiditas dan mortalitas pada ibu, janin dan bayi
baru lahir. Pada ibu dapat diinduksi hipertensi pada kehamilan, pre-eklamsia, gagal
jantung, dan persalinan preterm. Pada janin dan neonatus dapat terjadi kelahiran mati,
goiter, hipertiroiditis dan hipotiroiditis.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Pemeriksaan Fisik :
a. Kulit
1) Panas, lembab, banyak keringat, halus, licin, mengkilat, kemerahan.
2) Erythema, pigmentasi, mixedema local.
3) Kuku terjadi onycholosi terlepas, rusak.
4) Ujung kuku/jari terjadi Aerophacy, yaitu perubahan ujung jari tabuh / clubbing
finger disebut PLUMER NAIL.
5) Kalau ada peningkatan suhu lebih dari 37,8o C indikasi Krisis Tyroid.
b. Mata ( Opthalmoptik )
1) Retraksi kelopak mata atas mata membelalak / tanda Dalrymple.
2) Proptosis ( eksoptalmus ), karena jaringan orbita dan otot-otot mata diinfiltrasi oleh
limposit.
f. Otot
1) Kekuatan menurun
2) Kurus
3) Atrofi
4) Tremor
5) Cepat lelah
6) Hyperaktif refleks tendom
g. Sistem persyarafan
1) Iritabiltas gelisah
2) Tidak dapat berkonsentrasi
3) Pelupa
4) Mudah pindah perhatian
5) Insomnia
6) Gematar
h. Status mental dan emosional
1) Emosi labil lekas marah, menangis tanpa sebab
2) Iritabilitas
3) Perubahan penampilan
i. Status ginjal
1) Polyuri ( banyak dan sering kencing ).
2) Polidipsi ( rasa haus berlebihan banyak minum )
j. Status reproduksi
1) Pada wanita :
a. Hypomenorrhoe
b. Amenorrhoe
Karena kelenjar tyroid mempengaruhi LH
2) Laki-laki :
a. Kehilangan libido
b. Penurunan potensi
k. Leher
1) Teraba adany apembesaran tyroid ( goiter ).
2) Briut ( + ).
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. Serum T3 dan T4 meningkat ( Normal : T3 :8 16 g. T4 4-11 g )
b. TSH serum menurun
c. Tyroid radio aktif iodine up take ( RAIU ) meningkat ( Normal: 10-35 % )
d. BMR meningkar
e. PBI meningkat ( Normal :4 g 8 g, hypertiroid > 8 g, hypertiroid < g)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan diare,
mual,nyeri abdomen dan atau peningkatan BMR ditandai dengan BB turun, diaporesis.
Tujuan : nutrisi adekuat.
Intervensi :
a. Pantau masukan diet tinggi kalori, tinggi protein, tinggi karbohidrat, tinggi vitamin B.
d. Berikan jarak waktu antara prosedur untuk memungkinkan waktu istitrahat yang
cukup.
e. Berikan peralatan yang dibutuhkan, kebutuhan lain untuk mencegah penggunaan
energi yang berlebihan oleh pasien sebelum aktivitas.
f. Hentikan aktifitas pada awal timbulnya gejala intoleran : dispnea, takipnea,
takikardia, keletihan.
g. Bantu pasien saat melakukan aktifitas yang tidak mampu dilakukan karena
kelemahan atau tremor.
h. Rencanakan aktifitas setiap hari dan pola istirahat yang dapat memudahkan
meningkatan toleransi untuk perawatan diri.
Hasil yang diharapkan / evaluasi :
a. Menyelesaikan aktifitas yang direncanakan tanpa bukti-bukti intoleran.
b. Meminta bantuan hanya ketika membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Prise dan Wilson. 2006. Patofisiologi konsep klinis dan proses- proses Penyakit.
Jakarta: EGC
http://ajibkedokteran.wordpress.com
http://catatan.legawa.com/
http://www.scribd.com/doc