Anda di halaman 1dari 26

RESPONSI

MULTIPLE MYELOMA

Pembimbing:
dr. Sunarto,Sp.S

Disusun oleh:
Wayan Ardyana Prastara, S.Ked
NPM. 13710766

SMF ILMU PENYAKIT SYARAF


RSUD Dr. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO
BOJONEGORO
2015

LEMBAR PENGESAHAN
RESPONSI
MULTIPLE MYELOMA
Diajukan guna memenuhi persyaratan Nilai Akademik SMF Ilmu Penyakit
Syaraf
RSUD DR. SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO 2015

Disusun oleh:

Wayan Ardyana Prastara

Mengetahui
Pembimbing

dr. Sunarto,Sp.S

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah,
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun responsi mengenai multiple
myeloma
Tugas laporan kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
rangka memenuhi tugas dan sebagai salah satu syarat kelulusan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan responsi ini masih jauh dari
sempurna oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran demi perbaikan
laporan ini dan juga untuk laporan selanjutnya.

Bojonegoro,Juli 2015

Penulis

BAB I
LAPORAN KASUS

Rekam Medik Pasien Neurologi


S.M.F ILMU PENYAKIT SYARAF
FK. UWK SURABAYA/ RSUD DR. R SOSODORO DJATIKOESOEMO
Nama Dokter Muda

: Wayan Ardyana Prastara

NPM

: 13710766

DOKUMEN MEDIK
1. Identitas Penderita
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Suku
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Pemeriksaan

: Tn. Mulyono
: Laki-laki
: 52 tahun
: Jawa
: Islam
: Pekerja Mabel
: Kedung jombang, Bangilan , Tuban
: 25 Juni 2015

2. Heteroanamnesa
a. Keluhan Utama
Kesemutan pada kedua tungkai
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Tungkai kanan dan kiri terasan kesemutan sejak 3 bulan yang lau,
kesemutan dirasakan terus menerus tidak menentu dan bertambah 1
minggu ini.Kesemutan bertambah saat pasien berdiri setelah jongkong
dari kamar mandi. Pasien juga mengeluh terjadi kelemahan pada kedua
tungkai sejak 1 bulan ini terutamaa saat pasien berjalan dekat. Selain
itu pasein juga mengeluh terdapat nyeri pinggang yang tidak menentu
munculnya sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh nyeri pada
kedua lutut sejak 3 bulan yang lalu, nyeri terutama saat digerakan.

Pasien juga mengeluh terdapat pusing yang berputar sejak 3 bulan ini
muncul saat pasien bangun dari tempat tidur. Nafsu makan dan minum
baik.Pasien tidak mengalami demam, mual dan muntah. BAB dan
BAK normal.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah seperti ini sebelumnya. Pasien tidak mempunyai
riwayat Hipertensi dan Diabetes Melitus. Riwayat Pengobatan
Tidak didapatkan sebelumnya
d. Riwayat Keluarga
Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini.
3. Status Interna Singkat
a. Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
Respiratory Rate
b. Kepala
Bentuk
Mata
Telinga / hidung
Mulut
c. Leher
Kelenjar Getah Bening
JVP
d. Thoraks
Jantung : inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Paru-paru : inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
e. Abdomen
Hepar / Lien
Lain-lain
tekan (-)
f. Ekstremitas
Superior
Inferior
4. Status Neurologik
a. Keadaan Umum

: Compos Mentis
: 130/90 mmHg
: 90x/menit
: 37,0o C
: 19x/menit
: simetris, benjolan (-)
: Anemis -/- Ikterus -/: normal
: normal
: normal
: normal
: normal, tidak ada jejas
: thrill (-)
: apeks berada di ICS V mid clav. line (s)
: murmur (-) gallop (-)
: normal, tidak ada jejas
: pergerakan dada simetris
: sonor
: s1 s2 tunggal vesikuler, Rh (-) Wh (-)
: normal, tidak teraba
: Bising usus (+), meteorismus (-), nyeri

: akral hangat +/+, oedem -/-, CRT <2detik


: akral hangat +/+, oedem-/-, CRT <2detik

Kualitatif
Kuantitatif
b. Pembicaraan
Disatria
Monoton
Scaning
Afasia
c. Kepala
Asimetri
Sikap paksa
Tortikolis
d. Wajah
Mask
Myopatik
Full moon
Tic Fascialis

: Compos Mentis
: GCS 4-5-6
:::::::::::-

5. Pemeriksaan Khusus Neurologi


a. Rangsang meningeal
Kaku kuduk
:Kernig sign
:Brudzinski I
:Brudzinksi II
:Brudzinski III
:Laseque
:b. Saraf Cranialis
Nervus I (n.olfaktorius)
Nervus II (n.optikus)

: tidak dilakukan
:
Kanan

Kiri

Visus

DBN

DBN

Yojana penglihatan

DBN

DBN

Reflek pupil

Melihat warna

DBN

DBN

Funduskopi

tidak dilakukan

tidakdilakukan

Nervus III, IV, VI (n.okulomotorius, n.troklearis, n.abdusen)


Kanan
Kiri
Kedudukan bola mata
sentral
sentral
Pergerakan bola mata
Ke nasal
DBN
DBN

Ke temporal atas
DBN
Ke bawah
DBN
Ke atas
DBN
Ke temporal bawah DBN
Eksopthalmus
: tidak ditemukan
Ptosis (celah mata) : tidak ditemukan
Pupil
:
Kanan
Bentuk
bulat
Lebar
3 mm
Perbedaan lebar
tidak ada

ada
Reflek cahaya langsung (+)
Reflek cahaya konsensual tidak dilakukan

DBN
DBN
DBN
DBN

Kiri
bulat
3 mm
tidak
(+)

Nervus V (n. Trigeminus )


Cabang motorik
Otot maseter
Otot temporal
Otot pterygoideus
Cabang sensorik
I opthalmica
II maxilla
III mandibulla
Nervus VII (n. Fasialis)
Waktu Diam
Kerutan dahi
Tinggi alis
Sudut mata
Lipatan nasolabial
Waktu Bergerak
Mengerutkan dahi
Mengangkat alis
Menutup mata
Mecucu
Memperlihatkan gigi
Sensorik

Kanan

Kiri

+
+
+

+
+
+

+
+
+

+
+
+

:+
: simetris
: simetris
: simetris
:+
: simetris
: simetris kanan kiri
: simetris
: simetris
: tidak dilakukan

Nervus VIII (n. Vestibulo-kokhlearis)


Vestibularis
:
Romberg
: tidak dilakukan
Pronator drip
: tidak dilakukan
Tandem walking
: tidak dilakukan

Kokhlearis
:
Test rinne
Test weber
Test swabach

: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan

Nervus IX dan X (n. Glosofaringeal dan n. Vagus)


Motorik
Suara
: normal
Menelan
: normal
Disartria
: Sensorik
Pengecapan 1/3 belakang lidah
:tidak

dilakukan
Reflek muntah / Gag reflek

:tidak

dilakukan
Reflek palatum molle

:tidak

dilakukan
Nervus XI (n. Aksesorius )
Kanan

Kiri

Angkat bahu
:DBN
Memalingkan kepala :DBN

Nervus XII (n. Hipoglosus )


Kedudukan lidah
Waktu istirahat
Waktu gerak
Atrofi
Fasikulasi

c. Pemeriksaan Motorik
Kekuatan otot
Superior
Inferior
Klonus otot
Spastik
Flaccid

Kanan
:5
:3

DBN
DBN

: simetris
: simetris
::Kiri
5
3

::-

d. Reflek Fisiologis
Kanan

Kiri

BPR (Reflek Biceps)


TPR (Reflek Triceps)
KPR (Reflek Patella)
APR (Reflek Achilles)

:+
:+
:+
:+

+ meningkat
+ meningkat
+ meningkat
+ meningkat

Kanan
::+
::::::-

Kiri
+
-

e. Reflek Patologis

Hoffman Tromner
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Gonda
Schaffer
Rosolimo

f. Sistem Otonom
Buang Air Kecil
Buang Air Besar
Tes keringat

: + (kateter)
:: tidak dilakukan

g. Diagnosa
Klinis

: Paraparese Inferior UMN

Topis

: Lesi Medula spinalis setinggi segmen VT10 -11

Etiologi

: Suspect. Multiple Myeloma

h. Planning Diagnosa
Pemeriksaan Laboratorium : Darah Lengkap , Faal Hati , Faal

Ginjal, Profil Lipid, Glukosa Darah, Serum Elektrolit


CT scan thoraco-lumbal
MRI

i. Planning Terapi
Terapi Medikamentosa :
Tablet Neurodex

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang


Multiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari
sel plasma yang abnormal berkembangbiak membentuk tumor di sumsum tulang
dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal yang terkumpul di
dalam darah atau air kemih.Multiple myelomamerupakan keganasan sel plasma
yang ditandai dengan penggantian sumsum tulang, kerusakan tulang, dan formasi
paraprotein.Multiple myeloma menyebabkan gejala-gejala klinik dan tanda-tanda
klinis melalui mekanisme yang bervariasi.Tumor menghambat sumsum tulang
memproduksi cukup sel darah.Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan
pada ginjal, saraf, jantung, otot dan traktus digestivus.
Di Amerika Serikat, insiden multiple myeloma sekitar 4 kasus dari 100.000
populasi.Pada tahun 2004, diperkirakan ada 15.000 kasus baru multiple multiple
myeloma di Amerika Serikat.Insidennya ditemukan dua kali lipat pada orang Afro
Amerika dan pada pria.Meskipun penyakit ini biasanya ditemukan pada lanjut
usia, usia rata-rata orang yang didiagnosis adalah 62 tahun, dengan 35% kasus

10

terjadi di bawah usia 60 tahun. Secara global, diperkirakan lebih dari 20.000 kasus
baru dari multiple myeloma didiagnosis di Amerika Serikat setiap tahun, dengan
sebagian besar kasus terjadi pada pasien yang lebih tua.
Penyebab multiple myeloma belum jelas.Multiple multiple myeloma telah
dilaporkan pada anggota keluarga dari dua atau lebih keluarga inti dan pada
kembar identik.Beragam perubahan kromosom telah ditemukan pada pasien
multiple myeloma seperti delesi 13q14, delesi 17q13, dan predominan kelainan
pada 11q. Gejala yang muncul dari tindakan meliputi sakit kepala, perdarahan,
penurunan tinggi badan, nyeri tulang yang hebat dan konstan, splenomegali, patah
tulang, hepatomegali, deformasi otot rangka, tulang rusuk, tulang dada, dan batu
ginjal. Beberapa infeksi juga sering muncul dari tumor
Pada 60% penderita, pengobatan dapat memperlambat perkembangan
penyakit.Penderita yang memberikan respon terhadap kemoterapi bisa bertahan
sampai 2-3 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.Pengobatan multiple myeloma
telah meningkat secara dramatis selama dekade terakhir dengan pengenalan obat
baru dan terapi kombinasi obat, meskipun tantangan mencegah kekambuhan
tetapKadang penderita yang bertahan setelah menjalani pengobatan, bisa
menderita leukemia atau jaringan fibrosa (jaringan parut) di sumsum tulang.
Komplikasi lanjut ini mungkin merupakan akibat dari kemoterapi dan seringkali
menyebabkan anemia berat dan meningkatkan kepekaan penderita terhadap
infeksi.Oleh karena itu, perlu dipelajari lebih lanjut mengenai multiple myeloma
guna mengetahui bagaimana penanganan terhadap penyakit ini.

11

2.1 Definisi
Multiplemyeloma adalah kanker tulang sumsum yang mempengaruhi
produksi sel darah merah, sel darah putih dan sel stem. Multiple myeloma
merupakan suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang
abnormal

berkembangbiak

membentuk

tumor

di

sumsum

tulang

dan

menghasilkan antibody yang abnormal yang terkumpul di dalam darah atau air
kemih.Ia adalah kanker darah terbesar kedua yang menjangkiti sekitar 750,000
orang di seluruh dunia, di negara maju ia berkembang pesat dan semakin
menjangkiti orang muda.

2.2 Anatomi
Lokasi predominan multiple myeloma mencakup tulang-tulang seperti vertebra,
tulang iga, tengkorak, pelvis, dan femur.Awal dari pembentukan tulang terjadi di
bagian tengah dari suatu tulang.Bagian ini disebut pusat-pusat penulangan
primer.Sesudah itu tampak pada satu atau kedua ujung-ujungnya yang disebut
pusat-pusat penulangan sekunder. Bagian-bagian dari perkembangan tulang
panjang adalah sebagai berikut:
1.

Diafisis, merupakan bagian dari tulang panjang yang dibentuk oleh

pusat penulangan primer, dan merupakan korpus dari tulang.

12

2.

Metafisis, merupakan bagian tulang yang melebar di dekat ujung

akhir batang (diafisis).


3.

Lempeng epifisis, adalah daerah pertumbuhan longitudinal pada

anak-anak, yang akan menghilang pada tulang dewasa.


4.

Epifisis, dibentuk oleh pusat-pusat penulangan sekunder.

Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan
berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan
luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat
(endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang
kompak. Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang tersebut dikelompokkan menjadi :
1.

Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya

terbesar, contohnya os humerus dan os femur.


2.
Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek,
contoh: ossa carpi.
3.
Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar,
contoh: os scapula.
5.
Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.
6.
Ossa sesamoid, contoh: os patella.
Perbedaan sel dalam keadaan normal dengan sel yang terkena multiple myeloma
1. Sel-sel Darah Normal
Kebanyakan sel-sel darah berkembang dari sel-sel dalam sumsum tulang yang
disebut sel-sel induk (stem cells).Sumsum tulang adalah materi yang lunak di
pusat dari kebanyakan tulang-tulang.Stem cells menjadi dewasa ke dalam tipe-tipe
yang berbeda dari sel-sel darah. Setiap tipe mempunyai pekejaan khusus:
1.
2.

Sel-sel darah putih membantu melawan infeksi.


Sel-sel darah merah mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan di

seluruh tubuh.

13

3.

Platelet-platelet membantu membentuk gumpalan-gumpalan darah

yang mengontrol perdarahan.


4.
Sel-sel plasma adalah sel-sel darah putih yang membuat antibodi.
Antibodi adalah bagian dari sistim imun. Mereka bekerja dengan bagianbagian lain dari sistim imun untuk membantu melindungi tubuh dari
kuman dan unsur-unsur berbahaya lainnya. Setiap tipe dari sel plasma
membuat antibodi yang berbeda.
2. Sel-sel Multiple Myeloma
Pada kanker, sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan sel-sel baru,
dan sel-sel yang tua atau rusak tidak mati ketika mereka harus mati. Sel-sel ekstra
ini dapat membentuk massa dari jaringan yang disebut pertumbuhan atau tumor.
Multiple myeloma terbentuk ketika sel plasma menjadi abnormal.Sel yang
abnormal membelah untuk membuat salinan-salinan dari dirinya sendiri.Sel-sel
yang baru membelah berulang-ulang, membuat semakin banyak sel-sel
abnormal.Sel-sel plasma abnormal ini disebut sel-sel multiple myeloma.Pada
waktunya, sel-sel multiple myeloma berkumpul dalam sumsum tulang.Mereka
mungkin merusak bagian yang padat dari tulang.Ketika sel-sel multiple myeloma
berkumpul

pada

beberapa

tulang-tulang,

penyakitnya

disebut

multiple

myeloma. Penyakit ini mungkin juga membahayakan jaringan-jaringan dan


organ-organ lain, seperti ginjal.
Sel-sel myeloma membuat antibodi-antibodi yang disebut protein-protein M dan
protein-protein lain. Protein-protein ini dapat berkumpul dalam darah, urin, dan
organ-organ.

2.3 Etiologi
14

Belum diketahui penyebab pasti dari multiple myeloma. Ada beberapa


penelitian yang menunjukan bahwa faktor-faktor risiko tertentu meningkatkan
kesempatan seseorang akan mengembangkan penyakit multiple myeloma,
diantaranya :
1. Umur diatas 65 tahun : Tubuh menjadi lebih tua meningkatkan kesempatan
berkembangnya multiple myeloma. Kebanyakan orang-orang dengan
myeloma terdiagnosa setelah umur 65 tahun. Penyakit ini jarang pada
orang-orang yang lebih muda dari umur 35 tahun.
2. Ras (Bangsa) : Risiko dari multiple myeloma adalah paling tinggi diantara
orang-orang Amerika keturunan Afrika dan paling rendah diantara orangorang Amerika keturunan Asia. Sebab untuk perbedaan antara kelompokkelompok ras belum diketahui.
3. Jenis Kelamin : Setiap tahun di Amerika, kira-kira 11.200 pria dan 8.700
wanita terdiagnosa dengan multiple myeloma. Tidak diketahui mengapa
lebih banyak pria-pria terdiagnosa dengan penyakit ini.
4. Sejarah perorangan dari monoclonal gammopathy of undetermined
significance (MGUS) : MGUS adalah kondisi yang tidak membahayakan
dimana sel-sel plasma abnormal membuat protein-protein M. Biasanya,
tidak ada gejala-gejala, dan tingkat yang abnormal dari protein M
ditemukan dengan tes darah. Adakalanya, orang-orang dengan MGUS
mengembangkan kanker-kanker tertentu, seperti multiple myeloma. Tidak
ada perawatan, namun orang-orang dengan MGUS memperoleh tes-tes
laborat regular (setiap 1 atau 2 tahun) untuk memeriksa peningkatan lebih
lanjut pada tingkat protein M.

15

5. Sejarah multiple myeloma keluarga : Studi-studi telah menemukan bahwa


risiko multiple myeloma seseorang mungkin lebih tinggi jika saudara
dekatnya mempunyai penyakit ini.
Banyak faktor-faktor risiko lain yang dicurigai sedang dipelajari. Para peneliti
telah mempelajari apakah terpapar pada kimia-kimia atau kuman-kuman tertentu
(terutama virus-virus), yang mempunyai perubahan-perubahan pada gen-gen
tertentu, memakan makanan-makanan tertentu, atau menjadi kegemukan
(obesitas) meningkatkan risiko mengembangkan multiple myeloma.

2.4 Gejala
Multiple myeloma seringkali menyebabkan nyeri tulang (terutama pada
tulang belakang atau tulang rusuk) dan pengeroposan tulang sehingga tulang
mudah patah.Nyeri tulang biasanya merupakan gejala awal, tetapi kadang
penyakit ini terdiagnosis setelah penderita mengalami:
- Anemia, karena sel plasma menggeser sel-sel normal yang menghasilkan
sel darah merah di sumsum tulang
- Infeksi bakteri berulang, karena antibodi yang abnormal tidak efektif
melawan infeksi
- Gagal ginjal, karena pecahan antibodi yang abnormal (protein BenceJones) merusak ginjal.
Kadang multiple myeloma mempengaruhi aliran darah ke kulit, jari tangan,
jari kaki dan hidung karena terjadi pengentalan darah (sindroma hiperviskositas).

16

Berkurangnya aliran darah ke otak bisa menyebabkan gejala neurologis berupa


kebingungan, gangguan penglihatan dan sakit kepala.
Gejala yang muncul dari tindakan meliputi sakit kepala, perdarahan,
penurunan tinggi badan, nyeri tulang yang hebat dan konstan, splenomegali, patah
tulang, hepatomegali, deformasi otot rangka, tulang rusuk, tulang dada, dan batu
ginjal. Beberapa infeksi juga sering muncul dari tumor.

2.5 Patofisiologi
Limfosit B berawal di sumsum tulang dan pindah ke kelenjar getah
bening.Saat limfosit Bdewasa, limfosit B menampilkan protein yang berbeda pada
permukaan sel. Ketika limfosit Bdiaktifkan untuk mengeluarkan antibodi, dikenal
sebagai sel plasma.
Multiple myeloma berkembang di limfosit B setelah meninggalkan bagian
dari kelenjar getah bening yang dikenal sebagai pusat germinal. Garis sel normal
paling erat hubungannya dengan sel Multiple myeloma dan umumnya dianggap
baik sebagai sel memori yang diaktifkan oleh sel B atau para pendahulu untuk sel
plasma, plasmablast tersebut.
Sistem kekebalan menjaga proliferasi sel B dan sekresi antibodi di bawah
kontrol ketat. Ketika kromosom dan gen yang rusak, seringkali melalui penataan
ulang, kontrol ini hilang. Seringkali, gen promotor (atau translocates) bekerja
untuk kromosom yangmerangsang gen antibodi terhadap overproduksi.
Sebuah translokasi kromosom antara gen imunoglobulin rantai berat (pada
kromosom keempat belas, 14q32 lokus) dan suatu onkogen (sering 11q13, 4p16.3,

17

6p21, 16q23 dan 20q11) sering diamati pada pasien dengan multiple myeloma.
Hal ini menyebabkan mutasi diregulasi dari onkogen yang dianggap peristiwa
awal yang penting dalam patogenesis myeloma.Hasilnya adalah proliferasi klon
sel plasma dan ketidakstabilan genomik yang mengarah ke mutasi lebih lanjut dan
translokasi.14 kelainan kromosom yang diamati pada sekitar 50% dari semua
kasus myeloma. Penghapusan (bagian dari) ketiga belas kromosom juga diamati
pada sekitar 50% kasus.Produksi sitokin (terutama IL-6) oleh sel plasma
menyebabkan banyak kerusakan lokal mereka, seperti osteoporosis, dan
menciptakan lingkungan mikro di mana sel-sel ganas berkembang.Angiogenesis
(daya tarik pembuluh darah baru) meningkat.Antibodi yang dihasilkan disimpan
dalam berbagai organ, yang menyebabkan gagal ginjal, polineuropati dan berbagai
gejala myeloma terkait lainnya.

2.6 Diagnosa

Beberapa pemeriksaan darah bisa membantu dalam mendiagnosis penyakit ini:


1.

Hitung jenis darah komplit, bisa menemukan adanya anemia dan

sel darah merah yang abnormal


2.

Laju endap sel darah merah (eritrosit) biasanya tinggi

3.

Kadar

kalsium

tinggi,

karena

perubahan

dalam

tulang

menyebabkan kalsium masuk ke dalam aliran darah.

18

Tetapi kunci dari pemeriksaan diagnostik untuk penyakit ini adalah


elektroforesis

protein

serum

dan

imunoelektroforesis,

yang

merupakan

pemeriksaan darah untuk menemukan dan menentukan antibodi abnormal yang


merupakan tanda khas dari multiple myeloma.Antibodi ini ditemukan pada sekitar
85% penderita.Elektroforesisi air kemih dan imunoelektroforesis juga bisa
menemukan adanya protein Bence-Jones, pada sekitar 30-40% penderita.
Jika dokter menemukan difusi yang mengarah ke bulatan punch-out lesi
tulang, pencarian akan dilanjutkan untuk mengetahui potensi osteoporosis dengan
rontgen. Biopsi sumsum tulang menunjukkan sejumlah besar sel plasma yang
secara abnormal tersusun dalam barisan dan gerombolan; sel-sel juga tampak
abnormal.dokter juga akan mengecek luka osteolitik di tempurung kepala dan
penyebaran demineralisasi.

2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Pasien dengan multipel mieloma tingkat I atau asimtomatik
tidak diperlukan penatalaksanaan segera.Mereka hanya perlu dimonitoring setiap
3 6 bulan secara berurutan.Kelompok pasien ini dapat bertahan untuk waktu
selama itu.Klinisi dapat mencari kemungkinan uji klinis untuk manajemen
penyakit awal; bagaimanapun, tatalaksana diluar uji klinis tidak diindikasikan.
Jika pasien berlanjut ke tingkat II atau lebih, penatalaksanaan sistemik
diindikasikan.(1,4) Pengobatan ditujukan untuk mengurangi beban tumor (sel

19

plasma ganas dan immunoglobulin), mencegah dan mengontrol komplikasi


(misal, infeksi, anemia, hierkalsemia, fraktur patologi), serta menangani nyeri.
Tujuan pengobatanmempertahankan mobilitas sebanyak mungkin.(8) Terapi
mieloma secara umum dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
Terapi definitif, yang terdiri dari dua pilihan mayor, yakni ;
1. Kemoterapi, yang bertujuan untuk pencapaian respon stabil (plateu), namun
tanpa mengeradikasi penyakit. Obat tunggal; melphalan atau siklofosfamid
(dengan atau tanpa prednisolon). Kombinasi kemoterapi
2. Terapi alternatif, pada pasien yang lebih muda atau kondisi lebih fit.
Mungkin direncanakan kemoterapi yang lebih intensif dan transplantasi sumsum
tulang. Pada mieloma, transplantasi yang dilakukan adalah menggunakan stem sel
dari pasien sendiri yang disebut autologus transplantasi.
Dihindari pemberian kemoterapi yang merusak stem sel, pasien dengan
transplantasi mendapat terapi inisial : kombinasi terapi dan Dexametason dosis
tinggi.Beberapa obat kanker yang digunakan untuk terapi multipel mieloma :
Thalidomide : Obat thalidomide (Thalomid) merupakan revolusioner dari
pengobatan multipel mieloma. Thalidomide termasuk kelas obat yang dinamakan
obat immunomodulatory.Thalidomide bekerja dengan sistem imun tubuh untuk
melawan kanker. Dia menghambat sel mieloma untuk berikatan dengan tulang dan
membentuk tumor.Dia juga memblok pertumbuhan dari pembuluh darah yang
dibutuhkan tumor untuk berkembang.Thalidomide adalah yang pertama
diperkenalkan untuk terapi pasien kanker lanjutan.Dalam kombinasi obat
dexametason, ini harus ditingkatkan untuk efektivitas obat pertama untuk pasien
multipel

mieloma.(Dexametason

termasuk

kelas

obat

yangdisebut

SAIDs).Beberapa efek samping thalidomide meliputi blood clots, bisa diatasi


dengan pemberian aspirin atau warfarin (Coumadin dan lainnya); konstipasi dan
fatik.Thalidomide juga mudah terkena neuropati periferal, yang menyebabkan

20

sensasi gatal, kelemahan dan mati rasa.Neuropati dapat diobati dengan gabapentin
(Neurontin), duloxetine (Cymbalta) dan pragabalin (Lyrica).
Lenalidomide : Merupakan obat terbaru, obat imunomodulatori yang paling
kuat untuk mengobati multipel mieloma yang disebut lenalidomide (Revlimid).
Ini diakui secara original, dalam kombinasi dengan dexametason, untuk orang
yang mieloma kembali setelah satu kali terapi. Dokter juga menemukan bahwa
kombinasi ini kelihatannya efektif digunakan pada terapi awal untuk kaum muda
yang baru didiagnosis multipel mieloma berpotensi dilakukan transplantasi stem
sel. Seperti talidomide, lenalidomide juga efektof ketika dikombinasikan dengan
melphalan dan prednison untuk orang tua yang baru didiagnosis multipel
mieloma. Efek samping lenalidomide mungkin termasuk berkurangnya jumlah sel
darah, yang dapat diterapi dengan menyesuaikan dosis lenalidomidenya dan juga
bisa menyebabkan blood clots.
Bortezomib : Obat lain, bortezomib (Velcade), diakui oleh orang-orang yang
baru didiagnosis multipel mieloma. Kelas pertama yang terbaru dinamakan
preteasom inhibitor, bortezomib blocks, yang bekerja pada sebagian besar protein
mieloma disebut proteasomes. Bortezomib juga diakui dan khusus efektif untuk
mengobati multipel mieloma yang kambuh atau tidak ada respon dari medikasi
lain. Untuk tumor jenis ini, bortezomib bahkan lebih efektif ketika
dikombinasikan dengan long-acting dari doxorubicin (Doxil), obat yang
digunakan pada kanker jenis lain. Penelitian menunjukan bahwa kombinasi obat
ini efektif untuk yang baru didiagnosis multipel mieloma. Sebagai tambahan,
kombinasi bortezomib dengan dexametason untuk menjadi kemoterapi tradisional
dalam mempersiapkan orang untuk transplantasi stem sel.(4,7)
Terapi suportif Bertujuan untuk memelihara kualitas hidup pasien multipel
mieloma : Fungsi ginjal : ditimbulkan karena paraprotein yang abnormal

21

tertimbun dalam ginjal, dapat menyebabkan gagal ginjal, dehidrasi, hiperkalsemia,


dan urea yang tinggi. Semua pasien mieloma harus minum sedikitnya 3 liter
cairan perhari.
2.8 Pemeriksaan Penunjang
Terdapat emeriksaan penunjang untuk multiple myeloma , antara lain :
1. Laboratorium
Anemia normositik normokrom ditemukan pada hampir 70% kasus. Jumlah
leukosit umumnya normal. Trombositopenia ditemukan pada sekitar 15%
pasien yang terdiagnosis. Adanya sel plasma pada apusan darah tepi jarang
mencapai 5%, kecuali pada pasien dengan leukemia sel plasma. Formasi
Rouleaux ditemukan pada 60% pasien. Hiperkalsemia ditemukan pada 30%
pasien saat didiagnosis. Sekitar seperempat hingga setengah yang didiagnosis
akan mengalami gangguan fungsi ginjal dan 80% pasien menunjukkan
proteinuria, sekitar 50% proteinuria Bence Jones yang dikonfirmasi dengan
imunoelektroforesis atau imunofiksasi.
2. Radiologi
1. Foto Polos X-Ray
Gambaran foto x-ray dari multiple myeloma berupa lesi multipel,
berbatas tegas, litik, punch out, dan bulat pada tengkorak, tulang
belakang, dan pelvis.
2. CT-Scan

CT Scan menggambarkan keterlibatan tulang pada multiple myeloma.


Namun, kegunaan modalitas ini belum banyak diteliti, dan umumnya
CT Scan tidak dibutuhkan lagi karena gambaran pada foto tulang
konvensional menggambarkan kebanyakan lesi yang CT scan dapat
deteksi.
3. MRI

22

MRI potensial digunakan pada multiple multiple myeloma karena


modalitas ini baik untuk resolusi jaringan lunak. Secara khusus,
gambaran MRI pada deposit multiple myeloma berupa suatu intensitas
bulat, sinyal rendah yang fokus di gambaran T1, yang menjadi
intensitas sinyal tinggi pada sekuensi T2.Pada pasien dengan lesi
ekstraosseus, MRI dapat berguna untuk menentukan tingkat keterlibatan
dan untuk mengevaluasi kompresi tulang.
4. Radiologi Nuklir
Multiple myeloma

merupakan

penyakit

yang

menyebabkan

overaktifitas pada osteoklas. Scan tulang radiologi nuklir mengandalkan


aktifitas osteoblastik (formasi tulang) pada penyakit dan belum
digunakan rutin. Tingkat false negatif skintigrafi tulang untuk
mendiagnosis multiple multiple myeloma tinggi. Scan dapat positif
pada radiograf normal, membutuhkan pemeriksaan lain untuk
konfirmasi.

23

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Definisi dari multiple myeloma yaitu kanker tulang sumsum yang
mempengaruhi produksi sel darah merah, sel darah putih dan sel stem.
b. Lokasi predominan multiple myeloma mencakup tulang-tulang seperti
vertebra, tulang iga, tengkorak, pelvis, dan femur. Sel yang abnormal
membelah untuk membuat salinan-salinan dari dirinya sendiri. Sel-sel
yang baru membelah berulang-ulang, membuat semakin banyak sel-sel
abnormal. Sel-sel plasma abnormal ini disebut sel-sel multiple myeloma.
Pada waktunya, sel-sel multiple myeloma berkumpul dalam sumsum
tulang. Mereka mungkin merusak bagian yang padat dari tulang.
c. Belum diketahui penyebab pasti dari multiple myeloma. Ada beberapa
faktor-faktor risiko tertentu meningkatkan kesempatan seseorang akan
mengembangkan penyakit multiple myeloma, diantaranya :Jenis Kelamin,
ras (Bangsa), umur diatas 65 tahun, sejarah perorangan dari monoclonal
gammopathy of undetermined significance (MGUS) , sejarah multiple
myeloma keluarga.
d. Gejala dari multiple myeloma antara lain :nyeri tulang (terutama pada
tulang belakang atau tulang rusuk) dan pengeroposan tulang sehingga
tulang mudah patah, terjadi pengentalan darah (sindroma hiperviskositas),
anemia, gagal ginjal, terjadi infeksi berulang.
e. Cara mendiagnosis multiple myelomadengan elektroforesis protein serum,
imunoelektroforesis, pemeriksaan darah, dan biopsi sumsum tulang

24

f. Penatalaksanaan dari multiple myeloma dengan Obat pereda nyeri


(analgetik), bayak minum, penderita harus tetap aktif namun tidak banyak
bergerak bebas, diberikan antibiotic, transfusi darah atau mendapatkan
eritropoetin, allopurinol, prednisone, difosfonat, kemoterapi
g. Pemeriksaan penunjang dari multiple myelomadengan uji laboratorium
dan pemeriksaan radiologi seperti foto polos X-Ray, CT-Scan, MRI, dan
radiologi nuklir.
3.2

Saran
a. Jika pasien didiagnosis menderita multiple myeloma, dianjurkan untuk
menghindari mengangkat benda yang berat. Mengangkat benda yang berat
dapat menyebabkan sembelit. Sebagai tambahan, pasien juga harus
menghindari pengobatan sendiri karena dapat menyebabkan munculnya
gejala yang bervariasi.
b. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengobatan yang efektif
untuk multiple myeloma
c. Untuk mencegah terjadinya penyakit yang berhubungan dengan imunitas
perlu dilakukan beberapa hal seperti : mempertahankan gizi yang baik,
menghindari makanan yang kurang matang, menghindari kontak dengan
penderita sakit, menjaga hygiene perorangan, dan memberikan vaksin
pada penderita yang mampu membentuk antibody
DAFTAR PUSTAKA
Multiple Myeloma : treatment options for refractory or relapsed disease. PCE
Oncology e-Round. Available from :
URL
:http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/PDF/myeloma.pdf

25

US Departement of Health and Human Services. What you need to know


about multiplemyeloma. USA. National Care Institute. Sept 2004 : 3-9.
Dwitya KP. Makalah patologi sistem imun multiple myeloma. Jurusan ilmu
kesehatan masyarakat. Semarang: Universitas Negeri Semarang; 2011 :
1-3.
Anderson KC, Raje N; Peterson DE., et al. Advances in the treatment of
multiplemyeloma. Cancer Care. New York. Elsevier Oncology; 2011 : 25.
Diagnosis mieloma multipel (multiple myeloma). Available from:
URL : http://www.spesialis.info
Jenny B, Roger O et al. Guidelines on the diagnosis and management of
multiplemyeloma. British Committee for Standards in Haematology in
conjunction with the UKMyeloma Forum (UKMF). London. 2010 : 4-7.
Lestarini AL. Multipel mieloma. Bagian Patologi Klinik FK UNRAM/ RSU
PropinsiNTB. Jurnal kedokteran. Mataram. 2010 (6): 7-11.

26

Anda mungkin juga menyukai