Anda di halaman 1dari 29

LApkas epidural hematoma

Adrian Arief, S.Ked


110610014

Preseptor :
dr. Basli Muhammad, Sp.S

LATAR BELAKANG

Traumatic Brain Injury


merupakan salah satu
penyebab kematian,

Perdarahan terjadi di
antara tulang tengkorak
dan durameter

2% dari kasus trauma


kepala mengakibatkan
hematoma epidural dan
sekitar 10%
mengakibatkan koma

Epidural hematom sebagai


keadaan neurologis yang
bersifat emergency dan
biasanya berhubungan
dengan linear fraktur yang
memutuskan arteri yang
lebih besar

Identitas Pasien

Nama
: sdr. S
Umur
: 15 tahun
Alamat : Nisam
NO RM : 06 88 65
Ruangan : ICU
Agama : Islam
Status Perkawinan : belum menikah
Suku
: Aceh
Pekerjaan
: Pelajar
Tanggal masuk
: 24 juli 2015
Tanggal pemeriksaan
: 25 Juli 2015

II. Anamnesis
Anamnesa dilakukan secara alloanamnesa
Keluhan Utama :
Penurunan kesadaran post KLL 1 jam
SMRS
Keluhan Tambahan : Muntah

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Cut Meutia


pukul 01.00 dengan penurunan kesadaran E1M5V1
setelah terjatuh sendiri mengendarai sepeda motor
1 jam SMRS. Pasien didapatkan luka disekitar
kepala dan bahu kiri dan jejas di dada . Pasien
sesekali muntah saat berada di IGD Rumah Sakit.

3. Riwayat penyakit dahulu


:4. Riwayat penyakit keluarga
5. Riwayat pemakaian obat
:-

:-

III. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Frekuensi nadi
Frekuensi nafas
Suhu

: Tidak sadar
: Koma(E1M2V1)
: 150/80 mmHg
: 120 x/menit, reguler
: 35 x/menit
: 40,2 C

IV. Status Internus

a. Kulit
1. Warna:Kuning langsat
2. Turgor:CepatKembali
3. Sianosis
: (-)
4. Ikterus
: (-)
5. Oedema
: (-)
6. Anemia
: (-)
b. Kepala
1. Rambut
:Hitam, Sukardicabut
2. Wajah :dbn
3. Mata : Konjunctiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-), reflex cahaya
langsung (/), reflex
cahaya tidak langsung (/), pupil anisokor
2 mm/5 mm
4. Telinga
:Sekret (-/-), darah (-/-)
5. Hidung
:Sekret (-/-), darah (-/-)
6. Mulut
: dbn
c. Leher
1. Inspeksi
:Simetris
2. Palpasi
:Pembesaran KGB (-), distensi vena jugularis (-)

d. Thorax
Paru
1. Inspeksi : bentuk
asimetris kiri dan
kanan, pergerakan
simetris
2. Palpasi : tidak ada
benjolan
3. Perkusi : Sonor
4. Auskultasi :
Vesikuler (+/+),
Ronkhi (-/-),
Wheezing (-/-)

Jantung
1. Inspeksi : Ictus
cordis tidak terlihat
2. Palpasi : Ictus
cordis teraba
3. Perkusi : Batas atas
jantung di ICS II,
kanan di LPSD, kiri di
LMCS
4. Auskultasi
: BJ I/II
normal, bising jantung
(-), Gallop (-)

e. Abdomen
1. Inspeksi : Simetris, perut
datar
2. Palpasi : Defans
muscular (-)
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ginjal : Ballotement (-)
3. Perkusi : Timpani,
Shifting dullness (-)
4. Auskultasi : Peristaltik
usus normal

f. Genetalia : Tidak
dilakukan pemeriksaan
g. Kelenjar limfe :
Pemeriksaan KGB (-)
h. Ekstremitas :
Superior : Akral hangat,
sianosis (-/-), oedema
(-/-), fraktur (-/-)
Inferior : Akral hangat,
sianosis (-/-), oedema
(-/-), fraktur (-/-)

V. Status Neurologis

A. GCS : E1 M2 V1
Pupil
: Bulat, anisokor 2 mm/5 mm
Reflek cahaya langsung : /
Reflek cahaya tidak langsung : /
Tanda rangsang meningeal
Kakukuduk : Laseque
: -/Kernig test : -/Bruzinski I : Bruzinski II : -/-

B. Nervus cranialis

N II&III
: Pupil anisokor 2mm/5mm, reflek cahaya langsung
(/) reflek
cahaya tidak langsung (/)

NV

: Reflek kornea (+/+)

NX

: refleks menelan (+)

C. Anggota Gerak
Atas
Kekuatan otot : Tonus otot : Meningkat
Rigiditas
: +/+
Refleks Biseps :
normorefleks (D),
normorefleks (S)
Refleks Triseps :
normorefleks (D),
normorefleks (S)

D. Anggota Gerak
Bawah
Kekuatan otot : Tonus otot : meningkat
Rigiditas
: +/+
Refleks Patella : +/+
Refleks Achilles : +/+
Refleks Babinski : -/Refleks Chaddock
: -/Refleks Schaeffer
: -/Refleks Oppenheim : -/-

VI Resume

Tn. S, 15 thn, datang ke IGD RS Cut Meutia pada


tanggal 23 juli 2015 pukul 01.00 wib dengan
penurunan kesadaran setelah terjatuh dari sepeda
motor sendirian 1 jam SMRS. Pasien didapatkan luka
disekitar kepala dan bahu kiri dan jejas di dada. Pasien
sesekali muntah saat berada di IGD Rumah Sakit.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran


koma E1M2V1. TD 150/80 mmHg, nadi 120 x/menit,
pernapasan 35 x/menit, suhu 40,2 C. Pada
pemeriksaan neurologi didapatkan pupil anisokor 2
mm/5 mm, reflek cahaya langsung dan tidak langsung
menurun.

VIII. Diagnosis
Diagnosa klinis: CKB+Suspect
fr.clavukula+trauma tumpul
thorax
Diagnosa

kapitis

etiologi: Trauma

Diagnosis

topis: EDH
temporal sinistra
Diagnosis

patologis: Pecah
pembuluh darah meningens

IX. Rencana Pemeriksaan


Laboratorium
CT-Scan
EKG
Foto Thorax

Terapi
Head

up 30

Infus

: IVFD Nacl 0,9%

20tts/i
Manitol

100cc/8 jam

Farmadol

1 fls/12jam

Injeks:
Ceftriaxone
Citicoline

250 mg/12 jam

Ranitidine
Ketorolac
Methil.P

1 amp/12 jam

1 amp/12 jam

1 amp/12 jam

Diazepam
Fenitoin

1gr/ 12 jam

amp (k/p)

1 amp/12 jam

X. Prognosis
Quo
Ad vitam :
Dubia ad malam
Quo Ad fungsionam:
Dubia ad malam
Quo Ad sanctionam
:
Dubia
ad
malam

Tanggal
24-07-2015

S
Tidak sadar

O
Keadaan
umum : lemah
Kesadaran
:
Koma E1M5V1
TD : 130/80
mmHg
Refleks
Patologis : -/-

A
CKB+Susp. Fr
clavukula+
trauma tumpul
thorax

P
Head up 300
Infus

: Nacl 0,9% 20 gtt/I


Manitol 100cc/8jam

Injeksi:

Ceftriaxone 1 gr/12 jam


Citicoline 250mg/12 jam
Ranitidin 1 amp/12jam
Ketorolac 1 amp/12 jam

Methil.P 1 amp/12 jam


Diazepam amp (k/p)
Fenitoin 1 amp /12 jam
25-07-2015

Tidak sadar

Keadaan
umum : lemah
Kesadaran
:
Koma E1M2V1
TD : 150/80
mmHg
Nadi 88x/menit
Res: 35x/menit
Temp: 40,2 c
Refleks
Patologis : -/-

CKB+Susp. Fr
clavukula+
trauma tumpul
thorax

Head up 300
Infus

: Nacl 0,9% 20 gtt/I


Manitol 100cc/8jam
Farmadol 1 fls/12 jam

Injeks:

Ceftriaxone 1 gr/12 jam


Citicoline 250mg/12 jam
Ranitidin 1 amp/12jam
Ketorolac 1 amp/12 jam

Methil.P 1 amp/12 jam


Diazepam amp (k/p)
Fenitoin 1 amp /12 jam

26-07-2015

Tidak sadar

Jam15.17
pasien
dinyatakan
meninggal

Keadaan
umum : lemah
Kesadaran
:
Koma E1M2V1
TD
:
110/70mmHg
Nadi 88x/menit
Res: 24x/menit
Temp: 37

CKB+Susp.
Fr Head up 300
clavukula+
Infus
trauma
tumpul
thorax
Injeks::

: Nacl 0,9% 20 gtt/I


Manitol 100cc/8jam
Farmadol 1 fls/12 jam
Ceftriaxone 1 gr/12 jam

Citicoline 250mg/12 jam


Ranitidin 1 amp/12jam
Ketorolac 1 amp/12 jam

Refleks
Patologis : -/-

Methil.P 1 amp/12 jam


Diazepam amp (k/p)
Fenitoin 1 amp/12 jam

DEFINISI

Epidural hematoma adalah perdarahan akut


pada lokasi epidural. Fraktur tulang kepala
dapat merobek pembuluh darah, terutama
arteri meningea media yang masuk di dalam
tengkorak melalui foramen spinosum dan
jalan antara duramater dan tulang di
permukaan dalam os temporale.

EPIDEMIOLOGI

Di Amerika Serikat, 2% dari kasus trauma


kepala mengakibatkan hematoma epidural
Orang yang beresiko mengalami EDH adalah
orang tua yang memiliki masalah berjalan dan
sering jatuh
Lebih banyak terjadi pada laki-laki disbanding
perempuan dengan perbandingan 4:1.

Etiologi

Perdarahan biasanya terjadi dengan fraktur


tengkorak bagian temporal parietal yang
mana terjadi laserasi pada arteri atau vena
meningea media.
Perdarahan yang terjadi menimbulkan
epidural hematoma. Desakan oleh hematom
akan melepaskan duramater lebih lanjut dari
tulang kepala sehingga hematom bertambah
besar.

PATOFISIOLOGI

Gejala klinis

Pada anamnesa didapatkan riwayat cedera


kepala dengan penurunan kesadaran.
Lucid interval (+)
Kesadaran makin menurun
Late hemiparese kontralateral lesi
Pupil anisokor
Babinsky (+) kontralateral lesi
Fraktur daerah temporal

Pemeriksaan penunjang

Diagnosis banding

Subdural Hematom

Perdarahan yang terjadi diantara duramater dan


arachnoid, akibat robeknya vena. Gejala
klinisnya adalah : sakit kepala, kesadaran
menurun + / Pada pemeriksaan CT scan otak didapati
gambaran hiperdens (perdarahan) diantara
duramater dan arakhnoid, umumnya robekan
dari bridging vein dan tampak seperti bulan
sabit.

Subarachnoid Hematoma

Gejala klinisnya yaitu :


kaku kuduk
nyeri kepala
bisa didapati gangguan kesadaran
Pada pemeriksaan CT scan otak didapati
perdarahan (hiperdens) di ruang subarakhnoid.

prognosis

Jika ditangani dengan cepat, prognosis


hematoma epidural biasanya baik, karena
kerusakan otak secara menyeluruh dapat
dibatasi. Angka kematian berkisar antara 715% dan kecacatan pada 5-10% kasus.
Prognosis sangat buruk pada pasien yang
mengalami koma sebelum operasi

Terima kasih...

Anda mungkin juga menyukai