Anda di halaman 1dari 26

1

REFERAT
KB HORMONAL

Disusun untuk memenuhi tugas


kepaniteraan klinik madya LAB/SMF Ilmu Kesehatan Obstetri dan Ginekologi
RSD dr. Soebandi Jember

Pembimbing :
dr. Kadek Sp. OG

Oleh:
Dian Ayuningtyas
112011101055

LAB/SMF ILMU KESEHATAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSD dr SOEBANDI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JELMBER
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tinjauan pustaka yang berjudul Kontrasespsi
Hormonal. Tinjauan pustaka ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Madya di SMF Ilmu Penyakit Ginekologi dan Obstetri
RSD dr. Soebandi Jember.
Penyusunan tinjauan pustaka ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada:
1. dr. Kadek, Sp. OG yang telah memberikan judul dan membimbing penyusunan
tinjauan pustaka ini,
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
tinjauan pustaka ini. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

Jember, Maret 2015

Penulis

BAB 1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar. Laju
pertumbuhan penduduk Indonesia cukup besar, sehingga perlu dilakukan program
pembatasan angka kelahiran. Program pembatasan angka kelahiran di Indonesia dikenal
dengan program keluarga berencana yang disingkat dengan KB. Pembatasan kelahiran
tersebut bertujuan tidak hanya untuk membatasi angka kelahiran tetapi juga mengurangi
angka mortalitas ibu dan anak, terutama ibu dengan usia tua, yang ketika hamil, angka
morbiditas dan mortalitas cukup tinggi dan juga kemungkinan anak yang dilahirkan
menderita gangguan kromosomal seperti sindrom Down dan sebagainya cukup tinggi.
Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara kontrasepsi yaitu upaya untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat
permanen. Namun sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal, karena
idealnya suatu kontrasepsi dilihat dari daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak
memerlukan motivasi terus-menerus, dan efek samping minimal .
Sejak diberlakukannya program KB di Indonesia dan sejak berkembangnya kontrasepsi
di Indonesia, penggunaan kontrasepsi masih dalam taraf belum cukup memuaskan , sampai
saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang enggan untuk menggunakan kontrasepsi
dengan alasan takut akan efek samping yang merugikan bahkan lebih memprihatinkan adalah
bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu apa itu kontrasepsi, terutama
masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil dan yang tidak berpendidikan. Padahal
sampai saat ini kontrasepsi di Indonesia telah mengalami evolusi yang cukup signifikan
dalam hal daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat dan efek samping minimal.
Dengan mengenal seluk beluk alat kontrasepsi, mulai dari apa itu kontrasepsi hingga efek
samping yang ditimbulkan diharapkan kedepannya kontrasepsi dapat dengan mudah diterima
dan jangkau oleh masyarakat Indonesia terutama masyarakat Indonesia yang tinggal di
daerah terpencil. Untuk itu perlunya digalakkan edukasi yang optimal mengenai kontrasepsi.
Oleh karena itu, adalah sebuah langkah yang baik jika pemahaman tentang kontrasepsi
ditingkatkan oleh seorang calon dokter praktik umum. Sehingga nantinya diharapkan seorang
dokter praktik umum mampu melakukan edukasi dan penatalaksanaan secara paripurna
mengenai kontrasepsi. Dan pada akhirnya, dengan pemahaman yang baik di kalangan calon
dokter praktik umum, program keluarga berencana di Indonesia dapat berjalan dengan baik.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi kontrasepsi


Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan setelah hubungan seksual dengan
menghambat sperma mencapai ovum matang (metode yang mencegah ovulasi) atau dengan
mencegah ovum yang telah dibuahi tertanam pada endometrium (mekanisme yang
menyebabkan lingkungan uterus tidak cocok untuk ovum yang telah dibuahi).1
2.2 Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi

mengandung kombinasi estrogen dan progesteron sintetik atau hanya

progestin. Estrogen menekan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan mencegah


perkembangan folikel dominant. Estrogen juga menstabilkan bagian dasar endometrium dan
memperkuat kerja progestin. Progestin menekan peningkatan Luteinizing Hormone (LH)
sehingga mencegah ovulasi. Progestin juga menyebabkan penebalan mukus leher rahim
sehingga mempersulit perjalanan sperma dan atrofi endometrium sehingga menghambat
implantasi.
2.4 Kontasepsi kombinasi ( hormon estrogen dan progesteron).
2.4.1 Pil kombinasi
Dalam satu pil terdapat baik estrogen maupun progesteron sintetik. Pil diminum setiap
hari selama tiga minggu diikuti dengan satu minggu tanpa pil atau plasebo. Estrogennya
adalah etinil estradiol atau mestranol dalam dosis 0,05; 0,08 ; 0,1 mg pertablet. Progestinnya
bervariasi.
a.

Jenis

Monofasik
Pil

yang

tersedia

dalam

kemasan

21

tablet

mengandung

hormon

aktif

estrogen/progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Contoh:
microgynon

Komposisi
21 tablet masing-masing mengandung 0.15 mg Levonorgestrel dan 0.03 mg Etinilestradiol
serta 7 tablet plasebo.
Dosis dan Cara Pemakaian
Satu tablet diminum tiap hari selama 28 hari berturut-turut. Kemasan berikutnya
dimulai setelah tablet pada kemasan sebelumnya habis.
Tidak menggunakan kontrasepsi hormon sebelumnya (pada bulan yang lalu).
Pemakaian tablet harus dimulai pada hari ke-1 dari siklus alami wanita (yaitu hari pertama
menstruasi) dimulai dari bidang biru dari kemasan dan pilih tablet sesuai dengan harinya
(seperti "Sen" untuk Senin). Mulai pada hari ke 2-5 diperbotehkan, akan tetapi selama siklus
pertama dianjurkan untuk menggunakan metoda pencegahan tambahan selama 7 hari
pertama minum tablet.
Pemakaian selanjutnya
Jika kemasan pertama Microgynon telah habis, mulailah kemasan yang baru tanpa
terputus pada hari berikutnya, sekali lagi pilih tablet pada bidang biru sesuai dengan hari pada
saat itu.

Bifasik
Pil

yang

tersedia

dalam

kemasan

21

tablet

mengandung

hormon

aktif

estrogen/progestin dalam dua dosuis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: Climen 28
Komposisi
Terdiri dari 16 tablet putih berisi estradiol valerate 2 mg dan 12 tablet pink berisi
estradiol valerate 2 mg dan cyproterone acetate 1 mg.
Cara pemakaian
Minumkan tablet putih satu kali sehari selama 16 hari dilanjutkan dengan tablet pink
satu kali sehari hingga habis.

Trifasik
Pil

yang

tersedia

dalam

kemasan

21

tablet

mengandung

hormon

aktif

estrogen/progestin dalam 3 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: TRINORDIOL*-28
Komposisi
Tiap kemasan Trinordiol*-28 berisi 28 tablet. Tablet-tablet ini disusun dalam kemasan
menurut urutan sebagai berikut: 6 tablet kuning tua dari 0.03 mg etinilestradiol dan 0.05 mg
levonorgestrel, 5 tablet putih dari 0.04 mg etinilestradiol dan 0.075 mg levonorgestrel, 10
tablet kuning dari 0.03 mg etinilestradiol dan 0.125 mg levonorgestrel, 7 tablet innert merah
dari 31.835 mg laktosa.
Dosis dan Cara Pemakaian
Satu tablet sehari untuk 28 hari berturut-turut dalam urutan yang tepat

seperti

diuraikan di atas. Tablet-tablet diminum terus menerus tanpa dihentikan. Segera setelah satu
kemasan habis, mulailah dengan kemasan yang baru dan diminum seperti diuraikan di atas.
Dianjurkan tablet Trinordiol*-28 diminum setiap hari pada waktu yang sama, sebaiknya
setelah makan atau pada waktu mau tidur. Bila pemakai merasa mual, sebaiknya tablet
diminum dengan susu.
Sikluspertama:
Selama pemakaian siklus pertama, pasien dianjurkan meminum satu tablet setiap hari selama
28 hari berturut-turut, dimulai dari hari pertama dari siklus haid (hari kesatu datangnya haid
adalah hari pertama). Perdarahan akan terjadi sebelum tablet Trinordiol*-28terakhir diminum.

Siklus-siklus Berikutnya:
Pemakai hendaknya segera mulai kemasan berikutnya walaupun perdarahan masih
berlangsung. Tiap 28 hari penggunaan Trinordiol*-28 dimulai pada hari yang samaseperti
pada pemakaian pertama kalinya pada bagian foil berwarna merah dan mengikuti jadual yang
sama.

Meskipun terjadinya kehamilan sangat kecilbila tablet digunakan sesuai petunjuk bila
perdarahan tidak terjadi setelah tablet terakhir diminum, kemungkinan hamil harus
dipertimbangkan.

Bila pasien tidak menuruti cara penggunaan yang tertera (lupa satu atau lebih tablet atau
mulai minum tablet yang terlupa pada hari terlambat daripada seharusnya) kemungkinan
hamil harus dipertimbangkan pada saat tidak terjadi haid dan dilakukan cara-cara dianostik
yang tepat sebelum pengobatan dilanjutkan.Bila pasien telah mengikuti petunjuk pengobatan
dan telah minum tablet dua siklus berturut-turut tidak terjadi haid, tidak terjadinya kehamilan
harus benar-benar dipastikan oleh dokter atau petugas kesehatan yang ditunjuk sebelum
penggunaan tablet kontrasepsinya dilanjutkan.
Tablet-tablet yang Terlupa Diminum
Pemakai harus diinstruksikan untuk meminum tablet yang terlupa secepatnya setelah
teringat. Bila dua tablet berturut-turut terlupakan, keduanya harus diminum setelah teringat.
Tablet berikutnya harus diminum pada waktu yang sama. Tiap saat pasien terlupakan satu
atau dua tablet , ia harus juga mnggunakan cara kontraseptiva tambahan non steroidal
(misalnya cara mekanis) sampai ia telah meminum satu tablet tiap hari untuk 7 hari berturutturut. Bila tiga tablet berturut-turut selain tablet berwarna merah terlupakan, semua
pengobatan harus dihentikan dan sisa obat harus dibuang. Siklus tablet yang baru harus
dimulai pada hari kedelapan setelah tablet terakhir diminum dan suatu kontraseptiva
tambahan non steroidal (misalnya cara mekanis) sampai ia telah meminum satu tablet tiap
hari untuk 14 hari berturut-turut.
b.

Cara kerja
Secara umum pil kombinasi berkerja dengan cara menekan ovulasi, mencegah
implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma, dan Pergerakan tuba
terganggu sehingga transportasi ovum akan tergenggu.

c.

Manfaat

Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila


digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama
penggunaan).

Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.

Tidak mengganggu hubungan seksual.

Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia),
tidak terjadi nyeri haid.

Dapat digunakan jangka panjang, selama perempuan masih ingin menggunakannya.

Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.

Mudah dihentikan setiap saat.

Kesuburan segera kembali setelah pengunaan pil dihentikan.

Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista


ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenore, akne.

d.

Keterbatasan

Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya tiap hari.

Mual terutama pada 3 bulan pertama.

Perdarahan bercak atau perdarahan sela terutama 3 bulan pertama.

Pusing dan nyeri payudara.

Berat badan naik sedikit tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru
memilki dampak positif.

Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI).

Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan perubahan suasana
hati sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang.

Dapat meningkatkan tekanan darah dan terensi cairan, sehingga risiko stroke dan
gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia
>35 tahun dan merokok perlu hati-hati.

e.

Yang dapat menggunakan Pil kombinasi


Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti:

Usia reproduksi.

Telah memiliki anak ataupu yang belum.

Gemuk atau kurus.

Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

Pasca keguguran.

Anemia karena haid berlebihan.

Nyeri haid hebat.

Siklus haid tidak teratur.

Riowayat kehamilan ektopik.

Kelainan payudara jinak.

DM tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.

Penyakit tiroid, radang panggual, endometriosis atau tumor ovarium jinak.

10

Menderita TB kecuali yang sedang menggunakan rifampisin.

Varises vena.

f.

Yang tidak boleh menggunakan Pil kombinasi:

Hamil atau dicurigai hamil.

Menyusui eksklusif.

Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.

Penyakit hati akut.

Perokok dengan usia >35 th.

Riwayat penyakit jantung, stroke, hipertensi > 180/110 mmHg.

Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau DM > 20th.

Kanker payudara atau yang dicurigai kanker payudara.

Migrain dan gejala neurologis fokal (epilepsi/ riwayat epilepsi).

Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.

g.

Waktu mulai menggunakan pil kombinasi

Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil.

Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.

Boleh menggunakan pada hari ke-8 haid, tetapi perlu menggunakan metode
kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari 8 sampai hari 14 atau tidak melakukan
hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket pil tersebut.

11

Setelah melahirkan: 6 bulan pemberian ASI eksklusif; setelah 3 bulan dan tidak
menyusui; pascakeguguran segera atau dalam waktu 7 hari).

2.5 Suntikan kombinasi.


Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg
Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali, dan 50 mg Noretindron Enantat
dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi IM. Sangat efektif 0,1-0,4 kehamilan per
100 perempuan selama tahun pertama penggunaan.
a.

Cara kerja
Secara umum menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, atrofi endometrium, dan
Menghambat transportasi ovum lewat tuba.

2.6 Kontrasepsi pil progestin (minipil).


a. Jenis minipil

Kemasan dengan isi 35 pil: 300ug levonorgestrel atau 350ug noretindron.

Kemasan dengan isi 28 pil: 75ug dosegestrel.

b.

Cara kerja minipil

Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu
kuat).

Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.

Mengentalkan lendir serviks.

Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi ovum terganggu.

c.

Efektivitas

12

Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu-dua tablet
karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat
mukolitik asetilsistein bersamaan dengan minipil perlu dihindari karena dapat meningkatkan
penetrasi sperma. Dalam menggunakan minipil sebaiknya jangan sampai ada tablet yang
lupa, tablet digunakan pada jam yang sama, senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah
penggunaan minipil.
d.

Keuntungan

Cocok untuk perempuan menyusui.

Sangat efektif jika digunakan secara benar.

Tidak mempengaruhi produksi ASI.

Nyaman dan mudah digunakan.

Kesuburan cepat kembali.

Sedikit efek samping.

Tidak mengandung estrogen

Dapat dipakai sebagai senggama.

Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid.

Mencegah kanker endometrium.

Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman diberikan


pada perempuan DM yang belum mengalami komplikasi.

e.

Keterbatasan

Hampir 30-60% mengalami gangguan haid.

Peningkatan/penurunan berat badan.

13

Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.

Bila lupa satu pil saja maka kegagalan menjadi lebih besar.

Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat.

Efektivitasnya menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat OAT
(rifampisin) dan obat epilepsi (fenitoin, barbiturat).

f.

Kontraindikasi

Hamil/diduga hamil

Perdarahan pervaginam yang belum tahu penyebabnya.

Kanker payudara.

Mioma uteri.

Riwayat stroke, PJK.

2.7 Kontrasepsi implan.


a. Jenis

Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
diameter 3,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 4 mm, dan
diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-keto-dosegestrel dan lamam kerjanya 3
tahun.

Jadena dan Indoplan. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lamam kerja 3 tahun.

14

b. Cara kerja

Secara umum bekerja dengan menekan ovulasi, Mengentalkan lendir serviks, Atrofi
endometrium, dan menghambat transportasi ovum lewat tuba. Efektivitas sangat efektif 0,2-1
kehamilan per 100 perempuan.

2.7 AKDR dengan progestin.


Jenis AKDR yang mengandung levonogestrel.
a.

Kontraindikasi absolut

Kondisi dengan kecenderungan infeksi termasuk leukemia, AIDS, penyalahgunaan


obat, penggunaan steroid.

Penyakit katup jantung (KI relatif).

Belum pernah melahirrkan (KI relatif).

Penyakit Wilson.

Alergi terhadap tembaga.

b.

Keuntungan

Kecepatan pelepasan hormon konstan selamam 5 tahun.

Mungkin merupakan metode kontrasepsi revesibel yang paling efektif untuk periode 5
tahun.

Mengurangi dismenore dan menoragia.

15

2.8 Perbandingan antara obat kontrasepsi oral dan contohnya


1.

Dosegestrel/Etinil estradiol.

Rumus kimia: C23H27N


a.

Indikasi

Dosegestrel/etinil estradiol digunakan untuk mencegah kehamilan.


b.

Interaksi

Golongan azole antifungal (itraconazole), barbiturat, carbamazepine, felbarmate,

griseofulvin, ritonavir, hidantoin, nevirapine, penisilin, rifampisin, topiramate, dan


troglitazone menurunkan efektivitas dosegestrel/etinil estradiol.

Efek samping dari obat beta bloker atenolol, selegiline, teofilin, dan

troleandomisin ditingkatkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.

Efektivitas lamotrigin diturunkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.

c.

Sediaan beredar

Gracial (Organon), Marvelon (Organon), Mercilon (Organon)


d.

Perhatian

Resiko kehamilan jika terlupa minum pil, terutama awal siklus. Harus dilakukan
pemeriksaan darah tinggi, perabaan hati, gula darah, kadar lemak.
e.

Efek samping

Mual, mastalgia, perdarahan antar haid, sakit kepala ringan, jerawat.


f.

Absorbsi

Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan lengkap dan diubah menjadi
etonogestrel. Konsentrasi plasma puncak mencapai 2 ng/ml setelah 1,5 jam setelah minum.
Bioavailabilitas 62-81%.
g.

Distribusi

16

Etonogestrel terikat pada albumin serum dan sex hormone binding globulin (SHBG).
Hanya 2-4% dari total konsentrasi serum berada dalam bentuk steroid bebas, 40-70%
berikatan dengan SHBG. Etinil estradiol sendiri menginduksi peningkatan ikatan desogestrel
dengan SHBG dan menurunkan ikatan desogestrel dengan albumin. Volume distribusi
desogestrel adalah 1,5l/kg.
h.

Metabolisme

Etonogestrel dimetabolisme seperti halnya metabolismesteroid lainnya. Laju klirens


metabolik adalah 2 ml/menit/kg. Eliminasi Desogestrel dan metabolitnya diekskresikan
melalui urindan empedu dalam perbandingan 6:4.
i.

Mestranol/noretindrone.
Nama
generik:
Mestranol/Norethindrone

(MES-tra-nole/nor-eth-IN-drone)

Nama dagang: Norinyl 1 + 50 dan Ortho-Novum 1/50


a.

Indikasi

Mencegah kehamilan.

Mengatur siklus menstruasi.

b.

Kontraindikasi

Alergi

Sedang hamil atau tersangka hamil.

Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya.

Kanker payudara, serviks ataupu uterus.

Stroke, PJK, trombosis vena.

Tumor hati.

c.

Interaksi Obat

Acitretin, aprepitant, azole antifungal seperti ketoconazole, barbiturates seperti

fenobarbital), bosentan, karbamazepine, felbamate, griseofulvin, hydantoins seperti fenitoin,


modafinil, nevirapine, penicillins seperti amoxicillin, protease inhibitor seperti indinavir,

17

rifamycins seperti rifampin, St. John's wort, tetrasiklin seperti doksisiklin, topiramate, atau
troglitazone menurunkan efektivitas mestranol/norethindron.

Beta bloker seperti metoprolol, cyclosporine, theophyllines, atau troleandomycin

dengan mestranol/ norethindron efek sampingnya ditingkatkan.

Kortikosteroid seperti prednisone, efek sampingnya seperti wajah bulan,

peningkatan berat badan, retensi cairan, peningkatan tekanan darah, peningkatan gula darah,
ditingkatkan oleh mestranol/ norethindron.

Antikoagulan oral (warfarin) efek sampingnya yaitu perdarahan ditingkatkan

oleh mestranol/noretindron.

3.

Efektivitas dari Lamotrigine diturunkan oleh mestranol/norethindron.

Depomedroksiprogesteron asetat.

Nama generik : Medroksiprogesteron asetat.


Nama dagang: Depo-Provera
Merupakan kontrasepsi injeksi yang diberikan tiap 3 bulan sekali. Kontrasepsi ini
kurang ideal pada pasien yang menghendaki cepat hamil setelah menghentikan kontrasepsi
ini. Dari studi didapatkan bahwa hanya 68% saja wanita yang hamil dalam 12 bulan setelah
penghentian konrasepsi ini. Lamanya jangka waktu penggunaan kontrasepsi ini tidak
mempengaruhi lamanya penundaan kehamilan setelah menghentikan.
a.

Indikasi

Kontrasepsi oral.

b.

Kontraindikasi

Perdarahan di vagina atau kelainan patologis yang tidak diketahui penyebabnya,


dan kehamilan.
c.

Efek Samping

18

Reaksi anafilaktik, tromboembolik, tromboflebitis, emboli paru, payudara lembek


dan galaktore, erosi, dan perubahan sekresi pada leher rahim, hipereksia yang
tidak diketahui penyebabnya, wajah bulan, perubahan berat badan, perubahan
warna kulit ditempat suntikan.
d.

Sediaan

Cyclofem (Tunggal Idaman Abdi), Cyclogeston (Triyasa), Depogeston (triyasa),


Deponeo (triyasa), Depo-Progestin (Harsen).

4.

Linestrenol.

a.

Indikasi

Kontrasepsi Oral
b.

Kontraindikasi

Kehamilan, penyakit hati parah, ikterus, sindrom rotor, dan Dubbin Johnson, dan
wanita muda dengan siklus belum teratur.
c.

Efek Samping

Mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara. Jika timbul perdarahanringan pada
bulan-bulan awal dapat dilanjutkan tapi jika parah hentikan.
d.

Perhatian

Lakukanpemeriksaan fisik terautue 3 atau 6 bulan sekali. Hentikan jika timbul


gejal tromboembolik, hati-hati pada penyakit miokard, ginjal, epilepsi, atau
migran.
e.

Interaksi obat

Jangan diberikan bersamaan rimfapisin, barbiturat, obat antiepilepsi tertentu.

19

f.

Sediaan beredar

Exluton (Organon), Lyndiol (Organon), Ovostat (Organon).

5.

Levonorgestrel.

a.

Indikasi

Kontrasepsi hormonal jangka panjang 3 tahun untuk wanita


b.

Kontraindikasi

Perdarahan vagina dengan penyebab yang tidak jelas, kanker yang berkaitan
dengan hormonal, perdarahan uterus dengan sebab tidak jelas, gangguan
tromboemboli atautrombofleblitis.
c.

Efek Samping

Menstruasi, spotting, menorrahgi, metroragi, amenorea, sakit kepala, gugup,


mual, pusing, perubahan selera makan, perubahan libido, hirsutisme, gatal-gatal,
rasa nyeri pada tempat pemasangan, anemia dan tekanan darah tinggi.
6.

Etonogestrel.

a.

Indikasi

Kontrasepsi jangka panjnag yang reversibel


b.

Kontraindikasi

Kehamilan, perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis, hipersensitivitas.

c.

Perhatiaan

Keuntungan penggunaan progesteron harus ditimbang dengan kemungkinan


resiko untuk setiap kasus individual dan dibahas dengan wanita calon akseptor

20

sebelum menggunakan implamt.


d.

Sediaan beredar

Implanon (Organon)
7.

Gestoden.8,13

a.

Indikasi

Kontrasepsi oral
b.

Kontraindikasi

Tromboemboli vena dan arteri, diabetes dengan perubahn vaskular, prankreatitis


atau hipertrigleresemia, penyakit hati, gagal ginjal akut.
c.

Sediaan beredar

Gynera (Schering)
8.

Drospirenon.

Memiliki efek antimineral kortikoid dengan megabit sistem RAAS dan sebagai anti
antiandrogenik yang bermanfaat untuk wanita yang mengalami retensi cairan karena hormon
dan wanita yang menderita akne dan seborea. Bioviabilitas sekitar 76 % dan tidak diikat oleh
sex hormon maupun oleh kortikosteroid. Akan tetapi diikat oleh protein serum. Pada sebagian
orang dapat menyebabkan hiperkalemia jika dikombinasi oleh sprinalaktone.
a.

Indikasi

Kontrasepsi oral

b.

Kontraindikasi

Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis atau hipertrigliseridemia, penyakit


hati, gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas), keganasan alat genital ayau
payudara, perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnostik, kehamilan, dan

21

hipersensitif.
c.

Sediaan Obat

Yasmin (Schering)
9.

Cyproterone Acetat.

Nama generik

: (3'H-Cyclopropa(1,2)pregna-1,4,6-triene 3,20-dione,6-chloro-

1-beta,2-beta-dihydro-17-hydroxy-).
Nama dagang

: Diane 35 (Schering)

Cyproterone acetate merupakan derivat dari 17-hydroxyprogesterone Memiliki efek


antiandrogenik dengan efek lemah terhadap progestational dan glucocorticoid. Cyproterone
acetate dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 menjadi bentuk aktif 15-hydroxycyproterone
acetate, Sebagian akan dihidrolisis menjadi cyproterone and acetic acid. Akan tetapi seperti
halnya horman steroid esterase lainnya, cyproterone acetate sulit untuk dihidrolisis. Sehingga
banyak dalam bentuk cyproterone acetate. Hal inilah yang menyebabkan cyproterone acetate
memiliki efek antiandrogenik yang kuat.
Cyproterone acetate menghambat steroidogenic enzyme 21-hydroxylase dan 3betahydroxysteroid dehydrogenase. Dimana kedua enzim terse but iguana untuk membentuk
cortisol. Hambatan terhadap 21-hydroxylase juga mongering produksi dari aldosterone. Efek
terhadap progestational dan glucocorticoid mongering hormon gonadotropins, yang
menyebabkan turunya kadar testosterone sehingga baik sebagai pengobatan antiandrogen.
Selain itu

cyproterone acetate dikombinasikan dengan 5-alpha-reductase inhibitor

finasteride dapat mengatasi keluahan hirsutisme. Beberapa studi invitro juga menunjukkan
bahwa cyproterone atau cyproterone acetate dapat mengobati benign prostat hyperplasia.

a.

Indikasi

Diindikasikan untuk ca prostat, benign prostat hyperplasia, hirsustisme, terapi


hormon maupun kontrasepsi oral.
b.

Kontraindikasi

22

Wanita hamil, Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis akut, penyakit hati,
gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas), keganasan alat genital atau
payudara, perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnostik, dan hipersensitif.
c.

Efek Samping

Merusak Hati, Hiperkalemi, Trombosis vena dalam, perubahan mood, dapat


menyebabkan osteoporosis.
d.

Dosis

Untuk kontrasepsi 2mg cyproterone acetate dikombinasi dengan 35 atau 50 mcg


ethinylestradiol. Diminum selama 21 hari dan diintervalkan selama 7 hari.
10. Marvelon.
Marvelon merupakan obat kontrasepsi hormonal yang merupakan kombinasi dari 2 zat
aktif yaitu etinilestradiol dan desogestrel. Etinilestradiol merupahan hormon sintetik dari
estrogen wanita dan desogestrel merupakan generasi ketiga hormon sintetik dari progesteron.
Sediaan dalam bentuk tablet
a.

Komposisi

Merupakan kontrasepsi oral monofasik. Dua puluh satu tablet besar warna putih
mengandung 0,15 mg desogestrel dan 0,03 mg etinilestradiol. Tujuh tablet putih yang tidak
mengandung zat aktif. Yang mengandung silicon dioksida, laktosaa, magnesium stearat,
tepung kentang, povidone, asam stearat, alfa tokoferol.
b.

Indikasi

Kontrasepsi oral.
c.

Kontraindikasi

Trombosis atau riwayat trombosis vena dalam, emboli paru, infark miokard dan

stroke.
Tia, angina pektoris.
Terdapat faktor yang meningkatkan kejadian trombosis seperti hipertensi.
Gangguan fungsi hati yang lama dan ireversibel.

23

Tumor hati.
Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya.
Diketahui atau dicurigai hamil.
DM dengan komplikasi vaskular.
Hipersensitif terhadap komponen.

11. Etinil estradiol.


a.

Absorbsi

Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan lengkap. Konsentrasi plasma
puncak dicapai 80 pg/ml dalam 1-2 jam setelah pemberian. Biaoavailabilitas setelah
mengalami konjugasi presistemik dan metabolisme pintas pertama adalah 60%.
b.

Distribusi

Etinil estradiol berikatan dengan albumin hampir 98,5% dan menginduksi peningkatan
kadar SHBG serum. Volume distribusi adalah 5L/kg.
c.

Metabolisme

Etinil estradiol mengalami konjugasi presistemik oleh mukosa usus dan hati.
Metabolitnya akan dikonjugasi dengan glukoronida dan sulfat. Laju klirens metabolik adalah
5 ml/menit/kg. Eliminasi Metabolitnya diekskresikan lewat urin dan empedu dengan rasio
4:6. Waktu paruh ekskresi metabolitnya adalah 1 hari.
d.

Cara pemberian

Tablet diminum setiap hari satu tablet sehari.


Jika pengguna lupa minum tablet dalam waktu kurang dari 12 jam, efektivitasnya tidak
berkurang. Tablet yang terlupa harus segera diminum dan tablet yang akan diminum
berikutnya, diminum sesuai dengan waktu biasanya. Jika pengguna lupa minum sampai lebih
dari 12 jam maka efektivitas proteksinya berkurang. Hal ini berlaku juga untuk pil KB yang
emnggunakan pil 21 tablet.
2.9 Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keluarga Berencana.
Konseling dan Persetujuan Tindakan Medis merupakan prinsip utama dari pelayanan
keluarga berencana.
a.

Konseling

24

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana
(KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dalam melalukan konseling berarti petugas
membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan
sesuai dengan pilihannya.konseling yang baik akan membantu klien dalam menggunakan
kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB.
b.

Persetujuan Tindakan Medik

Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis, surat tindakan medis
diperlukan. Misalnya pada kontrasepsi mantap, amak persetujuan harus dari pasangan suami
istri. Setelah calon peserta dan pasangannya menandatangani persetujuan tindakan medik,
pelayanan kontrasepsi baru dilakukan. Pada halaman belakang lembar persetujuan tindakan
medik terdapat catatan tindakan dan pernyataan oleh dokter/bidan/perawat yang melakukan
tindakan. Catatan tersebut memuat catatan tindakan yang dilakukan yaitu metode,
keberhasilan tindakan, waktu serta pernyataan dari petugas bahwa pelayanan yang diberikan
sesuai dengan standar.

BAB 3. KESIMPULAN
Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara kontrasepsi yaitu upaya untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat
permanen. Namun sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal, karena
idealnya suatu kontrasepsi dilihat dari daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak
memerlukan motivasi terus-menerus, dan efek samping minimal .
Kontrasepsi

mengandung kombinasi estrogen dan progesteron sintetik atau hanya

progestin. Estrogen menekan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan mencegah


perkembangan folikel dominant. Estrogen juga menstabilkan bagian dasar endometrium dan
memperkuat kerja progestin. Progestin menekan peningkatan Luteinizing Hormone (LH)

25

sehingga mencegah ovulasi. Progestin juga menyebabkan penebalan mukus leher rahim
sehingga mempersulit perjalanan sperma dan atrofi endometrium sehingga menghambat
implantasi.

DAFTAR PUSTAKA
National Institute for Health and Care Exellence. 2014. Long-acting reversible contraception
(update). Nice Clinical Guideline.
Center for Disease Control and Prevention. 2013. Hormonal Contraception and HIV.
Usaid.gov
Emergency Departement .2014. Key Facts about Emergency Contraception (EC):for
Emergency Departement Staff that Provide Care to Sexual Assault and Rope
Survivors.

26

Pratiwi, Dhana. Et al. 2014. Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Suntik
DMPA dengan Peningkatan Berat Badan di Puskesmas Lapai Kota Padang.
Wiknjosastro H. 2007. Buku Ilmu kandungan Edisi 7. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai

  • Translate Edit
    Translate Edit
    Dokumen25 halaman
    Translate Edit
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • 2 1 2
    2 1 2
    Dokumen9 halaman
    2 1 2
    Hashimara Senju
    Belum ada peringkat
  • PR Radiologi 1
    PR Radiologi 1
    Dokumen13 halaman
    PR Radiologi 1
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Jaga Malam DM SMF Interna Revisi
    Jadwal Jaga Malam DM SMF Interna Revisi
    Dokumen2 halaman
    Jadwal Jaga Malam DM SMF Interna Revisi
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Dots
    Dots
    Dokumen9 halaman
    Dots
    Nashwa Fathira
    Belum ada peringkat
  • Perse Psi
    Perse Psi
    Dokumen4 halaman
    Perse Psi
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • PR Saraf
    PR Saraf
    Dokumen6 halaman
    PR Saraf
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1kiki
    Tugas 1kiki
    Dokumen6 halaman
    Tugas 1kiki
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • PR Responsi
    PR Responsi
    Dokumen4 halaman
    PR Responsi
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • DFDF
    DFDF
    Dokumen2 halaman
    DFDF
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Melanoma Maligna
    Melanoma Maligna
    Dokumen4 halaman
    Melanoma Maligna
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Dinas Pagi Dan Jaga DM SMF Interna Revisi
    Jadwal Dinas Pagi Dan Jaga DM SMF Interna Revisi
    Dokumen4 halaman
    Jadwal Dinas Pagi Dan Jaga DM SMF Interna Revisi
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Mata Kuliah: Kewarganegaraan Dosen: Dra. Eva Maulina, MM Geopolitik Indonesia
    Mata Kuliah: Kewarganegaraan Dosen: Dra. Eva Maulina, MM Geopolitik Indonesia
    Dokumen9 halaman
    Mata Kuliah: Kewarganegaraan Dosen: Dra. Eva Maulina, MM Geopolitik Indonesia
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Att 1430016704350 Mid Test Interna
    Att 1430016704350 Mid Test Interna
    Dokumen6 halaman
    Att 1430016704350 Mid Test Interna
    Ivan Firmansyah
    Belum ada peringkat
  • PR Radiologi 1
    PR Radiologi 1
    Dokumen13 halaman
    PR Radiologi 1
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Presensi Ilmiah Pediatri
    Presensi Ilmiah Pediatri
    Dokumen3 halaman
    Presensi Ilmiah Pediatri
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Lapsus
    Lapsus
    Dokumen5 halaman
    Lapsus
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • PR Lensa Kontak
    PR Lensa Kontak
    Dokumen1 halaman
    PR Lensa Kontak
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Lapsus
    Lapsus
    Dokumen5 halaman
    Lapsus
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat
  • Lapsus
    Lapsus
    Dokumen8 halaman
    Lapsus
    Auliza Wihardias
    Belum ada peringkat