Hiv
Hiv
KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN HIV/AIDS
1. HIV adalah singkatan dari human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang
dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang
sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam
melawan infeksi Yang menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.
2. Aids adalah singkatan dari Acquired imune deficiency syndrome yaitu
menurunnya daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi
virus HIV (human Immunodeficiency virus). Antibodi HIV positif tidak diidentik
dengan AIDS, karena AIDS harus menunjukan adanya satu atau lebih gejala
penyakit skibat defisiensi sistem imun selular.
3. AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan
tubuh oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). (Aziz
Alimul Hidayat, 2006)
4. AIDS adalah infeksi oportunistik yang menyerang seseorang dimana mengalami
penurunan sistem imun yang mendasar ( sel T berjumlah 200 atau kurang ) dan
memiliki antibodi positif terhadap HIV. (Doenges, 1999)
5. AIDS adalah suatu penyakit retrovirus yang ditandai oleh imunosupresi berat
yang menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik, neoplasma sekunder dan
kelainan imunolegik. (Price, 2000 : 241)
1. ETIOLOGI
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV
pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986
di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus
kurang pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, B
menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan.
Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan
manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang
termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
1. PATOFISIOLOGI
HIV masuk ke dalam tubuh manusia
Infeksi opurtinistik
Peradangan pd
Infeksi jamur
Jaringan paru
Sesak, demam
gas
Sulit menelan
Mual
Bibir kering
Peradangan kulit
Diare kronis
Timbul lesi/
bercak putih
Cairan output
Gatal, nyeri
Bersisik
Turgor kulit
Infeksi ssp
Peningkatan
Intake kurang
suhu
Peristaltik
Peradangan mulut
efektif
pikir
MASA INKUBASI
Masa ini adalah waktu dari terjadnya infeksi pertama sampai munculnya gejala yang pertaa pada
pasien. Pada infeksi HIV hal ini sulit diktahui. Dari penelitian pada sebagian besar kasus
dikatakan masa inkubasi rata-rata 5-10 tahun , dan bervariasi sangat lebar, yaitu antara 6 bulan
sampai lebih dari 10 tahun. Walaupun belum ada gejala tapi yang bersangkuan telah dapat
menjadi sumber penularan.
1. Infeksi Akut
Sekitar 30-50% dari mereka yang terinfeksi HIV akan memberikan gejala infeksi
mononukleosis, yaitu demam, sakit tenggorokan , letargi, batuk, mialgia, keringat alam dan
keluhan GIT berupa nyeri menelan, mual, dan muntah dan diare. Mungkin bisa didpat adanya
pembesaran kelenjar limfe leher, faringitis, macular rash, dan aseptik meningitis yang akan
sembuh dala waktu 6 bulan.
1. Infeksi kronik asimtomatik
Fase akut akan diikuti fase kronik asimsomatik yang lamanya bisa bertahun-tahun. Walaupun
tidak ada gejala, tapi teteap dapat mengisolasi virus dari darh pasien dan ini berarti bahwa selama
fase ini pasien juga infeksius. Tidak dketahui secara pasti apa yg terjadi pada fase ini. Mungkin
terjadi repikasi lampat pada selsel tertentu dan laten pada sel lainnya. Tapi pada fase ini dikuti
dengan penurunan fungsi sistem imun dari waktu kewaktu.
1. PGL (pembengkakan kelenjar limfe)
Pada kebaykan kasus gejala pertama yang muncul adalah PGL. Ini menunjukan adanya
hipersensitivitas sel limfosit B dalam kelenjar limfe, dapat persisten selama bertahun-tahun, dan
pasien tetap merasa sehat.terjadi progresi bertahap dari adanya hiperplasia folikel dalam kelenjar
limfe sampai timaul involunsi dengan adanya sel limfosit T8. Ini merupakan reaksi tubuh yang
menghancurkan sel dendrit folike yang terinfeksi HIV.
1. Dengan menurunnya sel limfosit T4, makin jelas nampak gejala klinis yang dapat
dibedakan menjadi beberapa keadaan. Gejala ini dapat dibag atas :
1)
Gejala atau keluhan yang tidak langsung berhubungan dengan HIV : diare, demam,
keringat malam, rasa lelah berlebihan , batuk kronik lebih dari 1 bulan dan penurunan berat
badan 10% atau lebih.
2)
Gejala yang langsung akibat HIV, misalnya : mielopati, neuropati perifer dan penyakit
susunan saraf otak.hampir 30% pasien dalam stadium akhir akan menderita AIDS dementia
kompleks, yaitu menurunnya sampai hilang daya ngat, gangguan fungsi motorik dan kognitif,
sehingga pasien suli berkomunikasi dan tdk bisa jalan.
1. KOMPLIKASI
2. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human
Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan,
keletihan dan cacat.
1. Neurologik
Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency Virus (HIV)
pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan,
disfasia, dan isolasi sosial.
Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidakseimbangan elektrolit,
meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik endokarditis.
Neuropati karena imflamasi dieleminasi oleh serangan Human Immunodeficienci Virus (HIV)
1. Gastrointestinal
Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma Kaposi.
Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik. Dengan
anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
Penyakit anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai akibat
infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
1. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus, dan
strongyloides dengan efek nafas pendek, batuk, nyeri, hipoksia, keletihan, gagal nafas.
1. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi otot,
lesi scabies / tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan
sepsis.
1. Sensorik
Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan. Pendengaran : otitis eksternal
akut dan otitis media, kehilangan pendengaran dengan efek nyeri.
1. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk HIV/AIDS dibagi atas tiga kelompok :
1)
HIV terdiri dari selubung , kapsid dan inti.Masing- masing terdiri dari protein yang bersifat
sebagai antigen dan menimbulkan pembentukan antibodi dalam tubuh yang terinfeksi. Jenis
antibody yang penting untuk diagnostik diantaranya adalah antibody gp41, gp140, dan p24.
Teknik pemeriksaan adalah sebagai berikut.
a)
Tes untuk menguji Ab HIV. terdapat berbagai macam cara yaitu ELISA, Western Blot,
RIPA dan IFA
b)
2)
Tes untuk menguji antigen HIV dapat dengan cara pembiakan virus, antigen P24 dan PCR
Pemeriksaan status imunitas
Pada pasien AIDS dapat ditemui anemia leukopenia/limfopenia, trombositopenia dan displasia
sumsum tulang normo atau hiperselular. Test kulit DHT (Delayed Type Hypersensitiviti) untuk
tuberkulin dan kandida yang hasilnya negatif atau energi menunjukan kegagalan imunitas selular.
Dapat terjadi poliklonal hypergamma globulinemiayang menunjukan adanya rangsangan
nonspesifik terhadap sel B untuk membentuk imunitas humoral.
3)
Infeksi oportunistik atau kanker sekunder yang ada pada pasien AIDS diperiksa sesuai dengan
metoda diagnostik penyakitnya masing-masing. Misalnya pemeriksaan makroskopik untuk
kandidiasis, PCP,TBC Paru dll. Adapun pemeriksaan peunjang lain seperti aboraturium rutin,
serologis, radiologis, USG, CTScan, bronkoskopi, pembiakan, histopatologis dll.
1. PENATALAKSANAAN HIV/AIDS
Penatalaksanaan HIV/AIDS terdiri dari pengobatan, perawatan / rehabilitasi dan edukasi.
1. Pengobatan
Pengobatan pada pengidapan HIV/AIDS ditujukan terhadap :
Virus HIV
Infeksi oportunistik
Kanker sekunder
Merupakan terapi kedua untuk yang terapi intoleransi terhadap AZT, atau bisa sebagai kombinasi
dengan AZT bila ternyata ada kemungkinan respon terhadap AZT menurun. Untuk menunda
infeksi oportunistik respon terhadap AZT menurun. Untuk menunda infeksi oportunistik pada
ARC dan asimtomatik hasilnya lebih baik daripada AZT. Efek samping: neuropati perifer,
pankreatitis (7%), nausea, diare.
Dosis: 200mg po bid ( untuk BB >60kg), 125mg po bid (untuk BB < 60kg) Mulanya hanya
dipakai untuk kombinasi denganAZT. Secara invitro merupakan obat yang paling kuat, tapi efek
samping terjadinya neuropati ( 17-31%) dan pankreatitis. Dosis : 0,75mg po tid.
1. Obat-obat untuk infeksi oportunistik
Pemberian profiklaktik untuk PCP dimulai bila cCD4 , 250 mm/mm3. Dengan
kotrimokzasol dua kali/minggu. Dosis 2 tablet, atau dengan aerosol pentamidine 300mg, dan
dapsone atau fansidar.
Prokfilaksis untuk TBC dimulai bila PDD>=5mm, dan pasien anergik. Dipakai INH
300mg po qd dengan vit.b6, atau rifampisin 600mg po qd bila intolerans INH.
Interferon alpha
Interferron gamma
-loprinosin
Interleukin 2
-Levamisol
b)
Mengganti sel limfosit dengan cara: transfusi limfosit, transplantasi timus dan
transplantasi sumsum tulang.
1. Pengobatan simtomatik supportif
Obat-obatan simtomatis dan terapi suportif sring harus diberikan pada seseorang yang telah
menderita ADIS, antara lain yang sering yaitu: analgetik, tranquiller minor, vitamin, dan
transfusi darah.
1. Rehabilitasi
Rehabilitas ditujukan pada pengidap atau pasien AIDS dan keluarga atau orang terdekat, dengan
melakukan konseling yang bertujuan untuk :
1. Edukasi
Edukasi pada masalah HIV/AIDS bertujuan untuk mendidik pasien dan keluarganya tentang
bagaimana menghadapi hidup bersama AIDS, kemungkinan diskriminasi masyaratak sekitar,
bagaimana tanggung jawab keluarga, teman dekat atau masyarakat lain. Pendidikan juga
diberikan tentang hidup sehat, mengatur diet, menghindari kebiasaan yang dapat merugikan
kesehatan, antara lain: rokok, minuman keras. Narkotik, dsb.
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN HIV/AIDS
1. PENGKAJIAN DATA DASAR
2. Riwayat atau adanya perilaku risiko tinggi
1. Pemeriksaan fisik dasar pada survey umum (Apendiks F) dan pemeriksaan laboratorium
dapat menunjukan :
Limpadenopati
Candidiasis mulut
Demam intermiten dengan banyak keringat pada malam hari ( sering merupakan gejala
awal )
Kelelahan terusmenerus
AIDS disebabkan tumor, misal penyakit Hodgkins atau kanker pada mulut
Komplikasi neurologis seperti psikosa( hilang ingatan, pelupa, dimensia, kejang, lumpuh
sebagian , nyeri perifer pada neuropati dan kehilangan koordinasi.
1. AIDS
Sarcoma Kaposis ( jenis kanker kulit ) yang ditujukan oleh banyaknya bisul-bisul
keungu-unguan dan benjolan pada kulit
1. Tes diagnostic
Western blot dianggap tes yang lebih spesifik untuk infeksi HIV , dilakukan sama pada
specimen darah jika tes ELISA positif ( 2 kali )
1. Kaji pengertian kondisi dan respon emosi terhadap diagnose dan rencana pengobatan.
1. DIAGNOSA
1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan faktor :Penurunan responimun
, kerusakan kulit.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan. Berhubungan dengan faktor : Tidak
adekuatnya pemasukan nutrisi sebagai faktor sekunder AIDS pada sistem
pembuangan (GI), nyeri lesi dimulut.
3. Risiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
berhubungan dengan faktor : kurang pengetahuan tentang kondisi serta langkahlangkah untuk mengontrol penyebaran infeksi, kurangnya biaya, tidak ada
pendukung yang cukup, untuk memberikan bantuan yang diberikan .
1. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. DIAGNOSA
: risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan faktor
:Penurunan respon imun , kerusakan kulit.
BATASAN KARAKTERISTIK : western blot positif , terlihat gejala-gejala ARC atau AIDS,
ada riwayat dirawat untuk pengobatan infeksi, pernah menerima obat-obat untuk pengobatan
infeksi HIV.
HASIL PASIEN ( kolaboratif ) : mendemonstrasikan resolu sipadainfeksisaa tini (sekarang ) .
KRITERIA EVALUASI : temperature dan SDP kembalikebatas normal, keringat malam
berkurang dan tidak ada batuk, meningkatnya masukan makanan , tercapai penyembuhan luka
atau lesi pada waktunya.
INTERVENSI
1. Pantau :
Pakai sarung tangan bila kontak dengan darah atau cairan tubuh adalah mungkin terjadi.
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien , termasuk sebelum dan sesudah
memakai sarung tangan.
Pasang label katagori spesifik isolasi pada pintu kamar pasien. Jika ada TB paru, pakai
masker dan nasehatkan semua anggota keluarga pasien untuk skrining TB, jelaskan TB
adalah menular.
Masker tidak diperlukan untuk PCP sebab kemungkinan infeksi disebabkan oleh jamur yang
ada pada tubuhnya sendiri.
Pakai skort dan kacamata untuk menghindarkan bila ada percikan cairan tubuh yang mungkin
terjadi.
Hindarkan penggunaan jarum yang telah dipakai. Tempatkan semua benda tajam kedalam
kontainer pembuangan.
Tidak untuk dianjurkan utnuk sembarang orang untuk memberikan perawatan pada pasien
yang mempunyai luka atau lesi berek sudat dan dermatitis yang luas atau lesi sembuh.
BATASAN KARAKTERISTIK: Manifestasi Aids Syndrom, kehilangan berat badan lebih dari
10% yang disebabkan oleh mual, muntah, lemah dan letih yang berlebih, diarekronis, albumin
serum dibawah normal, keseimbangan nitrogen negatif, terdapat kesulitan mengunyah dan
menelan, terdapat plak-plak putih di mulut.
HASIL PASIEN (kolaboratif): mendemonstrasikan status nutrisiadekuat.
KRITERIAEVALUASI: Tidak ada penurunan berat badan lebih lanjut, hasil laboratorium
keseimbangan nitrogen positifdan albumin serum sampai kebatas normal, lemah dan letih
berkurang, secara verbal dinyatakan sehat.
INTERVENSI
1. Pantau :
Berangsur-angsur mulai lagi pemberian makan per oral biladiare terkontrol. Anjurkan untuk
menggunakan bebas laktose, rendah lemak, tinggi serat, ini akan menurunkan volume diare.
Konsul kedokter jika diare tetap berlangsung atau tambah memburuk.
1. Rujuk keahli diet untuk membantu memilih dan merencanakan makanan untuk kebutuhan
nutrisi.
serta langkah-langkah untuk mengontrol penyebaran infeksi , kurangnya biaya, tidak ada
pendukung yang cukup, untuk memberikan bantuan yang diberikan .
BATASAN KARAKTERISTRIK : menyatakan kurang mengerti tentang keadaan dan langkahlangkah untuk mengontrol infeksi di rumah , dilaporkan butuh bantuan untuk beberapa aktivitaas
sehari-hari tapi kurang cukup bantuan di rumah , menatakan membutuhkan bantuan keuangan
HASIL PASIEN (kolaboratif ) : menyatakan kepuasan dengan rencana keperawatan dirumah ,
mengenal sumber-sumber yang ada dimasyarakat yang dapat memberikan bantuan perawatan di
rumah, menyatakan rencana-rencana untuk jaminan bantuan keungan dengan perawatan medis
yang dibutuhkan , pulang dengan lama perawatan untuk KDB.
INTERVENSI
1. Evaluasi pasien dan keluarganya tentang pengertianya mengenai definisi HIV/AIDS,
prognosa, cara-cara penularan HIV, cara pencegahan penyebaran HIV, pentingnya
memberitahukan semua kontak seksual sebelumnya. Perbaiki kesalahan persepsi.
Pelihara rahasia pasien tentang diagnosa HIV/AIDS.
2. Evaluasi kesadaran sumber-sumber di masyarakat. Rujuk kepelayanan social atau bagian
yang merencanakan pasien pulang untuk sumber-sumber di masyarakat terfokus merawat
individu HIV/AIDS dan untuk menolong kebutuhan keuangan untuk pengobatan jika
keuangannya susah.
3. Tinjau ulang cara-cara mengontrol infeksi di rumah:
Gunakan kondom dari lateks yang mengandung spermisida pada waktu hubungan seks.
Hindari pemakaian alat-alat perawatan diri yang mungkin dapat menularkan melalui
darah, seperti sikat gigi, alat-alat pencukur,
Cuci alat-alat makan dengan air sabun panas. Tidak perlu memisahkan mencuci alat-alat
makan atau sprei, kecuali bila terkena oleh darah segar. Tambahkan pemutih bila alatalatnya terkena darah atau cairant ubuh.
Makan makanan sehat seimbang .mengandung banyak protein , kaya gizi untuk fungsi
imun. Berunding dengan ahli diet untuk membantu perencanaan makanan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan status kesehatan sekarang dan keadaaan
ekonomi kurangi diet lemak dan penggunaaaan yang berlebihan suplemen
vitamin/mineral. Jelaskan penggunaan pengguna antambahanzat zat nutrisi seharusnya
di bawah pengarahan langsung oleh ahli diet dan dokter sesuai dengan analisa nutrisi
1. PENDIDIKAN KESEHATAN
FORMAT SATPEL PENKES
Topik
: Penyakit HIV/AIDS
Tujuan Umum
: Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
pasien dan keluarga memahami tentang HIV/AIDS.
Tujuan Khusus
: Setelah mengikuti pendidikan kesehatan + 30 menit, pasien dan keluarga
dapat menyebutkan :
1. Penyebab HIV/AIDS
2. Penularan HIV/AIDS
3. Tanda dan gejala klinis penderita HIV/AIDS
4. Pencegahan HIV/AIDS
5. Penatalaksanaan HIV/AIDS
Materi
: 1. Penyebab HIV/AIDS
2. Penularan HIV/AIDS
3. Tanda dan gejala klinis penderita HIV/AIDS
4. Pencegahan HIV/AIDS
5. Penatalaksanaan HIV/AIDS
Metode pembelajaran :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
Media
: Lembar balik
Kegiatan/strategi
No
1.
Tahap/Waktu
Pembukaan :
Menit
Memberi salam
Memperkenalkan diri
2.
Pelaksanaan
20
menit
Menjelaskan Pencegahan
kegiatan peserta
HIV/AIDS
3.
Menjelaskan Penatalaksanaan
HIV/AIDS
Evaluasi :
5 menit
4.
Menjawab salam
Penutup :
2 menit
Mengucapkan salam
Sasaran
Waktu
: 1 x 30 menit
Evaluasi
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan materi pendidikan kesehatan
dengan bahasanya sendiri secara singkat
MATERI PENYULUHAN
HIV/AIDS
1. A.
Pengertian HIV/AIDS
AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan
tubuh manusia akibat infeksi virus yang menyebabkan kekurangan imun. HIV merupakan
penyebab dasar AIDS.
1. B.
Penyebab HIV/AIDS
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko
besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan
2. Pengguna narkoba suntik
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4. Bayi yang ibunya positif HIV
1. C.
Penularan HIV/AIDS
1. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom)
dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
2. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
3. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
4. Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat
melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan,
berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam
renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
D. Tanda dan gejala klinis penderita HIV/AIDS
1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
1. E.
Pencegahan HIV/AIDS
1. F.
Penatalaksanaan HIV/AIDS
Virus HIV
Infeksi oportunistik
Kanker sekunder
Zidovudine (AZT)
2)
Pemberian profiklaktik untuk PCP dimulai bila CD4 , 250 mm/mm3. Dengan
kotrimokzasol dua kali/minggu. Dosis 2 tablet, atau dengan aerosol pentamidine 300mg, dan
dapsone atau fansidar.
Prokfilaksis untuk TBC dimulai bila PDD>=5mm, dan pasien anergik. Dipakai INH
300mg po qd dengan vit.b6, atau rifampisin 600mg po qd bila intolerans INH.
Interferon alpha
Interferron gamma
-loprinosin
Interleukin 2
-Levamisol
d)
Mengganti sel limfosit dengan cara: transfusi limfosit, transplantasi timus dan
transplantasi sumsum tulang.
1. Pengobatan simtomatik supportif
Obat-obatan simtomatis dan terapi suportif sring harus diberikan pada seseorang yang telah
menderita ADIS, antara lain yang sering yaitu: analgetik, tranquiller minor, vitamin, dan
transfusi darah.
1. Rehabilitasi
Rehabilitas ditujukan pada pengidap atau pasien AIDS dan keluarga atau orang terdekat, dengan
melakukan konseling yang bertujuan untuk :
KESIMPULAN
AIDS adalah singkatan dari Acquired imune deficiency syndrome yaitu menurunnya daya
tahan tubuh terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi virus HIV (human
Immunodeficiency virus). Antibodi HIV positif tidak diidentik dengan AIDS, karena AIDS harus
menunjukan adanya satu atau lebih gejala penyakit skibat defisiensi sistem imun selular.
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko
besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan
2. Pengguna narkoba suntik
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4. Bayi yang ibunya positif HIV
Penularan HIV/AIDS
1. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan
orang yang telah terinfeksi HIV.
Pencegahan HIV/AIDS
Penatalaksanaan HIV/AIDS
1. B.
SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
berharap kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarths. 2000. Texboox Of Medical Nursing. 4 Th D Philadelphia
Lippincot