Biji jengkol merupakan hasil tanaman yang cukup digemari di negaranegara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, serta beberapa
negara lain.
nasi, dapat setengah matang, rebus, goreng atau dipanggang. Di Indonesia, biji
jengkol terutama dikonsumsi oleh penduduk di pulau Sumatera dan Jawa.
KASUS
IDENTIFIKASI
T/ Laki-laki/ usia 7 tahun / berat badan 18 kg / tinggi badan 121 cm / alamat luar
kota dirujuk oleh dokter rumah sakit daerah dengan keterangan tidak bisa BAK
setelah makan jengkol dan telah dilakukan pemasangan drain suprapubik.
Dirawat di Boks Nefrologi Anak RS Moh Hoesin mulai 20 Januari 2008.
ANAMNESIS
Keluhan utama :
Tidak bisa BAK setelah makan jengkol.
Keluhan tambahan :
Sakit perut
Riwayat perjalanan penyakit:
Lima hari sebelum masuk rumah sakit penderita mengkonsumsi jengkol
dalam bentuk keripik, jumlah setidaknya sepuluh biji.
Sejak empat hari sebelum masuk rumah sakit (keesokan harinya)
penderita mengeluh mendadak tidak bisa BAK. Bila mau BAK terasa nyeri,
tidak ada air seni yang dapat dikeluarkan. Penderita juga mengeluh nyeri perut.
Tidak ada demam, mual, muntah, sakit kepala. Tidak ada bengkak-bengkak
pada tubuh.
kelainan. Penderita diberi minum air dalam jumlah banyak, namun masih juga
belum bisa BAK. Penderita kemudian dibawa ke puskesmas, diberi obat namun
tidak ada perubahan.
kabupaten dan di rawat. Saat di rumah sakit penderita dilakukan sirkumsisi dan
pemasangan drainase buli-buli melalui pungsi supra pubik. Keluar air seni
melalui drainase, berwarna kuning tua jernih. Penderita juga diberi obat makan
dan injeksi. Karena tidak ada perbaikan penderita dirujuk ke RS Moh Hoesin.
Riwayat penyakit terdahulu:
Riwayat pernah tidak bisa BAK/ BAK menetes sebelumnya tidak ada.
Riwayat nyeri saat BAK sebelumnya tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
3
KEADAAN UMUM
Tampak sakit berat, kesadaran komposmentis, TD 100 / 60 mmHg,
nadi 76 x /menit (isi dan tegangan cukup), suhu 36,7oC, pernafasan: 24 x/ menit
Berat badan: 18 kg, Tinggi badan: 121 cm
BB/U : 78,6% TB/U: 99,42% BB/TB: 79,64% (KEP II)
KEADAAN SPESIFIK
Kepala :
Mata: pupil normal, isokor, reflek cahaya (+). Mulut: dalam batas normal
nafas bau jengkol (+).
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tekanan vena jugular normal,
Toraks :
Simetris, retraksi (-)
Paru : vesikuler normal, ronki (-) wheezing (-)
Jantung : bunyi jantung I dan II normal, bising jantung (-).
Abdomen:
Datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba.
Terdapat drainase melalui aspirasi supra pubik, vesika urinaria teraba setinggi
dua jari dibawah pusat, nyeri tekan (+).
Genitalia eksterna :
Penis nampak edema, terdapat luka bekas sirkumsisi, tidak ada perdarahan aktif
pus (+). Skrotum edema. Infiltrat urin (+).
Urin merembes melalui kulit penis.
Ekstremitas:
Edema (-)
STATUS NEUROLOGIS:
Motorik
Tungkai
Lengan
4
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Klonus
R/ fisiologis
R/ patologis
luas
+5
eutoni
normal
-
luas
+5
eutoni
normal
-
luas
+5
eutoni
luas
+5
eutoni
normal
-
Normal
-
ANALISIS AWAL
Penderita adalah anak laki-laki usia 7 tahun yang mengalami retensio urin
mendadak setelah makan jengkol. Pada penderita ini dicurigai adanya intoksikasi
jengkol. Kecurigaan adanya keracunan jengkol pada penderita ini didasarkan
atas anamnesis bahwa satu hari sebelumnya penderita mengkonsumsi jengkol
dan pemeriksaan fisik dimana masih ditemukan nafas bau jengkol, adanya
retensi urin, dan adanya infiltrat urin. Diagnosis pasti didapatkan
menemukan kristal asam jengkolat pada urin.
dengan
menyebabkan retensi urin seperti batu uretra dan batu buli-buli dapat
disingkirkan karena dari anamnesis tidak ada riwayat sering mengeluh nyeri
pinggang sebelumnya, tidak ada riwayat nyeri saat BAK sebelumnya, tidak ada
BAK menetes sebelumnya, tidak ada riwayat menarik penis saat mau BAK dan
tidak ada riwayat keluar kristal-kristal seperti pasir saat mau BAK. Juga terdapat
luka sirkumsisi dan pungsi suprapubik yang dilakukan di rumah sakit daerah
sebagai upaya pertolongan terhadap retensio urin pada penderita. Pada luka
sirkumsisi terdapat pus sehingga membutuhkan perawatan luka dan pemberian
antibiotik.
Status gizi penderita adalah KEP II diduga karena asupan yang kurang.
MASALAH AWAL
M1 : Umum
M2 : Intoksikasi jengkol
M3 : Inflamasi pasca sirkumsisi
M4 : Fistula uretrokutaneus
M5: KEP II
RENCANA AWAL
M1 : Umum
Rencana diagnostik : darah, urin, feses rutin