Anda di halaman 1dari 27

Identitas Kandungan Kimia

Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis

Fase gerak:
kloroform p : metanol p (95:5)
Fase diam :
Silika gel 60 F 254

Larutan standar:
Kurkuminoid 1% dalam etanol p
Kuersetin 0,5% dalam metanol p

Larutan uji:
Formula A 5% dalam etanol p
Formula B 5% dalam etanol p
Kunyit non destilasi 5% dalam etanol p
Kunyit destilasi 5% dalam etanol p
Meniran 2% dalam metanol

Deteksi :
UV 366 UV 254 (tanpa dan dengan penyemprotan AlCl3)

Volume penotolan :

Kunyit : 2l
Kurkumin : 2l
Formula A : 2l
Formula A : 2l
Meniran : 5l
Kuersetin : 4l

HASIL :
FORMULA A SEBELUM DISEMPROT AlCl3

1 2 3 4 5
A
SETELAH DISEMPROT OLEH AlCl3

1
B

4
C

1 2
A
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
A.
B.
C.

Kunyit destilasi
Kurkumin
Formula A
Meniran
Kuersetin
Sinar tampak
Sinar UV 366
Sinar UV 254

FORMULA B SEBELUM DISEMPROT AlCl3

4
B

4
C

2 3
A
SETELAH DISEMPROT AlCl3

3
A

Keterangan:
1.
2.
3.
4.

Kunyit destilasi
Kurkumin
Formula B
Meniran

1
B

2
B

1
C

5.
A.
B.
C.

Kuersetin
Sinar tampak
Sinar UV 366
Sinar UV 254

UJI KADAR AIR

Penimbangan untuk masing-masing ekstrak dan serbuk


Ekstrak meniran
: 4,98 gram
5,34 gram
5,08 gram
Ekstrak Kunyit non destilasi : 5,02 gram
4,92 gram
5,11 gram
Ekstrak kunyit destilasi
: 5,02 gram
5,01 gram
5,07 gram
Serbuk formula A
: 5,01 gram
5,03 gram
5,03 gram
Serbuk formula B
: 5,00 gram
5,00 gram
5,00 gram

Hasil destilasi toluene


Ekstrak meniran

: 0,3 mL
0,3 mL
0,1 mL
Ekstrak Kunyit non destilasi : 0,14 mL
0,4 mL
0,3 mL
Ekstrak kunyit destilasi
: 0,04 mL
0,4 mL

Serbuk formula A
Serbuk formula B

0,2 mL
: 0,07 mL
0,08 mL
0,08 mL
: 0,02 mL
0,07 mL
0,05 mL

Perhitungan kadar air


Ekstrak meniran
0,3 mL/4,98 gr = 6,024 %b/b
0,3 mL/5,34 gr = 5,617 %b/b
0,1 mL/5,08 gr = 1,968 %b/b
Ekstrak kunyit non destilasi
0,14 mL/5,02 gr =2,789 %b/b
0,4 mL/4,92 gr = 8,130 %b/b
0,3 mL/5,11 gr = 5,870 %b/b
Ekstrak kunyit destilasi
0,04 mL/5,02 gr =0,797 %b/b
0,4 mL/5,01 gr =7,984 %b/b
0,2 mL/5,07 gr =3,945 %b/b
Formula A
0,07 mL/5,01 gr = 1,397 %b/b
0,08 mL/5,03 gr = 1,590 %b/b
0,08 mL/5,03 gr = 1,590 %b/b
Formula B
0,02 mL/5,00 gr = 0,400 %b/b
0,07 mL/5,00 gr = 1,400 %b/b
0,05 mL/5,00 gr = 1,000 %b/b
Syarat kadar air sediaan herbal tidak boleh melebihi 10%

Uji keseragaman Bobot


Formula A
Bobot total kapsul+isi = 7812.05 mg
Bobot isi seluruh kapsul = 5799.45 mg
Bobot isi rata-rata = 289.97mg
Bobot cangkang kapsul rata-rata = 100,63 mg

No

Bobot

Bobot

kapsul

isi

(mg)

kapsul
(mg)

1
2
3

389.25
387.80
385.55

287.76
286.31
288.06

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

395.55
388.90

295.06
288.41

387.80

286.31

393.60

293.01

388.85

288.06

387.05

284.56

387.70

286.21

391.40

290.91

393.65

293.16

397.40

296.91

396.90

296.41

392.40

291.91

387.35

287.86

395.35

294.86

383.95

283.46

388.90

288.41

392.70

291.91

Rat

390.60

arata

Ketentuan penyimpangan untuk bobot kapsul > 120 mg


Batas atas (+7,5%) =311.72 mg
Batas bawah (-7,5%) = 268.22 mg
Batas atas (+15%) = 333.46 mg
Batas bawah (-15%) = 246.47mg
Formula B
Bobot total kapsul+isi = 7805.67mg
Bobot isi seluruh kapsul = 5799.85mg
Bobot isi rata-rata = 289.99mg
Bobot cangkang kapsul rata-rata = 100.29 mg

No

Bobot

Bobot

kapsul

isi

(mg)

kapsul
(mg)

1
2
3
4
5

387.63
394.50
385.85
393.57
392.75

288.23
294.30
284.55
294.27
292.45

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Rat
arata

386.60

285.30

387.55

287.25

392.55

292.25

386.95

286.45

388.80

287.90

390.68

291.38

388.15

288.85

392.05

290.75

391.00

290.70

386.20

285.90

389.15

288.85

395.97

295.67

393.02

292.72

396.22

295.92

386.48
390.42

286.18

Ketentuan penyimpangan untuk bobot kapsul > 120 mg


Batas atas (+7,5%) = 311.74mg
Batas bawah (-7,5%) = 268.24mg
Batas atas (+15%) = 333.49 mg
Batas bawah (-15%) = 246.49mg
Kapsul memenuhi syarat keseragaman bobot
Uji Cemaran Logam Berat

Dengan metode Spektrofotometri Serapan atom tidak ditemukan adanya logam Cd Hg dan Pb dan dengan metode
reaksi tidak ditemukan adanya logam Arsen.

Uji Angka Lempeng Total


Sebanyak 1 gram serbuk simplisia dilarutkan dalam 10 mL larutan pengencer (NaCL fisiologis) kemudian dilakukan
pengenceran hingga 10-6. Sebanyak 1 mL suspensi dari hasil homogenisasi pada penyiapan sampel dipipet pengenceran 10 -1
ke dalam tabung yang berisi pengencer pertama hingga diperoleh pengenceran 10 -2 dan dikocok sampai homogen. Dibuat
pengenceran selanjutnya sampai dengan 10 -6. Ke dalam setiap cawan petri yang telah diberi suspensi sampel dituangkan 1520 mL media PCA. Setelah media memadat cawan petri diinkubasi pada suhu 35-37C selama 24 jam dengan posisi terbalik.
Jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung. Untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer dibuat uji kontrol
(blangko).
Perhitungan:
Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 30-300. Jumlah koloni rata-rata dari kedua
cawan dihitung lalu dikalikan dengan faktor pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total dalam tiap
gram sampel. Bila ditemua jumlah koloni kurang dari 30 atau lebih dari 300, maka diikuti petunjuk sebagai berikut:
1) Bila hanya salah satu di antara kedua cawan yang menunjukkan jumlah antara 30-300 koloni,
dihitung rata-rata dari kedua cawan dan dikalikan dengan faktor pengenceran.
2) Bila pada cawan petri dari dua tingkat pengenceran yang berurutan menunjukkan jumlah antara
30-300 koloni, maka dihitung jumlah koloni dan dikalikan faktor pengenceran kemudian diambil

angka rata-rata. Jika pada tingkat pengenceran yang lebih tinggi didapati jumlah koloni lebih besar
dari dua kali jumlah koloni yang seharusnya, maka dipilih tingkat pengenceran terendah
3) Bila dari seluruh cawan petri tidak ada satupun yang menunjukkan jumlah antara 30-300 koloni,
maka dicatat angka sebenarnya dari tingkat pengenceran terendah dan dihitung sebagai Angka
Lempeng Total Perkiraan
4) Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan dan bukan disebabkan karena faktor inhibitor,
maka Angka Lempeng Total dilaporkan sebagai kurang dari satu dikalikan faktor pengenceran
terendah
5) Bila jumlah koloni per cawan lebih dari 3000, maka cawan dengan tingkat pengenceran tertinggi
dibagi dalam beberapa sektor. Jumlah koloni dikalikan dengan faktor pembagi dan faktor
pengencerannya, hasil dilaporkan sebagai Angka Lempeng Total Perkiraan

6) Bila jumlah koloni lebih dari 200 pada 1/8 bagian cawan, maka jumlah koloni adalah 200 x 8 x faktor
pengenceran. Angka Lempeng Total Perkiraan dihitung sebagai lebih besar dari jumlah koloni yang
diperoleh.

Formula A
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
10-4
10-5
10-6
Kontrol media

Ulangan 1
-

Ulangan 2
6 x 10-1
-

Formula B
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
10-4
10-5
10-6
Kontrol media

Ulangan 1
7 x 10-1
-

Ulangan 2
14 x 10-1
-

Persyaratan jumlah angka lempeng total memenuhi aturan Departemen Kesehatan jika kurang dari 10 6. Maka pada sampel
ini masih memenuhi persyaratan Depkes.

Hasil Pengamatan:

Kontrol Media
FORMULA A

Pengenceran 10x

Pengenceran 103x

Pengenceran 102x

Pengenceran 104x

Pengenceran 105x

Pengenceran 106x

Pengenceran 10x

Pengenceran 102x

Pengenceran 103x

Pengenceran 104x

Pengenceran 105x

Pengenceran 106x

FORMULA B

Uji Angka Kapang Khamir

Timbang 1 gram sampel yang akan diperiksa kemudian dilarutkan dalam 10 ml larutan pengencer (ASA)
Lakukan pengenceran sampai 10-4
Dari masing-masing pengenceran dipipet 0,5 ml kemudian dituangkan dipermukaan medium PDA yang diberi ampicilin 1 ml, segera
diratakan denagn spreader glass. Sebagai kontrol adalah medium PDA dan larutan pengencer ASA
Diinkubasi pada suhu 20-15C dnegan posisi terbalik selama 3 hari
Lakukan perhitungan koloni yang tumbuh
Perhitungan
Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 40-60. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan petri dihitung lalu
dikalikan dengan faktor pengencernya. Bila pada dua cawan petri pada dua tingkat pengenceran dan berurutan emnunjukkan jumlah 40-60,maka dihitung
jumlah koloni dan dikalikan faktor pengenceran ekmudian diambil rata-rata. Angka diambildinyatakan sebagai angka kaoang/khamir dalam tiap gram contoh.
Untuk beberapa kemungkinan lain yang berbeda dari pernyataan di atas, maka diikuti petunjuk sebagai berikut:
1. Bila hanya salah satu diantaranya kedua cawan petri dari pengenceran yang sama menunjukkan jumlah antara 40-60 koloni dihitung rata-rata dari kedua
cawan dikalikan dengan faktor pengenceran.
2. Bila pada tingkat pengenceran yang lebih tinggi didapati koloni yang lebih besar dua kali jumlah koloni pada pengenceran di bawahnya, maka dipilih
tingkat pengenceran terendah.
3. Bila dari seluruh cawan petri tidak satupun yang menunjukkan 40-60 koloni, maka dicatat angka sebenarnya dari tingkat pengenceran terendah dan
dihitung sebagai Angka kapang/khamir perkiraan.

4. Bila tidak ada pertumbuhan pada seluruh cawan petri dan bukan disebabkan karena inhibitor, maka Angka kapang/khamir dilaporkan sebagai kurang dari
satu dikalikan dengan faktor pengencer paling rendah.
Persyaratan: Jumlah angka lempeng total memenuhi aturan Departmen Kesehatan jika kurang dari 10 4

Formula A
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
10-4
Kontrol media

Ulangan 1
101
-

Ulangan 2
-

Pengenceran

Ulangan 1

Ulangan 2

Formula B

10-1
10-2
10-3
10-4
Kontrol media

HASIL PENGAMATAN:

KONTROL MEDIA

FORMULA A

101
-

FORMULA B

Pengenceran 10x

Pengenceran 102x

Pengenceran 103x

Pengenceran 104x

Pengenceran 10x

Pengenceran 102x

Pengenceran 103x

Pengenceran 104x

PENETAPAN KADAR ABU


lebih kurang 2-3 gram sediaan kapsul ditimbang seksama
Serbuk dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara,ratakan

Pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis


Dinginkan lalu ditimbang
Jika cara ini arang tidak dapat dihilangkan, ditambahkan air panas dan disaring melalui kertas saring bebas abu
Sisa kertas dan keras saring dipijarkan dalam krus yang sama
Filtrat dimasukkan ke dalam krus,diuapkan, dipijarkan hingga bobot tetap dan ditimbang
Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia)
Formula A

Penimbangan
Replikasi 1
Replikasi 2

Krus kosong
(gram)
10,993
14,370
7,534

Krus + sediaan
Kapsul (gram)
13,084
16,416
9,629

Krus + abu
(gram)
11.114
14.479
7.634

Sediaan
kapsul (gram)
2,091
2,046
2,095

Abu (gram)

Kadar abu
(%b/b)
0,121
5,787
0,109
5,327
0,100
4,773
rerata 5,295

Krus kosong
(gram)
14,765
8,577
17,974

Krus + sediaan
Kapsul (gram)
16,830
10,486
20,029

Krus + abu
(gram)
14.857
8,659
18,051

Sediaan
kapsul (gram)
2,065
1,909
2,055

Abu (gram)

Formula B

Penimbangan
Replikasi 1
Replikasi 2

0,092
0,082
0,077

Kadar abu
(%b/b)
4,455
4,295
3,747

rerata 4,166

Kadar abu

bobot abu
x 100 %b /b
bobot sampel

Persyaratan :
Kadar abu total meniran tidak boleh melebihi 3,5% dan kunyit tidak boleh melebihi 8,2%

Uji Waktu Hancur

Waktu hancur kapsul


(menit)
A
715

Waktu hancur kapsul


(menit)
B
856

73

756

719

951

Rerata waktu hancur tidak melebihi 15, sehingga telah memenuhi syarat waktu hancur kapsul

Analisis Kandungan Bahan Kimia OBat


Bahan kimia obat (BKO) adalah bahan kimia yang sering ditambahkan ke obat herbal untuk menambah
khasiat pada obat herbal tersebut. BKO termasuk kategori obat keras yang memiliki dosis tertentu. Jika BKO

melebihi dosisnya maka akan mengalami risiko gangguan kesehatan serius. Terutama pada lambung, jantung,
ginjal, dan hati. Bahkan, bisa berujung pada kematian.
Pada obat herbal yang memiliki khasiat hepatoprotektor terkadang ditambahkan methisoprinol sebagai BKO.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan methisoprinol perlu dilakukan analisis dengan metode
kromatografi lapis tipis (KLT).
Fase gerak:
kloroform p : metanol p (9:1)
Fase diam :
Silika gel 60 F 254
Larutan uji:
Formula A 5% dalam etanol p
Formula B 5% dalam etanol p
Tablet methisoprinol 2% dalam etanol p
Volume penotolan :
Formula A : 2l
Formula A : 2l
Methisoprinol : 0,5 l

SEBELUM PENYEMPROTAN AlCl3

2
UV 254

1
UV 366

Keterangan :
1. Methisoprinol
2. Formula A
3. Formula B
SETELAH DISEMPROT AlCl3

2
UV 254

UV 366

Keterangan :
1. Methisoprinol
2. Formula A
3. Formula B
UJI BAKTERI PATOGEN
Hasil uji kandungan bakteri patogen, formula A maupun formula B tidak ditemukan bakteri S. Aureus, Salmonella
sp., E.coli, dan Pseudomonas aeruginosa

Anda mungkin juga menyukai