Persyarafan :
Fleksus hypogastricus inferior
Syaraf simpatis merangsang otot polos prostat saat ejakulasi.
Aliran limfe :
Pembuluh limfe dari prostat mengalirkan cairan limfe dari nody iliaca interna.
1.2.
3.2.
3.
3.3.
3.4.
3.5.
Karena selalu terdapat sisa urin, dapat terbentuk batu endapan dalam
buli-buli. Batu ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan
hematuria. Batu tersebut dapat pula menimbulkan sistitis dan bila terjadi
refluks dapat terjadi pielonefritis.
Pada waktu miksi pasien harus mengedan sehinggga lama-lama dapat
menyebabkan hernia atau hemoroid.
4. Memahami dan menjelaskan diagnosis BPH
4.1.
4.2.
4.3.
kelainan lain seperti benjolan pada di dalam rektum dan tentu saja teraba
prostat. Pada perabaan prostat harus diperhatikan :
a. Konsistensi prostat (pada hiperplasia prostat konsistensinya kenyal)
b. Adakah asimetris
c. Adakah nodul pada prostate
d. Apakah batas atas dapat diraba
e. Sulcus medianus prostate
f. Adakah krepitasi
Colok dubur pada hiperplasia prostat menunjukkan konsistensi
prostat kenyal seperti meraba ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris dan
tidak didapatkan nodul. Sedangkan pada carcinoma prostat, konsistensi prostat
keras dan atau teraba nodul dan diantara lobus prostat tidak simetris.
Sedangkan pada batu prostat akan teraba krepitasi.
Pemeriksaan fisik apabila sudah terjadi kelainan pada traktus urinaria
bagian atas kadang-kadang ginjal dapat teraba dan apabila sudah terjadi
pnielonefritis akan disertai sakit pinggang dan nyeri ketok pada pinggang.
Vesica urinaria dapat teraba apabila sudah terjadi retensi total, daerah inguinal
harus mulai diperhatikan untuk mengetahui adanya hernia. Genitalia eksterna
harus pula diperiksa untuk melihat adanya kemungkinan sebab yang lain yang
dapat menyebabkan gangguan miksi seperti batu di fossa navikularis atau
uretra anterior, fibrosis daerah uretra, fimosis, condiloma di daerah meatus.
Pada pemeriksaan abdomen ditemukan kandung kencing yang terisi
penuh dan teraba masa kistus di daerah supra simfisis akibat retensio urin dan
kadang terdapat nyeri tekan supra simfisis.
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah : - Ureum dan Kreatinin
- Elektrolit
- Blood urea nitrogen
- Prostate Specific Antigen (PSA)
- Gula darah
b. Urin : - Kultur urin + sensitifitas test
- Urinalisis dan pemeriksaan mikroskopik
- Sedimen
3. Pemeriksaan pencitraan
a. Foto polos abdomen (BNO)
Dari sini dapat diperoleh keterangan mengenai penyakit ikutan
misalnya batu saluran kemih, hidronefrosis, atau divertikel kandung kemih
juga dapat untuk menghetahui adanya metastasis ke tulang dari carsinoma
prostat.
4. Fitoterapi
Fitoterapi adalah penggunaan tumbuh-tumbuhan dan ekstrak tumbuhtumbuhan untuk tujuan medis. Penggunaan fitoterapi pada BPH telah popular
di Eropa selama beberapa tahun. Mekanisme kerja fitoterapi tidak diketahui,
efektifitas dan keamanan fitoterapi belum banyak diuji.
5. Operasi konvensional
1. Transurethral resection of the prostate (TURP)
Sembilan puluh lima persen simpel prostatektomi dapat dilakukan
melalui endoskopi. Umumnya dilakukan dengan anastesi spinal dan dirawat di
rumah sakit selama 1-2 hari. Perbaikan symptom score dan aliran urin dengan
TURP lebih tinggi dan bersifat invasif minimal. Risiko TURP adalah antara
lain ejakulasi retrograde (75%), impoten (5-10%) dan inkotinensia urin
(<1%).>(2).
2. Transurethral incision of the prostate
Pasien dengan gejala sedang dan berat, prostat yang kecil sering terjadi
hiperplasia komisura posterior (menaikan leher buli-buli). Pasien dengan
keadaan ini lebih mendapat keuntungan dengan insisi prostat. Prosedur ini
lebih cepat dan kurang menyakitkan dibandingkan TURP. Retrograde
ejakulasi terjadi pada 25% pasien.
3. Open simple prostatectomy
Jika prostat terlalu besar untuk dikeluarkan dengan endoskopi, maka
enukleasi terbuka diperlukan. Kelenjar lebih dari 100 gram biasanya
dipertimbangkan untuk dilakukan enukleasi. Open prostatectomy juga
dilakukan pada BPH dengan divertikulum buli-buli, batu buli-buli dan pada
posisi litotomi tidak memungkinkan. Open prostatectomy dapat dilakukan
dengan pendekatan suprapubik ataupun retropubik.
5.3 Mampu memahami dan menjelaskan prognosis BPH
Prognosis untuk BPH berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi pada
tiap individu walaupun gejalanya cenderung meningkat. Namun BPH yang
tidak segera ditindak memiliki prognosis yang buruk karena dapat
berkembang menjadi kanker prostat. Menurut penelitian, kanker prostat
merupakan kanker pembunuh nomer 2 pada pria setelah kanker paru-paru5.
BPH yang telah diterapi juga menunjukkan berbagai efek samping yang cukup
merugikan bagi penderita.
5.4 Mampu memahami dan menjelaskan pencegahan BPH
Kini, sudah beredar suplemen makanan yang dapat membantu mengatasi
pembesaran kelenjar prostat. Salah satunya adalah suplemen yang kandungan
utamanya saw palmetto. Berdasarkan hasil penelitian, saw palmetto
menghasilkan sejenis minyak, yang bersama-sama dengan hormon androgen
dapat menghambat kerja enzim 5-alpha reduktase, yang berperan dalam proses
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat R, de Jong W. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi : 2. Jakarta : EGC.
Purnomo B.P. 2000. Buku Kuliah Dasar Dasar Urologi. Jakarta : CV.Sagung Seto.
Arthur C. Guyton, dkk. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi : 9. Jakarta : EGC.
Sylvia A. Price, dkk. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi : 6.
Volume 2. Jakarta : EGC.
Sabiston, David C. 1994. Buku Ajar Bedah bagian 2. Jakarta : EGC.
Pendekatan Farmakologis pada Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) oleh I. Nasution.
http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/pus-3.htm
Pembesaran
Prostat
Jinak
oleh
Ponco
Birowo
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/072002/pus-3.htm
dan
Djoko
Rahardjo.