Anda di halaman 1dari 2

Bocah Dirantai Terbakar

Psikiater: Bocah Hiperaktif Dirantai Justru Makin


Parah
Selasa, 18 Oktober 2011 10:57 WIB

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Muhammad Ilham (5), bocah yang tinggal di Jl Raya


Sukosari, Desa Sukosari, Kecamatan Gondanglegi, Malang, Jatim terjebak dalam
kebakaran di rumahnya sendiri, Senin (17/10/2011).
Rantai itu dipasang sendiri oleh ayah kandung Ilham bernama Suhaefi (37) karena sang
anak diduga menderita hiperaktif. Ibu kandung Ilham tidak berada di rumah, lantaran
bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi.
Psikiater dr Yunias Setiawati Sp KJ menduga Ilham adalah bocah hiperaktif dengan
gangguan lebih ringan, yakni masalah pada pemusatan perhatian.
Hiperaktif itu ada dua macam. Ada yang karena gangguan pemusatan perhatian dan
konsentrasi, serta karena gangguan jiwa berat, jelas dokter yang bertugas di Poli Jiwa
Anak RSU Dr Soetomo itu, Senin (17/10/2011).
Kondisi Ilham yang masih bisa menjawab pertanyaan dengan benar, menunjukkan bahwa
dia hanya mengalami gangguan pemusatan perhatian. Gangguan ini biasanya
menyebabkan si anak tidak bisa diam, suka mengganggu anak lain, dan sulit
dikendalikan.
Bila orangtuanya kemudian tidak sabar dan tidak mendapatkan informasi utuh tentang
masalah yang dihadapi anaknya, maka mereka akan menempuh jalan pintas, di
antaranya dengan merantai si anak.
Dengan dirantai atau dipasung, bukannya kondisi si anak sembuh, tetapi malah akan
menjadi parah. Pertumbuhan jiwanya terhambat dan akan terus memerlukan orang lain
alias tidak bisa mandiri. Untuk penanganannya adalah dengan terapi perilaku dan obatobatan. Itu sudah ada yang disediakan secara gratis oleh pemerintah lewat jalur
Jamkesmas, lanjut dr Yunias.
Kasus anak yang dipasung karena hipraktif, tambah dr Yunias, masih banyak terjadi di
Indonesia. Hal itu, karena kurang sadar akan adanya pengobatan bagi penderita
hiperaktif seperti Ilham ini. Bahkan masih ada yang menyebut penyakit ini adalah karena
kutukan. Sehingga mereka pilih menyembunyikannya daripada dibawa berobat.
Informasi bagi warga tidak mampu, seluruh rumah sakit milik pemerintah di Jatim,
kebanyakan memiliki poli jiwa yang biaya pengobatannya ditanggung program
Jamkesmas. Jadi kalau ada anggota keluarga, anak atau siapa saja yang mengalami

kondisi tumbuh kembang tidak sewajarnya bisa diperiksakan ke rumah sakit. Jangan
dipasung, karena mereka bisa diobati dan disembuhkan, katanya.
Psikolog Rumah Sakit Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang, Daisy Pramitasari, juga
optimistis Ilham bisa disembuhkan kendati tidak bisa seperti anak yang normal 100
persen. Ketika kelak anak tersebut bisa berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik,
anak tersebut bisa dikatakan sembuh. Untuk bisa sembuh membutuhkan waktu sekitar
6-7 bulan, tapi tergantung pada keuletan keluarga dalam merawatnya, terang Daisy.
Selain terapi, juga perlu didukung dengan obat-obatan dan juga makanan bergizi. Bagi
orangtua, si anak memang harus diberi batasan supaya tetap bisa dipantau, tetapi bukan
dengan cara memasungnya. Juga harus memberlakukan aturan yang konsisten. Dari
situ anak akan tahu apa yang harus ia lakukan, terang Daisy.
Selain itu, sebelum anak melakukan aktivitas, orangtua harus memberikan informasi
terlebih dahulu kepada anak tersebut. Dengan diberikan informasi sebelum melakukan
aktivitas, si anak akan terbiasa, jelas Daisy
Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2011/10/18/psikiater-bocah-hiperaktifdirantai-jusru-makin-parah

Anda mungkin juga menyukai