Anda di halaman 1dari 3

Selama dua dekade terakhir, beberapa penelitian laboratoris telah mengamati halhal yang mempengaruhi retensi post.

Variabel-variabel yang diketahui


mempengaruhi retensi post, diantaranya desain post, panjang post, diameter post,
tipe semen, dan tipe sealer yang digunakan untuk obturasi saluran akar.
Ada hubungan langsung antara panjang post dan retensi. Post harus cukup
panjang untuk meminimalisir stress internal pada akar. Beberapa bentuk post yang
ideal diantaranya memiliki panjang yang sama dengan mahkota klinis, setengah
dari panjang akar, lebih panjang dari mahkota akhir, pertengahan antara apeks dan
tinggi puncak alveolar, dan menyisakan 3-5 mm bahan pengisi saluran akar
(Gambar 1). Peneliti dan klinisi berpendapat bahwa panjang post tidak boleh
berkontak dengan apikal seal. Menurut Standlee dkk. retensi post meningkat pada
penggunaan
post
yang
panjang
daripada
post
yang
pendek.

Gambar 1. Panjang post

Berkaitan dengan retensi, bertambahnya diameter post atau bahkan tidak


meningatkan retensi post. Diameter post tidak harus ditingkatkan untuk
mendapatkan retensi tetapi harus diperhatikan terkait dengan sifat fisik post dan
morfologi saluran akar untuk menghidari pembuangan struktur gigi yang
berlebihan. Meningkatnya diameter dapat melemahkan struktur akar yang tersisa
dan memungkinkan terjadinya fratur.
Bentuk post merupakan faktor yang penting dalam menentukan retensi dan
distribusi stress, dan penentuan tipe post terkait dengan situasi klinis (Gambar 2).
Beberapa bentuk post yang biasa digunakan diantaranya: post berbentuk taper,
parallel, dan silindris. Post yang berbentuk taper biasanya kurang baik. Semakin
besar taper maka retensi semakin rendah. Post yang berbentuk taper memudahkan
semen mengalir dan mudah terlepas. selama pengisian, post berbentuk taper
menunjukkan distribusi stress yang tidak baik dibandingkan post berbentuk
parallel,dan dapat menyebabkan akar patah karena desakan tekanan. Post yang
berbentuk parallel meningkatkan retensi dibandingkan post berbentuk taper karena

pola distribusi stress yang lebih baik terhadap beban. Pada post yang berbentuk
silindris, untuk mengurangi tekanan hidrostatik selama sementasi, biasanya
terdapat lubang disepanjang axis-nya. Resistensi post silindris terhadap kekuatan
torsional/rotasional rendah, oleh karena itu perlu dibuatkan anti-rotasional pada
unitpost-core akhir untuk meningkatkan resistensi terhadap kekuatan ini.3

Gambar 2. Beberapa contoh post-core9


Tipe bahan luting yang digunakan untuk sementasi post telah diteliti secara luas.
Tidak ada satupun bahan luting yang secara konsisten lebih bagus dibandingkan
yang lainnya.1 Hal ini berbeda dengan pendapat Soares JA dkk. yang menyatakan
bahwa
tipe
semen luting berpengaruh
langsung
terhadap
waktu
pelepasan post intra-radikular menggunakan alat ultrasound. Menurut Soares JA
dkk., post yang direkatkan dengan semen resin lebih sulit dilepaskan oleh
alatultrasound (rata-rata 5 menit)
daripada post yang direkatkan oleh zinc

phosphate dan glass


ionomer
cement.5
Selama proses luting post, bahan pengisi saluran akar atau bahan sealer lainnya
yang digunakan untuk obturasi mungkin bercampur dengan semen yang digunakan
untuk merekatkan post ke dalam saluran akar yang dipreparasi sehingga
mempengaruhi hasilnya.1 Beberapa sealer yang digunakan untuk obturasi saluran
akar mengandung eugenol yang menghambat polimerisasi resin pada beberapa
penelitian.1,4,6 Berdasarkan komposisi kimianya, ada 5 jenis sealer yang biasa
digunakan untuk mengisi saluran akar, yaitu semen berbasis zinc oxide eugenol,
semen yang mengandung kalsium hidroksida, semen berbasis resin, semen
berbasis Glass
Ionomer,
dan sealereksperimental.8
Ada perbedaan mengenai efek sealer saluran akar yang berbasis eugenol terhadap
retensi post yang direkatkan dengan semen resin. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa sealer berbasis eugenol secara signifikan memiliki efek negatif
terhadap retensi post.1,2 Bergeron dkk. (2001) melaporkan bahwa post yang
disemenkan ke gigi yang diobturasi dengan Gutta-Percha dan sealer tanpa eugenol
(AH26) memperlihatkan resistensi yang lebih besar terhadap pelepasan
dibandingkan dengan gigi yang diobturasi dengan Gutta-Percha dan sealer yang
berbasis
eugenol
(Roths
801
Elite).1
Beberapa peneliti melaporkan bahwa tipe sealer saluran akar tidak berpengaruh
negatif terhadap retensi post. Hagge dkk. (2002) mengamati efek lima
semen luting terhadap retensi post pre-pabrikasi ke dalam saluran akar yang
diobturasi dengan Gutta-Percha dan sealer zinc oxide/eugenol. Mereka melaporkan
bahwa post yang direkatkan dengan semen Panavia 21 ke dalam saluran akar yang
tidak diobturasi memiliki retensi yang lebih tinggi secara signifikan
dibandingkan post dengan bahan luting lainnya pada semua kelompok obturasi.
Diantara kelompok yang diobturasi, post yang direkatkan dengan semen Panavia 21
menunjukkan retensi yang lebih tinggi daripada kelompok yang direkatkan
dengan zinc
phosphate
cement.
1
Bahan luting resin yang terbaru dan tipe sealer saluran akar berbasis eugenol yang
berbeda terus menerus diperkenalkan di pasaran. Efek bahan ini terhadap
retensi post belum diamati sepenuhnya. Tujuan penelitian ini adalah mengamati
retensi stainless steel parallel post prepabrikasi yang direkatkan dengan semen
resin adhesif ke gigi yang telah diekstraksi yang diobturasi dengan Gutta-Percha
menggunakan sealer saluran akar berbasis eugenol. 1
Sumber: http://diandadentistry.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai