Dedaun yang lebat batangnya malah lebih kuat Akarnya yang mantap tampak sasa terpasak Pernah suatu ketika datanglah seorang bijaksana Ketika pohon itu masihlah kerdil, daunnya malah sehelai dua saja Telah sang bijaksana tersebut tiada gunanya dijaga pohon ini Longlai! dicebiknya Sesia! katanya Membuang masa! anggapnya Tiada erti! baginya Katanya sang bijaksana ini Perkara terbaik amal itulah, bukan yang ini Kerja, kerja, kerja Tiada gunanya menjaga pohon ini Maka berteriaklah sang bijaksana itu kepelusuk alam Akulah sebaik-baik manusia yang diciptakan Kerana manusia itu yang berguna hanyalah yang bekerja, yang paling banyak berbuat amalan Dan akulah, akulah ia. Masa terus berlalu, musim silih berganti Pohon yang dahulunya kerdil, kini gemilang memayungi bumi Sesekali sang kelana meminjam redup dingin bawahnya Selalu sekali mergastua hinggap menjadikannya kediaman yang selesa Dan pohon itu, pohon itulah yang dahulunya dianggap tak berguna.