Anda di halaman 1dari 11

Globalisasi adalah proses integrasi internasional dan penghilangan batas-batas negara yang

terjadi karena adanya perdagangan, pertukaran pandangan dunia,teknologi produk, pemikiran,


dan aspek-aspek kebudayaan lainnya

Dampak Globalisasi
Berikut beberapa dampak positif globalisasi:

1. Adanya pola hidup yang serba cepat atau semakin instan. Pola hidup ini merupakan dampak dari
perkembangan teknologi yang diakibatkan oleh pengaruh pertukaran teknologi dan ilmu
pengetahuan antar negara. Contoh langsung dari dampak positif globalisasi ini adalah pada
pembuatan makanan, dalam bidang pertanian seperti padi dan jagung serta tanaman palawija
lainnya yang semakin lama waktu panennnya semakin cepat, ada yang 4 bulan dan bahkan ada
yang 3 bulan sekali. Begitupun dengan masuknya teknologi dari luar negara Indonesia, proses
dalam mengerjakan sesuatu semakin cepat dan mudah.
2. Perkembangan informasi dan teknologi yang lebih pesat dan advance: Perkembangan ini
merupakan dampak posifit globalisasi dikarenakan dengan adanya globalisasi, pertukaran
informasi dan teknologi dapat terwujud, yang akan menghasilkan penemuan penemuan yang dapat
digunakan oleh manusia sedunia. Internet merupakan kunci dari pertukaran ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Kemudian , dampak negatif globalisasi, yaitu:

1. Terjadinya pengurangan tenaga kerja atau pemecatan dan perampingan tenaga kerja pada sebuah
perusahaan. Hal ini merupakan dampak dari globalisasi dikarenakan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi menyebabkan mesinisasi atau penggunaan mesin dan komputer yang
akan menggantikan fungsi manusia sebagai tenaga kerja. Hal ini terjadi dikarenakan pertimbangan
manusia yang kurang efisien dan terlalu banyak biaya.
2. Individu bersifat lebih individualis dibandingkan sebelumnya. Hal ini dikarenakan privasi individu
dalam globalisasi dapat dengan mudah terekspos bila bersifat lebih sosial dibandingkan
sebelumnya.
3. Masuknya pola hidup ataupun budaya yang tidak sesuai dengan budaya kita. Dampak negatif
globalisasi ini akan semakin besar apabila budaya yang masuk dapat menyerap dan dijadikan
sebagai salah satu nilai dalam kebudayaan kita. Contoh, budaya barat yang mengizinkan
terjadinya perzinahan akan sangat merusak moral tiap individu yang ada
dalam masyarakat Indonesia.

REFORMASI EKONOMI
Reformasi berarti perubahan dengan melihat keperluan masa depan, menekankan kembali
pada bentukasal, berbuat lebih baik dengan menghentikan penyimpangan-penyimpangan dan
praktik yang salahatau memperkenalkan prosedur yang lebih baik, suatu perombakan
menyeluruh dari suatu sistemkehidupan dalam aspek politik, ekonomi, hukum, sosial dan
tentu saja termasuk bidang pendidikan.Reformasi juga berarti memperbaiki, membetulkan,
menyempurnakan dengan membuat sesuatu yangsalah menjadi benar. Oleh karena itu
reformasi berimplikasi pada merubah sesuatu untukmenghilangkan yang tidak sempurna
menjadi lebih sempurna seperti melalui perubahan kebijakaninstitusional.
Tujuan Reformasi
Reformasi merupakan suatu perubahan catatan kehidupan lama catatanan kehidupan baru
yang lebih baik. Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 merupakan suatu
gerakan yang bertujuan untuk melakukan perubahan dan pembaruan, terutama perbaikan
tatanan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, dan sosial. Dengan demikian,
reformasi telah memiliki formulasi atau gagasan tentang tatanan kehidupan baru menuju
terwujudnya Indonesia baru.
Tujuan reformasi dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Melakukan perubahan secara serius dan bertahap untuk menemukan nilai-nilai baru
dalam kehidupan berbangsaan bernegara.
2. Menata kembali seluruh struktur kenegaraan, termasuk perundangan dan konstitusi
yang menyimpang dari arah perjuangan dan cita-cita seluruh masyarakat bangsa
3. Melakukan perbaikan di segenap bidang kehidupan baik politik, ekonomim sosial
budaya, maupun pertahanan keamanan.
4. Mengapus dan menghilangkan cara-cara hidup dan kebiasaan dalam masyarakat
bangsa yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan reformasi, seperti KKN, kekuasaan
sewenang-wenang/otoriter, penyimpangan dan penyelewengan yang lain dan
sebagainya.

Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan
menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan
yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan
tanpa kekerasan atau melalui kekerasan.

Reformasi merupakan suatu perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu masa.
Menurut Arti kata dalam bahasa indonesia Pengertian Reformasi adalah perubahan secara
drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau
negara.
Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat) dimana sesuatu
berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih kompleks/ rumit ataupun berubah
menjadi bentuk yang lebih baik

UTANG LUAR NEGERI


hutang luar negeri adalah sumber pembiayaan negara yang berasal dari negara asing,
badan/lembaga keuangan internasional atau dari pasar uang internasional yang berbentuk
devisa, barang, dan atau jasa termasuk penjaminan yang mengakibatkan pembayaran di masa
yang akan datang yang harus dibayar kembali sesuai kesepakatan bersama.
Pengaruh Multilateral

IMF

Pada saat Indonesia meminta bantuan kepada IMF untuk menghadapi krisis pada 1997,
lembaga tersebut memaksakan kehendaknya untuk mengintervensi semua bidang kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dalam letter of intent (LoI) terdapat 1.243 tindakan yang harus
dilaksanakan pemerintah Indonesia dalam berbagai bidang seperti perbankan, desentralisasi,
lingkungan, fiskal, kebijakan moneter dan Bank Sentral, privatisasi BUMN serta jaring
pengaman sosial.

Word Bank

Setiap tahun, Bank Dunia juga memberikan sekitar 40.000 kontrak kepada perusahaan
swasta. Sebagian besar kontrak ini jatuh ke perusahaan-perusahaan dari negara-negara maju.
Jadi sangat jelas bahwa negara-negara pendonor sangat berkepentingan untuk memberikan
negara-negara berkembang untuk berhutang. Departemen Keuangan AS mengaku, untuk
setiap dollar AS yang dikontribusikan AS ke lembaga-lembaga multilateral, perusahaanperusahaan AS menerima lebih dari dua kali lipat jumlah itu dari kontrak-kontrak pengadaan
untuk program-program atau proyek-proyek yang dibiayai dengan pinjaman lembagalembaga tersebut.
Pengaruh Bilateral
Pinjaman bilateral seperti dari Jepang pun biasanya diikuti persyaratan sangat ketat yang
menyangkut penggunaan komponen, barang, jasa (termasuk konsultan), dan kontraktor
pelaksana untuk pelaksanaan proyek harus berasal dari Jepang. Selain itu jepang pempunyai
pengaruh yang besar terhadap industri di Asean. Hal ini dapat dilihat produk Jepang sangat
eksis di dalam pasaran ASEAN contohnya produk otomotif. Melalui modus tersebut,

Pemerintah Jepang selain bisa me-recycle ekses dana yang ada di dalam negerinya, juga
sekaligus bisa menggerakkan perusahaan dalam negerinya yang lesu lewat pengerjaan
proyek-proyek
yang
dibiayai
dengan
dana
hutang
ini.
Dari pinjaman yang digelontorkan tersebut, dana yang mengalir kembali ke Jepang dan
negara-negara maju lain sebagai kreditor jauh lebih besar ketimbang yang dikucurkan ke
Indonesia sebagai pengutang.

Sisi Ekonomi

menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan oleh
pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup
besar. Dengan adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara Indonesia,
dengan menggunakan tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi
dapat dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kebijakan menutup defisit anggaran negara dengan pinjaman luar negeri perlu lebih
diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan ekonomi
produktif yang mampu memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat luas,
termasuk bidang-bidang pendidikan, kesehatan dan penguatan kelembagaan.
Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.
Sebagai penurunan biaya bunga APBN
Sebagai sumber investasi swasta
Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal
Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu negara

KEBIJAKAN ANTI DUMPING


Dumping merupakan istilah yang dipergunakan dalam perdagangan internasional adalah
praktik dagang yang dilakukan oleh eksporter dengan menjual komodity di pasar
Internasional dengan harga kurang dari nilai yang wajar atau lebih rendah dari harga barang
tersebut di negerinya sendiri, atau dari harga jual kepada negara lain pada umumnya.
Anti dumping adalah sanksi balasan yang berupa bea masuk tambahan yang dikenakan atas
suatu produk yang dijual di bawah harga normal dari produk yang sama di negara pengekspor
maupun pengimpor.
Dalam mengantisipasi praktik dumping, peraturan perundang undangan nasional yang
dipersiapkan yang mengacu kepada ketentuan GATT-WTO hendaknya berupa undangundang.
Menurut Robert Willig ada 5 tipe dumping yang dilihat dari tujuan eksportir, kekuaran pasar
dan struktur pasar import, antara lain :
1. Market Expansion Dumping

Perusahaan pengekspor bisa meraih untung dengan menetapkan mark up yang lebih rendah
dipasar import karena menghadapi elastisitas permintaan yang lebih besar selama harga yang
ditawarkan rendah.
2. Cyclical Dumping
Motivasi dumping jenis ini muncul dari adanya biaya marginal yang luar biasa rendah atau
tidak jelas, kemungkinan biaya produksi yang menyertai kondisi dari kelebihan kapasitas
produksiyang terpisah dari pembuatan produk terkait.
3. State Trading Dumping
Latar belakang dan motivasinya mungkin sama dengan kategori dumping lainnya, tapi yang
menonjol adalah akuisisi.
4. Strategic dumping
Strategi yang dilakukan negara pengekspor yang merugikan perusahaan di negara pengimpor
melalui strategis keseluruhan, baik dengan cara pemotongan harga ekspor maupun dengan
pembatasan masuknya produk yang sama ke pasar negara pengekspor.
5. Predatory Dumping
Istilah predatory dumping dipakai pada ekspor dengan harga rendah dengan tujuan mendepak
pesaing dari pasar, dalam rangka memperoleh kekuatan monopoli dipasar negara pengimpor.
Akibat terburuk dari dumping jenisbini adalah matinya perusahaan-perusahaan yang
memproduksi barang sejenis.
Kriteria politik Dumping
Ada beberapa kriteria negara yang menggunakan politik dumping yaitu :

Negara memiliki tingkat perekonomian yang kuat dan stabil

Produktivitas barangnya termasuk tinggi, bahkan berlebih

Kualitas produk berstandar internasional ( ISO )

Mampu mempengaruhi pangsa pasar internasional untuk menggunakan produknya

Keuntungan jangka panjanjian

Praktek dumping merupakan praktek dagang yang tidak fair, karena bagi negara pengimpor,
praktek dumping akan menimbulkan kerugian bagi dunia usaha atau industri barang sejenis
dalam negeri, dengan terjadinya banjir barang-barang dari pengekspor yang harganya jauh
lebih murah daripada barang dalam negeri akan mengakibatkan barang sejenis kalah
bersaing, sehingga pada akhirnya akan mematikan pasar barang sejenis dalam negeri, yang
diikuti munculnya dampak ikutannya seperti pemutusan hubungan kerja massal,
pengganguran dan bangkrutnya industri barang sejenis dalam negeri.

Sisi pengekspor
Politik dumping yang digunakan suatu negara ..>> tujuannya untuk memperkenalkan produk
baru, sekaligus merusak harga yg ada pada negara tujuan, sehingga brg dinegara tujuan tidak
laku terjual, maka negara yg melaksanakan politik dumping itu tdk memperhitungkan
keuntungan lagi yg penting hasil produksinya laku, harga tidak menjadi soal (Dumping
menjual hasil produksi/barang dibawah harga produksi yg berlaku umum) contohnya China
melakukan praktek politik dumping terhadap pasar di Amerika. Terutama dalam barang
impor berupa ban yang berasal dari China. Ban yang berasal dari China ini, harganya di
pasaran relatif dibuat lebih murah di Amerika. Hal ini menyebabkan pengusaha pengusaha
ban di Amerika mengalami kerugian karena ban yang mereka produksi menjadi kurang laku
di pasar.
Sisi pengimpor

PRIVATISASI
Privatisasi (istilah lain: denasionalisasi) adalah proses pengalihan kepemilikan dari milik
umum menjadi milik pribadi.
Menurut Savas (1980:3), privatisasi adalah tindakan untuk mengurangi peran sector public
atau meningkatkan peran sector swasta dalam suatu aktivitas atau dalam suatu kepemilikan
asset-aset organisasi. Konsekuensi logisnya adalah terjadi perubahan peranan pemerintah,
dari peran pemilik dan sekaligus pengelola menjadi sekedar pemilik sebagian dan dengan
demikian pemerintah akan lebih dapat memfokuskan diri sebagai regulator. Sebagai regulator
tentunya pemerintah akan dapat lebih berfungsi sebagai wasit dan bebas dari benturan
kepentingan serta dapat dengan lugas menetapkan target-target sektoral yang hendak dicapai.
Pengurangan campur tangan pemerintah memiliki tiga manfaat :
1.
Campur tangan pemerintah dalam investasi atau modal serta dalam penentuan harga
kenyataannya menghambat rate of return.
2.

Campur tangan pemerintah menghambat kemampuan perusahaan untuk bersaing

3.

Manfaat share of employee akan memotivasi karyawan bekerja lebih giat dan efisien.

Menurut Kuncoro (2010), bahwa ada enam permasalahan mendasar BUMN di Indonesia
yaitu pertama, masih kuatnya intervensi birokrasi dan politisi yang merugikan dan
menurunkan kinerja BUMN; kedua, daya saing BUMN masih rendah akibat fasilitasi
produksi yang tua dan tidak efisien; ketiga, keterbatasan pendanaan untuk pengembangan
usaha;keempat, KKN yang masih terjadi di sebagian BUMN; kelima, masih adanya BUMN
yang dipimpin oleh direksi/komisaris yang tidak profesional, tidak kompeten dan diangkat
hanya karena faktor kepentingan politik; keenam,masih kurangnya sinergi antar BUMN.

TUJUAN PRIVATISASI
Meningkatkan pendapatan negara
Adanya privatisasi akan meningkatkan pendapatan negara melalui penjualan terhadap asetaset kepada swasta. Hal ini bertujuan untuk menutup defisit anggaran APBN.
Memperbaiki efisiensi perusahaan
Beberapa aspek yang dianggap sering menjadi kendala bagi sektor public adalah (i) efisiensi.
Kompetisi dan kebutuhan menghasilkan keuntungan mendorong sektor swasta lebih efisien
dari sektor publik. Sektor publik selalu diasumsikan tidak akan pernah bankrut. Hal ini
mengakibatkan kurangnya insentif sektor publik untuk berperilaku efisien sehingga dengan
adanya privatisasi perusahaan akan menjadi lebih efisien
Sebagai instrumen distribusi aset milik negara kepada masyarakat
Privatisasi yang berarti menjual perusahaan negara kepada swasta dapat membantu
terciptanya perluasan kepemilikan saham, sehingga diharapkan akan berimplikasi pada
perbaikan distribusi pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.[12] Privatisasi juga dapat
mendorong perusahaan baru yang masuk ke pasar modal dan reksadana. Selain itu, privatisasi
BUMN dan infrastruktur ekonomi dapat mengurangi defisit dan tekanan inflasi yang
selanjutnya mendukung perkembangan pasar modal.
Sebagai sarana meningkatkan kualitas distribusi kekayaan negara dan meningkatkan
kualitas kesejahteraan rakyat

Mengurangi masalah yang timbul dalam pembayaran di sektor publik


BUMN seringkali tidak efisien yang dapat menimbulkan masalah dalam pembayaran di
sektor publik yang menngakibatkan bertambahnya beban negara sehingga dengan adanya
privatisasi masalah terhadap pembayaran di sektor publik akan berkurang.
SISI POLITIK PRIVATISASI
Munculnya paham liberalisme
Dengan adanya privatisasi merupakan dampak dari pengaruh liberalisme yang menganjurkan
tidak adanya proses campur tangan pemerintah dalam ekonomi dimana perekonomian banyak
dijalankan oleh pihak swasta.
Kurangnya Kepedulian masyarakat terhadap pemerintah
Dengan adanya privatisasi dapat menimbulkan pasar monopoli baru yang dapat
mengendalikan harga sehingga akan berdampak buruk terhadap masyarakat jika perusahaan

ini menetapkan harga tinggi pada produknya. Hal ini akan berimplikasi terhadap kurangnya
kepercayaan dan kepedulian masyarakat terhadap pemrintah.
Intervensi asing terhadap kebijakan ekonomi untuk mengurangi peran negara
Adanya privatisasi adalah tindakan untuk mengurangi peran sector public atau negara dan
meningkatkan peran sector swasta dalam suatu aktivitas atau dalam suatu kepemilikan assetaset organisasi. Konsekuensi logisnya adalah terjadi perubahan peranan pemerintah, dari
peran pemilik dan sekaligus pengelola menjadi sekedar sebagai wasit atau regulator bukan
pemain yang bertugas untuk membuat UU

SUMBER DAYA
Kutukan sumber daya, atau paradoks keberlimpahan, mengacu pada paradoks bahwa
negara dan daerah yang kaya akan sumber daya alam, terutama sumber daya non-terbarukan
seperti mineral dan bahan bakar, cenderung mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih
lambat dan wujud pembangunan yang lebih buruk ketimbang negara-negara yang sumber
daya alamnya langka. Fenomena ini diduga memiliki beberapa alasan, salah satunya
penurunan tingkat persaingan di sektor-sektor ekonomi lain (akibat apresiasi nilai tukar
asli setelah pendapatan SDA mulai memengaruhi ekonomi), volatilitas pendapatan SDA
akibat menghadapi perubahan pasar komoditas global, salah pengelolaan SDA oleh
pemerintah, atau institusi yang lemah, tidak efektif, tidak stabil, atau korup (kemungkinan
karena sifat arus pendapatan aktual atau terantisipasi dari aktivitas ekstraktif yang mudah
sekali dialihkan).
Fakta menyebutkan bahwa negara-negara yang kaya di dunia kecenderungannya justru tidak
memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA). Kekayaan mereka lebih banyak ditopang oleh
modal ciptaan dan modal yang tidak berwujud, seperti pengetahuan, paten, keterampilan, dsb
Dikarenakan beberapa hal, kekayaan akan sumber daya alam yang melimpah ini terkadang
bisa dibilang sebagai kutukan bagi suatu negara (Yustika, 2009:201).
SKENARIO KUTUKAN
Indonesia merupakan negara yang dikaruniai kekayaan alam yang melimpah. Akan tetapi
upaya menyeimbangkan kepentingan untuk pembangunan ekonomi dan pelestarian
lingkungan merupakan hal yang tak mudah dalam praktik. Hal ini terlihat dari terjadinya
konflik kepentingan antara bisnis dan kepentingan lingkungan. Eksploitasi yang berlebihan
terhadap sumber daya alam juga akan menimbulkan biaya yang jauh lebih besar ketimbang
dari manfaat ekonomi yang bisa kita ambil ketika mother nature fights back dalam bentuk
bencana alam dan dampak kerusakan.
Ekonomi Politik Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA)

Hal yang penting, dalam rekontruksi pembangunan berbasis SDA adalah menggeser
eksploitasi SDA dari semula bertumpu pada sumber yang tidak terbarukan (misalnya minyak
dan gas), menjadi sumber yang terbarukan.
Masalah hak kepemilikan (property rights) juga merupakan isu yang krusial dalam pengolaan
SDA. Tanpa hak kepemilikan yang jelas, kepentingan yang berasal dari luar akan mengambil
keuntungan dari akses yang terbuka dan secara berlebihan
Politik Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA)
Fungsi negara dalam konsep hak menguasai negara atas Sumber Daya Alam (SDA), lebih
sebagai pihak yang mempunyai otoritas untuk melakukan penatagunaan SDA. Penatagunaan
SDA merupakan kebijakan pengelolaan yang mengatur aspek-aspek penguasaan, penggunaan
dan pemanfaatan SDA yang berwujud konsolidasi pemanfaatan SDA sebagai satu kesatuan
sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil.
Menurut Rachbini (1996) pangkal dari distorsi alokasi sumber-sumber ekonomi tudak lain
adalah situasi politik dan ekonomi politik yang dijalankan oleh Orde Baru selama ini.
Meskipun pertumbuhan ekonomi berhasil dikembangkan, tetapi pola korporatisme ekonomi
secara bersamaan muncul ke permukaan, dengan ciri: (a) sumber-sumber ekonomi dinikmati
oleh hanya segelintir pelaku ekonomi yang dekat dengan kekuasaan, (b) kepentingan
ekonomi dan kepentingan politik menyatu di dalam format kolusi ekonomi, (c) kekuasaan
menjadi medium yang subur bagi redistribusi combine di antara segelintir orang, dan (d)
perburuan rente semakin subur dalam situasi politik dan ekonomi yang tertutup.
Secara faktual, praktik ekonomi senantiasa diasosiasikan sebagai upaya-upaya untuk
mencapai standar kehidupan material setinggi mungkin (kemakmuran) dengan memanfaatkan
sumberdaya yang tersedia. Untuk mencapai kemakmuran, ekonomi mempunyai tiga dimensi
tujuan utama, yakni efisiensi, pertumbuhan dan stabilitas. Di sisi lain, politik senantiasa
dikaitkan dengan upaya-upaya untuk menetapkan dan melindungi hak-hak warga negara,
sehingga warga negara tersebut dapat menerima dan mempertahankan hak-haknya (keadilan).
Seperti haknya eknomi, maka untuk mencapai keadilan, politik mempnuyai tiga dimensi
tujuan, yaitu: kebebbasan individu, keadilan dalam distribusi manfaat dan beban dan
ketertiban sosial.
Proses transformasi penguasaan sumber daya dari sumber daya yang dikelola oleh
masyarakat (adat)/lokal menjadi sumber daya milik negara, telah mengarahkan munculnya
beberapa akibat: Pertama;penghilangan kelembagaan kearifan lokal. Kedua; terjadinya
kondisi dimana kemampunan pengawasan dan control dari institusi negara menjadi lemah,
terutama terhadap sumber-sumber daya alam yang berskala luas dan komplek, Ketiga;
pemanfaatan SDA yang mendorong pihak-pihak berlomba-lomba untuk memanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kepentingan masing-masing. Dengan mengabaikan kemanfatan bagi
pihak lainnya yang berada pada posisi tidak mempunyai akses.
Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat terlihat jelas, dari istilah yang
kayak semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini sangat berdampak pada

pendapatan tersebut tidak cukup hanya bicara mengenai subsidi modal terhadap kelompok
miskin maupun peningkatan pendidikan ( ketrampilan ) tenaga kerja di Indonesia. Lebih
penting dari itu ,persoalan yang terjadinya sesungguhnya adalah akibat kebijakan
pembangunan ekonomi yang kurang tepat dan bersifat struktural. Maksudnya kebijakan masa
lalu yang begitu menyokong sektor industri dengan mengorbankan sektor lainnya patut
direvisi karena telah mendorong munculnya ketimpangan sektoral yang berujung kepada
kesenjangan pendapatan. Dari perspektif ini agenda mendesak bagi Indonesia adalah
memikirkan kembali secara serius model pembangunan ekonomi yang secara serius model
pembangunan ekonomi yang secara serentak bisa memajukan semua sektor dengan
melibatkan seluruh rakyat sebagai partisipan. Sebagian besar ekonom meyakini bahwa
strategi pembangunan itu adalah modernisasi pertanian dengan melibatkan sektor industri
sebagai unit pengolahnya.
Banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengatasi berbagai macam
masalah kemiskinan, antara lain adalah sebagai berikut :
1.

Kebijaksanaan tidak langsung

Kebijaksanaan tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin


kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan antara
lain adalah suasana sosial politik yang tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang
berkembang.
2.

Kebijaksanaan langsung

Kebijaksanaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan produktifitas sumber
daya manusia ,khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah. Melalui penyediaan
kebutuhan dasar seperti sandang,pangan dan papan, kesehatan dan pendidikan, serta
pengembangan kegiatan kegiaatan sosial ekonomi yang berkelanjutan untuk mendorong
kemandirian golongan masyarakat yang berpendapatan rendah.

Berikut ada 16 cara yang dapat dilakukan untuk mengentasakan kemiskinan tersebut yaitu:
2) Lakukan investasi di bidang pendidikan dengan fokus pada perbaikan akses dan
keterjangkauan sekolah menengah serta pelatihan ketrampilan bagi masyarakat miskin,
sambil terus meningkatkan mutu dan efisiensi sekolah dasar.
3) Lakukan investasi di bidang kesehatan dengan fokus pada perbaikan mutu layanan
kesehatan dasar (oleh pemerintah dan swasta) dan akses yang lebih baik ke layanan
kesehatan.
9) Pengembangan secara utuh sistem jaminan sosial komprehensif yang mampu menangani
risiko dan kerentanan yang dihadapi oleh masyarakat miskin dan hampir miskin.
10) Revitalisasi pertanian melalui investasi di bidang infrastruktur dan membangun kembali
riset dan penyuluhan.

13) Perluas jangkauan layanan keuangan bagi masyarakat miskin dan tingkatkan akses
usaha mikro dan kecil ke pinjaman komersial.

Anda mungkin juga menyukai