Anda di halaman 1dari 16

GLIBENCLAMIDE SEBAGAI ANTI DIABETIK

TIPE 2

Nama Kelompok:
1. Virdo Novian Firnako

09700209

2. Kanti Sari Salaputra

09700211

3. Vendy Dwi Prasetyo

09700218

4. Ketut Aditya Raharja

09700224

5. Roudhotul Jannah

09700231

6. Dwi Setiawan H.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus ialah suatu keadaan yang timbul karena defisiensi insulin
relatif maupun absolut. Insulin, suatu homon yang dihasilkan oleh pankreas,
diperlukan untuk menguraikan gula darah dan mengubahnya menjadi energi.
Apabila tubuh tidak mampu menghasilkan cukup insulin, akan terjadi peningkatan
kadar gula darah.
Diabetes melitus tipe II adalah diabetes melitus yang tidak bergantung pada
insulin (NIDDM: non- insulin-dependent diabetes mellitus) atau diabetes melitus
onset dewasa. Diabetes melitus tipe II umumnya terjadi pada individu yang
obesitas, berusia di atas 40 tahun dan kondisi akan terus memburuk sejalan dengan
bertambahnya usia. Pada diabetes melitus tipe II, pasien masih dapat memproduksi
insulin, namun relatif tidak mencukupi. Ciri-ciri utama diabetes melitus tipe II
adalah kurang pekanya sel-sel reseptor tubuh terhadap insulin (sebagian berupa
lemak dan sel-sel otot) jumlah produksi insulin yang berlebih ini adalah usaha
untuk membuat sel-sel tersebut mendeteksi keberadaan insulin.
First Drug of choice untuk diabetes melitus tipe II berasal dari gol.
Sulfenilurea yaitu glibenklamid. Glibeklamid merupakan obat Hipoglikemik (gula
darah rendah) yang di gunakan pada diabetes militus tipe 2 , glibenklamid termasuk
golongan sulfanilurea yang dapat mengikat insulin dan menyebabkan sensitif pada
reseptor, dapat meransang pelepasan insulin dari sel beta di pankreas sehingga
terjadi penurunan kadar glukosa dalam darah (glukosa darah).
Glibenklamid merupakan sulfonylurea generasi kedua yang digunakan
sebagai obat antidiabetik oral yang berperan menurunkan konsentrasi glukosa
darah. Glibenklamid merupakan salah satu senyawa yang menghasilkan senyawa
sejenis ketika terurai. Senyawa sejenis ini merupakan cemaran seyawa organik
yang keberadaannya perlu diuji untuk menjamin keamanan glibenklamid. Dalam
bahan baku glibenklamid, senyawa sejenis ini tidak boleh lebih dari kandungan
yang telah ditetapkan dalam Farmakope. Senyawa sejenis yang dapat terbentuk dari

hasil penguraian glibenklamid, yaitu 4-[2-(5-kloro-2-metoksibenzamida) etil]


benzenasulfonamida, yang merupakan senyawa sejenis I dan metil N-4-[2-(5-kloro2-metoksi benzamida) etil] benzenasulfonil karbamat, yang merupakan senyawa
sejenis II.
Berdasarkan literatur, diketahui bahwa penguraian glibenklamid secara
hidrolisis

dapat

menghasilkan

4-[2-(5-kloro-2-metoksibenzamida)

etil]

benzenasulfonamida, yang merupakan senyawa sejenis I. Penguraian glibenklamid


secara refluks dengan methanol akan menghasilkan metil N-4-[2-(5-kloro-2metoksi benzamida) etil] benzenasulfonil karbamat, yang merupakan senyawa
sejenis II.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat efek samping dari penggunaan jangka panjang
Glibenclamide pada penderita DM.
C. Tujuan Penelitian
1.

Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan glibenclamide terhadap
Diabetes Militus.

2.

Tujuan Khusus
a. Mengetahui farmakologi umum, farmakokinetik dan farmakodinamik
dari glibenclamide.
b. Mengetahui kontra indikasi dari glibenclamide.

D. Keterangan Umum Glibenklamid


Golongan

: Sulfonilurea (insulin sekretorik)

Bentuk sediaan : Kaplet 5 mg, Tablet 2,5 dan 5 mg.


Dosis

: awal 2,5-5 mg ditingkatkan perlahan tidak lebih dari 2,5 dgn


interval 1 minggu, maksimal : 20 mg/hari

Nama Dagang di Indonesia :


1. Daonil dan Semi-Daonil dari Sanofi Aventis
2. Glidanil dari Mersifarma TM
3. Glimel dari Merck
4. Gluconic dari Nicholas
5. Glulo dari Eisai
6. Glyamid dari Alpharma
7. Latibet dari Ifars
8. Libronil dari Hexpharm
9. Prodiabet dari Bernofarm
10. Prodiamel dari Corsa
11. Renabetic dari Fahrenheit
12. Tiabet dari Tunggal Idaman Abdi
13. Troder dari Tropica Mas Pharma
Glibenklamid

adalah

1-[4-[2-(5-kloro-2-

metoksobenzamido)etil]benzensulfonil]-3-sikloheksilurea.
dikenal

Glibenklamid

sebagai

juga

5-kloro-N-[2-

[4{{{(sikloheksilamino)karbonil}amino}sulfonil}fenil}etil]-2-metoksibenzamiuda
dan

sebagai

1-[[p-[2-(5-kloro-oanisamido)etil]fenil]sulfonil]-3-sikloheksilurea.

Sinonim glibenklamid adalah gliburid.


Glibenklamid merupakan senyawa golongan sulfonylurea generasi kedua.
Glibenklamid digunakan sebagai obat antidiabetik oral yang merupakan pilihan
pengobatan awal untuk diabetes mellitus tipe 2 (noninsulin-dependent) pada pasien
dengan hiperglikemia yang tidak dapat dikontrol hanya dari makanan.
Glibenklamid bekerja dengan cara menurunkan konsentrasi glukosa darah.
Meskipun

secara

kimia

glibenklamid

berhubungan

dengan

sulfonamida,

glibenklamid tidak memiiki aktivitas antibakteri. Obat golongan ini mempunyai


efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Glibenklamid
memiliki durasi aksi yang panjang dan cukup diberikan sekali sehari.

Glibenklamid merupakan serbuk tablur, putih atau hampir putih; tidak


berbau atau hampir tidak berbau. Glibenklamid tidak larut dalam air atau dalam
eter; larut dalam 330 bagian alkohol, dalam 36 bagian kloroform, dan dalam 250
bagian metanol. Glibenklamid memiliki titik lebur 172 - 174C.
Senyawa urai glibenklamid secara refluks dlam metanol akan menghasilkan
senyawa metil N-4-[2-(5-kloro-2-metoksi benzamida) etil] benzenasulfonil-Nmetilkarbamat, yang merupakan senyawa sejenis II. Senyawa urai ini merupakan
salah satu cemaran senyawa organik yang keberadaan perlu diuji untuk menjamin
keamanan glibenklamid. Dalam produk ruah glibenklamid, senyawa sejenis ini
tidak boleh lebih dari kandungan yang telah ditetapkan dalam Farmakope
(Handoko dan Suharto, 2004).

BAB II
FARMASI-FARMAKOLOGI

A Sifat Fisika-Kimia dan Rumus Kimia Obat


Glibenklamid

adalah

1-[4-[2-(5-kloro-2-

metoksobenzamido)etil]benzensulfonil]-3- sikloheksilurea. Glibenklamid juga


dikenal

sebagai

5-kloro-N-[2-[4{{{(sikloheksilamino)

karbonil}amino}sulfonil}fenil]etil]-2-metoksibenzamida dan sebagai 1-[[p-[2-(5kloro-o- anisamido)etil]fenil]sulfonil]-3-sikloheksilurea. Sinonim glibenklamid


adalah gliburid. Glibenklamid merupakan senyawa golongan sulfonylurea generasi
kedua. Glibenklamid digunakan sebagai obat antidiabetik oral yang merupakan
pilihan pengobatan awal untuk diabetes mellitus tipe 2 (noninsulin-dependent) pada
pasien dengan hiperglikemia yang tidak dapat dikontrol hanya dari makanan.
Glibenklamid bekerja dengan cara menurunkan konsentrasi glukosa darah.
Meskipun

secara

kimia

glibenklamid

berhubungan

dengan

sulfonamida,

glibenklamid tidak memiliki aktivitas antibakteri. (Informatorium Obat Nasional


Indonesia 2000)

Gambar 2.1
Rumus Struktural Glibenclamid
(Sumber : Farmakologi dan Terapi UI, 2007)

Glibenklamid merupakan serbuk hablur, putih atau hampir putih; tidak berbau
atau hamper tidak berbau. Glibenklamid tidak larut dalam air dan dalam eter; larut
dalam 330 bagian alkohol, dalam 36 bagian kloroform, dan dalam 250 bagian
metanol. Glibenklamid memilki titik lebur 172 derajat 174 deraja C.
( Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000)
B Farmasi Umum
1

Dosis
a. Dosis awal kaptab sehari sesudah makan pagi, setiap 7 hari
ditingkatkan dengan - 1 kaptab sehari sampai control metabolit
optimal tercapai.
b. Dosis awal untuk orang tua 2,5 mg/hari
c. Dosis tertinggi 3 kaptab sehari dalam dosis tertinggi terbagi.
(http://www.dechacare.com/Glibenclamide-P562.html)

Preparat-preparat
a. Glibenklamida 5 mg kaptab, botol 100 kaptab.
b. Glibenklamida 5 mg kaptab, kotak 10 strip @ 10 kaptab.
c. Glibenklamida 5 mg kaptab, kotak 10 blister @ 10 kaptab.
(http://www.dechacare.com/Glibenclamide-P562.html)

C Farmakologi Umum
1. Khasiat
a. Antidiabetik tipe 2
2. Kegunaan Terapi/Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi
Diabetes melitus ringan atau sedang "Maturity onset", tanpa
komplikasi yang tidak responsif dengan diet saja.
(http://www.apotiktambakrejo.com/product/22/400/GLIBENCLAMI
DE-5MG-TAB/?o=termahal)
Kontra Indikasi
a. Pada penderita non-diabetik dengan glikosuria ginjal.
b. Pada penderita diabetik ketoasidosis.
c. Diabetes meliitus dengan komplikasi (demam,trauma,gangren)
d. Wanita hamil,hipersensitif,penderita penyakit hati dan ginjal yang
parah.
e. Diabetes meliitus tergantung insulin (type I atau juvenil onset
diabetes)
f. Gangguan

fungsi

adrenocorticoid

yang

serius.

(http://www.apotiktambakrejo.com/product/22/400/GLIBENCLAMI
DE-5MG-TAB/?o=termahal)

BAB III
MEKANISME KERJA OBAT
Golongan obat ini sering disebut sebagai insulin secretagoguos, kerjanya
merangsang insulin dari granul sel-sel langerhans pankreas. Rangsangannya
melalui interkasinya dengan ATP-sensitive K channel pada membran sel-sel yang
menimbulkan depolarisasi membran dan keadaan ini akan membuka kanal Ca.
Dengan terbukanya kanal Ca maka ion Ca++ akan masuk sel , merangsang granula
yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang ekuivalen
dengan peptida-C. Kecuali itu sulfonilurea dapat mengurangi klirens insulin di
hepar. (Farmakologi dan Terapi UI, edisi 5. 2011. Hal 490).

BAB IV
FARMAKOKINETIK
A Pola ADME (Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi)
....

Glibenclamide di absorbsi di saluran cerna. Makanan dan keadaan

hiperglikemia dapat mengurangi absorbsi. Dalam plasma sekitar 90-99%


terikat protein plasma terutama albumin. Metabolismenya di hepar, pada
pemberian dosis tunggal hanya 25% metabolitnya diekskresi melalui urin,
sisanya melalui empedu. (Farmakologi dan Terapi UI, edisi 5. 2011. Hal 490491)
B Waktu Paruh (t )
Waktu paruh ibuprofen adalah sekitar 4 jam.
C Ikatan Protein
90-99% glibenclamide terikat dalam plasma dan dimetabolisme di hepar.
D Interaksi Obat
Obat yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia sewaktu penggunaan
glibenclamide ialah insulin, alkohol, fenformin, sulfonamid, salisilat dosis
besar, fenilbutazon, oksifenbutazon, probenazid, dikumarol, kloramfenikol,
guanetidin, anabolik steroid, fenfluramin, dan klofibrat.
Propanolol dan beta blocker lainnya menghambat reaksi takikardia,
berkerngat dan tremor pada hipoglikemia.

BAB V
TOKSISITAS
A Efek Samping
Efek samping OHO golongan sulfonilurea umumnya ringan dan
frekuensinya
gangguan

rendah,

susunan

antara

syaraf

lain

pusat.

gangguan
Gangguan

saluran
saluran

cerna
cerna

dan
berupa

mual, diare, sakit perut, dan hipersekresi asam lambung. Gangguan


susunan syaraf pusat berupa sakit kepala, vertigo, bingung, ataksia
dan

lain

sebagainya . Gejala

hematologik

termasuk

leukopenia,

trombositopenia, agranulositosis dan anemia aplastik dapat terjadi, tepat atau


diet terlalu ketat, juga pada gangguan fungsi hati atau ginjal

atau

pada

lansia . Hipogikemia sering diakibatkan oleh obat-obat antidiabetik oral


dengan masa kerja panjang. Golongan sulfonilurea cenderung meningkatkan
berat badan. http://medicatherapy.com/index.php/content/printversion/109
Reaksi alergi kulit: pruritus, eritema, urtikaria dan morbiliform. Hepatitis
(jarang). Gangguan penglihatan bersifat sementara pada awal pengobatan.
Agranulocytosis,

pancytopenia,

anemia

hemolytic

(jarang).

http://www.apotiktambakrejo.com/product/22/400/GLIBENCLAMIDE-5MGTAB/?o=termahal

BAB VI
PENELITIAN YANG PERNAH DILAKUKAN

1. Ratimanjari, Dianda Andina ( 2011 ) dikutip dari Jurnal FMIPA Program Studi
Farmasi Universitas Indonesia
Dalam penelitiannya yang berjuduli Pengaruh Pemberian Infusa Herba
Sambiloto ( Andrographis paniculata NEES ) Terhadap Glibenklamide dalam
Menurunkan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan yang Dibuat Diabetes
dimana didapat hasil yang signifikan setelah satu minggu pemberian.
2. Hardi,Elsi Ramadhani, Winarto dan Fauzia Dina. dikutip dari jurnal Fakultas
Kedokteran Universitas Riau
Dalam penelitiannya yang mengenai Pengaruh Kombinasi Glibenklamid
dan Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus lam) Terhadap Tingkat
Kerusakan Tubulus Renalis Pada Tikus Jantan Galur Wistar Diabetes
menyimpulkan lebih memperbaiki gambaran kerusakan tubulus, lesi Ebstein
Armanni

dan

dilatasi

tubulus

bila

dibandingkan

dengan

pemberian

glibenklamide saja.
3. Kanon, Muharli Qadri, Fatimawati & Bodhi,WIddhi dikutip dari jurnal FMIPA
Program Studi Farmasi Universitas Sam Ratulangi Manado
Dalam penelitian yang berjudul Uji Efektivitas Kulit Buah Salak (Salacca
zalacca (Gaertn) Voss) terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih
Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Sukrosa menyimpulkan ekstrak kulit salak
dan glibenklamide memiliki efek yang hampir sama .

4. Faridah Baroroh, dkk. Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan


Dalam penelitiannya mengenai Uji Efek Antihiperglikemik Ekstrak Etanol
Daun Kacapiring (Gardenia augusta, Merr) Pada Tikus Putih Jantan Galur
Wistar didapat ekstrak etanol daun kacapiring dosis 500mg/kgBB lebih kecil
menurunkan kadar gula darah dibanding glibenklamid 1,35mg/kgBB sedangkan
dosis 250mg/kgBB dapat menurunkan kadar gula darah lebih besar.

BAB VII
PEMBAHASAN
....Dari rumusan masalah diatas apakah terdapat efek samping dari
penggunaan jangka panjang Glibenclamide pada penderita DM, didapatkan
dari berbagai

referensi bahwa penggunaan glibenclamid jangka panjang

mengakibatkan hipoglikemi, dan efek samping lainnya seperti mual, muntah,


diare, gejala hematologik, gangguan SSP, gangguan mata.
Gangguan SSP berupa vertigo, kebingungan, ataksia. Gangguan
hematologik berupa leukopenia, agranulositosis.
Hipoglikemi dapat terjadi pada pasien yang tidak mendapat dosis tepat,
tidak makan dengan cukup dan memiliki gangguan fungsi hepar atau ginjal.
Oleh karena itu, selain memperhatikan dosis yang tepat, penggunaan
Glibenclamide harus memperhatikan kondisi hepar dan ginjal pasien. Dan juga
memperhatikan interaksi obat yang meningkatkan risiko hipoglikemia sewaktu
penggunaan glibenclamide, yaitu: insulin, alkohol, fenformin, sulfonamid,
salisilat dosis besar, fenilbutazon, oksifenbutazon, probenazid, dikumarol,
kloramfenikol, guanetidin, anabolik steroid, fenfluramin, dan klofibrat.

BAB VIII
RINGKASAN DAN KESIMPULAN
1. Glibenclamide merupakan senyawa golongan sulfonylurea generasi kedua
dan digunakan sebagai obat antidiabetik oral yang merupakan pilihan
pengobatan awal untuk diabetes militus tipe 2.
2. Glibenclamide diabsorbsi dengan baik di saluran cerna, dimetabolisme di
hepar, dan diekskresi melalui urin.
3. Efek

samping

penggunaan

jangka

panjang

dapat

menyebabkan

hipoglikemia jika dosis yang diberikan tidak tepat dan asupan makanan
yang kurang pada penderita.

DAFTAR PUSTAKA
Handoko dan Suharto. 2004. Insulin, Glukagon dan Antidiabetik Oral. Dalam:
Farmakologi dan Terapi edisi 4. Jakarta ; Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
(http://www.dechacare.com/Glibenclamide-P562.html)
(http://www.apotiktambakrejo.com/product/22/400/GLIBENCLAMIDE-5MGTAB/?o=termahal)
Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5. 2012. Badan Penerbit FKUI : Jakarta
http://medicatherapy.com/index.php/content/printversion/109
Ratimanjari, Diandra Andina. 2011. Pemberian Infusa Herba Sambiloto
(Andrographis paniculata NEES) terhadap Glibenklamide dalam Menurunkan
Glukosa Darah Tikus Putih Jantan
Konan, Fatmawati & Bodhi. 2011. Uji efektifitas ekstrak kulit buah salak dan
glibenclamide terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih jantan

Anda mungkin juga menyukai

  • Glibenclamide
    Glibenclamide
    Dokumen23 halaman
    Glibenclamide
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Glibenclamide
    Glibenclamide
    Dokumen23 halaman
    Glibenclamide
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Bakterial Vaginosis
    Bakterial Vaginosis
    Dokumen14 halaman
    Bakterial Vaginosis
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen1 halaman
    Bab Vi
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Bab Vii + Viii
    Bab Vii + Viii
    Dokumen2 halaman
    Bab Vii + Viii
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Bagan
    Bagan
    Dokumen9 halaman
    Bagan
    Graciela Thomas
    Belum ada peringkat
  • Tugas Individu Adit
    Tugas Individu Adit
    Dokumen26 halaman
    Tugas Individu Adit
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen2 halaman
    Bab Ii
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Visum Et Repertum
    Visum Et Repertum
    Dokumen16 halaman
    Visum Et Repertum
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • A B o R T U S
    A B o R T U S
    Dokumen10 halaman
    A B o R T U S
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Mal Prak Tek
    Mal Prak Tek
    Dokumen5 halaman
    Mal Prak Tek
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Informed Consent
    Informed Consent
    Dokumen6 halaman
    Informed Consent
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Patologi Luka
    Patologi Luka
    Dokumen11 halaman
    Patologi Luka
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kelompok
    Tugas Kelompok
    Dokumen120 halaman
    Tugas Kelompok
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Rahasia Jabatan
    Rahasia Jabatan
    Dokumen2 halaman
    Rahasia Jabatan
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Kualifikasi Luka
    Kualifikasi Luka
    Dokumen7 halaman
    Kualifikasi Luka
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Asphyxia
    Asphyxia
    Dokumen12 halaman
    Asphyxia
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Ilmu Kedokteran Forensik 2
    Ilmu Kedokteran Forensik 2
    Dokumen69 halaman
    Ilmu Kedokteran Forensik 2
    dgzdgz
    Belum ada peringkat
  • Identifikasi Kerangka Manusia
    Identifikasi Kerangka Manusia
    Dokumen12 halaman
    Identifikasi Kerangka Manusia
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Dokumen26 halaman
    Laporan Kasus
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Referat Tumor Paru
    Referat Tumor Paru
    Dokumen26 halaman
    Referat Tumor Paru
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Aplikasi Dna Profiling Dalam Kedokteran Forensik
    Aplikasi Dna Profiling Dalam Kedokteran Forensik
    Dokumen7 halaman
    Aplikasi Dna Profiling Dalam Kedokteran Forensik
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Referat Tumor Paru
    Referat Tumor Paru
    Dokumen33 halaman
    Referat Tumor Paru
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • OMK Revisi Print
    OMK Revisi Print
    Dokumen35 halaman
    OMK Revisi Print
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Hidung New
    Pemeriksaan Hidung New
    Dokumen68 halaman
    Pemeriksaan Hidung New
    Ketut Aditya Rahardja
    Belum ada peringkat