Anda di halaman 1dari 6

PEMILIHAN ALTERNASTIF

Sangatlah bijaksana apabila setiap aktivitas dari proyek yang diusulkan dan
disampaikan kepada pemerintah mempunyai alternatif, sehingga instansi yang
bertanggungjawab terhadap proyek mendapat kesempatan untuk menjalankan
kebijaksanaan yang maksimum dalam mengelola proyek pembangunan dan
pengelolaan lingkung-an. Kenyataan yang sering terjadi menunjukkan bahwa
usulan-usulan aktivitas proyek sidikit sekali atau sering sama sekali tidak diberikan
alternatif. Keharusan bagi usulan proyek untuk memberikan alternatif aktivitasnya
akan efektif apabila tercantum dalam peraturan.
1. KEGUNAAN DARI PEMILIHAN ALTERNATIF
Kegunaan adanya alternatif dari usulan aktivitas yang untuk netiap
alternatifnya telah dilakukan pendugaan dampak yang akan terjadi-bagi
instansi yang bertanggungjawab ialah:
a. Memilih alternatif yang sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah
dalam mengelola proyek pembangunan dan lingkungan.
b. Memilih alternatif yang sesuai dengan rencana pembangunan
daerah dan nasional.
c. Memilih alternatif dampaknya sesuai dengan keadaan ambien
lingkungan.
d. Dengan menciptakan kesesuaian antara dampak yang akan terjadi
dengan keadaan ambien lingkungan yang ada maka keadaan
optimum dari dampak berbagai proyek untuk semua aspek
lingkungan dapat diusahakan.
e. Mendapatkan gambar dari konsekuensi pada keadaan lingkungan
dari tiap keputusan pilihan yang diambil.
f. Mendapatkan gambaran rencana pengelolaan lingkungan yang
akan dilaksanakan oleh pemrakasa, untuk melihat kesesuaian
dengan pengelolaan lingkungan yang menjadi tanggungjawab
instansi tersebut.
g. Menghindari pertentangan yang mungkin terjadi dengan proyek
lian yang telah ada ataupun terhadap masyarakat.
2. PROSES PIMILIHAN ALTERNATIF

Proses pemilihan alternatif dilakukan setelan pendugaan dampak


lingkungan dari tiap alternatif yang ada telah selesai. Dalam melakukan
pemilihan alternatif ini anggota tim terpaksa berulang-ulngan melihat dan
mempelajari bab-bab dalam laporan Amdal sebelumnya. Prosesnya
adalah sebagai berikut:
2.1
Studi perbandingan tiap alternatif. Setiap alternatif dengan
dampaknya disusun dan disajikan sehingga dengan mudah dapat
dilakukan pembandingan dampaknya pada berbagai aspek
lingkungan. Cara penggabungan ini dapat dilakukan dengan
berbagai metode yang telah dikembangkan orang termasuk dalam
cara pemberian penilaian skala, kepentingan, pembobotan,
2.2

pertimbangan keahlian dan lain sebagainya.


Aktivitas proyek yang tanpa alternatif harus juga dimasukkan ke
dalam gabungan tersebut, tetapi setiap aktivitas yang tidak

2.3

memiliki alternatif harus dijelaskan apa sebabnya atau alasannya.


Menyajikan hubungan antara dampak lingkungan dengan tiap

alternatif aktivitasnya mengenai:


a. Masalah teknis
b. Analisis sosial-ekonomi ( misalnya, cost-benefit ratio )
c. Analisis sosial-budaya ( meliputi penilaian dari masyarakat )
2.4
Menyusun prioritas alternatif dengan menjelaskan teknik
penyusunaannya dengan pertimbangan-pertimbangan dari semua
aspek ( teknis, lingkungan, fisik-kimia, sosial-ekonomi, sosialbudaya, dan cost-benefit ratio )
Peraturan dari ( oucil on Environmental Quality ( C.E.Q ).
Amerika serikat, No. 1502.14, menyebutkan bahwa bab mengenai
pemilihan alternatif ini merupakan jantung dari laporan Andal.
Kalau dalam bab-bab sebelumnya masih terlihat pisah-pisak maka
dalam bab ini dibahas dalam satu rangkuman yang menyeluruh.
Dalam bab ini setiap masalah diminta dibahas secara jelas
terutama bagi pengambil keputusan. Apabila alternatif yang
berbentuk tanpa melakukan apa-apa ( aktivitas tersebut tidak
dilaksanakan ) juga harus dijelaskan pula. Apabila alternatif
aktivitas menyangkut wewenang dari instansi lain perlu

dikonsultasikan untuk mendapatkan pendapat dari instansi lain


tersebut.
3. PENYAJIAN PEMILIHAN ALTERNATIF
Penyajian pemilihan dalam altenatif ini dapat didasarkan pada sistematika
yang telah ditetapkan oleh peraturan atau pedoman pemerintah dan dapat
dilengkapi dengan pertimbangan-pertimbangan ilmiah dari tim. Untuk
laporan Andal di Pilipina bab pemilihan alternatif diminta untuk disajikan
sebagai berikut:
a. Menyusun daftar aktivitas alternatif yang alasannya dapat
diterima. Daftar aktivitas ini telah melalui hasil proses pemilihan
atau penyusuna prioritas yang dapat diterima.
b. Aktifitas alternatif khusus yang penting untuk dibahas ialah:
i.
Aktivitas alternatif yang berbentuk tidak dijalankan;
ii.
Pelaksanaan dari alternatif yang dijadwalkjan kembali;
iii.
Alternatif yang rencana aktivitasnya mengalami
perubahan;
iv. Alternatif pengganti;
v. Alternatif sumber energi;
c. Analisis alternatif yang perlu dijelaskan;
i.
Manfaat
ii.
Biaya
iii.
Risiko
d. Pertimbangan mengenai pemilihan alternatif
Beberapa negara dalam pedomannya ada yang tidak menyebutkan
secara terperinci, tetapi hanya mengaharuskan adanya bab mengenai
pemilihan alternatif.
Dalam pedoman penyusunan laporan Amdal di Amerika Serikat, bab
pemilihan alternatif diminta sebagai berikut:
a. Gambaran tiap alternatif dengan dampaknya;
b. Alternatif yang tidak atau yang belum dipelajari secara
jelas dengan alasan-alasannya
c. Konsekuensi pada lingkungan dari bentuk pembandingan
alternatif;
d. Alternatif-alternatif yang dipilih;
e. Rencana penekanan dampak alternatis;
f. Ketentuan-ketentuan lain dalam perundangan;

Para pengambil keputusan biasanya menghendaki informasi yang jelas dan


mendetail mengenai rencana-rencana pengendalian dampak negatif yang akan
dilakukan oleh pemrakasa proyek. Karena evaluasi melibatkan beberapa instansi
pemerintah maka kemungkinan tiap instansi mempunyai pilihan alternatif yang
berbeda. Dalam keadaan ini perl diadakan konsultasi. Apabila ada informasi
mengenai teknologi yang lebih cocok untuk mengendalikan dampak negatif,
tetapi belum diketahui atau belum direncanakan oleh pemrakasa proyek, perlu
dicantumkan dan dijelaskan. Sampai tahun 1985 bab mengenai pemilihan
alternatif belum banyak dikembangkan dalam laporan Andal di Indonesia.
Tampaknya dari proyek yang di usulkan hampr tidak pernah memberikan
alternatif-alternatif dari aktivitasnya.
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Usaha melestarikan kualitas lingkungan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
sejak masih dalam menyusun rencana pembangunan daerah sampai setelah
proyek-proyek

pembangunan

dijalankan;

misalnya

penyusunan

rencana

penggunaan tata ruang, rencana pembangunan ekonomi suatu daerah, penetapan


proyek-proyek yang akan dibangun, sampai pada waktu proyek-proyek telah
berjalan.
1. KEDUDUKAN RKL DALAM ANDAL
rencana pengelolaan lingkungan (RKL) merupakan bagian dari amdal suatu
proyek. RKL disusun berdasarkan hasil dari suatu study andal dan sebaiknya
RKL merupakan bagian dari laporan suatu study amdal yang disusun oleh tim
yang menyusun andal pula. Kedudukan RKL dalam amdal dapat
digambarkan sebagai berikut
GAMBAR
Dalam gambar tersebut jelas terlihat bahwa pendugaan dampak, RKL dan
RPL merupakan hasil dari studi amdal, walaupun didalam penyusunan
laporan amdal bagian RKL dan RPL dapat dipisahkan atau disusun dalam
buku laporan tersendiri.
Suatu studi amdal yang hanya berisi pendugaan dampak saja tanpa diikuti
dengan rencana pengelolaan lingkungan tidak akan bermanfaat. Begitu pula

rencana pengelolaan lingkungan yang telah disusun tanpa diikuti dengan


aktifitas pengelolaan lingkungan juga tidak akan bermanfaat.
Hasil suatu aktifitas pengelolaan lingkungan akan tampak pada kualitas
lingkungan ambient ataupun kualitas limbah dan harus selalu dipantau atau
dimonitor. Hasil pemantauan akan menjadi masukan untuk memperbaiki
pendugaan

dampak,

rencana

pengelolaan

lingkungan

dan

rencana

pemantauan lingkungan, apabila masih dinilai belum tepat.


Studi amdal telah selesai sewaktu telah disetujui oleh tim yang mengavaluase,
tetapi RKL, RPL, aktifitas pengelolaan lingkungan dan aktifitas pemantauan
lingkungan akan selalu dijalankan selama proyek tersebut masih berjalan atau
sampai tahap reklamasi.
2. SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Dalam menyusun suatu sistem pengelolaan lingkungan ada tiga faktor yang
perlu diperhatikan dan tidak dapat dipisah-pisahkan, yaitu:
a. Siapa yang akan melakukan pengelolaan lingkungan tersebut dan
pengelolaan lingkungan apa yang harus dilakukan.
b. Sesuai dengan dampak yang diduga akan terjadi maka akan ditetapkan
cara pengelolaan yang bagaimana yang akan dilakukan atau teknologi apa
yang akan digunakan agar hasilnya sesuai dengan baku mutu yang telah
ditetapkan pemerintah.
c. Karena berbagai institusi termasuk pemilik proyek yang akan melakukan
pengelolaan lingkungan secara terpadu maka teknologi yang akan
digunakan tergantung pada kemampuan biaya yang akan dikeluarkan,
terutama kemampuan dari pemilik proyek sebagai sumber pencemar.
Berdasarkan ketiga faktor tersebut maka pendekatan sistem pengelolaan
lingkungan dapat disusun melalui :
a. Instansi

pelaksana

pengelolaan

lingkungan

dan

pengawas

dari

pelaksanaan;
b. Cara atau teknologi pengelolaan lingkugan;
c. Biaya pengelolaan lingkungan
2.1 Instansi Pelaksana dan Pengawas
Prinsip dasar yang harus dipegang oleh berbagai instansi yang terlibat
dalam pengelolaan lingkungan adalah pengelolaan lingkungan secara

terpadu. Agar dapat terpadu dengan baik diperlukan instansi yang


mengkoordinasi sistem pengelolaan lingkungan tersebut.
Upaya mencapai keterpaduan ini perlu ditunjang oleh peraturan atau
pedoman yang jelas mengenai siapa berbuat apa.

Anda mungkin juga menyukai