13-22
ABSTRAK
Diskresi
merupakan
serangkaian
kebijakan yang diambil oleh polisi sebagai jalan
keluar berdasarkan penilaiannya sendiri terhadap
permasalahan yang dihadapi. Pelaksanaan
diskresi oleh polisi
pada saat penyidikan
ditempuh guna meningkatkan efisiensi dan
efektifitas dalam sistem peradilan pidana.
Wewenang tersebut memang diberikan kepada
polisi namun tetap dalam batas-batas yang telah
ditentukan hukum dan demi kepentingan
masyarakat yang lebih luas, serta tidak
melanggar hak asasi manusia. Terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi petugas penyidik
kepolisian untuk melakukan diskresi, baik faktor
intern terdiri dari substansi undang-undang yang
memadai, dukungan dari pihak atasan, faktor
petugas dan faktor fasilitas maupun faktor
ekstern terdiri dari masyarakat dan dukungan
dari tokoh-tokoh masyarakat serta faktor budaya.
Faktor yang menghambat yang dihadapi oleh
polisi yang berupa kendala struktural, kurang
profesioilitas dan keahlian polisi dan masih
lemahnya penegakan hukum,. Pemahaman
masyarakat yang kurang terhadap diskresi yang
dilakukan oleh polisi juga dapat menjadi
penghambat.
Kata kunci : Diskresi, Penyidikan, Pidana
I. Pendahuluan.
Polri sebagai lembaga negara yang
menjalankan satu fungsi pemerintahan
negara di bidang pemeliharaan keamanan
dan ketertiban masyarakat, memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat, termasuk penegakan
hukum. Sebagai penegak hukum, Polri
merupakan gambaran dari hukum yang
hidup dan berlaku di masyarakat. Melalui
tangan-tangan anggota Polri, hukum yang
1
13
14
http://elisatris.wordpress.com/penerapandiskresi-kepolisian-dalam-penegakan-hukum-pidana/
diakses tanggal 30 Me1 213
8
Sabian Usman, Dasar-Dasar Sosiologi
Hukum, Pustaka Belajar, Yogyakarta, 2009 hlm.1
9
Muladi, Hak Asasi Manusia-Politik dan
Sistem Peradilan Pidana, Cetakan Kedua, Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2002, hlm.
70 .
15
10
11
16
12
17
Anonim
18
19
pemberian
diskresi
dalam
keadaan
masyarakat yang kurang simpatik, tidak
bersahabat dan melawan, tidak mau
bekerjasama juga akan relatif kecil
dibandingkan dengan yang menurut.
Adanya dukungan dari masyarakat
yang dalam hal ini datang dari para
pengacara. Dalam melakukan penyidikan
pihak pemeriksa selalu memberikan
kesempatan bagi para pelaku tindak pidana
untuk didampingi pengacara. Namun, jika
tersangka tersebut tidak mampu untuk
mendatangkan pengacara pribadi, padahal
tersangka
tersebut
ingin
didampingi
pengacara, maka pihak pemeriksa akan
membantu mendatangkan pengacara untuk
mendampinginya dengan cara menunjuk
pengacara yang, tentunya tidak dipungut
biaya. Salah satu peran pengacara disini
adalah membantu tersangka mengungkapkan
secara jujur tanpa berbelit-belit sehingga hal
ini akan memudahkan proses penyidikan.
Apabila tersangka mempermudah proses
penyidikan, maka penyidikpun juga akan
mempermudah
jalan
keluar
untuk
permasalahan tersebut yaitu dengan diskresi
salah satunya, terlebih apabila ada
permintaan yang sangat dari tersangka dan
pengacaranya tersebut.
b. Faktor budaya.
Keseluruhan nilai-nilai yang ada
dimasyarakat
mempengaruhi
tindakantindakan polisi, termasuk dalam hal
pemberian diskresi. Pelaksanaan Diskresi
Kepolisian
tidak
untuk
memenuhi
kepentingan
pribadi, kelompok
atau
organisasi
melainkan
harus
dapat
mengakomodir
kepentingan
umum,
keadilan, kemanusiaan yang terjadi pada
situasi atau kondisi yang bersifat mendesak
serta harus didasari dengan hati nurani, etika
profesi dan moral. Pelaksanaan tindakan
Diskresi Kepolisian ini berpatokan pada
empat azas yaitu : 15
20
21
22