Anda di halaman 1dari 4

EVALUASI KUALITAS SEMEN BEKU

Tujuan
Tujuan pemeriksaan evaluasi dan kualitas semen beku adalah untuk
melihat gerakan massa sperma, gerakan individu sperma dan persentase
abnormalitas.

Prekuensi
Pelaksanaan praktikum dilakukan pada tanggal 15 september 2014 di
laboratorium reproduksi.

Prinsip
Elvaluasi atau pemeriksaan semen merupakan suatu tindakan yang perlu
dilakukan untuk melihat kualitas dan kuantitas semen.

Langkah Kerja
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah mikroskop, object glass, cover glass, kapas
kamar hitung neubauer. Bahan yang digunakan adalah alkohol, pewarna dan
semen beku.
Prosedur Kerja
-

Sediakan peralatan dan bahan


Ambil straw dan potong bagian atas
Kemudian teteskan sedikit pada object glass dan amati dibawah mikroskop

43

Untuk melihat abnormalitas yang permata teteskan semen kemudian


teteskan pewarna dan lakukan pengulasan, kemudian periksa dibawah
mikroskop

Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan evaluasi semen kambing dapat dilihat pada Tabel
Tabel. Hasil pemeriksaan koleksi dan evaluasi semen pada kambing.
Bahan

Perlakuan

Hasil Pemeriksaan

Mikroskopis
Straw Semen
Beku

Konsentrasi

25.000.000 sperma/mm2

Gerakan massa

Sedang (+)

Gerakan individu

P (V) gerakan vibratonis

Persentase hidup-mati
Persentase abnormalitas

Gambar. Persentasi hidup mati

Hidup 0%. Mati 100%


6%

Gambar. Gerakan Masa

Diskusi
44

Spermatozoa merupakan sel yang sangat terspesialisasi dan padat yang


tidak lagi mengalami pembelahan atau pertumbuhan, berasal dari gonosit yang
menjadi spermatogonium, spermatosit primer dan sekunder dan selanjutnya
berubah menjadi spermatit yang akhirnya menjadi spermatozoa. Spermatozoa
terdiri atas dua bagian fungsional yang penting yaitu kepala dan ekor (Hafez dan
Hafez, 2000). Aplikasi teknologi inseminasi buatan dan pembuahan secara invitro
pada ternak sapi, sampai saat ini masih menggunakan spermatozoa hasil ejakulasi
baik dalam bentuk semen cair maupun semen beku. Sumber spermatozoa lain
yang berpotensi digunakan untuk membuahi sel telur adalah spermatozoa yang
berasal dari epididimis, terutama pada bagian cauda epididimis. Toelihere (1985)
menyatakan bahwa epididimis mempunyai empat fungsi utama yaitu, transport,
konsentrasi, maturasi dan penyimpanan spermatozoa.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan Motilitas 72%, Abnormalitas 19%,
Konsentrasi 448 x 107 sel/cc ini menunjukkan semen yang didapat dari epidedimis
sapi dan kerbau dapat digunakan untuk sraw atau untuk IB dimana motilitaasnya
sangat tinggi dan abnormalitasnya rendah dankonsistensinya bagus walaupun
semen ini di ambil dari epidedimis hewan yang sudah mati karena disembelih.
Pemanfaatan spermatozoa dari cauda epididimis untuk tujuan inseminasi
dilatarbelakangi oleh beberapa hal antara lain, jika terdapat pejantan unggul tetapi
tidak dapat ditampung semennya. Selain itu metode ini juga akan sangat
membantu dalam upaya menyelamatkan plasma nutfah ternak antar hewan jantan
yang mati secara mendadak.
Spermatozoa hanya bisa bertahan hidup pada suhu yang rendah sehingga
apabila berada pada suhu yang tinggi akan mengalami kematian, begitu pula
apabila terkena dengan matahari, kontak langsung dengan barang logam,
bercampur dengan bahan kimia, serta penggunaan alat yang tidak steril (Arthur et
al, 1996).

DAFTAR KEPUSTAKAAN

45

Arthur, G. F.; Noakes, D.E.;Pearson, H. and Parkison,T.M. 1996. Veterinary


Reproduction and Obstetrics. London : W.B.Sounders.
Hafez, E. S. E. and B. Hafez. 2000. Reproduction in Farm Animals 7th Edition.
Lippincott Williams and Wilkins. Baltimore.
Toelihere, M. R. 1981. Inseminasi Buatan pada Ternak. Penerbit Angkasa
Bandung. Bandung.

46

Anda mungkin juga menyukai