RENCANA STRATEGIS
2008 2015
KOMITE NASIONAL
UJI KOMPETENSI PERAWAT
RUANG LINGKUP
1. Melakukan uji kompetensi :
Perawat vokasi (Lisenced Vocational Nurse/LVN)
Perawat generalis (Registered Nurse/RN).
Perawat manager dan perawat spesialis antara
lain bidang medikal bedah, maternitas, anak,
jiwa, komunitas dan lain-lain (Specialised
Registered Nurse /RN-Spesialis)
Perawat sub-spesialis antara lain bidang medikal
bedah,maternitas, anak, jiwa, komunitas
(Consultant Registered Nurse/ RN-Konsultan)
2. Melakukan penilaian terhadap Tempat Uji
Kompetensi (TUK) untuk melakukan uji kompetensi..
VISI
Menjamin
kompetensi perawat Indonesia
yang profesional, kompeten dan
kompetitif, baik di dalam negeri
maupun di luar negeri
MISI
TUJUAN
NILAI-NILAI ETIS
PROFESIONAL
ADIL
JUJUR
TRANSPARAN
INDEPENDEN
LANDASAN OPERASIONAL.
Undang-undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Tinggi
Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
Kep.Menkes No 1239/2001 tentang registrasi dan
Praktik Perawat
Keputusan MUNAS VII-PPNI tahun 2005 No.
08/Munas/VI/ PPNI tentang Rekomendasi Munas VII
mengenai Pengembangan Profesi Keperawatan.
ISU STRATEGIS.
Kualitas perawat lebih diukur dengan pendidikan dan
pengalaman, belum berorientasi pada tingkat kompetensi.
Banyaknya Institusi Diklat keperawatan mengembangkan
program di luar koridor umum yang ditetapkan.
Perawat lulusan baru langsung bekerja tanpa uji kompetensi.
Perawat yang belum pernah mendapat Diklat setelah sekian
lama bekerja.
Belum ada pengaturan uji kompetensi bagi perawat yang
sudah lama tidak bekerja dan akan kembali bekerja.
Jenjang karir profesional perawat belum diterapkan sehingga
tidak memotivasi perawat untuk menjaga dan meningkatkan
kompetensinya.
Penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) ditingkat
pendidikan tinggi keperawatan pada umumnya belum optimal.
Lembaga-lembaga pelatihan keperawatan secara nasional
belum mengembangkan dan melaksanakan pelatihan berbasis
kompetensi.
SASARAN
Tersedianya sistem uji kompetensi dan
sertifikasi perawat secara nasional,
Terlaksananya uji kompetensi perawat dan
sertifikasinya yang dimulai paling lambat
tahun 2009
STRATEGI
Peningkatan pemahaman dan kesadaran
akan arti pentingnya sertifikasi kompetensi
Sosialisasi pentingnya sistem uji kompetensi
dan sertifikasi kepada seluruh perawat melalui
organisasi PPNI Pusat dan daerah
Pengembangan system sertifikasi kompetensi
perawat.
Pemantapan kapasitas dan kredibilitas
kelembagaan KNUKP
Pengembangan jejaring kerjasama antara
lembaga dalam lingkup nasional dan
internasional.
KEBIJAKAN
Mendukung peningkatan kualitas, produktivitas
dan daya saing perawat Indonesia.
Mendukung peningkatan daya saing pelayanan
keperawatan
Mendukung penyerapan kesempatan kerja
Mendukung peningkatan perlindungan dan
kesejahteraan perawat.
PROGRAM
Direktur Executive
Bagian Administrasi dan
Keuangan
Bidang Manajemen
Mutu
Bidang Sertifikasi
Bidang
Standarisasi
Asessor
Bidang Hubungan
Kerja Sama
Dewan Pengarah
Jabatan
Jabatan - Instansi/Lembaga
Menteri Kesehatan RI
PENASEHAT
Ketua
Sekretaris
2.
Anggota
3.
Anggota
4.
Anggota
5.
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
10
Anggota
11
Anggota
Dewan Profesi
Dewan Profesi terdiri dari para pakar bidang
keperawatan khusus yang bertugas memberikan
masukan kepada Dewan Pelaksana mengenai
standar kompetensi serta uji kompetensi profesi
Dewan Profesi mewakili kepentingan organisasi
profesi dalam mengawal bidang keilmuan
keperawatan.
Dewan Profesi diangkat oleh Komite Uji
Kompetensi Perawat atas usulan dari organisasi
profesi KEPERAWATAN INDONESIA
Dewan Pelaksana
Dewan Pelaksana bertanggung jawab atas
pelaksanaan sertifikasi
Fungsi-fungsinya mencakup :
Menyusun kebijakan
Mengawasi pelaksanaan kebijakannya;
Mengawasi keuangan Komite Uji Kompetensi
Perawat
Membentuk komisi-komisi/bidang-bidang
Dalam melaksanakan kegiatannya Dewan Pelaksana
dapat membentuk dewan profesi atas usul
Organisasi Profesi
Mengelola Komite Uji Kompetensi Perawat
Ketua Dewan Pelaksana menandatangani dokumendokumen yang mengikat Komite Uji Kompetensi
Perawat secara hukum dengan pihak lain.
Dewan Pelaksana
Bidang Standarisasi
Bidang Sertifikasi
Asesor
Menjaga kompetensinya sebagai asesor
Melaksanakan asesmen kompetensi
sesuai dengan penugasan
Melakukan uji kompetensi sesuai
dengan bidang keahliannya
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Landasan Hukum
Tujuan
Sistematika
Latar Belakang
Kualitas dan kompetensi perawat semata hanya
didasarkan pada tingkat pendidikan tertinggi yang diraih,
padahal kompetensi dapat diperoleh melalui kegiatan
pelatihan bersertifikat dan pengalaman kerja.
Pelatihan professional berkelanjutan di tempat kerja
belum berkembang secara optimal, sehingga perawat
kurang peka terhadap perubahan praktek professional.
Landasan Hukum
Tujuan
Sistematika
1. Landasan Konseptual
2. Jenis ujian
3. Mekanisme ujian dan implementasi
4. Sistem pengakuan
5. Pengawasan dan evaluasi
LANDASAN KONSEPTUAL
A. Falsafah Keperawatan
Bertolak dari pandangan Keperawatan bahwa
manusia dan kemanusiaan merupakan titik
sentral setiap upaya pelayanan keperawatan
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan sesuai Pancasila dan Undang
Undang Dasar 1945.
keperawatan meyakini paradigma dengan
empat konsep dasar yaitu manusia,
lingkungan, sehat dan keperawatan.
Kompetensi
Berdasarkan beberapa pengertian kompetensi,
maka kompetensi seorang perawat adalah
sesuatu yang ditampilkan secara menyeluruh
oleh seorang Perawat terregistrasi (RN) dalam
memberikan pelayanan profesional kepada klien
yang aman dan etis, mencakup pengetahuan,
ketrampilan dan pertimbangan yang
dipersyaratkan dalam situasi praktek
Kebutuhan
Masyarakat
Perawat
Pendidikan
Tinggi
Keperawat
an
Pemerintah
Daerah
Asosiasi /
Organisasi
Profesi
SKEMA PERUMUSAN
KERANGKA KERJA STANDAR KOMPETENSI
PERAWAT
SKEMA PERUMUSAN
KERANGKA KERJA STANDAR KOMPETENSI PERAWAT
KONTEKS
Trend
Global
Pelayanan Kesehatan:
Kebijakan/Tujuan/
Rencana Kesehatan
Nasional
Keperawatan:
oKebijakan/Tujuan/Renca
na
Keperawatan Nasional
oKerangka kerja Legal
terkini
Pengalaman Praktek
Selama tiga tahun terakhir, minimal
perawat telah melakukan praktek
keperawatan sebanyak 450 jam.
Ketentuan jam diatas diberlakukan untuk
memastikan bahwa kompetensi mereka
masih cukup baik, aman dan efektif dalam
melayani klien
Pendidikan Bekelanjutan
(Pengembangan Professional)
perawat yang aktif akan terus belajar dan
menjaga kompetensi mereka melalui pendidikan
berkelanjutan minimal sebanyak 60 jam per tiga
tahun
Uji kompetensi
Uji kompetensi mengacu pada kesiapan
untuk diuji dari individu dan ketersediaan
tempat praktek atau penguji.
Tingkat kesulitan materi uji ditentukan
berdasarkan tingkat jenjang karier
professional calon peserta uji.
Kompetensi jenjang karier yang akan
diujikan mengacu pada kompetensi
jenjang karier.
ALUR ELE
Perawat
lulusan
baru
Individu
/kelompok
Lulus
Kerja di
Sarkes
SIPP
STRP
Praktik
Mandiri
Uji
(tulis)
Tidak
Lulus
Uji ulang
1
Lulus
Tidak
lulus
Uji ulang
2
Lulus
Lulus
Tidak
lulus
Uji ulang
3
Tidak
lulus
LEMBAGA TRAINING
ALUR WPA
Perawat
Bekerja
Lulus
Pra
konsultasi
Sertifikat
Kompetensi
Sarana Kesehatan,
Lembaga Praktek Mandiri
Uji
Kompetensi
Tidak
lulus
Uji ulang
1
Lulus
Lulus
Tidak
lulus
Uji ulang
2
Lulus
Tidak
lulus
Uji ulang
3
Tidak
lulus
LEMBAGA TRAINING
Masa Transisi
Pada masa sebelum ditetapkan lembaga pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi perawat sesuai dengan
bidang keahliannya, perawat yang tidak lulus uji
kompetensi dianjurkan untuk memperbaiki
kompetensinya melalui lembaga pelatihan yang
terakreditasi oleh organisasi profesi (PP-PPNI).
Kondisi lain yang mungkin dilakukan adalah perawat
yang bersangkutan dapat memperbaiki kompetensinya
melalui praktek kerja dibawah supervisi atasannya.
Bila perawat sudah siap untuk uji kompetensi ulang
maka prosesnya dilakukan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan (lihat alur uji kompetensi)
Ketentuan Umum
KNUKP adalah Lembaga pelaksana uji
kompetensi perawat di Indonesia merupakan
kepengurusan tingkat nasional
berkedududukan di Ibukota Negara.
Kantor Perwakilan KNUKP Propinsi adalah
kepengurusan di tingkat propinsi yang ditunjuk
oleh KNUKP Pusat dan bekerja dibawah
kewenangan KNUKP Pusat.
Asesor adalah tenaga profesional yang
bekerja paruh waktu sesuai penugasan
SISTEM PENGAKUAN
Sistem pengakuan diberikan dalam bentuk
sertifikat kompetensi. Dokumen sertifikat
kompetensi diterbitkan oleh KNUKP bila
persyaratan dipenuhi oleh peserta uji kompetensi
(asessee). Sertifikat kompetensi memberikan
gambaran atas tingkat kompetensi,
tanggungjawab yang dapat diemban dan
pengakuan kewenangan yang bisa diberikan
kepada individu pemegang sertifikat. Sertifikat
kompetensi dapat dikelompokan secara umum
menjadi dua, yaitu sertifikat perawat generalis
atau perawat umum (PK1 PK2) dan sertifikat
perawat spesialis (PK3-PK5).
PENGAKUAN
TANGGUNGJAWAB
LVN
RN Level 1 (PK1)
RN Level 2 (PK2)
RN Level 3 (PK3)
RN Level 1
RN Level 2
RN Level 3
RN Level 4 (PK4)
RN Level 3
RN Level 4
RN Level 5 (PK5)
RN Level 5
MONITORING
KNUKP Pusat
Permohonan
Supervisi I (Studi
Kelayakan
penyelenggara uji
kompetensi)
Pengesahan
(rekomendasi)
KNUKP Propinsi
Surat
permohonan
Keberlanjutan
sebagai
penyelenggara uji
kompetensi
Pengajuan lisensi
Dinas
Kesehatan
Studi kelayakan
pendirian
Dokumen
penilaian
tdk
keputus
an
Ya
Pengesahan
Penyempurnaan hasil
masukan
Supervisi
Supervisi II
(Persiapan s/d
pelaksanaan Uji
kompetensi)
Lembaga Diklat
Dokumen penilaian
supervisi
tdk
Persiapan dan
pelaksanaan ujian uji
kompetensi
Berkas
ujian
keputus
an
Ya
Perpanjangan sebagai
penyelenggara ujian
Sertifikat
Kompetensi
Sertifikasi
Diklat
Permohonan
STRP
Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan berdasarkan pada
dokumen penyerta monitoring uji kompetensi
dengan format sbb:
Penilaian studi kelayakan permohonan
penyelenggara ujian
Dokumen penilaian supervisi
Berkas ujian
Laporan perkembangan penyelenggara
ujian