I. IDENTITAS
Nama
Umur
Pekerjaan
Agama
Tinggi badan
Berat badan
Nama suami
Pekerjaan suami
Alamat
Pendidikan terakhir
Tanggal masuk
Masuk jam
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Ny. J
37 tahun
Ibu Rumah Tangga
Protestan
155 cm
70 Kg
Tn. K
Swasta
Jl. Bina Putra no. 95, Guntung Payung
SMP
10 Desember 2013
22.00 WITA
Riwayat Operasi
Riwayat Menstruasi
Riwayat Pernikahan
ganti pembalut
1x, selama 22 tahun
Usia menikah istri 15 th
Riwayat KB
:
:
:
Riwayat Persalinan :
No.
Perkawinan
Ikhtisar
Ditolong
Jenis Partus
Keterangan
Kehamilan
1
Aterm
Lahir di
Spontan
RS, Bidan
2
aterm
Lahir di
hidup, 21 th
Spontan
RS, Bidan
3
hamil ini
, 2700 gr,
, 3100 gr,
hidup, 15 th
B.
:
:
:
Baik
Compos Mentis
70 kg
TB
152 cm
Tanda Vital
Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu
:
:
:
:
160/100 mmHg
90 x/menit
23 x/menit
36,0 C
2
C.
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata
Leher
:
:
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/JVP 5+0 cmH2O, KGB tidak membesar, tidak ada
Thorax
Mamae
Abdomen
Ekstremitas
pembesaran tiroid
Bentuk dan pergerakan simetris kanan dan kiri
Pulmo : Ves +/+, tidak ada Ronki, tidak ada Wheezing
Cor
: Bunyi jantung murni, regular, murmur -, gallop
: +/+
:+
Striae gravidarum
:+
Palpasi : TFU
TBJ
:-
: 32 cm
: - (tidak ada)
:-
Pemeriksaan Dalam
P.D
: V/U/V
Pembukaan
: tenang
: belum ada pembukaan
3
Portio
: tebal
Ketuban
Bagian terbawah
: kepala
Penurunan
; H I-II
: 12,9 gr/dL
Ht
: 36 %
Lekosit
: 14200 /mm3
Trombosit
: 221000/mm3
Ureum
: 16 mg/dL
Kreatinin
: 0,8 mg/dL
GDS
: 171 mg/dL
SGOT
: 14 U/L
SGPT
: 20 U/L
Urine:
Warna
: kuning
Kejernihan : keruh
BJ
: 1020
pH
: 6.0
protein
: ++
keton
:-
urobilin
: Normal
glukosa
:-
nitrit
:-
blood
:-
: 20-30/LPB
bakteri : kristal
:-
DIAGNOSIS
Diagnosis masuk :
G3P2A0 gravida 37 minggu belum inpartu dengan PEB, primitua sekunder, janin tunggal
hidup presentasi kepala.
RENCANA TERAPI
1. Terminasi kehamilan, rencanakan persalinan pervaginam, berikan Gastrol tablet
/fornix
2. Pasang kateter dan urine bag
3. MgSO4 40% 10cc (4gr) dalam D5% 100cc 60 tpm
4. Lanjutkan MgSO4 40% 15cc (6gr) dalam RL 500cc 20tpm
5. Inj. Ceftamax 1 amp/24 jam/IV
6. Inj Dexametason 2 amp
7. P.O. Nifedipin 10 mg
Jam
21.45
WITA
Follow up
S/ sakit kepala 1 minggu, pandangan
kabur (-), nyeri ulu hati (-).
O/ KU : Sedang
Terapi/Tindakan
1. Terminasi kehamilan,
rencanakan persalinan
pervaginam, berikan
KS : CM
TD : 160/100 mmHg
(22.20 WITA)
N : 90 x/menit
R
: 28 x/menit
T : 36 C
HIS: -
DJJ: 152x/menit
VT :
V/U/V
: tenang
Pembukaan
: belum ada
pembukaan
Portio
: tebal
Ketuban
WITA)
: H I-II
(22.30 WITA)
6. Inj Dexametason 2 amp
(22.20 WITA)
7. P.O. Nifedipin 10
mg/8jam (22.20 WITA)
11/12/13
09.45
WITA
Observasi KU,KS,TTV
Observasi DJJ,HIS
IVFD RL + drip MgSO4
20 tpm
Inj Ceftamax 1 amp/24
KS : CM
TD : 170/100 mmHg
N : 85 x/menit
R
jam.
: 18 x/menit
T : 37 C
DJJ: 148x/menit
VT : v/u/v : tenang
Pembukaan: 1 cm
Portio : tebal
Ketuban: utuh
Bagian bawah: kepala
Penurunan: H I-II
A/ G3P2A0 hamil 37 minggu belum
inpartu dengan PEB, primitua
sekunder, janin tunggal hidup
presentasi kepala.
p/------------------------------
12/12/13
09.45
s/ sakit kepala (-), nyeri ulu hati (-), -Observasi DJJ, HIS
WITA
o/ ku = sedang
ks = cm
N= 80 x/menit
R = 20 x/menit
T = 36,8oC
TD : 170/110 mmHg
N : 80 x/menit
R
: 24 x/menit
T : 36,9 C
HIS: 4x10 45
DJJ: 148x/menit
VT : v/u/v : tenang
Pembukaan: 5 cm
Portio : lunak
Efficement : 50%
Ketuban: + berbau amis,
Berwana bening
8
19.25
WITA
(+)
-Pimpin persalinan
O/ KU : Sedang
KS : CM
TD : 170/110 mmHg
N : 80 x/menit
R
: 24 x/menit
T : 36,8 C
DJJ : 147x/menit
HIS: 4x1045
VT: v/u/v : tenang
Pembukaan: lengkap
Ketuban: Efficement:100%
Bagian bawah: kepala
Penurunan: H III-IV
Penunjuk: UUK ka dep
Bloody show: +
A/ G3P2A0 hamil 37 minggu inpartu
9
19.30
p/--------------------------------
S/ Bayi dilahirkan spontan
- Oksitosin 10 U IM ibu
WITA
19.45
S/ Plasenta dilahirkan
-Plasenta
dilahirkan
lengkap
WITA
dengan selaputnya.
-Memasang DC
A/ kala IV
D/ P3A0 PP spontan BK
p/--------------------------------
20.00
Post partum
WITA
- Setelah
dosis
partus
memberikan
pemeliharaan
20cc
11.45
WITA
berkurang (+)
0/ ku = sedang
ks = composmentis
-Pasien
kontrol
ke
kandungan
11
poli
TINJAUAN PUSTAKA
PREEKLAMPSIA BERAT
Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan tekanan darah sistolik 160 mmHg
dan tekanan darah diastolik 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam. Preeklampsia
digolongkan menjadi preeklampsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai
berikut:
Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diatolik 110 mmHg.
Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat dirumah sakit
dan sudah menjalani tirah baring.
Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma, dan
pandangan kabur.
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen ( akibat teregangnya
kapsula Glisson).
Hemolisis mikroangiopatik.
Sindroma HELLP.
12
Faktor risiko
Primigravida, primipaternitas
Obesitas
Patofisiologi
Teori inflamasi
13
juga meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini
dinamakan remodelling arteri spiralis.
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada
lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis
menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis relatif mengalami
vasokonstriksi, dan terjadi kegagalan remodelling aretri spiralis, sehingga aliran
darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. Dampak
iskemia plasenta akan menimbulkan perubahan-perubahan yang dapat menjelaskan
patogenesis hipertensi selanjutnya. Diameter rata-rata arteri spiralispada hamil normal
adalah 500 mikron, sedangkan pada preeklampsia rata-rata 200 mikron. Pada hamil
normal vasodilatasi lumen arteri spiralis dapat meningkatkan 10 kali aliran darah ke
utroplasenta.
Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
yang sangat toksis ini akan beredar diseluruh tubuh dalam aliran darah dan
akan merusak membran sel endotel. Membran sel endotel lebih mudah
mengalami kerusakan oleh peroksida lemak, karen aletaknya langsung
berhubungan dengan aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak
jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal
hidroksil, yang akan berubah menjadi peroksida lemak.
Dalam
keadaan
normal
perbandingan
kadar
15
Teori Genetik
Genotipe ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara
familial jika dibandingkan dengan genotipe janin.
17
Fungsi ginjal
Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila sebagian
besar kedua korteks ginjal mngalami nekrosis , maka terjadi nekrosis
korteks ginjal yang bersifat irreversibel.
Proteinuria
Bila proteinuria timbul:
-
18
Kreatinin
Sama halnya dengan kadar asam urat serum, kadar kreatinin plasma pada
preeklampsia juga meningkat. Hal ini disebabkan oleh hipovolemia, maka
aliran darah ginjal menurun, mangakibatkan menurunnya filtrasi glomerulus,
sehingga menurunnya sekresi kreatinin, disertai peningkatan kreatinin plasma,
dapat mencapai kadar kreatinin plasma 1 mg/cc.
Elektrolit
Preeklampsia berat yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan asam basa. Pada waktu terjadi kejang eklampsia kadar bikarbonat
menurun, disebabkan timbulnya asidosis laktat dan akibat kompensasi hllangnya
karbon dioksida. Kadar kalium dan natrium tidak berubah pada preeklampsia, maka
tidak terjadi retensi natrium yang berlebihan.
Hematologik
Perubahan
hematologik
disebabkan
oleh
hipovolemia
akibat
vasospasme,
19
Hepar
Dasar perubahan pada hepar ialah vasospasme, iskemia, dan perdarahan. Bila terjadi
perubahan pada sel periportal lobus perifer, akan terjadi nekrosis sel hepar dan
peningkatan enzim hepar. Perdarahan ini dapat meluas hingga dibawah kapsula hepar
dan disebut subskapsular hematoma. Subkapsular hematoma menimbulkan rasa nyeri
didaerah epigastrium dan dapat menimbulkan ruptur hepar, sehingga perlu
pembedahan.
Janin
Preeklampsia memberi pengaruh buruk pada kesehatan janin yang disebabkan oleh
menurunnya perfusi uteroplasenta, hipovolemia, dan kerusakan sel endotel pembuluh
darah plasenta. Dampak preeklampsia pada janin adalah:
Penanganan
Perawatan preeklampsia berat dibagi menjadi dua unsur:
1. Sikap terhadap penyakit : Pengobatan medikamentosa
Penderita preeklampsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap dan
dianjurkan tirah baring miring ke satu sisi (kiri).
Pemberian obat anti kejang (MgSO4)
Magnesium sulfat menghambat atau menurunkan kadar asetilkolin pada rangsangan
serat saraf dengan menghambat transmisi neuromuskular. Transmisi neuromuskular
membutuhkan kalsium pada sinaps. Pada pemberian magnesium sulfat , magnesium
akan menggeser kalsium, sehingga aliran rangsangan tidak terjadi (terjadi kometitif
20
inhibition antara ion kalsium dan ion magnesium). Kadar kalsium yang tinggi dalam
darah dapat menghambat kerja magnesium sulfat.
Cara pemberian :
MgSO4 % 15 cc drip dalam 500 cc RL 28 tpm, syarat:
Refleks patella +
Pemberian antihipertensi
-
21
Teruskan terapi antihipertensi jika tekanan diastolik masih 110 mmHg atau
lebih.
Pantau urin.
4. Rujukan
Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap jika:
-
Terdapat oliguria (urin kurang dari 400 ml per 24 jam) selama 48 jam setelah
persalinan
22