Anda di halaman 1dari 22

Falsifiabilitas dan

Repeatabilitas
Konklusi Sains
Debora Paninsari
BP. 1420332005

31/08/15

Pokok Bahasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

31/08/15

Definisi
Falsifikasi
Penerapan Gagasan Karl Popper
Fungsi Falsifikasi
Tahap-tahap pengembangan pengetahuan ilmiah
Repeatabilitas Konklusi Sains

1. Definisi
Falsifiabilitas atau refutabilitas adalah kemungkinan
bahwa sebuah pernyataan dapat difalsifikasi atau
dibuktikan salah melalui observasi atau uji coba fisik.
Sesuatu yang bisa difalsifikasi bukan berarti itu salah,
namun berarti bahwa jika pernyataan tersebut salah,
maka kesalahannya dapat ditunjukkan.
Salah satu cara yang digunakan untuk membedakan
antara ilmu dan bukan ilmu adalah konsep
falsifiabilitas.
31/08/15

Lanj.......
Konsep ini digagas oleh Karl Popper pada tahun 191920 dan kemudian dikembangkan lagi pada tahun 1960an.
Menurut Popper, falsifiabilitas (falsifiability) merupakan
kriteria batas demarkasi antara sains dan nonsains.
Falsifikasi dan falsifiabilitas oleh Popper dikemukakan
sebagai penyelesaian atas problem Hume, yakni
problem induksi yang muncul dari puncak pemikiran
empirisme, dan problem Kant, yakni problem demarkasi.

31/08/15

Konsep falsifibialitas Karl Raimund Popper mengandaiakan


dengan sendirinya bahwa konsep falsifiabilitas itu sendiri
terbuka untuk difalsifikasi, artinya selalu berada dalam
kemungkinan
mengandung
kesalahan
seberapapun
besarnya atau kecilnya.
Falsifiabilitas, atau refutabilitas atau testabilitas bagi Popper
merupakan criteria status ilmiah dari suatu teori.
Falsifibialitas bukanlah untuk menolak sama sekali suatu
teori, melainkan untuk mengeliminasi kekurangan atau
kesalahan-kesalahan suatu teori, falsifikasi dilakukan
dengan cara observasi dan eksperimen.

31/08/15

Falsifikasi berawal dari kesalahan atau mencari


kesalahannya dulu. Contoh: Jika ada pernyataan semua
angsa itu berbulu putih, melalui prinsip falsifiabilitas itu
cukup ditemukan seekor angsa yang berbulu selain putih
(entah hitam, kuning, hujau, dan lain- lain), maka
runtuhlah pernyataan semula.
Teori yang tidak dapat bertahan terhadap suatu
eksperimen harus dinyatakan gagal dan digantikan oleh
teori spekulatif lain. Itu berarti, ilmu pengetahuan
berkembang melalui kesalahan dan kekeliruan, melalui
hipotesis dan reputasi.

31/08/15

Menurut teori falsifikasi, ada teori yang dapat dibuktikan


salah berdasarkan hasil observasi dan eksperimen.
Contoh konsep falsifikasi:
Tidak pernah turun hujan pada hari-hari Rabu. Dapat
difalsifikasikan karena dengan suatu observasi kita
dapat menunjukkan bahwa pada hari Rabu terntentu
ada hujan.
Semua substansi akan memuai jika dipanaskan. Dapat
difalsifikasi karena melalui observasi kita dapat
memperlihatkan bahwa ada substansi tertentu tidak
memuai jika dipanaskan.

31/08/15

2. Falsifikasi
Falsifikasi merupakan metode yang digunakan oleh
Popper untuk menolak gagasan dari lingkaran Wina
tentang metode verifikasi induktif.
Beberapa kritik yang dikemukakan Popper terhadap
prinsip verifikasi:
Pertama, prinsip verifikasi tidak pernah mungkin untuk
menyatakan kebenaran hukum-hukum umum. Menurut
Popper, hukum-hukum umum dan ilmu pengetahuan
tidak pernah dapat diverifikasi.

31/08/15

Kedua,
sejarah
membuktikan
bahwa
ilmu
pengetahuan juga lahir dari pandangan-pandangan
metafisis.
Karena itu Popper menegaskan bahwa suatu ucapan
metafisis bukan saja dapat bermakna tetapi dapat
benar juga, walaupun baru menjadi ilmiah setelah
diuji.
Ketiga, untuk menyelidiki bermakna atau tidaknya
suatu ucapan atau teori, lebih dulu harus kita
mengerti ucapan atau teori itu.

31/08/15

Falsifikasi adalah kebalikan dari verifikasi, yaitu


pengguguran teori lewat fakta-fakta.
Menurut Karl Popper, proses verifikasi sangatlah
lemah. Verifikasi hanyalah bekerja melalui logika
induksi.
Logika induksi adalah penyimpulan suatu teori umum
dari pembuktian fakta-fakta partikular. Karl Popper
lebih condong untuk menggunakan falsifikasi.
Jadi fokus penelitian sains bukanlah pembuktian
positif, namun pembuktian negatif. Artinya fokus
penelitian adalah untuk membuktikan bahwa suatu
teori umum adalah salah dengan menyodorkan sebuah
bukti yang membuktikan bahwa ia salah.

31/08/15

10

Kesimpulannya, dalam filsafat ilmu Karl Popper, selama


suatu teori belum bisa difalsifikasi, maka ia akan dianggap
benar. Artinya, keyakinan kebenaran terhadap teori
tersebut adalah tidak mutlak, hanya merupakan keyakinan
yang memadai. Atau bisa juga dikatakan bahwa dalam
filsafat ilmu Popper, ada semacam mild skepticism
terhadap sebuah teori.
Namun ketika teori tersebut difalsifikasi, maka hal tersebut
akan menimbulkan keyakinan mutlak bahwa teori tersebut
salah. Artinya yang akan memberikan keyakinan mutlak
adalah falsifikasi, bukan verifikasi.

31/08/15

11

3. Penerapan gagasan Karl Popper


Contoh penerapan gagasan Karl Popper dalam dunia nyata
adalah sebagai berikut.
Para fisikawan dengan metode verifikasi terhadap samplesample di alam membuat kesimpulan bahwa Semua zat akan
memuai jika dipanaskan.
Teori ini telah menjadi sebuah mitos selama berabad-abad
dalam dunia fisika. Namun dalam paradigma filsafat ilmu
Popper, teori tersebut tidaklah dianggap sebagai kebenaran
mutlak. Namun ia akan dianggap benar dengan keyakinan
yang memadai.
Kemudian terjadi lah penemuan mengenai anomali sifat air.
Ternyata dalam rentang suhu 0-4 derajat Celcius, air tidak lah
memuai jika dipanaskan.
31/08/15

12

Air justru menyusut seiring dengan kenaikan suhu antara


0-4 derajat Celcius. Penemuan ini kemudian serta merta
menggugurkan teori Semua zat akan memuai jika
dipanaskan.
Inilah yang dimaksud dengan falsifikasi oleh Karl Popper.
Dengan adanya penemuan yang menggugurkan teori
pemuaian zat tersebut, maka diperolehlah keyakinan
bahwa teori yang selama ini dipegang yang berbunyi
Semua zat akan memuai jika dipanaskan adalah salah.
Oleh karena itu, teori tersebut berkembang menjadi
berbunyi Semua zat akan memuai jika dipanaskan,
kecuali air dalam rentang suhu 0-4 derajat Celcius.

31/08/15

13

4. Fungsi Falsifikasi

Untuk membuktikan
kesalahan-kesalahan
hipotesis.

31/08/15

14

5. Tahap-tahap Pengembangan Pengetahuan Ilmiah


a.
b.
c.
d.
e.

Penemuan masalah
Pembuatan Teori
Perumusan ramalan atau hipotesis
Pengujian ramalan atau hipotesis
Penilaian hasil : tujuan menilai benar tidaknya suatu
teori oleh Popper dinamakan pernyataan dasar yang
menggambarkan hasil pengujian.
f. Pembuatan Teori Baru

31/08/15

15

Dalam tahap ke 5 terdapat dua kemungkinan:


teori ini diterima sehingga tidak berhasil ditunjukkan
ketidakbenarannya dan untuk sementara teori ini dapat
dikategorikan sebagai pengetahuan ilmiah sampai pada suatu
saat dapat dirobohkan dengan menyusun suatu pengujian yang
lebih cermat.
teori ini ditolak sehingga terbukti bahwa ketidakbenarannya
dan konsekuensinya muncul masalah baru dan harus segera
dibentuk teori baru untuk mengatasinya.

31/08/15

16

6. Repeatabilitas Konklusi Sains

Menurut Asworth penarikan kesimpulan adalah konsep


terpenting dalam logika.
Penarikan kesimpulan ini bisa juga disebut sebagai
consequentia atau inference. Hal ini penting untuk
mencegah orang mengambil kesimpulan yang salah
(fallacies) juga dengan berdasarkan pada premis yang
salah.
Di dalam ilmu pengetahuan ataupun ilmu filsafat moral,
orang dilatih untuk bertindak seturut dengan implikasi
logis(logical implications) dari kondisi-kondisi yang ada.

31/08/15

17

Kesimpulan yang ditarik secara logis berarti kesimpulan


yang sahih(valid). Kesimpulan sahih dalam arti ini adalah
kesimpulan yang ditarik dari premis yang sudah terbukti
benar.
Maka kesimpulan tersebut tidak mungkin salah, karena
premis yang mendasarinya juga terbukti benar.
Namun, menurut Asworth ada dua masalah terkait dengan
argumen ini.
Pertama adalah fakta didalam logika, bahwa apa yang
logis belum tentu benar. Apa yang merupakan kesimpulan
logis dari premis-premis yang sudah terbukti benar tidak
menjamin kebenaran dari penarikan kesimpulan itu
melainkan hanya kesahihan logikanya.
31/08/15

18

Coba kita ambil contoh yang paling sederhana, Andi orang


jawa. Semua orang jawa berambut hitam. Lalu dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa Andi berambut hitam. Hal ini
memang logis namun apakah pasti benar?
Permasalahan tersebut coba diatasi dengan menambahkan
satu kalimat , yakni "jika" dan "hanya jika". Namun, menurut
Asworth hal ini pun bermasalah konsep "jika dan hanya jika"
menandakan suatu kondisi. Artinya, suatu teori atau
pernyataan baru terbukti benar, jika kondisi yang
memungkinkannya juga ada.

31/08/15

19

Misalnya saya berkata bahwa hari ini pasti hujan, "jika


dan hanya jika" awan berat karena mengandung air dan
siap menuang hujan ke daratan. Jika awan tidak berat
karena air maka hujan tidak akan terjadi.

31/08/15

20

DAFTAR PUSTAKA
Soeparto O, Putra ST, Haryanto(2000). Filsafat Ilmu
Kedokteran. Surabaya: GRAMIK & RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
Nursalam (2002). Pendekatan Praktis Metodologi Riset
Keperawatan. Sagung Seto: Jakarta
Babbie, E. (1999). The Basics of Social Research.
Belmont: Wadsworth Pub. Co.
Alwasilah, Chaedar. 2008. Filsafat dan Pendidikan.
Bandung: Rosda Karya.

31/08/15

21

THANK YOU

31/08/15

22

Anda mungkin juga menyukai