Peta topografi
Peta topografi adalah representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang ditarik ke skala,
seperti yang terlihat dari atas. Menggunakan warna, simbol, dan label untuk mewakili fitur yang
ditemukan pada permukaan bumi. Representasi yang ideal akan terwujud jika setiap fitur dari
daerah yang dipetakan dapat ditunjukkan dalam bentuk yang benar. Untuk dapat dimengerti, peta
harus diwakili dengan tanda konvensional dan simbol. Pada peta skala 1:250.000, simbol yang
ditentukan untuk membangun mencakup areal seluas 500 meter persegi di atas tanah, sebuah
simbol jalan adalah setara dengan lebar jalan sekitar 520 kaki di tanah, simbol untuk rel kereta
api tunggal adalah setara dengan rel kereta api sekitar 1.000 kaki pada tanah. Pemilihan fitur
yang akan ditampilkan, serta penggambaran legenda harus sesuai dengan pedoman yang
ditetapkan oleh Badan Pemetaan.
Tujuan[sunting | sunting sumber]
Peta topografi dibuat untuk memberikan informasi tentang keberadaan, lokasi, dan jarak, seperti
lokasi penduduk, rute perjalanan dan komunikasi. Peta topografi juga menampilkan variasi
daerah, ketinggian kontur, dan tingkat tutupan vegetasi. Dengan kekuatan militer yang tersebar di
seluruh dunia, maka militer bergantung pada peta untuk memberikan informasi terhadap unsurunsur tempur dan untuk menyelesaikan operasi logistik. Mobilitas tentara dan material yang
harus diangkut, disimpan, dan ditempatkan ke dalam operasi pada waktu dan tempat yang tepat.
Banyak dari perencanaan ini harus dilakukan dengan menggunakan peta. Oleh karena itu, setiap
operasi memerlukan pasokan peta, namun meskipun kita memiliki peta terbaik, peta tidak akan
berharga kecuali pengguna peta tahu bagaimana cara membacanya.
Pengadaan[sunting | sunting sumber]
Kebanyakan unit militer yang berwenang memiliki proyek pembuatan peta. Seperti Direktorat
Topografi Angkatan Darat[6] di Indonesia. Kita dapat memesan peta topografi dengan mengisi
formulir untuk setiap satu lembar petanya. Misi Direktorat Topografi adalah untuk menyediakan
pemetaan, charting, dan semua dukungan geodesi untuk angkatan bersenjata dan semua operasi
keamanan nasional lainnya. Selain peta topografi, DiTopAD juga memproduksi produk lain
seperti peta tematik, peta tiga dimensi, peta foto, mozaik foto udara dan peta yuridiksi.
Semua peta topografi harus dianggap sebagai dokumen yang memerlukan penanganan khusus.
Jika peta jatuh ke tangan yang tidak sah, dapat membahayakan.
Peta tidak boleh jatuh ke tangan yang tidak sah.
Peta yang dicetak di atas kertas memerlukan perlindungan dari
air, lumpur, dan robek. Bila memungkinkan, peta harus
diletakkan dalam tempat yang tahan air, atau di beberapa tempat
terlindungi yang mudah digapai. Agar peta mampu bertahan
lama, perawatan wajib dilakukan. Jika kita harus menandai peta,
sebaiknya menggunakan pensil. Sehingga tanda dan garis yang
kita buat dapat terhapus dengan mudah tanpa merusak, atau
meninggalkan noda dan tanda yang dapat menyebabkan
kebingungan di kemudian hari. Jika margin tepi peta harus
dipotong untuk alasan apapun, maka kita wajib untuk mencatat
informasi marginal yang mungkin diperlukan kemudian, seperti
data grid dan deklinasi magnetis. Perhatian khusus harus diambil
pada peta yang digunakan dalam misi taktis, terutama dalam unit
kecil, misi mungkin tergantung pada peta itu. Semua anggota dari
unit tersebut harus akrab dengan lokasi peta di setiap saat.
5.
angak kontur menunjukkan interval (CI)
6.
angka kontur dalam satuan meter
7.
lereng terjal cocok untuk wilayah konservasi/hutan dan PLTA
8.
lereng landai cocok untuk wilayah pemukiman, pertanian, dan jalur pendakian
Mencari skala peta dari garis kontur
Rumus:
Skala = CI x 2000 m
CI adalah kontur interval / beda tinggi yang didapat dari pengurangan angka ketinggian kontur di
garis atas dikurangi angka ketinggian kontur di garis yangbawahnya.
Contoh:
Diketahui dari sebuah peta, selisih garis antar kontur adalah 100 meter. Berapa skala peta
tersebut?
a. 1 : 100.000
b. 1 : 150.000
c. 1 : 200.000
d. 1 : 250.000
e. 1 : 300.000
Jawab:
CI = 100 meter
Skala = CI x 2000 m
= 100 m x 2000 m
= 200.000
Jadi skala peta tersebut adalah 1:200.000
Mencari kontur interval/beda tinggi (CI)
Rumus:
CI = 1/2000 x skala
Contoh:
Diketahui skala peta topografi adalah 1:100.000. Berapa beda tinggi antar kontur dalam peta
tersebut?
a. 5 meter
b. 50 meter
c. 55 meter
d. 500 meter
e. 555 meter
Jawab:
CI = 1/2000 x skala
= 1/2000 x 100.000
= 50
Jadi, beda tinggi antar kontur dalam peta tersebut adalah 50 meter
Mencari tinggi kontur pada titik tertentu
Rumus:
d1/d2 x CI + tc atau
BC/AC x CI + tc
d1 =jarak B-C pada peta
d2 =jarak A-C pada peta
CI =kontur interval/beda tinggi
tc =angka kontur C / di bawah jarak ke-1
Contoh:
Jarak antara kontur A ke kontur B pada peta adalah 5 cm, sedangkan jarak antara kontur B ke
kontur C adalah 3 cm. Titik kontur A berketinggian 50 meter dan titik kontur C berketinggian 25
meter. Skala peta adalah 1:50.000. Berapa ketinggian kontur B pada peta tersebut?
a. 34,4 meter
b. 35,4 meter
c. 36,4 meter
d. 37,4 meter
e. 38,4 meter
Jawab:
Cari dahulu kontur intervalnya (CI)
CI = 1/2000 x skala
= 1/2000 x 50.000
= 25 meter
d1= B-C = 3 cm
d2 = A-C = (B-C) + (A-B) = 3 + 5 = 8 cm
Kx = d1/d2 x CI + tc
= 3/8 x 25 meter + 25 meter
=75/8 x 25 meter
= 34,375 meter
Jadi, ketinggian titik B pada peta tersebut adalah 34,4 meter
Mencari beda tinggi dalam satuan persen (%)
Rumus:
Kemiringan lereng = Beda tinggi/jarak sebenarnya x 100 %
Contoh;
Diketahui titik kontur X berketinggian 225 meter dan titik Y berketinggiann 125 meter. Jarak
antara X-Y pada peta dengan skala 1:50.000 adalah 4 cm. Berapa persen kemiringan lereng X-Y?
a. 25 %
b. 20 %
c. 15 %
d. 10 %
e. 5 %
Jawab:
Rumus: Beda Tinggi/jarak x 100 %
Beda tinggi X-Y = 225 - 125 meter
= 100 meter
= 10.000 cm
Jarak X-Y pada peta 4 cm
Jarak sebenarnya= jarak x skala
= 4 x 50.000
= 200.000 cm
Kemiringan Lereng X-Y adalah
= Beda tinggi / jarak x 100 %
= 10.000/200.000 x 100 %
= 5%
Jadi, kemiringan lereng X-Y adalah 5 %
Contoh lagi:
Rumus:
Kemiringan lereng = Beda tinggi/jarak x 1 derajat
Contoh soal sama seperti di atas. Hanya saja satuan persen (%) diganti dengan satuan derajat.
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Centre for Topographic Information, Topo Maps:
Frequently Asked Questions
2. ^ P. D. A. Harvey, The History of Topographical Maps:
Symbols, Pictures and Surveys, Thames and Hudson,
1980, ISBN 0-500-24105-8, p. 9. "By a topographical
map, we mean a large-scale map, one that sets out to
convey the shape and pattern of landscape, showing a
tiny portion of the earth's surface as it lies within one's
own direct experience, and quite distinct from the smallscale maps that show us the features of whole provinces,
nations and continents."
3. ^ Art & Architecture Thesaurus entry for topographic
maps.
4. ^ Committee on Nomenclature of the American Society
of Photogrammetry, "Definitions of terms used in
photogrammetric surveying and mapping: preliminary
report",Photogrammetric Engineering, 8, 247-283, 1942.
"Topographic Map. A map that presents the horizontal
and vertical positions of the features represented;
distinguished from a planimetric map by the addition of
relief in measurable form." This definition is used in
many glossaries of map terminology.
5. ^ M.-J. Kraak and F. Ormeling, Cartography:
Visualization of Spatial Data, Longman, 1996, ISBN 0582-25953-3, p. 44. "Traditionally, the main division of
maps is into topographic and thematic maps. Topographic
maps supply a general image of the earth's surface: roads,
rivers, buildings, often the nature of the vegetation, the
relief and the names of the various mapped objects."
6. ^ Direktorat Topografi Angkatan Darat
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
Templat:Atlas
[tutup]
Kategori:
Kartografi
Tipe peta
Topografi