J 45 TAHUN
DENGAN KANKER NASOFARING (KNF)
DI RUANG CEMPAKA KELAS III LANTAI V
RS KANKER DHARMAIS
MAKALAH
Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas praktek orientasi pegawai baru
Oleh:
ALBERT GIN GIN ABDULLAH
ROSSANAH
TEGUH MUTTAQIEN
TIKA HANDAYANI
WIDYA YULITA
Oleh:
ALBERT GIN GIN ABDULLAH
ROSSANAH
TEGUH MUTTAQIEN
TIKA HANDAYANI
WIDYA YULITA
KATA PENGANTAR
menyadari
bahwa
makalah
ini
masih
terdapat
banyak
Jakarta, Januari2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORITIS.......................................................................2
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
Pendahuluan..........................................................................................2
Anatomi................................................................................................2
Patofisiologi..........................................................................................2
Etiologi.................................................................................................3
Gambaran Klinis...................................................................................3
Diagnosis..............................................................................................4
Stadium.................................................................................................4
Deteksi Dini..........................................................................................5
Penatalaksanaan Medis.........................................................................5
Konsep Asuhan Keperawatan...............................................................6
PENGKAJIAN.....................................................................................11
DIAGNOSA KEPERAWATAN............................................................21
INTERVENSI KEPERAWATAN.........................................................22
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI (FORMATIF) ..........................25
EVALUASI (SUMATIF) KEPERAWATAN........................................35
BAB IV PENUTUP..........................................................................................36
A. Kesimpulan...........................................................................................36
Daftar Pustaka...................................................................................................37
BAB I
PENDUHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat sebagai tenaga kesehatan harus mampu memberikan asuhan
keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya penurunan angka
kematian akibat Kanker Nasofaring melalui upaya preventif, promotor, kuratif dan
rehabilitatif.Berdasarkan pemaparan diatas, kelompok tertarik membahas Asuhan
Keperawatan pada Tn. Jdengan Kanker Nasofaring.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Perawat mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Kanker Nasofaring.
2. Tujuan Khusus
a. Perawat mampu untuk memahami konsep dasar pasien dengan Kanker
Nasofaring yang meliputi : pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium,
pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan.
b. Perawat mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien
dengan Kanker Nasofaring
c. Perawat mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
dengan Kanker Nasofaring
d. Perawat mampu membuat perencanaan keperawatan pada pasien
dengan Kanker Nasofaring
e. Perawat mampu melakukan intervensi keperawatan pada pasien
dengan Kanker Nasofaring
f. Perawat mampu mengevaluasi keperawatan pada pasien dengan
Kanker Nasofaring
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
sel target dari virus Eipsten Barr ialah sel limposit B. Untuk
mengaktifkan virus ini dibutuhkan suatu mediator. Kebiasaan
mengkonsumsi ikan asin dalam waktu lama secara tetus-menerus mulai
dari masa kanak-kanak merupakan mediator utama yang dapat
mengaktifkan virus eipstein barr sehingga menimbilkan KNF.
Beberapa faktor dianggap berpengaruh menjadi mediator untuk timbulnya
KNF adalah:
Ikan asin, makanan yang diawetkan dan nitrosamin
Sosial ekonomi, lingkungan dan kebiasaan hidup
Sering kontak dengan bahan karsinogen antara lain benzopyren,
benzoantrhancence, gas kimia, asap industri, asap kayu dan
beberapa ekstrak tumbuhan
Ras dan keturunan
Radang kronis di nasofaring. Adanya peradangan yang menahun di
nasofaring menyebabkan mukosa nasofaring menjadi lebih rentan
terhadap karsinogen penyebab KNF.
E. Gambaran Klinis
1. Pembesaran kelenjar leher
2. Hidung
Sumbatan hidung, akibat pertumbuhan tumor ke dalam rongga
nasofaring dan menutupi koana.Gejala menyerupai pilek kronis,
kadang-kadang disertai gangguan penciuman dan adanya ingus
kental.Epistaksis timbul akibat dinding tumor yang rapuh sehingga
iritasi ringan terjadi perdarahan.
3. Telinga
Berupa ganguan pendengaran seperti tuli hantar, rasa penuh di telinga
seperti ada cairan tinnitus atau berdengung.
4. Neurologis
Neuralgia trigeminal unilateral, ofhalmoplegi unilateral, gejala nyeri
kepala hebat yang timbul akibat penekanan tumor pada
durameter.Kesulitan menelan karena hemiparese m. Konstriktor
faringeus superior.Gangguan motorik berupa afoni, disfagia, dan
spasme esophagus.
F. Diagnosis
Untuk dapat menentukan diagnosis KNF dengan cara :
- Endoskopi
- Biopsi nasofaring
- Radiologi
Kesulitan menegakan diagnosis dini :
1. Faktor penderita
Kurangnya pengetahuan masyarakat
Mencari pengobatan alternatif
Keadaan sosial ekonomi rendah
2. Faktor penyakit
Sifat dari KNF yang seringkali tidak menimbulkan keluhan
(nyeri)
Diagnosis dini sukar ditegakan karena : gejala tidak khas
menyerupai rinitis/ sinusitis, letak nasofaring yang tersembunyi
dan hasil biopsi yang negatif.
3. Faktor dokter
Kurangnya kewaspadaan dokter terhadap deteksi dini
Kesulitan dokter mempergunakan sara diagnosis dini karena
harganya mahal.
G. Stadium
Penentuan stadium KNF yang digunakan adalah menurut UICC tahun
1990 yaitu:
T = Tumor Primer
T0 : tidak tampak tumor dinasofaring
T1 : tumor terbatas pada satu lokasi saja (lateral/ posterosuperior dll)
T2 : tumor terdapat pada dua lokasi atau lebih tetapi masih terbatas
didalam rongga nasofaring
T3 : tumor meluas ke kavum nasi dan atau orofaring
T4 : tumor mengenai basis kranii atau nervus kranialis
N = Pembesaran Kelenjar getah bening regional
N0 : tidak ada pembesaran kelenjar
N1 : metastasis tunggal KGB ipsilateral < 3 cm
N2 : metastasis tunggal KGB ipsilateral 3-6 cm atau KGB multiple
ipsilateral < 6 cm atau KGB bilateral / kontra lateral tidak lebih dari 6
cm ukuran terbesar.
N3 : metastasis KGB > 6 cm
M = Metastasis jauh
Mx : adanya metastasis jauh tidak dapat ditentukan
M0 : tidak ada metastasis jauh
M1 : terdapat metastasis jauh
H. Deteksi Dini
Dengan cara mengamati bila ada keluahan seperti:
Hidung sering terasa tersumbat/ sering pilek
Sering epistaksis/ mimisan
Suara berubah/ suara hidung
I. Penatalaksanaan Medis
1. Kemoterapi
Ditujukan untuk membunuh/ menjaga agar tidak terjadi metastasis,
biasanya hal ini juga untuk menghindari pembedahan.
Macam-macam jenis pengobatan dengan kemoterapi:
- Singel agent kemoterapi
MTX (metoteraxtate)
40 mg/ m2 IV 1x / minggu
- Kombinasi thrapy
Cisplatine
100 mg/ m2 IV hari I
5-FV (Fluorancil)
Ifosfamid
Cisplatine
+ radiasi
Cap. Cyclophospamide
Doxorubicin
Cisplatine
2. Radiasi
Tujuan dilakukannnya radiasi adalah untuk mengecilkan massa,
sehingga diharapkan gangguan oksigen dan nutrisi teratasi. Artinya
pasien tidak sesak nafas dan dapat memakan makanan (menelan)
dengan mudah. Untuk pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi
seperti diatas biasanya dilakukan pada pasien KNF staduim I, dan
masalah lain yang terjadi biasanya tidak efektifnya pengobatan tumor
dan adanya gangguan integritas kulit. Komplikasi lain : nyeri,
mocositis, dan infeksi.
3. Pembedahan
Pembedahan biasanya dilakukan untuk pengambilan massa kanker dan
melakukan rekontruksi. Hal ini akan mengakibatkan potensional
kehilangan fungsi struktur kosmetik.
J. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pemeriksaan fisik
Muka asimetris
Perdarahan hidung
Trismus
Reflek menelan berkurang/ terganggu
Suara berubah
b. Pengkajian nyeri
Lihat format pengkajian nyeri
c. Pengkajian psikososial
Respon terhadap diagnosa dan pengobatan :
- Shock
- Cemas
- Takut
- Denial
- Berduka
- Menarik diri
- Menerima
d. Pemeriksaan penunjang
CT-Scan kepala / X-ray : untuk melihat adanya massa
didaerah nasofaring
Thorax foto
Biopsi
Darah lengkap
e. Riwayat keluarga
4) Intervensi :
Jelaskan tentang tujuan radiasi dan alasan dilakukannya
radiasi
Jelaskan kemungkinan perubahan-perubahan yang
terjadi sebagai dampak radiasi
Jelaskan tindakan yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukannya terhadap perubahan yang terjadi, seperti
menggaruk daerah radiasi, pemakaian sabun,
pemakaian sikat gigi
Jelaskan hal-hal apa saja yang harus dilaporkan segera
kepada perawat/ dokter
b. Resiko tinggi terjadinya gangguan nutrisi kurang dari yang
dibutuhkan berhubungan dengan mual sebagai dampak radiasi
1) Data Subyektif : pasien mengatakan rasa mual dan susah
makan
2) Data Obyektif : porsi makan tidak habis
3) Tujuan : gangguan nutrisi tidak terjadi
4) Kriteria :
Berat badan mendekati normal/ tidak mengalami
penurunan
Hb dalam batas normal
5) Intervensi :
Jelaskan pentingnya nutrisi selama radiasi
Jelaskan bentuk makan dan jenis makan yang boleh
dikonsumsi serta makan penganti selama radiasi
Jelaskan cara mengatasi mual yang belebihan
Kolaborasi dengan dokter, bila pasien tidak dapat
mengatasi mualnya, untuk diberikan obat-obatan
Ukur berat badan tiap minggu
mudah terinfeksi
kurang energi yang dibakar, lemah, letih,
d) Infrmed consent
3) Pendidikan pasien dan keluarga
Pengertian, kesediaan dukungan moral dan dana
b. Pengkajian post kemoterapi
1) Pengkajian ulang terhadap perubahan : respon tumor, status
perbaikan, ditemukan kelainan
2) Penanganan efek kemoterapi
3) Pendidikan pasien dan keluarga
2. Diagnosa keperawatan
a. Kurang pengetahuan berhubungan dengan efek samping
kemoterapi
Data Subyektif : pasien dan keluarga menanyakan efek
samping kemoterapi
Data Obyektif : pasien banyak bertanya tentang pengobatan
kemoterapi
Tujuan : pasien dan keluarga dapat menyebutkan efek
samping kemoterapi dan bekerjasama dengan perawat
Kriteria : pasien dapat bekerjasama dengan perawat
Rencana Tindakan :
1) Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang
efek samping kemoterapi
2) Kaji pengalaman sebelumnya dengan diagnosa dan
pengobatan kanker
3) Kaji mengenai proses penyakit dan rencana pengobatan
4) Berikan informasi tentang kemoterapi dan efek
sampingnya yang belum diketahui dan belum
dimengerti oleh pasien.
b. Gangguan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek
samping kemoterapi
Data Subyektif : pasien mengatakan rasa sakit dan tidak
enak pada rongga mulut
Data Obyektif : terdapat kemerahan pada rongga mulut
Tujuan : tidak terjadi gangguan membran mukosa mulut
Kriteria :
1) Tidak ada tanda kemerahan pada rongga mulut
2) Perdarahan pada rongga mulut tidak ada
3) Flag-flag putih tidak ada
4) Luka pada rongga mulut tidak ada
Rencana Tindakan :
1) Kaji mukosa mulut, palatum, lidah, gusi, bibir dinding
dasar mulut, dan sebelah dalam lidah
2) Catat adanya tanda kemerahan, luka perdarahan, flagflag putih, dan konsistensi air ludah
3) Ajarkan/ lakukan oral hygiene dengan cairan fisiologis,
air matang, atau obat kumur
1) Post kemoterapi
2) Lekosit < 1000
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriteria :
1) Lekosit > 2000
2) Suhu, nadi, pernafasan dalam batas normal
Rencana Tindakan :
1) Observasi tanda-tanda vital
2) Kali bagian-bagian tubuh yang beresiko terjadi infeksi :
mulut, gusi, luka, adanya tindakan invasive, dan
perianal
3) Monitor jumlah granulosit, terutama jumlah neutrofil
4) Gunakan teknik steril dalam melakukan tindakan
5) Cuci tangan sebelumdan sesudah tindakan
6) Jaga kebersihan lingkungan
7) Gunakan masker
8) Batasi pengunjung
9) Monitor makanan yang masuk ruangan
10) Pertahankan personal hygiene
11) Beri terapi sesuai program
g. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan kadar trombosit
yang menurun / rendah
Data Subyektif : (-)
Data Obyektif :
1) Kadar trombosit turun < 20.000 mmol/I
2) Pasien post kemoterapi
Tujuan : perdarahan tidak terjadi
Kriteria :
1) Kadar trombosit > 25.000 mmol/I
2) Tidak ada epistaksis
3) Tidak ada ptekie
Rencana Tindakan :
1) Kaji daerah yang sering terjadi perdarahan : membran
mukosa, kuli, saluran pencernaan, pernafasan,
perkemihan, inrakranial.
2) Monitor tanda-tanda vital
3) Monitor hasil laboratorium
4) Observasi dan monitor tingkat kesadaran
5) Hindari cedera atau trauma
6) Minimalkan tindakan invasive
7) Kolaborasi dengan medis dalam pemberian terapi
supportif
h. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan
ekstravasasi
Data Subyektif : (-)
Data Obyektif : pasien sedang dalam pemberian kemoterapi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN. J 45 TAHUNDENGAN KANKER NASOFARING (KNF)
A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk ruang Cempaka : Jumat, 23/01/2015
Tanggal pengkajian
: Jumat 23/01/2015
1. Identitas Pasien
Nama
: Tn. J
No MR
: 177166
Umur
: 45tahun
Agama
: Kristen
Pekerjaan
: Wiraswasta
Pendidikan terakhir
: Tamat SMA
Status perkawinan
: Menikah
Alamat
: Aroma Jorong Koto Ateh Batumbuk Talang
Diagnosa medis
Penanggungjawab
Alamat
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri di leher kiri
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan penyakit yang dialamnya sudah berlangsung
kurang lebih 5 bulan yang lalu, mulanya terdapat benjolan kecil
seukuran bola kelereng pada leher kiri atas, kemudian pasien
menjalani mengobatan alternative selama 2 bulan, tetapi benjolan
tersebut semakin membesar sampai sebesar bola tenis. Pasien
kemudian memeriksakan diri ke RSI IBNU SINA YARSI SUMATRA
BARAT. Di RS tersebut, dilakukan pemeriksaan biopsy dan ternyata
dari hasil PA menunjukkan adanya karsinoma berdiferensiasi buruk
yang telah menginfiltrasi ke sisi sebelah kiri. Dokter RSI IBUN SINA
YARSI SUMATRA BARAT setelah itu merujuk pasien ke RS.
KANKER DHARMAIS. Pasien kemudian datang ke RS Dahrmais
pada bulan januari dan dilakukan beberapa pemeriksaan seperti USG
abdomen, bone scan, foto thorax dan MSCT Nasofaring di rawat jalan.
Tanggal 23 januari pasien masuk ruang rawat inap Cempaka kelas 3
untuk dijadwalkan menjalani kemoterapi sebanyak 5 kali.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya.
5 bulan yang lalu pasien mengatakan pernah ke RSI IBNU SINA
YARSI SUMATRA untuk melakukan biopsy.
d. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan bahwa dari semua anggota keluarganya tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit kanker, jantung, ginjal, hipertensi, dan
diabetes.
3. Pengkajian Berdasarkan Kebutuhan Dasar Manusia
Aktivitas/
Istirahat
Gejala (S)
Tanda (O)
Sirkulasi
Gejala (S)
Tanda (O)
Nutrisi
&
Cairan
Gejala (S)
Tanda (O)
Eliminasi
Gejala (S)
Tanda (O)
Pernapasan
Gejala (S)
Tanda (O)
Higiene
Gejala (S)
Tanda (O)
Seksualitas
Gejala (S)
Tanda (O)
Neurosensori
Gejala (S)
Tanda (O)
Tanda (O)
Psikososial
Gejala (S)
Tanda (O)
dimulai.
Kebutuhan
Komunikasi/
Pendidikan
&
Pengajaran
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: composmentis, GCS E4M6V5
TTV
Kepala
36,1C
Bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada ketombe, tidak
Mata
Telinga
Mulut
kurang pendengaran
& Mukosa bibir kering, tidak terdapat sariawan, gigi bersih dan
Gigi
Leher
putih, gigilengkap
Bentuk tidak simetris, terdapat benjolan dileher kiri atas,
Jantung
Paru
Abdomen
atas
Ekstremitas
bawah
Genetalia
Skor 1 saat
Resiko
Riwayat jatuh, yang terbaru atau
2.
4.
5.
6.
masuk tanggal
23-01-15
1.
3.
Skala
Tidak 0
Ya 25
Tidak 0
Ya 25
0
15
30
Tidak 0
Ya 25
0
0
0
25
0
0
15
30
0
15
25
RR
YANG MENILAI
6. Barthel Indek (pengkajian status fungsional)
No
.
1.
Fungsi
Mengendalikan
Skor
Keterangan
2.
pencahar)
besar (BAB)
1
2
Skor
Mengendalikan
2
0
1
rangsang berkemih
2
3.
Skor
Membersihkan
diri
rambut,
kadang-kadang
tidak
terkendali
(1x seminggu)
Tidak terkendali
Tidak terkendali/ pakai kateter
Kadang-kadang tidak terkendali
(hanya 1x24 jam)
Mandiri
2
0
1
1
0
1
sikat
gigi)
4.
Skor
Penggunan
kloset
masuk
keluar
dan
(melepaskan,
memakai
celana,
membersihkan,
5.
menyiram)
Skor
Makan
2
0
1
2
6.
Skor
Berubah posisi dari
berbaring ke duduk
2
0
1
Tidak mampu
Perlu
pertolongan
memotong
makanan
Mandiri
Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bisa
duduk (2 orang) bantuan minimal 1
2
7.
Skor
Berpindah/ berjalan
2
0
orang
Mandiri
Tidak mampu
8.
Skor
Memakai baju
9.
Skor
Naik turun tangga
10.
Skor
Mandi
Skor
Total skor
1
2
3
3
0
1
2
2
0
1
2
2
0
1
1
20
7. Pemeriksaan Penunjang
- Hasil pemeriksaan MSCT NASOFARING pada tanggal 14 Januari
2015 tanpa dan dengan kontras potongan aksial dan koronial, tebal
irisan 7-10 mm.
Kesan : masa nasofaring kiri meluas ke mid-line kanan, retrofarings
kanan kiri dan parafarings kiri.multipel limpadenopati juguler kiri dan
-
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
Blast
Pro Mielosit
HASIL
14,0
8,40
294
RUJUKAN
13,0-18,0
5,0-10,0
150-440
0
1
0
50
30
10
0
0
0
0-1
1-3
2-5
50-70
20-40
2-8
Pro Limposit
Pro Monosit
Eritrosit Berinti
Eritrosit
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
Absolut Neutrophil Count
Protein total
Albumin
Globulin
LDH
SGOT
SGPT
GDS Sewaktu
Ureum Darah
Kreatinin Darah
eGFR
Asam urat
HbsAg
0
0
4,56
39,4
86,4
30,7
35,5
12,4
4,43
7,7
4,5
3,2
1060
37
44
130
17
1,09
77,5
8,5
Non Reaktif
4,60-620
40-54
80-100
26-34
32-36
11,5-14,4
2,50-7,00
6,6-8,7
3,2-5,2
1,5-3,0
240-480
0-38
0-41
< 180
19-44
< 1,17
> 60
3,4-7,0
Non Reaktif
8. Terapi
Nama
9. Analisa data
No
1.
Data
Masalah
keperawatan
Data subyektif :
Gangguan rasa
Pasien mengatakan nyeri pada leher atas
nyaman (nyeri)
Data objektif :
a. TD : 120/90 mmHg, RR : 19 x/menit
b. Tampak benjolan besar pada leher kiri
pasien
c. Terdapat nyeri tekan pada leher kiri atas
2.
Resiko infeksi
3.
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal 23-01-2015, pre kemoterapi :
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses penyakit
b. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai tindakan
medis
c. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
Tanggal 24-01-2015, post operasi
d. Resiko side efek kemoterapi berhubungan dengan proses kemoterapi
e. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Diagnosa
Tujuan dan kriteria
1. Gangguan rasa Tujuan
:
nyeri 1)
2)
nyaman (nyeri) berkurang
3)
Kriteria hasil :
berhubungan
- TTV dalam batas
dengan proses
normal
penyakit
4)
- Secara
verbal
mengatakan nyeri
-
Intervensi
Pantau TTV pasien
Kaji tingkat nyeri pasien
Ajarkan pasien teknik
relaksasi dan distraksi
jika sedang nyeri
Anjurkan pasien posisi
yang
nyaman
mengurangi nyeri
dapat dikendalikan
5) Kolaborasi :
Tidak menunjukan
Terapi analgetik
ekspresi nyeri dan
gelisah
untuk
2.
Cemas
Tujuan
bergubungan
cemas
Kriteria hasil:
kurang
pengetahuan
mengenai
Cemas berkurang
lengkap
Wajah tidak tegang 3) Ajarkan teknik nafas
Tidak gelisah
dalam
agar
cemas
tindakan medis
3.
berkurang
: tidak terjadi 1) Kaji tanda dan gejala
infeksi
Kriteria hasil:
-
infeksi
2) Lakukan
aseptik
tindakan
untuk
setiap
tindakan
3) Lakukan perawatan luka
4) Cuci tangan sebelum
dan
serta
setelah
tindakan,
memakai
alat
Jam
16.00
16.10
N0.
Dx
1
Implementasi
1) Memantau TTV pasien
2) Mengkaji tingkat nyeri pasien
3) Mengajarkan
pasien
teknik
relaksasi
16.15
dan
sedang nyeri
4) Menganjurkan
18.00
EVALUASI
distraksi
jika
16.15
S : pasien mengatakan masih terasa nyeri pada leher kiri atas ALBERT
pasien
O : TD= 130/80 mmHg, Nadi=90 x/menit, RR= 20x/menit,
Suhu= 36,3C. Wajah pasien terlihat tegang dan tangan
pasien
yang nyaman untuk mengurangi besar pada leher kiri pasien, terdapat nyeri tekan pada leher
nyeri
5) Kolaborasi :
Terapi analgetik
16.00
16.00
PARAF
posisi
semi
untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi :
Terapi analgetik mefinal
S : pasien mengatakan sedikit masih sesak
O : Tampak napas dalam dan berat, RR: 20 x/menit, terdapat
otot-otot bantu pernafasan
ALBERT
fowler
4) Mengobservasi
16.20
yang
akan
menimbulkan cedera
2) Memberikan penjelasan
dan
mendengar
O : Pasien sering bertanya berulang kali saat diajukan
warna
kulit
membrane mukosa
16.00
16.20
1) Mengkaji
faktor
lebih keras
3) Memberikan penjelasan dengan
menulis pada kertas agar pasien
pertanyaan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi :
Beri penjelasan dan berbicara kepada pasien dengan
paham
1) Mengkaji tingkat cemas
2) Memberikan pejelasan
16.30
lebih keras
Beri penjelasan dengan menulis dikertas
S:
untuk
ALBERT
ALBERT
Jam
16.10
16.20
N0.
Dx
1
Implementasi
1) Memantau TTV pasien
2) Mengkaji tingkat nyeri pasien
EVALUASI
PARAF
ALBERT
atas pasien
3) Mengajarkan
relaksasi
16.25
pasien
dan
sedang nyeri
4) Menganjurkan
18.00
distraksi
pasien
posisi
16.10
16.30
16.20
pola
pasien
2) Memantau
16.25
16.10
1) Mengkaji
pada leher kiri atas pasien, skala nyeri 2-3 hasil lab. Tgl 17-
pernafasan
ALBERT
pasien,
terutama pernafasannya
3) Menganjurkan posisi
semi
fowler
4) Mengobservasi
kulit
warna
membrane mukosa
1) Mengkaji faktor yang akan
menimbulkan cedera
2) Memberikan penjelasan
mendengar
O : Pasien sering bertanya berulang kali saat diajukan
dan
pertanyaan
16.30
lebih keras
3) Memberikan penjelasan dengan
menulis pada kertas agar pasien
bisa mengerti dan tidak salah
paham
Tanggal
18-12-
Jam
08.00
N0.
Dx
1
14
EVALUASI
sedang nyeri
4) Menganjurkan
distraksi
jika
08.00
PARAF
pasien
posisi benjolan besar pada leher kiri pasien, terdapat nyeri tekan
yang nyaman untuk mengurangi pada leher kiri atas pasien, skala nyeri 2-3
nyeri
5) Kolaborasi :
Terapi analgetik
08.00
lebih keras
Beri penjelasan dengan menulis dikertas
Implementasi
relaksasi
14.00
1) Mengkaji
pasien
2) Memantau
pola
pernafasan
TTV
terutama pernafasannya
pasien,
ALBERT
08.10
08.00
3) Menganjurkan
posisi
semi
fowler
4) Mengobservasi
warna
kulit
membrane mukosa
1) Mengkaji faktor yang akan
menimbulkan cedera
2) Memberikan penjelasan
08.10
dan
lebih keras
3) Memberikan penjelasan dengan
menulis pada kertas agar pasien
bisa mengerti dan tidak salah
4
08.15
13.00
ALBERT
08.00
08.10
P : lanjutkan intervensi :
Pantau TTV, terutama pernafasan
Anjurkan posisi semi fowler
paham
1) Mengkaji tingkat cemas
2) Memberikan pejelasan untuk
pasien
setiap tindakan secara lengkap
O : Wajah pasien tampak tegang, gelisah, sering bertanya
3) Mengajarkan
teknik
nafas
bagaimana hasil tindakan biopsi
dalam agar cemas berkurang
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
Berikan penjelasan untuk setiap tindakan secara lengkap
1) Mengkaji tanda dan gejala S :
O : terdapat balutan di leher kiri atas pasien, pasien
infeksi
ALBERT
ALBERT
13.10
2) Melakukan
tindakan
aseptik
13.10
13.00
LAB
1) Mengkaji
tanda
dan
gejala
perdarahan
2) Memantau TTV
3) Melakukan perawatan luka
4) Memantau hasil pemeriksaan
13.10
13.15
13.20
laboratorium
Tanggal
19-1214
Jam
08.10
N0.
Dx
1
ALBERT
Implementasi
EVALUASI
PARAF
ALBERT
atas pasien
relaksasi
dan
sedang nyeri
4) Menganjurkan
10.00
distraksi
pasien
posisi
08.10
08.20
4
pernafasan
pasien,
terutama pernafasannya
3) Menganjurkan posisi
semi
fowler
4) Mengobservasi
kulit
warna
membrane mukosa
1) Mengkaji tingkat cemas
2) Memberikan pejelasan untuk
ALBERT
08.25
08.10
pola
pasien
2) Memantau
08.10
08.10
08.20
1) Mengkaji
besar pada leher kiri pasien, terdapat nyeri tekan pada leher
S:
ALBERT
ALBERT
08.20
2) Melakukan
tindakan
aseptik
08.20
08.20
10.00
baraskot, handscoon)
5) Kolaborasi :
Terapi antibiotik, pemeriksaan
LAB
08.10
08.15
08.20
11.00
1) Mengkaji
tanda
dan
gejala
perdarahan
2) Memantau TTV
3) Melakukan perawatan luka
4) Memantau hasil pemeriksaan
laboratorium
ALBERT
Catatan Perkembangan
S: Pasienmengatakan nyeri sudah berkurang, sudah tidak sesak,
13:00 wib
P: Lanjuntkan intervensi :
Pasien sudah dibolehkan pulang oleh dokter, kemudian kontrol ulang setelah ada
hasil biopsi. Membawa obat mefinal 500 mg diminum 2x1/ hari (06-18).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar pustaka
SAK RS. KANKER DHARMAIS REVISI 2008