Ciri-ciri struktural
Daerah patahan yang diakibatkan oleh magma banyak di temukan di daerah endapan tembaga
porfiri. Perpotongan atau persilangan patahan dengan patahan yang banyak merupakan daerah
yang sangat penting. Di beberapa daerah, lokasi pluton berada pada batas oleh susunan struktur
bagian bawah (Schmitt, 1966; Hollister 1976 dan yang lainnya), atau berskala besar, lingkaran,
penurunan kawah ( Egger,1979)
Proses pembentukan endapan-endapan pada umumnya sangat Kompleks. Peristiwa intrusi sering
menghasilkan patahan-patahan dan patahan yang terbentuk mengalami pembentukan ulang
sepanjang daerah yang mengalami patahan. Selain itu, dyke mengganti posisi, formasi dari
breksi dan patahan yang dihasilkan, di isi oleh larutan hidrotermal yang terperangkap dimana
larutan hidrotermal mengganti dan membentuk sebuah sistem plumbing diikuti oleh mineralmineral yang dibawa oleh larutan hidrotermal. Proses selanjutnya merupakan proses seperti
proses diatas yang dapat ditemukan pada perpotongan silang antara urat-urat, pecahan dan
patahan pada mineral-mineral.
muatan positif dan akan setimbang membentuk cairan hidrotermal. Reaksinya teratur, dan
tersebar hampir kesemua bagian, dan dikontrol oleh suhu dan tekanan, tetapi hanya dengan
penyebaran komposisi dan cairan yang dinamis yang terjadi di sekitar batuan samping.
Empat tipe alterasi pada umumnya antara lain: propylitik, argillik, phyllik, dan potassik.
Dibawah kondisi hidrolisis yang lemah, kuarsa dan alkali feldspar merupakan mineral stabil,
tetapi plagioklas dan mineral mafik bereaksi dengan larutan sampai membentuk kelompok
propylitik yang terdiri dari pembentukan albit sampai plagioklas, chlorite, epidote, karbonat, dan
montmorilonit (dengan atau tanpa hidromika) atau seperti biasanya tremolite/actinolite. Proses
hidrolisis yang terjadi secara terus menerus menghasilkan sebuah perubahan lagi membentuk
argilik atau bahkan phylic. Kelompok argilik terdiri dari atau dikelompokan berdasarkan
komposisi kuarsa, kaolinit, dan klorit bahkan dengan sedikit montmorilonit, sehingga
menghasilkan kelompok- kelompok phylic. Kelompok phylic memiliki karakteristik yang
disusun olen kuarsa, dan sericite, biasanya bersama dengan pyrite. Proses hidrolisis yang terjadi
secara terus menerus, pada temperatur yang tinggi, bisa menghasilkan kelompok argilic yang
lebih bagus yang terdiri dari kuarsa, piropilit, kaolinit atau dickit, dan dibeberapa tempat
membentuk andalusit. Di bawah kondisi hidrolisis yang intensif dan kuat, produk akhir dari
sebuah proses alterasi adalah adanya perubahan bentuk dari kuarsa yang makin
berkurang/keropos.Alterasi potasik terjadi pada suhu dan temperatur yang tinggi dan adanya
larutan hidrotermal yang mengisi. Kondisi tersebut sama seperti daerah/lingkungan bekas
magma kecuali dimana batuan sampingnya merupakan granit atau kuarsa monzonit, semua
unsure pokok dari batuan tidak stabil. Kelompok alterasi khususnya terdiri dari kuarsa (biasanya
merupakan butiran-butiran), k-feldspar, biotit, intermediet plagioklas (Oligoklas hingga
andesine) dan sedikit anhidrit.
Model pada umumnya, kelompok alterasi membentuk zona atau daerah-daerah yang berbedabeda dekat intrusi mineral. Mereka membentuk kulit dengan inti dari kelas alterasi potasik dan
phillik serta daerah-daerah alterasi argilik dan propilitik (menjadi batuan samping yang tidak
mengalami perubahan (Lowell dan Guilbert, 1970).
Dalam kenyataan, rangkaian alterasi, pembentukan atau pengendapan yang sempurna sangat
dipengaruhi oleh komposisi dari kelompok batuan sampingnya ( Guilbert dan Lowell, 1974).
Sebagai Contoh, alterasi potasik yang bisa menghasilkan k-feldspar sekunder dan sericit pada
riolit tetapi biotit dalam andesin. Selanjutnya, tekanan, suhu, dan permeablitas, kondisi-kondisi
dimana mencerminkan daerah-daerah baik lateral atau vertikal yang terbentuk akibat alterasi,
yang mengalami perubahan selama prose mineralisasi. Perubahan-perubahan ini dengan rentang
waktu yang berbeda-beda antar lapisan dan perpotongan silang yang membentuk urat yang
mencerminkan alterasi, mengganti waktu pembentukan pada saat mineralisasi. Pada
kenyataannya, batuan yang mengalami perubahan yaitu patahan atau perubahan yang lebar
sangatlah mudah dan sempurna untuk diisi oleh larutan hidrotermal. Ada banyak batuan utama,
dimana alterasi mempengaruhi dan mengontrol patahan dan bentuk urat, perubahan suhu dan
tekanan, dan komposisi cairan serta perubahan lainnya yang berasal dari berbagai macam
mineral-mineral yang telah berubah. Seringkali juga patahan atau bentuk urat berbeda dengan
kelompok alterasi. Lapisan-lapisan yang memiliki urat-urat perpotongan silang memiliki
hubungan dengan endapan tembaga porfiri. Urat-urat itu menunjukan bahwa adanya proses atau
peristiwa patahan dan pengisian oleh larutan hidrotermal dimana proses-proses itu terjadi dari
waktu-ke waktu.Urutan waktu dari peristiwa yang terjadi dimulai dari daerah yang paling tua
atau lebih awal terbentuk kemudian menuju pembentukan yang lebih muda di tempat yang sama
(ada dua kali pembentukan), tipe urat yang mengalami alterasi biasanya potasik dan propilitik,
kemudian phyllik, dan pada akhirnya membentuk argillik.