Anda di halaman 1dari 3

Nama

: Filzah Putri

NPM

: 1206258755

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)


Pengertian dan Hakikat Syariah

Syariah menurut bahasa berasal dari kata kerja (fiil madli) Syaraa yang berarti : Memulai,
Mengarahkan, Menerangkan. Makna lain (dalam bentuk kata benda); Al-Syirah = adat
kebiasaan, Al-Syaraah =kapal laut (perahu). Menurut makna Quraninya, Syariah adalah
Jalan yang jelas yang membawa kepada kemenangan (QS. Al-Maidah ayat 48, QS.AsySyuura ayat 13, QS. Al-Jaatsiyah ayat 18).

Menurut istilah kata syariah dapat dijelaskan dengan dua pengertian, yaitu pengertian yang
bersifat umum dan pengertian yang besifat khusus. Menurut pengertian umum, syariat Islam
berarti keseluruhan ketentuan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Quran dan al-Hadits. Ini
berarti syariat mencakup seluruh ajaran agama Islam yang meliputi bidang aqidah, akhlaq
dan bidang amaliyah (perbutan nyata).

Syariah menurut pengertian khusus, berarti ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan


agama Islam yang nyata, yakni bidang amaliyah, yang tidak mencakup bidang aqidah dan
akhlaq. Syariah dalam pengertian khusus tersebut adalah ketentuan-ketentuan atau
peraturan-peraturan hukum yang mengatur segala perbuatan serta tingkah manusia,
khususnya umat Islam. Ketentuan tersebut terbagi dalam dua bagian, yaitu;
1.

Ketentuan yang mengatur perbuatan yang dikerjakan untuk mendekatkan diri


kepada Allah; dikenal dalam Islam dengan nama ibadah, yang meliputi: shalat, zakat
puasa dan haji. Ia bersifat detil dan operasional.

2.

Ketentuan hukum yang mengatur perbuatan yang dilakukan untuk menjaga


tata tertib, mencegah kekacauan dan agar diperoleh kemaslahatan hidup bersama
dalam masyarakat yang dikenal dengan hukum muamalat. Bidang ini meliputi
1

masalah keluarga, harta kekayaan, warisan, jual beli dan hal-hal yang menyangkut
hubungan masyarakat Islam dengan masyarakat non muslim. Ia bersifat global

Syariah bekerja dalam tiga kerangka dasar dalam pelaksanaanya;

Dharuriyat; sesuatu yang mutlak dan harus ada untuk menopang kehidupan, baik
dalam urusan agama maupun keduniaan. Seandainya sesuatu itu tidak ada
menyebabkan kerusakan dan kebinasaaan dan akan meyebabkan adanya ancaman
siksa di akhirat kelak. Draruriyan ini dapat disebut sebagai kebutuhan primer. Contoh;
Iman dan syahadatain dalam urusan agama, makan dan minum dalam urusan
memelihara diri dan akal, dll.

Hajjiyat, sesuatu yang sangat dibutuhkan manusia, jika sesuatu itu tidak ada, maka
manusia akan kesulitan dalam hidup. Hanya saja kesulitan itu tidak menjadikan
kehancurannya. Contoh; keringanan pelaksanaan shalat bagi orang sakit, boleh
menceraikan istri yang jika perkawinan tersebut dipertahankan akan manimbulkan
kesulitan yang lebih besar, dll

Tahsiniyat; sesuatu yang bersifat sebagai penyempurna. Artinya keberadaan sesuatu


itu akan menyempurnakan suatu urusan, jika ia tidak ada, tidak akan meyebabkan
kecacatan. Contoh, berhias diri jika mau ke pertemuan, mamakai pakaian baru di
bulan syawal.

Prinsip-prinsip dalam syariah yaitu tidak memberatkan, seperti keinganan berbuka puasa
bagi yang sedang sakit atau dalam pejalanan; menyedikitkan beban, berangsur-angsur dalam
mentapkan hukum; memerhatikan kemaslahatan manusia dan keadilan yang merata.

Tujuan syariah yaitu pertama, untuk memelihara agama (Hifdz al Din) yang
dijadikan pedoman hidup dalam hablumminallah dan hablumminannas, sehingga manusia
akan sejahtera dan tentram di dunia dan akhirat. Cara menjaga agama adalah dengan
2

menjalankan segala yang telah disyariatkan. Kedua, memelihara jiwa (Hifdz al Nafs) yaitu
kewajiban menjaga dan memelihara jiwa manusia, seperti firman Allah dalam surah Al Isra
ayat 33 tentang larangan membunuh sesame. Ketiga, memelihara akal (Hifdz al Aql) yaitu
kewajiban menjaga dan memelihara akal, karena akal merupakan anugerah Allah yang tidak
diberikan kepada makhluk selain manusia. Keempat,memelihara keturunan (Hifdz al Nasl)
yang baik karena dengan memelihara keturunan, agama akan berfungsi, dunia akan terjaga
dan bumi akan termakmurkan. Kelima, memelihara harta (Hifdz al Mal) yaitu kewajiban
menjaga harta dalam rangka sebagai sarana untuk beribadah kepadanya.

Daftar Pustaka
Afandi, M. Y., 2007. Pokok pokok ajaran islam. 15 Desember 2007: 13 hlm
http://dc189.4shared.com/doc/pnydDHXt/preview.html. 17 Maret 2013, pk 02.10 WIB

Anda mungkin juga menyukai