| Temuan LK KL yang Mempengaruhi
| Kewajaran LKPP
Aula)
Terdapat kelemahan dalam pencatatan dan penatausahaan aset tetap
(temuan berulang)
BCU)
1. Terdapat PNBP yang terlambat/belum disetorkan ke Kas Negara,
kurang/belum dipungut, digunakan langsung di luar mekanisme APBN
dan dipungut melebihi tarif PP (temuan berulang)
2. Terdapat perbedaan realisasi pendapatan hibah antara LKPP dan LK BA
Pengelolaan Hibah yang tidak dapat dijelaskan dan penerimaan hibah
langsung KL yang belum dilaporkan kepada BUN dan dikelola di luar
mekanisme APBN (temuan berulang)
cwTemuan LK KL yang Mempengaruhi
| Kewajaran LKPP
i
Temuan lainnya pada LK KL yang tidak mempengaruhi opini LKPP Tahun 2011 namun
berpotensi mempengaruhi kewajaran LKPP Tahun 2022 :
1, Pertanggungjawaban Belanja perjalanan dinas yang tidak sesuai dengan
ketentuan dan berindikasi kerugian negara
2. Pengelompokkan jenis belanja pada saat penganggaran tidak sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan
3. Pertanggungjawaban penggunaan Belanja Barang, Belanja Modal dan Belanja
Bantuan Sosial tidak sesuai ketentuan dan berindikasi kerugian negara
4. Kesalahan perlakuan pajak atas belanja yang dilakukan oleh K/L sehingga
mengakibatkan kekurangan penerimaan negara
5. Pencatatan dan pengelolaan Kas di Bendahara Pengeluaran belum tertib.Temuan Aset Tetap
a
a
Terdapat kelemahan dalam pencatatan dan penatausahaan
aset tetap
LHP LKPP Tahun 2010 mengungkapkan masalah Aset Tetap yang belum seluruhnya ditakukan
Inventarisasi dan Penilaian Kembali (IP), masih berbeda dengan leporan hasil IP dan belum didukung
pencatatan pengguna barang yang memadai.
Pemerintah belum sepenuhnya menindaklanjuti permasalehan tersebut sehingga masih ditemukan
masalah sbb:
Y Aset Tetap belum dilakukan IP
Y Masih terdapat selisih absolut antara pencatatan hasil IP di Neraca KL dengan laporan hasil IP
DUKN
Aset Tetap yang tidak diketahui keberadaannya
Hasil IP atas Aset Tetap dicatat ganda
Tanah jalan nasional pada LK Kementerian PU Tahun 2010 dilaparkan tanpa nilai dan menjadi salah
satu alasan pengecualian dalam opini BPK. Pada Tahun 20lI, Kementerian Pll mencatat rilai tanah
jalan nasional di neraca berdasarkan nilai NJOP dan nilai estimasi.
PNEP yang terlambat/belum disetar ke Kas Negara
> PNBP yang kurang dan belum dipungut
>PNBP yang digunakan langsung dan/atau tanpa didukung Peraturan
PemerintahTemuan Hibah
= perbedaan realisasi pendapatan hibah antara LKPP dan LK BA Pengelolaan
Hibah yang tidak dapat dijelaskan dan penerimaan hibah langsung K/L yang belum
dilaporkan kepada BUN dan dikelola di luar mekanisme APBN
QULHP =BPK atas LKPP Tahun 20/0 mengungkapkan
permasalahan pencatatan hibah yaitu: (I) rekonsiliasi sesuai
peraturan bersama antara DUPB dan DuPU telah dilakukan,
tetapi penerimaan hibah yang dilaporkan dalam LRA LKPP
Tahun 2010 masih berbeda dengan LK Bagian Anggaran
Hibah (BA 999.02) yang disusun oleh DUPU; dan (2) masih
terdapat KL yang belum melaporkan penerimaan hibahnyaA. BELANJA PERJALANAN DINAS
| Pertanggungjawaban belanja perjalanan dinas tidak sesuai ketentuan |
j dan berindikasi kerugian negara
QULHP atas LKPP Tahun 2010 mengungkapkan permasalahan terkait realisasi
Belanja Perjalanan Dalam Negeri, yaitu: pertanggungjawaban realisasi belanja
perjalanan dinas digunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak pernah
dilakukan, pembayaran biaya perjalanan dinas ganda, perjalanan dinas tidak
dilaksanakan sesuai bukti pertanggungjawaban, dan perjalanan dinas tidak
didukung bukti pertanggungjawaban. Atas permasalahan tersebut, BPK
merekomendasikan agar Pemerintah agar meninjau kembali mekanisme
pelaksanaan dan pertanggungjawaban kegiatan perjalanan dinas yang dapat
meminimalkan risiko penyalahgunaan biaya perjalanan dinas.a
B. PENGELOMPOKAN JENIS BELANJA
_| Pengelompokkan jenis belanja pada saat penganggaran tidak
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan
LHP atas LKPP Tahun 2009 dan Tahun 2010 mengungkapkan permaselahan
ketidaksesuaian antara klasifikasi anggaran dengan realisasi.
Hasil pemeriksaan atas LKKL tahun 201, BPK masih menemukan permasalahan
ketidaksesuaian antara klasifikasi anggaran dengan realisasinya, dengan rincian
sebagai berikut:
* Masih ditemukan anggaran Belanja Modal direalisasikan untuk Belanja Barang
* Masih ditemukan anggaran Belanja Barang direalisasikan untuk Belanja Modal
+ Masih ditemukan anggaran Belanja Barang dan Belanja Modal direalisasikan untuk
Belanja Bansos
+ Masih diterukan anggaran Belanja Bansos direalisasikan untuk Belanja Barang
reer ett reanriatenrrn ae acteeerreerereneeteneeC. PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN BELANJA
Pertanggungjawaban penggunaan belanja barang, belanja modal, dan belanja bantuan sosial ]
oo
tidak sesuai ketentuan dan berindikasi kerugian negara
1 Hasil pemeriksaan secara uji petik atas bukti pertanggungjawaban keuangan atas Belanja
Barang, Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial menunjukkan hal-hal sebagai berikut (Lanjut):
a. Kelebihan pembayaran, karena :
> Kekurangan volume pekerjaan;
> Tidak sesuai spesifik yang dipersyaratkan dalam kontrak;
> Lain-lain, seperti kelebihan pembayaran honorarium, dan pembayaran biaya langsung
personil.
b. Pemahalan harga pekerjaan. Pemahalan harga terjedi seperti pada saat pelelangan, dalam
analisa harga satuan yang diajukan kantraktor tidak memperhitungkan keuntungan dan
biaya overhead, namun pada saat dilakukan addendum pekerjaan tambah kurang, dalam
analisa harga satuan atas pekerjaan baru/belum ditawarkan pada saat pelelangan,
kontraktor memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead, demikian juga dengan
harga kontrak jasa konsultan pengawas lebih tinggi dari harga yang seharusnya
dikarenakan jangka waktu yang diperhitungkan melebihi dari jangka waktu pekerjaan
konstruksi yang diawasi; aD. PERLAKUAN PAJAK ATAS BELANJA
Terjadi kesalahan perlakuan pajak atas belanja yang dilakukan oleh KL sehingga
mengakibatkan kekurangan penerimaan negara
QSesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku, belanja Pemerintah merupakan objek yang harus dikenakan
pajak sesuai dengan jenis dan tarif yang berlaku. denis pajak yang
dikenakan dapat berupa: PPh Pasal 4 ayat 2, PPh Pasal 21, PPh Pasal
22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26 serta PEN dan PPNBM. Penghitungan
pemotongan/pemungutan pajak dilakukan oleh Bendahara
Pemerintah, baik atas SPM LS maupun SPM untuk UP/TU ataupun
GU/GUP. Penghitungan tersebut tersaji dalam SPP, SPM, Faktur Pajak
dan Surat Setoran Pajak (SSP).TEMUAN AUDIT BPK ATAS
PERJALANAN DINAS
Harga
Berbeda
~~ eo
Perjalanan Dinas
Belum Didukung
Bukti
yang VALID
E> Tidak
Terkonfirmasi