Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PERSIAPAN DALAM PERSALINAN

BAB I
PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG
Kehamilan dan persalinan adalah proses yang normal, tetapi tidak
menutupkemungkinan akan timbul berbagai masalah. Oleh karena itu,
dibutuhkan pemantauankesejahteraan janin, serta persiapan persalinan dan
kelahiran yang matang Orang-orangdi sekitarnya seperti bidan dan terutama
keluarga harus turut serta menjagakesejahteraannya.
b. TUJUAN
a. Tujuan Umum
c. Agar mahasiswa lebih memahami tentang persiapan persalinan dan kelahiran
b.Tujuan Khusus
Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian persiapan
persalinan dan kelahiran
Untuk mengetahui dan memahami tentang komponen penting dalam
rencana persalinan
Untuk mengetahui dan memahami tentang Persiapan ibu akan bersalin
C.RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana menghadapi persiapan persalinan dan kelahiran bayi?
b. Apakah komponen penting dalam rencana persalinan?
c. Apakah yang harus dipersiapkan ibu akan bersalin?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN BAYI
Agar persalinan Anda berjalan lancar dan tidak lagi perlu khawatir terhadap
apa dan bagaimana persiapan selama persalinan berjalan, tidak ada salahnya
jika jauh-jauh hari Anda mempersiapkan kebutuhan persalinan tersebut.
Berikut beberapa hal yang wajib untuk Anda fikirkan dan Anda persiapkan ;
1. Membuat rencana persalinan, meliputi :
a. Tempat persalinan
b. Memilih tenaga kesehatan terlatih
c. Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan terlatih tersebut
d. Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke tempat persalinan
tersebut
e. Siapa yang akan menemani persalinan
f. berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara megumpulkannya
g. siapa yang kan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan
2. Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawat daruratan pada saat

pembuat keputusan utama tidak ada


a. siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga
b. siapa yang akan membuat keputusan jika si pembuat keputusan utama
tidak ada saat terjadi kegawat daruratan
3. Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan
a. dimana ibu akan melahirkan
b. bagaimana cara menjangkaunya
c. kemana ibu mau dirujuk
d. bagaimana cara mendapatkan dana
e. bagaimana cara mencari donor darah
4. Membuat rencana atau pola menabung
-Tabungan ibu bersalin
5. Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan
a. kain panjang 4 buah
b. Pembalut wanita
c. Handuk, waslap, alat mandi, alat make up
d. pakaian terbuka depan, gurita ibu, BH
e. Pakaian bayi, minyak talon
f. Tas plastic
B. YANG HARUS DISIAPKAN
Setelah minggu-minggu terakhir kehamilan anda waktu persiapan akan
terasa begitu sedikit. Dan kapan waktu persalinan akan terjadi kadang tak
dapat dipastikan. Adalah lebih baik jika anda sudah mempersiapkan apa saja
yang harus dibawa ke rumah sakit pada saat hari yang ditunggu tersebut
tiba.
Setelah kehamilan anda mencapai sekitar 7 bulan atau akhir kehamilan 28
minggu persiapkanlah barang-barang untuk persalinan yang akan dibawa ke
rumah sakit dan masukkan kedalam satu tas khusus. Dan anda tidak boleh
lupa memberitahukan suami anda mengenai tas khusus yang telah anda
persiapkan ini. Sehingga bila harinya tiba semuanya telah siap dan suami
andapun tidak lupa untuk membawa serta tas besar yang telah anda
persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya ini.
1. Beberapa barang yang diperlukan untuk IBU di rumah sakit:
a. Baju tidur. Bawalah baju tidur yang nyaman untuk anda pakai, sebaiknya
yang mempunyai kancing di bagian depan sehingga mempermudah untuk
menyusui bayi anda. Bawalah baju tidur dengan jumlah yang cukup anda
dapat memperkirakan untuk persalinan normal atau alamiah biasanya 2 hari
dan untuk persalinan operasi Caesar dibutuhkan 4-5 hari.
set baju untuk anda pulang dari rumah sakit. Anda mungkin masih tetap
terlihat seperti hamil, karena butuh waktu untuk tubuh kembali ke bentuk
semula. Untuk itu bawalah baju yang nyaman, dan tidak sempit.
b. Sandal. Untuk anda berjalan sepanjang koridor rumah sakit dan juga
menjaga kaki anda untuk tetap hangat.
c. Pakaian dalam. Bawalah BH untuk menyusui dan celana dalam
secukupnya.
d. Pembalut wanita khusus untuk ibu bersalin.
e. Gurita atau korset untuk ibu baru bersalin.
f. Perlengkapan anda. Bawalah juga bedak, sisir, lipstick, pengharum
tubuh/deodoran anda untuk anda berdandan karena anda akan bertemu
dengan teman atau keluarga yang mengunjungi anda setelah proses

kelahiran.
g. Handuk, sabun. Pada beberapa rumah sakit menyediakannya, tapi
tergantung bila anda ingin menggunakan milik anda sendiri maka anda lebih
baik mempersiapkannya.
2. Keperluan untuk BAYI anda:
Biasanya keperluan bayi akan disediakan oleh rumah sakit. Anda cukup
menyediakan persiapan untuk pulang dari rumah sakit.
a. Popok, bawalah beberapa buah.
b. Baju bayi, bawalah 2 buah karena bayi kadang Gumo(memuntahkan
sedikit susu ).
c. Selimut atau Bedong.
d. Kaos kaki dan tanggan.
e. Gendongan.
Persiapkanlah apa yang perlu anda bawa ke Rumah Sakit untuk persiapan
persalinan dalam 1 tas dan letakkan ditempat yang mudah dijangkau dan
jangan lupa memberitahu pasangan anda tentang tas itu.:)
C. PERSIAPAN DANA
Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang relatif ringan. Namun,
bila persalinan diperkirakan harus dilakukan dengan tindakan operatif, maka
persiapan dana yang lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk
mengetahui apakah nanti akan dilakukan sesar, pasangan harus selalu
berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini diharapkan, segala kemungkinan
yang bakal terjadi bisa lebih dicermati.
Bila diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa
berancang-ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila dana sudah
terkumpul, otomatis beban mental suami juga bisa lebih teratasi
D. SUAMI SIAGA (Siap Antar Jaga)
Dr. Rudiyanti, Sp.OG. dari RS Internasional Bintaro, menegaskan, "Yang paling
utama, mental harus dipersiapkan untuk menghadapi trimester pertama
kehamilan dan menjelang persalinan." Persiapan mental suami, menurutnya,
sangat diperlukan dalam menghadapi hal-hal berikut ini.
1. Perubahan Fisik & Mental Istri
Di trimester awal biasanya perubahan pada ibu terjadi secara menyolok.
Meningkatnya produksi hormon progesteron membuat sikapnya sering
berubah-ubah sesuai mood yang sedang dialaminya saat itu. Kadang
gembira, sedih, marah-marah, ketus, dan sebagainya. Contoh kecil, sehabis
sibuk bekerja, sesampainya di rumah suami bukannya disambut dengan
senyuman. Istri malah menunjukkan wajah resah disertai keluhan pusing,
mual, muntah, emosi yang meledak-ledak, dan sebagainya. Bila suami tidak
siap mental, perselisihan dengan istri sangat mudah terjadi.
Perubahan emosi ini, selain karena perubahan hormon juga disebabkan oleh
kondisi tubuh ibu yang tiba-tiba menjadi tidak nyaman.
Kalau begitu keadaannya, bagaimana tidak mempengaruhi kondisi
emosionalnya. Ia jadi gampang marah, mudah kesal, cenderung malas, dan
sebagainya. Bila suami sudah bersiap diri dengan mempelajari dan
memahami berbagai perubahan yang bakal terjadi, menghadapinya akan
lebih mudah. Paling tidak suami bisa membekali dirinya dengan sikap
memaklumi dan sabar.
Dari segi fisik, mungkin saja perubahan keseluruhannya masih belum terlalu

kentara, tapi di satu sisi mungkin saja perubahan itu sudah mencapai
klimaksnya, seperti munculnya jerawat, keringat, dan bau badan. Pencapaian
klimaks ini dipengaruhi oleh perubahan hormon kehamilan di awal kehamilan.
Hal inilah yang kadangkala membuat istri yang tadinya berwajah cantik
menjadi berbintik-bintik, yang tadinya berkulit mulus menjadi kusam, yang
tadinya wangi menjadi agak bau, dan sebagainya.
Bila tidak diantisipasi dengan persiapan mental, bisa jadi suami akan
terkaget-kaget dan sulit untuk menerima perubahan itu. Apalagi suami yang
bersifat perfeksionis dalam menilai penampilan istri. Ia seringkali sangat sulit
dan berat menerima perubahan ini.
2. Fase Ngidam
Bukan hanya mual-muntah, seringkali masih di trimester pertama, istri juga
memiliki permintaan yang aneh-aneh. Tengah malam misalnya, tahu-tahu
istri ingin minum air kelapa. Bayangkan, bila untuk mendapatkannya sang
suami harus memanjat pohon kelapa di tengah malam buta atau harus pergi
ke pasar? Bukankah ini merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan
mental kuat. Bila suami siap dan ia sanggup mengusahakan keinginan istri,
silakan saja diwujudkan.
Namun bila sulit, berikan pengertian kepada istri bahwa tidak mungkin
mencari kelapa di tengah malam buta. Toh, ngidam memang tidak harus
selalu dipenuhi. Jangan takut nanti anaknya ngeces, karena dipenuhi atau
tidak ngidam itu, tidak ada hubungannya dengan ngeces.
Yang dibutuhkan adalah pemahaman suami terhadap latar belakang
munculnya ngidam. Asal tahu saja, ngidam bukan keinginan janin yang harus
dipenuhi melainkan keinginan yang timbul dari tekanan kondisi hamil yang
dialami ibu. Di trimester pertama, mulutnya terasa sangat pahit karena asam
lambung naik. Dengan kondisi ini ibu menginginkan makanan yang berbeda
dari yang biasa dimakannya sehari-hari. Hal inilah sebenarnya yang menjadi
pangkal munculnya ngidam. Karena mulut terasa pahit, ibu ingin makan
makanan yang segar-segar, yang mungkin bisa diterima indra pengecapnya.
Meskipun tidak harus, tapi bila suami bisa memenuhinya, lebih baik segera
penuhi karena bentuk perhatian seperti ini efektif meningkatkan psikis istri
yang dibutuhkan bagi pertumbuhan janin yang sehat. Namun, seringkali,
setelah dipenuhi keinginannya, istri hanya menyentuhnya sambil lewat.
Kelapa yang susah-susah dibeli di pasar, airnya hanya diminum seteguk. Nah,
jika kondisi seperti ini yang muncul, maka butuh ketabahan mental lagi.
Tak jarang bila mentalnya belum siap, sikap istri yang tampak seenaknya itu
membuat marah suami. Suami harus memahami, sebenarnya istri tidak
bermaksud bersikap seenaknya. Ia juga tidak mau hal itu terjadi, ia hanya
berharap, air kelapa itu sangat lezat, sesuai bayangannya semula. Ternyata
ketika dikecap, mulutnya malah merasa pahit dan makanan tidak bisa masuk
ke dalam perutnya. Pada suami yang tidak siap mental, dia merasa bahwa
usahanya tidak dihargai sama sekali. Namun, Sebaiknya suami tidak kapok,
berikan alternatif lain untuk mengatasi mual muntahnya itu.
Sebenarnya, tak hanya suami yang harus selalu memahami, istri pun perlu
memberikan pengertian ke suami, misalnya dengan menerangkan kondisinya
saat itu agar suami betul-betul memahami apa yang sedang dirasakan.
Meminta maaf kepada suami pada saat situasi seperti ini bisa dilakukan
untuk menghindari kesalahpahaman.

3. Mengantar Istri ke Dokter


Tak kalah penting, meskipun sibuk sebaiknya suami menyediakan waktunya
untuk mengantar istri ke dokter karena ini merupakan salah satu hal yang
dapat mengangkat psikis ibu dalam memelihara kehamilannya.
Jadi, baik suami maupun istri, keduanya harus saling berusaha menepati
jadwal yang sebelumnya bisa disesuaikan bersama. Dengan menyaksikan
dan terlibat dalam proses pemeriksaan, akan timbul empati suami terhadap
istri dan anak yang tengah dikandungnya. Hal ini penting untuk kelanjutan
pemeliharaan kandungannya. Selain itu, suami pun bisa bertanya ke dokter
tentang hal-hal yang sering ditemukan dan dikeluhkan istri. Dari penjelasan
yang diberikan dokter, otomatis kondisi mental suami bisa lebih terjaga.
Tak hanya ke dokter, bila ada waktu, suami pun sebaiknya menemani istri
menjalani program senam hamil. Senam ini diyakini sangat membantu ibu
menghadapi persalinan. Tidak hanya istri, suami pun perlu mengetahui
berbagai tahapan dan kendala yang mungkin terjadi saat persalinan. Bila
nanti istri panik, suami akan tahu cara menghadapinya. Suami juga bisa
memantau perilaku istri ketika bersalin. Bila terjadi kesalahan, suami bisa
langsung mengoreaksinya. Bila hal ini dapat dilakukan dengan baik, tentu
beban istri saat melahirkan bisa dikurangi dan kondisi mentalnya akan naik
sehingga persalinan bisa berjalan lancar.
Bayangkan kalau istri tidak pernah ikut senam hamil dan suami tidak punya
pengetahuan sedikit pun tentang persalinan. Ketika istri berteriak-teriak,
misalnya, suami bisa-bisa bukannya membantu tapi malah ikut panik.
4. Beban Menghadapi Persalinan
Memasuki bulan-bulan terakhir, dimana istri sudah bersiap menghadapi
persalinan, sang suami harus mempersiapkan mentalnya lebih kuat lagi. Pada
periode trimester ke tiga akhir, selain beban tubuh istri semakin berat, dia
juga sering mengalami perasaan takut karena membayangkan proses
persalinan yang sulit dan kamar operasi. Oleh karena itu, suami harus hadir
sebagai pendamping yang bisa menyamankan kondisi istri.
Selain itu, kesiapan mental suami pun sangat diperlukan ketika harus
menghadapi persalinan yang berisiko. Pada banyak kasus, persalinan tidak
bisa berjalan normal, ada perdarahan, persalinan panjang, bayi terlilit tali
pusat, sungsang, dan sebagainya, yang bisa saja mengancam nyawa ibu.
Bila mengetahui bahwa persalinan nanti akan bermasalah, sebaiknya
persiapan mental suami dilakukan jauh hari sebelum persalinan. Dengan
begitu bila nantinya diperlukan berbagai tindakan darurat, suami sudah
langsung bisa mengatasi kondisi mentalnya.
5. Menemani Istri Bersalin
Dukungan suami sangat diperlukan agar psikis istri bisa terangkat saat
menjalani proses persalinan. Dengan begitu istri bisa lebih kuat, nyaman,
percaya diri, dan ringan ketika bersalin. Saat itu, rasa empati suami pun
dapat tumbuh lebih dalam, sehingga penghargaan terhadap perjuangan istri
dan rasa sayang kepadanya bisa tumbuh lebih sempurna.
Walaupun begitu, tidak semua suami punya mental yang kuat menyaksikan
istri bersalin. Ada yang baru melihat darah sedikit saja sudah mau pingsan.
Sebaiknya sebelum mendampingi istri bersalin, suami menilai diri sendiri

apakah ia cukup kuat atau tidak. Bila tidak, lebih baik suami tak memaksakan
diri mendampingi istri di kamar bersalin. Tunggu saja di luar asalkan peduli
dengan apa yang sedang dihadapi istri.
Jika ibu butuh waktu berjam-jam saat mengalami tahap-tahap pembukaan
persalinan, maka dibutuhkan suami dengan ketabahan dan kekuatan mental
ekstra. Ketika istri panik dan kesakitan hingga berteriak-teriak, suami amat
dituntut kesabaran dan ketenangannya untuk tetap menenteramkan dan
mendukung istri dalam menjalani proses persalinan. Persiapan mental suami
untuk menemani istri bersalin bisa dilakukan dengan memperkuat tekad.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
.Persiapan persalinan dan kelahiran merupakan suatu tahap dalam masa
persalinan,dimana semua wanita akan menyadari keharusan untuk
melahirkananaknya.
Rencana persalinanadalah rencana tindakan yang dibuat ibu,anggota
keluarganyadan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi
kebingungan dankekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan
kemungkinan bahwa ibu akanmenerima asuhan yang sesuai serta tepat
waktu.
b. Saran
Dari makalah yang kami susun ini, kami mengharapkan pembaca memahami
secara jelas mengenai persiapan persalinan dan kelahiran
sebagai salah satu kebutuhan dasar ibu hamil. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi ibu hamil pada khususnya dan pembaca pada
umunya
DAFTAR PUSTAKA
Salmah, dkk.2006. Asuhan Kebidanan Antenatal .Jakarta:EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde.1999 .Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita.Jakarta:ARCAN.
Departemen Kesehatan RI.1992. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam
Konteks Keluarga.Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI.-Badan Penelitian dan Pengembangan
PelayananKesehatan.1997.Perawatan Ibu Di Pusat Kesehatan masyarakat.
Surabaya:PusatPenelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan
http://Layla-innocent.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai