Anda di halaman 1dari 10

Bab Duapuluh-Dua (Chapter Twenty-Two)

Bagaimana Dipimpin oleh Roh (How to Be Led by the Spirit)


Injil Yohanes mencatat beberapa janji Yesus mengenai peranan Roh Kudus dalam
kehidupan orang-orang percaya. Kita baca beberapa janji itu berikut ini:
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh
Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan
tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan
diam di dalam kamu. (Yohanes 14:16-17).
Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu,
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan
kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. (Yohanes 14:26).
Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika
Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang
kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum
dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan
memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari
diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan
dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia
akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang
diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya;
sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari
pada-Ku." (Yohanes 16:7, 12-15).
Yesus berjanji kepada murid-muridNya bahwa Roh Kudus akan tinggal di dalam diri
mereka. Kepada mereka, Roh Kudus juga akan menolong, mengajar, membimbing dan
menunjukkan hal-hal yang akan terjadi nanti. Sebagai murid-murid Kristus kini, tak ada
alasan bagi kita berpikir bahwa Roh Kudus akan melakukan sedikit untuk kita.

Ajaibnya, Yesus berkata kepada murid-muridNya bahwa mereka beruntung bila Ia


pergi, jika tidak Roh Kudus tidak akan datang! Hal itu menunjukkan bahwa persekutuan
mereka dengan Roh Kudus bisa akrab, seolah Yesus selalu hadir secara fisik bersama
mereka. Jika tidak, mereka tak beruntung memiliki Roh Kudus bersama mereka, sebagai
ganti kehadiran Yesus. Melalui Roh Kudus, Yesus selalu bersama dan berada dalam kita.
Dalam cara apa kita mengharapkan Roh Kudus untuk memimpin kita?
Namanya, Roh Kudus, menunjukkan bahwa peranan utamaNya dalam memimpin kita
adalah membimbing kita untuk tetap kudus dan taat kepada Allah. Sehingga segala
sesuatu yang rerkait dengan kesucian dan penggenapan kehendak Tuhan di bumi ada
dalam pimpinan Roh Kudus. Ia akan membimbing kita untuk menaati semua perintah
umum Kristus dan semua perintah khusus Kristus yang menyangkut pelayanan unik di
mana Allah telah memanggil kita untuk melakukannya. Jadi bila anda ingin dipimpin
oleh Roh dalam pelayanan khusus, anda harus juga dipimpin oleh Roh dalam kesucian.
Anda tak dapat memiliki satu perintah tanpa perintah lain. Terlalu banyak pelayan ingin
Roh Kudus untuk memimpin mereka kepada segala perbuatan dan mujizat dalam
pelayanan yang luar biasa, tetapi tak mau peduli kepada aspek-aspek lebih kecil
tentang kesucian. Itu kesalahan besar. Bagaimana Yesus memimpin murid-muridNya?
Utamanya dengan memberikan perintah umum dalam kesucian. Jarang ada bimbingan
khusus oleh Yesus untuk tanggung-jawab pelayanan dari para pelayan. Jadi, Ia
membimbing kita dengan Roh Kudus yang berdiam di dalam kita. Jadi jika ingin
dipimpin oleh Roh, anda harus pertama-tama mengikuti pimpinanNya untuk menjadi
suci.
Rasul Paulus menulis, Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
(Roma 8:14). Pimpinan Roh inilah yang menandai kita sebagai bagian dari anak-anak
Allah. Jadi semua anak Allah dipimpin oleh Roh. Tentu, tergantung kepada kita, sebagai
pelaku moral yang bebas, untuk menaati bimbingan Roh.
Dengan demikian, maka tak ada orang Kristen perlu diajarkan bagaimana dipimpin
oleh Roh Kudus, karena Roh Kudus sedang memimpin setiap orang Kristen. Sebaliknya,
Setan mencoba menyesatkan anak-anak Allah, dan di dalam diri kita masih ada sifat
daging lama, sifat yang mencoba memimpin kita, yang berbeda dengan kehendak Tuhan.
Sehingga orang-orang percaya perlu belajar membedakan pimpinan Roh dari pimpinan-

pimpinan lain. Itulah proses yang sedang menuju pada kedewasaan. Fakta mendasar
adalah: Roh akan selalu memimpin kita sejalan dengan Firman Allah tertulis, dan Ia akan
selalu memimpin kita untuk melakukan apa yang benar dan menyenangkan Allah, yang
akan membawa kemuliaan bagiNya (lihat Yohanes 16:14).
Suara Roh Kudus (The Voice of the Holy Spirit)
Walaupun Alkitab menyatakan bahwa Roh Kudus kadang-kadang memimpin kita
secara spektakuler melalui visi, nubuatan, atau suara Allah yang dapat didengar. Cara
yang lebih lazim bahwa Roh Kudus berkomunikasi adalah dalam roh kita melalui
perasaan. Yakni, jika Roh ingin kita berbuat sesuatu, Ia akan menarik kita dalam
roh dan kita akan merasakan pimpinan untuk mengikuti arah tertentu.
Kita dapat menyebut suara roh kita sebagai kata-hati kita. Setiap orang Kristen
mengetahui seperti apa kata-hatinya. Jika kita dicobai untuk berbuat dosa, kita tidak
mendengar suara yang dapat didengar di dalam kita dengan berkata, Jangan menyerah
kepada pencobaan. Sebaliknya, kita hanya merasakan sesuatu di dalam diri dengan
melawan cobaan itu. Dan jika kita menyerah kepada pencobaan, setelah dosa dilakukan,
kita tak mendengar suara yang dapat didengar dengan berkata, Engkau berdosa! Engkau
berdosa! kita hanya merasa tertuduh dalam diri kita, yang kini memimpin kita untuk
bertobat dan mengaku dosa kita.
Dengan cara yang sama, Roh akan mengajar dan memimpin kita kepada kebenaran
dan pemahaman umum. Ia akan memimpin kita dengan mengimpartasi pewahyuan yang
tiba-tiba (selalu sesuai dengan Alkitab) dalam diri kita. Pewahyuan itu bisa berlangsung
sepuluh menit untuk diuraikan kepada orang lain, tetapi pewahyuan itu bisa datang
melalui Roh Kudus dalam waktu beberapa detik.
Dengan cara yang sama, Roh Kudus akan memimpin kita dalam urusan pelayanan.
Kita harus berupaya secara sadar untuk peka kepada pimpinan dan perasaan, dan kita
perlahan-lahan akan belajar (melalui cara pemecahan masalah sehingga tiada lagi
kesalahan) untuk mengikuti Roh dalam hal-hal yang terkait dengan pelayanan. Ketika
kita izinkan otak kita (cara berpikir rasional atau tidak rasional) untuk masuk di hati kita
(di mana Roh memimpin kita), kita berbuat salah terkait dengan kehendak Tuhan.
Cara Roh Memimpin Yesus (How the Spirit Led Jesus)

Yesus dipimpin oleh Roh Kudus melalui perasaan batin. Misalnya, Injil Markus
menggambarkan hal yang terjadi secara langung setelah Yesus dibaptis dalam Roh Kudus
setelah Yohanes membaptisNya:
Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. (Markus 1:12, tambahkan
penekanan).
Yesus tak mendengar suara yang dapat didengar atau melihat visi yang memimpinNya
ke padang gurun Ia hanya dipimpin untuk pergi. Itulah cara Roh Kudus memimpin
kita. Kita akan rasakan tarikan, pimpinan, kepastian, di dalam kita untuk melakukan suatu
hal.
Ketika Yesus berkata kepada orang yang lumpuh yang diturunkan lewat atap bahwa
dosa-dosanya telah diampuni, Yesus tahu bahwa para ahli Taurat yang ada di situ
menganggap bahwa Ia tengah mengutuk. Bagaimana Ia tahu apa yang sedang mereka
pikirkan ? Kita baca dalam Injil Markus :
Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian,
lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?
(Markus 2:8, tambahkan penekanan).
Di dalam rohNya, Yesus tahu apa yang sedang mereka pikirkan. Jika kita peka kepada
roh kita, kita juga bisa tahu cara menjawab mereka yang menentang pekerjaan Allah.
Pimpinan Roh dalam Pelayanan Paulus (The Spirits Leading in the Ministry of
Paul)
Setelah melayani duapuluh tahun, rasul Paulus menjadi tahu dengan baik bagaimana
mengikuti pimpinan Roh Kudus. Agaknya, Roh menunjukkan padanya hal-hal yang
akan datang terkait dengan pelayanannya nanti. Misalnya, ketika Paulus mengakhiri
pelayanannya di Efesus, Ia mendapat pemahaman tentang bagaimana nantinya jalan
hidup dan pelayanannya selama tiga tahun berikut:
Kemudian dari pada semuanya itu Paulus bermaksud pergi ke Yerusalem melalui
Makedonia dan Akhaya. Katanya: "Sesudah berkunjung ke situ aku harus melihat
Roma juga." (Kisah Para Rasul 19:21).
Perhatikan bahwa Paulus tidak menginginkan arah yang ditunjukkan dalam pikirannya

tetapi dalam rohnya. Hal itu menunjukkan bahwa Roh Kudus sedang memimpinnya
dalam rohnya untuk pergi ke Makedonia dan Akhaya (sekarang ini kedua kota itu ada di
Yunani), lalu kembali ke Yerusalem, dan akhirnya kembali ke Roma. Dan itulah persis
perjalanan yang ia ikuti. Jika anda punya peta dalam Alkitab yang menunjukkan
perjalanan misi ketiga dari Paulus dan perjalanannya ke Roma, anda dapat mengikuti
jejaknya dari Efesus (di mana ia mengusulkan rutenya di dalam rohnya) melalui
Makedonia dan Akhaya, menuju Yerusalem, dan beberapa tahun kemudian, ke Roma.
Lebih tepatnya, Paulus bepergian melalui Makedonia dan Akhaya, lalu ia kembali
menapaki melalui Makedonia sekali lagi, mengitari pesisir pantai di Laut Aegea, dan
kemudian ia menuju pantai Aegea di Asia Kecil. Selama perjalanan itu, ia berhenti di
kota Miletus, memanggil para penatua gereja di dekat Efesus, dan menyampaikan ucapan
perpisahan kepada mereka di mana ia berkata:
Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu
apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh
Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.
(Kisah Para Rasul 20:22-23, tambahkan penekanan).
Paulus berkata ia sebagai tawanan Roh, yang berarti ia mendapat desakan dalam
rohnya yang memimpinnya ke Yerusalem. Ia tak punya gambaran lengkap tentangi apa
yang akan terjadi ketika tiba di Yerusalem, tetapi ia nyatakan bahwa, di setiap kota
perhentiannya pada perjalanannya, Roh Kudus bersaksi tentang berbagai ikatan dan
penderitaan yang menantinya di sana. Bagaimana Roh Kudus bersaksi tentang berbagai
ikatan dan penderitaan yang menantinya di Yerusalem?
Dua Contoh (Two Examples)
Dalam pasal 21 dalam Kisah Para Rasul, ada dua kejadian yang menjawab pertanyaan
itu. Pertama, ketika Paulus mendarat di kota pelabuhan di Mediteranea, yakni Tirus:
Di situ kami mengunjungi murid-murid dan tinggal di situ tujuh hari lamanya. Oleh
bisikan Roh murid-murid itu menasihati Paulus, supaya ia jangan pergi ke
Yerusalem. (Kisah Para Rasul 21:4).
Oleh karena ayat itu, beberapa komentator berkesimpulan bahwa Paulus tidak menaati

Allah dengan cara melanjutkan perjalanannya ke Yerusalem. Tetapi, sesuai informasi lain
dalam Kisah Para Rasul, kita tak dapat buat kesimpulan itu dengan benar. Sehingga
menjadi jelas saat kita lanjutkan dalam kisah itu.
Tampaknya, murid-murid di Tirus benar-benar peka dan jelas memahami bahwa
kesulitan menunggu Paulus di Yerusalem. Mereka selanjutnya coba meyakinkannya
untuk tidak pergi. Terjemahan William tentang Perjanjian Baru menegaskan hal itu,
karena menerjemahkan Kisah Para Rasul 21:4, yang terjemahan bebas dalam Bahasa
Indonesia adalah: Oleh karena pesan yang dibuat oleh Roh, mereka terus
memperingatkan Paulus untuk tidak menginjakkan kaki di Yerusalem.1
Namun, murid-murid di Tirus gagal karena Paulus tetap melakukan perjalanannya ke
Yerusalem meskipun mereka sudah memperingatkannya.
Maka kita belajar bahwa kita harus hati-hati agar kita tidak menambah penafsiran
kepada pewahyuan yang kita terima dalam roh kita. Paulus tahu bahwa kesulitan
menunggunya di Yerusalem, tetapi ia juga tahu bahwa Tuhan menghendakinya untuk
pergi ke sana apapun jadinya. Jika Allah mengungkapkan sesuatu bagi kita melalui Roh
Kudus, tak berarti kita harus langsung pergi dan mengatakannya, dan kita juga harus
berhati-hati untuk tak menambah penafsiran kepada hal yang telah diungkapkan oleh
Roh.
Persinggahan Di Kaesarea (Caesarea Stop Over)
Persinggahan berikut perjalanan Paulus ke Yerusalem adalah kota pelabuhan
Kaesarea:
Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi
bernama Agabus. Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus.
Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: "Demikianlah kata Roh
Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orangorang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain."
(Kisah Para Rasul 21:10-11).

Versi Bahasa Inggris dari William untuk Kisah Para Rasul 21:adalah, Because of impressions made by
the Spirit they kept on warning Paul not to set foot in Jerusalem di mana versi itu berbeda dengan versi
Bahasa Inggris dari versi New American Standard Bible/NASB, yakni, And they kept telling Paul
through the Spirit not to set foot in Jerusalem.

Itu contoh lain tentang Roh Kudus yang bersaksi kepada Paulus bahwa ikatan-ikatan
dan penderitaan menunggunya di Yerusalem. Tetapi perhatikan, Agabus tidak berkata,
Karena itu, Tuhan berkata, Jangan pergi ke Yerusalem! Allah memimpin Paulus ke
Yerusalem dan menyiapkannya melalui nubutan nabi Agabus akan kesulitan-kesulitan
yang menunggunya. Juga, nubutan nabi Agabus hanya menegaskan apa yang Paulus
ketahui dalam rohnya beberapa bulan sebelumnya. Kita tak boleh dipimpin oleh
nubuatan. Jika nubuatan tak menegaskan hal yang sudah kita tahu, kita tak boleh
mengikutinya.
Nubutan nabi Agabus adalah hal yang dianggap bimbingan spektakuler, karena
nubuatan itu melampaui kesan batin di dalam roh Paulus. Ketika Allah memberi
bimbingan spektakuler, seperti visi atau mendengarkan suara yang dapat didengar, hal
itu biasanya karena Allah mengetahui jalan kita tak akan mudah. Kita perlu jaminan yang
dibawa melalui bimbingan spektakuler. Paulus hampir terbunuh oleh satu huru-hara dan
dipenjara selama beberapa tahun sebelum perjalanannya ke Roma sebagai tawanan.
Tetapi, karena bimbingan spektakuler yang ia terima, ia dapat memelihara kedamaian
sempurna melewati semua itu, dan ia tahu bahwa hasil akhir nanti akan membawa
keuntungan.
Jika anda tidak menerima bimbingan spektakuler, anda tak akan peduli karena jika
anda memerlukannya, Allah akan mengerti bahwa anda mendapatkannya. Tetapi, kita
harus selalu peka terhadap kesaksian di dalam diri dan dipimpin oleh kesaksian itu.
Dibelenggu dan dalam Kehendak Tuhan (In Chains and in Gods Will)
Ketika Paulus tiba di Yerusalem, ia ditangkap dan dipenjarkan. Sekali lagi ia
menerima bimbingan spektakuler dalam bentuk visi dari Yesus:
Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya [ Paulus] dan berkata
kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah
bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi
bersaksi di Roma." (Kisah Para Rasul 23:11).
Perhatikan bahwa Yesus tidak berkata, Nah Paulus, apa yang kamu lakukan di sini?
Saya coba ingatkan kamu untuk tidak datang ke Yerusalem! Tidak, Yesus sebenarnya
menegaskan pimpinan Paulus rasakan dalam rohnya berbulan-bulan sebelumnya. Paulus

menjadi pusat maksud Allah di Yerusalem untuk bersaksi demi nama Yesus. Ia akhirnya
mempopulerkan nama Kristus di Roma juga.
Kita harus ingat, sebagian panggilan awal Paulus adalah bersaksi di depan orang-orang
Yahudi dan bukan Yahudi, juga di depan raja-raja (lihat Kisah Para Rasul 9:15). Selama
Paulus dipenjara di Yerusalem dan kemudian di Kaesarea, ia diberi kesempatan untuk
bersaksi di depan Gubernur Felix, Porcius Festus, dan Raja Agripa, yang hampir
diyakinkan (Kisah Para Rasul 26:28) untuk percaya kepada Yesus. Akhirnya, Paulus
dikirim ke Roma untuk bersaksi di depan Kaisar Roma sendiri, yakni Nero.
Dalam Perjalanan Menemui Nero (On the Way to See Nero)
Selagi dalam perjalanan kapal yang membawanya ke Italia, Paulus sekali lagi
menerima bimbingan Allah dengan kepekaan rohnya. Ketika kapten kapal dan awaknya
mencoba menentukan di pelabuhan mana mereka akan lewatkan musim dingin di pulau
Kreta, Paulus menerima pewahyuan:
Sementara itu sudah banyak waktu yang hilang. Waktu puasa sudah lampau dan
sudah berbahaya untuk melanjutkan pelayaran. Sebab itu Paulus memperingatkan
mereka, katanya: "Saudara-saudara, aku lihat, bahwa pelayaran kita akan
mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan
dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita." (Kisah Para Rasul 27:9-10, tambahkan
penekanan).
Paulus menyadari apa yang akan terjadi. Jelas, persepsinya menjadi pesan yang Roh
berikan.
Sayangnya, kapten tak mendengarkan Paulus dan mencoba mencapai pelabuhan lain.
Akibatnya, kapal terperangkap badai dahsyat selama dua minggu. Situasinya sangat
membahayakan sehingga para awak kapal membuang barang-barang dari kapal pada hari
kedua, dan pada hari ketiga bahkan melemparkan takal ke laut. Sejurus kemudian, Paulus
menerima bimbingan lanjutan:
Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak
kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya
putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami. Dan karena
mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka

dan berkata: "Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan
berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini! Tetapi
sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap
bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali
kapal ini. Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku
sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku, dan ia berkata: Jangan takut, Paulus!
Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka
semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat
karena engkau. Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya
kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan
kepadaku. Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau." (Kisah
Para Rasul 27:20-26).
Menurut saya, jelaslah mengapa Allah memberikan Paulus bimbingan spektakuler
lagi dengan terjadinya keadaan sulit waktu itu. Melewati penderitaan itu, Paulus segera
menghadapi karam kapal. Segera setelah itu, ia digigit ular yang mematikan (lihat Act
27:41-28:5). Betapa senang melihat malaikat sorga yang memberitahukan kepada anda
sebelumnya bahwa segala sesuatu baik-baik saja!
Nasehat Praktis (Some Practical Advice)
Mulailah perhatikan roh anda untuk mengetahui setiap persepsi dan pesan yang
merupakan pimpinan Roh Kudus. Awalnya anda mungkin keliru berpikir bahwa Roh
Kudus tengah memimpin anda ketika Ia tidak ada, tetapi hal itu biasa terjadi. Jangan
putus asa, tetaplah bertahan.
Hal itu juga membantu kita untuk dapat melewatkan waktu di tempat tenang, sambil
berdoa dalam bahasa lidah dan membaca Alkitab. Saat berdoa dalam bahasa lidah lain,
roh kita berdoa, dan biasanya kita cenderung lebih peka kepada roh kita. Dengan
membaca dan merenungkan Firman Tuhan, kita juga menjadi lebih peka kepada roh kita
karena Firman Tuhan adalah makanan rohani.
Ketika Allah memimpin anda ke satu arah, pimpinanNya tetap ada. Itu berarti anda
harus terus mendoakan keputusan penting agar yakin bahwa Allahlah yang memimpin
anda, bukan pendapat atau emosi anda sendiri. Jika tidak merasa damai di hati ketika

anda berdoa ke arah tertentu, janganlah ke arah itu sampai anda yakin merasa damai.
Menerima bimbingan spektakuler adalah baik, tetapi jangan coba percaya untuk
mendapatkan visi atau mendengarkan suara yang dapat didengar. Allah tidak berjanji
untuk memimpin kita dengan cara-cara tersebut (walaupun kadang Ia menuruti
kehendakNya yang berdaulat). Tetapi, kita selalu yakin bahwa Ia akan memimpin kita
dengan kesaksian batin kita.
Akhirnya, jangan tambahkan apaun kepada perkataan Allah bagi anda. Allah dapat
mengungkapkan pelayanan apa yang Ia telah siapkan untuk anda di masa depan, tetapi
anda dapat perkirakan bahwa waktu penggenapannya bisa saja berminggu-minggu, yang
ternyata bisa saja bertahun-tahun. Saya tahu hal itu dari pengalaman. Jangan berasumsi.
Paulus sedikit tahu hal yang akan terjadi di masa depannya tetapi tak tahu apapun, karena
Allah tak mengungkapkan apapun. Allah ingin kita untuk selalu berjalan dengan iman.

Anda mungkin juga menyukai