Word Jantung
Word Jantung
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. D
Usia
: 73 tahun
Pekerjaan
: Petani
Status
: Menikah
Agama
: Islam
A. SUBYEKTIF
KELUHAN UTAMA
Sesak nafas
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas. Keluhan ini sudah dirasakan
sejak 5 hari yang lalu. Pasien menyatakan bahwa keluhan ini dirasakan hilang
timbul. Sesak muncul pada saat pasien berbaring. Sehingga pasien harus
menggunakan 2 bantal saat tidur. Di malam hari, pasien sering terbangun tiba
tiba karena sesak nafas. Selain itu, pasien merasakan sesak jika beraktifitas,
meskipun aktifitas ringan saja. Namun keluhan ini sudah dirasakan sejak 4 tahun
terakhir.
Sesak tidak dipengaruhi oleh cuaca, debu dan emosi. Mengi (-), nyeri dada
(-), batuk (+), tidak berdahak, tidak berdarah. Mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati
(-), Sembab dan bengkak di bagian ekstremitas inferior, demam (-), BAK biasa,
BAB biasa.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien sudah berobat untuk keluhannya di puskesmas, namun tidak ada
perubahan maka dari itu pasien datang ke RST melalui IGD
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
Pasien merupakan pasien dengan BPJS
B. Obyektif
Keadaan Umum
Kesadaran
Vital Sign
TD
Nadi
Suhu
RR
MATA
-
: 170/130 mmHg
: 82x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
: 36,6 C
: 28x/menit
:
HIDUNG
-
Epistaksis (-)
TELINGA
-
MULUT
-
Sariawan (-)
Pembesaran tonsil (-)
Gusi berdarah (-)
Lidah pucat (-)
Lidah kotor (-)
Tepi lidah hiperemis (-)
Atrofil papil (-)
Bau pernafasan yang khas (-)
LEHER
-
THORAKS
-
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskulas
-
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
CVA (-/-)
EXTREMITAS
-
Sup : -/-
: IC tidak terlihat
: IC kuat angkat
: Kanan atas: SIC II Linea Para Sternalis Dextra
Kanan bawah: SIC VIII Linea Para Sternalis Dextra
Kiri atas: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
Kiri bawah: SIC VI Linea Axillaris Sinistra
: S1 > S2. S3(+) Murmur (+), Gallop (-)
: Simetris
: Vokal Fremitus kanan = kiri
: Sonor pada kedua lapang paru
: Suara dasar vesikuler +/+, Rhonki +/+, Wheezing -/: Cembung
: BU (+) 4x/menit
: Timpani
: Soefl, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba,
Inf : +/+
Sianosis -/Akral hangat
Tidak kering
Capilla refil (dbn)
Motorik 5/5 5/5
DAFTAR MASALAH
SUBYEKTIF
1.
2.
3.
4.
5.
6.
yang sama
7. Sudah berobat untuk keluhannya di puskesmas, namun tidak ada
perubahan
OBYEKTIF
1.
2.
3.
4.
5.
6.
TD
: 170/130
RR
: 28 x/ menit
JVP (5+3) cmH2O
Rhonki +/+
IC kuat angkat
Batas Jantung : Kanan atas: SIC II Linea Para Sternalis Dextra
Kanan bawah: SIC VIII Linea Para Sternalis Dextra
Kiri atas: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
Kiri bawah: SIC VI Linea Axillaris Sinistra
HIPOTESA
-
Dyspne
CHF
Bronkitis
Udem paru
Cardiomegali
PENATALAKSANAAN
Diagnostik
-
Darah lengkap
Kimia darah
Elektrolit
Rontgen thorak
EKG
THERAPY
-
Catopril 3 x 50 mg
ISDN 3x5 mg
Plavix 1x
KSR 2x1
MONITORING
-
Ku dan VS
Eso
EDUKASI
-
FOLLOW UP
(Tgl 22 04 2014)
S
-
tanpa bantal
Terbangun tengah malam
karena sesak
Batu kering
Edema di kedua tungkai
Mual muntah (-)
Nyeri dada (-)
Nyeri perut (-)
Bab dan BAK (N)
O
KU/KES: cmn/ sedang
CHF
VS
CARDIOMEGALI
TD : 170/130
N : 82x/menit
S : 36,6
R : 28x/menit
Therapi
-
EFUSI PLEURA
Catopril 3 x 50
mg
ISDN 3x5 mg
Plavix 1x
KSR 2x1
Extra lasix 2
amp
kelainan
Septum dan
perabaan baik
Selaput lendir
normal
Epistaksis (-)
tulang
dalam
dalam
batas
TELINGA
Kedua meatus arcusticus normal
Pendengaran baik
Tidak ada discharge
MULUT
Sering
jam
HIDUNG
Lasix
pump 6 amp/24
HT
MATA
Sariawan (-)
Pembesaran tonsil (-)
Gusi berdarah (-)
Lidah pucat (-)
Monitoring
-
Ku dan VS
Gejala klinis
ESO
LEHER
(-)
Pembesaran kelenjar tyroid (-)
JVP (5+3) cmH2O
Kaku kuduk (-)
Hipertrofi
musculus
sternocledomastoideus (-)
THORAKS
Cor
Inspeksi:
IC
tidak
terlihat
Palpasi :
IC
kuat
angkat
Perkusi:
Kanan atas: SIC II Linea Para
Sternalis Dextra
Kanan bawah: SIC VIII Linea
Para Sternalis Dextra
Kiri atas: SIC II Linea Para
Sternalis Sinistra
Kiri bawah: SIC VI Linea
Axillaris Sinistra
Auskulas
: S1 >
Gallop (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris
Palpasi :
Vokal
Rhonki
+/+,
Wheezing -/Abdomen
:
Inspeksi
: Cembung
Auskultasi : BU (+)
4x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Soefl, nyeri
tekan (-), hepar tidak
teraba, lien tidak teraba,
CVA (-/-)
EXTREMITAS
HASIL
7,2 10/mm
9.5 %
81,5 %
9.0 %
4.32 x 10/mm
12,9 g/dL
38,6 %
82 m
23,7 Pg
32.0 g/dL
10,1 %
254 x10/mm
12.0 fL
0.30 %
REFERENSI
4,8 10.0
20,0 40,0
50,0 70,0
1,0 15,-%
3,8 5,50
11.0 15.0
36.6 48,0
80.0 97.0
26.5 33.5
32.6 36.0
11.5 14.5
150 450
7.4 10.5
0.10 0.20
Hasil
96 mg/dl
23 mg/dl
1 mg/dl
25 U/L
19 U/L
21 U/L
25 U/l
Referensi
70-115
8 50
0.675 1.300
3 35
8 41
0 - 24
3 35
SGPT
19 U/l
3. EKG
(Tgl 22 04 2014)
4. Ro/ THORAX
Deskripsi
8 42
Cardiomegali
Efusi pleura
FOLLOW UP
(Tgl 23 04 2014)
S
-
tanpa bantal
Terbangun tengah malam
karena sesak
Batu kering
Edema di kedua tungkai
Mual muntah (-)
Nyeri dada (-)
Nyeri perut (-)
Bab dan BAK (N)
CHF
VS
CARDIOMEGALI
TD : 120/90
N : 82x/menit
S : 36,6
R : 24x/menit
MATA
P
Therapi
-
EFUSI PLEURA
Lasix Sering
pump
amp/24 jam
ISDN
3x5
mg
Conjungtiva anemis (-/-)
Sklera Ikterik (-/-)
Edema palpebra (-)
Eksophtalamus (-)
Pupil isokor (+)
Reflek cahaya (+)
Plavix 1x
KSR 2x1
Extra lasix 2
amp
Monitoring
HIDUNG
Ku dan VS
Gejala klinis
kelainan
Septum dan tulang dalam
ESO
perabaan baik
Selaput lendir dalam batas
normal
Epistaksis (-)
TELINGA
MULUT
Sariawan (-)
Pembesaran tonsil (-)
Gusi berdarah (-)
Lidah pucat (-)
Lidah kotor (-)
Tepi lidah hiperemis (-)
Atrofil papil (-)
LEHER
(-)
Pembesaran kelenjar tyroid (-)
JVP (5+3) cmH2O
Kaku kuduk (-)
Hipertrofi
musculus
sternocledomastoideus (-)
THORAKS
Cor
Inspeksi:
IC
tidak
terlihat
Palpasi :
IC
kuat
angkat
Perkusi:
Kanan atas: SIC II Linea Para
Sternalis Dextra
Kanan bawah: SIC VIII Linea
Para Sternalis Dextra
Kiri atas: SIC II Linea Para
Sternalis Sinistra
Kiri bawah: SIC VI Linea
Axillaris Sinistra
Auskulas
: S1 >
Gallop (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris
Palpasi :
Vokal
Rhonki
+/+,
Wheezing -/Abdomen
:
Inspeksi
: Cembung
Auskultasi : BU (+)
4x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Soefl, nyeri
tekan (-), hepar tidak
FOLLOW UP
(Tgl 24 04 2014)
S
Sesak
berkurang
Masih sedikit sesak jika
sudah
malam
mulai
CHF
VS
CARDIOMEGALI
TD : 110/80
N : 82x/menit
S : 36,6
R : 20x/menit
karena
sesak
Batu kering
Edema di kedua tungkai
mulai sedikit berkurang
MATA
P
Therapi
-
EFUSI PLEURA
Lasix Sering
pump
amp/24 jam
ISDN
3x5
mg
Conjungtiva anemis (-/-)
Sklera Ikterik (-/-)
Edema palpebra (-)
Eksophtalamus (-)
Pupil isokor (+)
Reflek cahaya (+)
HIDUNG
Plavix 1x
KSR 2x1
Extra lasix 2
amp
Monitoring
Ku dan VS
kelainan
Septum dan tulang dalam
Gejala klinis
ESO
perabaan baik
Selaput lendir dalam batas
normal
Epistaksis (-)
TELINGA
MULUT
Sariawan (-)
LEHER
(-)
Pembesaran kelenjar tyroid (-)
JVP (5+3) cmH2O
Kaku kuduk (-)
Hipertrofi
musculus
sternocledomastoideus (-)
THORAKS
Cor
Inspeksi:
IC
tidak
terlihat
Palpasi :
IC
kuat
angkat
Perkusi:
Kanan atas: SIC II Linea Para
Sternalis Dextra
Kanan bawah: SIC VIII Linea
Para Sternalis Dextra
Kiri atas: SIC II Linea Para
Sternalis Sinistra
Kiri bawah: SIC VI Linea
Axillaris Sinistra
Auskulas
: S1 >
Gallop (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris
Palpasi :
Vokal
Rhonki
Wheezing -/-
+/+,
Abdomen
:
Inspeksi
: Cembung
Auskultasi : BU (+)
4x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Soefl, nyeri
tekan (-), hepar tidak
teraba, lien tidak teraba,
CVA (-/-)
EXTREMITAS
3.48
139,3
96,7
FOLLOW UP
(Tgl 25 04 -2014)
S
Sesak
berkurang
Masih sedikit sesak jika
sudah
malam
mulai
CHF
VS
CARDIOMEGALI
TD : 120/80
N : 82x/menit
S : 39,6
R : 24x/menit
karena
sesak
Batu kering
Edema di kedua tungkai
maish sedikit berkurang
MATA
HIDUNG
EFUSI PLEURA
OBS FEBRIS HARI
PERTAMA
P
Therapi
-
La
In
20
IS
Pl
Pa
iv
Monitori
kelainan
Septum dan tulang dalam
perabaan baik
Selaput lendir dalam batas
normal
Epistaksis (-)
TELINGA
MULUT
Sariawan (-)
Pembesaran tonsil (-)
Gusi berdarah (-)
Lidah pucat (-)
Lidah kotor (-)
Tepi lidah hiperemis (-)
Atrofil papil (-)
Bau pernafasan yang khas (-)
LEHER
(-)
Pembesaran kelenjar tyroid (-)
JVP (5+3) cmH2O
Kaku kuduk (-)
Hipertrofi
musculus
sternocledomastoideus (-)
THORAKS
Cor
Inspeksi:
IC
tidak
terlihat
Palpasi :
IC
kuat
angkat
Perkusi:
Kanan atas: SIC II Linea Para
Sternalis Dextra
Kanan bawah: SIC VIII Linea
Para Sternalis Dextra
Kiri atas: SIC II Linea Para
Sternalis Sinistra
Kiri bawah: SIC VI Linea
Axillaris Sinistra
Auskulas
: S1 >
ES
Rhonki
+/+,
Wheezing -/Abdomen
:
Inspeksi
: Cembung
Auskultasi : BU (+)
4x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Soefl, nyeri
tekan (-), hepar tidak
teraba, lien tidak teraba,
CVA (-/-)
EXTREMITAS
FOLLOW UP
(Tgl 26 04 2014)
S
kedua tungkai
Sudah tidak batuk
Semalam masih
CHF
VS
CARDIOMEGALI
TD : 150/80
N : 80x/menit
S : 37,2
R : 24x/menit
demam,
EFUSI PLEURA
HT
MATA
Conjungtiva
(-/-)
Sklera Ikterik (-/-)
anemis
P
Therapi
-
Lasix 2x1 iv
Infus
asering
20tpm
ISDN 3x5 mg
Plavix 1 x75
Ksr 2x1
Pamol 3x1
Cefo 2x1 gr iv
Catopril
3x50mg
Monitoring
HIDUNG
Ku dan VS
Gejala klinis
ESO
batas normal
Epistaksis (-)
TELINGA
Kedua meatus
arcusticus normal
Pendengaran baik
Tidak ada discharge
MULUT
Sariawan (-)
Pembesaran tonsil (-)
Gusi berdarah (-)
Lidah pucat (-)
Lidah kotor (-)
Tepi lidah hiperemis
(-)
Atrofil papil (-)
Bau pernafasan yang
khas (-)
LEHER
Perbesaran kelenjar
THORAKS
Cor
Inspeksi:
IC
tidak terlihat
Palpasi : IC
Kanan
kuat angkat
Perkusi:
atas: SIC II
Linea
Para
Sternalis
Dextra
Kanan bawah: SIC VIII
Linea
Para
Sternalis
Dextra
Kiri atas: SIC II Linea
Para Sternalis Sinistra
Kiri bawah: SIC VI
Linea Axillaris Sinistra
Auskulas: S1
> S2. S3 (+),
Murmur
(-),
Gallop (-)
Pulmo
Inspeksi :
Simetris
Palpasi :
Vokal
Fremitus
kanan = kiri
Perkusi :
Sonor
pada
kedua
lapang
paru
Auskultasi
Suara
dasar
vesikuler +/+,
Rhonki
-/-,
Wheezing -/Abdomen
:
Inspeksi:
Cembung
Auskultasi
BU
4x/menit
Perkusi :
Timpani
:
(+)
Palpasi : Soefl,
nyeri tekan (-),
hepar
tidak
teraba,
lien
tidak
teraba,
CVA (-/-)
EXTREMITAS
Akral hangat
Tidak kering
Capilla refil (dbn)
Follow Up
(Tgl 28 04 2014)
S
-
Lemas
Sesak sudah berkurang
Sudah tidak demam dari
CHF
VS
EFUSI PLEURA
TD : 120/80
N : 76x/menit
S : 36
R : 20x/menit
semalam
Conjungtiva
(-/-)
Sklera Ikterik (-/-)
Edema palpebra (-)
Eksophtalamus (-)
Pupil isokor (+)
Reflek cahaya (+)
anemis
HIDUNG
batas normal
Epistaksis (-)
Kedua meatus
Lasix 2x1 iv
Infus
asering
20tpm
MATA
TELINGA
P
Therapi
ISDN 3x5 mg
Plavix 1 x75
Ksr 2 x 1
Pamol 3x1
Cefo 2x1 gr iv
Catopril
3x50mg
Monitoring
-
Ku dan VS
Gejala klinis
ESO
arcusticus normal
Pendengaran baik
Tidak ada discharge
MULUT
Sariawan (-)
Pembesaran tonsil (-)
Gusi berdarah (-)
Lidah pucat (-)
Lidah kotor (-)
Tepi lidah hiperemis
(-)
Atrofil papil (-)
Bau pernafasan yang
khas (-)
LEHER
Perbesaran
tyroid (-)
JVP (5+3) cmH2O
Kaku kuduk (-)
Hipertrofi
musculus
kelenjar
sternocledomastoideus
(-)
THORAKS
Cor
Inspeksi:
tidak terlihat
Palpasi : IC
IC
Kanan
kuat angkat
Perkusi:
atas: SIC II
Linea
Para
Sternalis
Dextra
Kanan bawah: SIC VIII
Linea
Para
Sternalis
Dextra
Kiri atas: SIC II Linea
Para Sternalis Sinistra
Kiri bawah: SIC VI
Linea Axillaris Sinistra
Auskulas: S1
> S2. S3 (+),
Murmur
(-),
Gallop (-)
Pulmo
Inspeksi :
Simetris
Palpasi :
Vokal
Fremitus
kanan = kiri
Perkusi :
Sonor
pada
kedua
lapang
paru
Auskultasi
Suara
dasar
vesikuler +/+,
Rhonki
-/-,
Wheezing +/+
Abdomen
Inspeksi
:
Cembung
Auskultasi
BU
:
(+)
4x/menit
Perkusi :
Timpani
Palpasi : Soefl,
nyeri tekan (-),
hepar
tidak
teraba,
lien
tidak
teraba,
CVA (-/-)
EXTREMITAS
Follow Up
(Tgl 29 04 2014)
S
-
CHF
VS
EFFUSI PLEURA
TD : 130/80
N : 84x/menit
S : 36
R : 20x/menit
MATA
P
Therapi
-
Lasix 2x1 iv
Infus asering
20tpm
kelainan
Septum dan tulang dalam
perabaan baik
Selaput lendir dalam batas
normal
Epistaksis (-)
TELINGA
MULUT
Sariawan (-)
Pembesaran tonsil (-)
Gusi berdarah (-)
Lidah pucat (-)
Lidah kotor (-)
Tepi lidah hiperemis (-)
Atrofil papil (-)
Bau pernafasan yang khas (-)
LEHER
3x5
mg
Plavix 1 x75
Ksr 2 x 1
Pamol 3x1
Cefo 2x1 gr
HIDUNG
ISDN
iv
Catopril
3x50mg
Monitoring
-
Ku dan VS
Gejala klinis
ESO
(-)
Pembesaran kelenjar tyroid (-)
JVP (5+3) cmH2O
Kaku kuduk (-)
Hipertrofi
musculus
sternocledomastoideus (-)
THORAKS
Cor
Inspeksi:
terlihat
Palpasi : IC tidak kuat
angkat
Perkusi: Kanan atas:
SIC
II
IC
tidak
Linea
Para
Sternalis Dextra
Kanan bawah: SIC IV
Linea
Para
Sternalis
Dextra
Kiri atas: SIC II Linea
Medio
Clavicularis Sinistra
Auskulas
: S1 >
S2. Murmur (-), Gallop
(-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris
Palpasi :
Vokal
Rhonki
-/-,
Wheezing -/Abdomen
:
Inspeksi
: Cembung
Auskultasi : BU (+)
4x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Soefl, nyeri
tekan (-), hepar tidak
DIAGNOSA
-
PENATALAKSANAAN
Therapi
-
Sp lasix 6 amp
Pamol 3x1
Vometa 3x1
Lesichol 2x1
Bisoprolol 1x2
Tyarit 2x1
Monitoring
-
Ku dan VS
Gejala klinis
ESO
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
CO)
dalam
memenuhi
metabolisme
tubuh.
Penurunan
CO
fungsi sirkulasi yang adekuat maka di dalam tubuh terjadi suatu refleks
homeostasis atau mekanisme kompensasi melalui perubahan perubahan
neurohormonal, dilatasi ventrikel. Salah 1 respon hemodinamik yang tidak normal
adalah peningkatan tekanan pengisian (filling pressure) dari jantung atau preload.
Apabila tekanan pengisian ini mengikat sehingga mengakibatkan edema paru dan
bendungan di sistem vena maka keadaan ini disebut gagal jantung kongestif.
Apabila tekanan pengisian meningkat dengan cepat sekali seperti yang sering
terjadi pada infark miokard akut sehingga dalam waktu singkat menimbulkan
berbagai macam tanda tanda kongestif sebelum jantung sempat mengadakan
mekanisme kompensasi yang kronis maka keadaan ini disebut gagal jantung akut
PEMBAHASAN
jantung kongestif/ CHF yang dimana efek dari penurunan CO mengakibatkan vol
darah yang efektif berkurang. Efek dari hal tersebut membuat peningkatan
tekanan pengisian dari jantung atau preload yang bisa mengakibatkan
penumpukan cairan di paru
EPIDEMIOLOGI
-
Hampir 5% dari pasien yang dirawat di rumah sakit, 4,7% wanita dan 5,1
% laki laki.
Insiden gagal jantung dalam setahun diperkirakan 2,3 3,7 per 1000
penderita pertahun.
Menurut penelitian, gagal jantung jarang berada dibawah usia 45 tahun,
tapi menanjak tajam pada usia 75 tahun 84 tahun. Di Eropa kejadian
gagal jantung berkisar 0.4% - 2% dan meningkat pada usia yang lebih
menurunnya
kontraktilitas
jantung.
Kondisi
yang
miokard)
dianggap
sebagai
kompensasi
karena
yang
secara
langsung
mempengaruhi
jantung.
Kelas II
Kelas III
PEMBAHASAN
masuk kedalam kategori NYHA III dimana sudah ada pembatasan aktifitas, yaitu
hanya berjalan sebentar dan dekat, pasien sudah merasakan kelelahan dan sesak
nafas.
b. Klasifikasi derajat gagal jantung berdasarkan ACC/ AHA ( American
College of Cardiology dan American Heart Association)
( Derajat Gagal jantung berdasarkan struktur dan kerusakan otot jantung)
Tahap A
Tahap B
Tahap C
Tahap D
jantung
Kelainan struktural jantung yang lebih berat ditandai adanya gejala
Didefinisikan sebagai serangan cepat dari gejala atau tanda akibat fungsi
jantungyang abnormal. Dapat terjadi dengan atau tanpa adanya penyakit
jantung sebelumnya. Disfungsi jantung dapat berupa disfungsi sistolik
atau
disfungsi
diastolik.
Irama
jantung
yang
abnormal
atau
Dispneu
ketempat tidur)
Batuk
: Biasa batuk kering dan basah yang menghasilkan
sputum berbusa dalam jumlah banyak kadang disertai banyak
darah
Mudah lelah : Akibat cairan jantung yang kurang, yang
menghambat cairan dari sirkulasi normal dan oksigen serta
jaringan
Bendungan pada vena perifer (jugularis)
Gangguan gastrointestinal (perut kembung, anoreksia, dan nausea)
dan asites
- Perasaan tidak enak pada epigastrium
c Gagal jantung kongestif
Bila gangguan jantung kiri dan jantung kanan terjadi bersamaan. Dalam
keadaan gagal jantung kongestif, curah jantung menurun sedemikian rupa
sehingga terjadi bendungan sistemik bersamaan dengan bendungan paru
Tanda dan Gejala
Kumpulan gejala gagal jantung kiri dan kanan
Manifestasi Klinis Umum
Sesak nafas ( dyspneu)
Deskripsi
Sesak nafas selama melakukan aktifitas
Darah
dan membangunkan.
Mekanisme
dikatakan backs
up
di
paru paru
gelisah
Bbatuk yang menghasilkan lendir darah Cairan menumpuk di paru paru
Edema
melambat
menyebabkan
tertahan
dan
cairan
untuk
cukup
darah
untuk
memenuhi
Kebingungan
dan
gangguan Kehilangan
memori
dan
perasaan
dengan pencernaan
Perubahan pada tingkat zat tertentu
berfikir
menjadi disorientasi
menyebabkan kebingungan
Untuk menebus kerugian dalam
seperti
jantung
anda
balap,
berdenyut
kapasitas,
PEMBAHASAN
adalah :
Dispneu
atau memompa
ketempat tidur)
Batuk
: Biasa batuk kering dan basah yang menghasilkan
sputum berbusa dalam jumlah banyak kadang disertai banyak
darah
Mudah lelah : Akibat cairan jantung yang kurang, yang
menghambat cairan dari sirkulasi normal dan oksigen serta
dengan baik
Edema ektremitas bawah
Anoreksia dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan status
vena didalam rongga abdomen
jantung
PATOGENESIS
Rales
S3
Hepatojugularis refluks
Kriteria Minor
Batuk nokturnal
Hepatomegali
Efusi pleura
DIAGNOSA
1. ANAMNESA
Kriteria Framingham adalah kriteria epidemiologi yang telah digunakan
secara luas. Diagnosa gagal jantung kongestif mensyaratkan minimal dua
kriteria mayor atau satu kriteria mayor disertai dua kriteria minor, kriteria
minor dapat diterima jika kriteria minor tersebut tidak berhubungan
dengan kondisi medis yang lain seperti hipertensi pulmonal, PPOK, sirosis
hati, atau sindrom nefrotik
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tekanan darah dan nadi
PENATALAKSANAAN
1. Non farmakologi
-
Diet : Asupan NaCl harus dibatasi menjadi 2 3 g Na/ hari. Atau <
2 g/hariuntuk gagal jantung sedang sampai berat. Retriksi cairan
menjadi 1,5 2 L / hari hanya untuk gagal jantung berat
B. Farmakologi
1. ALGORITME
(Terapi obat menurut status fungsional pasien)
Status
Fungsional
(NYHA)
Asimptomatik
Pasien Kelas
I
Terapi obat
ACE Inhibitor jika dikontraindikasikan
atau
toleransi
rendah
diinginkan AII
isosorbit nitrat
Ditambah dengan diuretik (umumnya loop
diuretik), jika cocok diberikan karvedilol
Simptomatik
III/IV
atau bisoprolol
Jika cocok diberikan plan :
-
Bisoprolol
Spironolakton
Digoxin
Metolazone
Hidralazine
dinitrat
Isosorbit
2. JENIS DA OBAT
Diuretik
Kelas & Contoh
THIAZID
Keuntungan
Perannya telah
Kerugian
berkembang Dihubungkan
Hydrochlorothiazide
Indapamide
- Chlorthhalidone
LOOP DIURETIC
-
Furosemide
Ethacrynic acid
dengan
aemia,
hyperuricaemia
atau
hyperlipidemia
Mempunyai efek yang kuat Dapat
menyebabkan
onset cepat
hypokalemia,
dengan
dihubungkan
kekurangan
patuhan
pemakaian obat
- Bumetamide
POTTASIUM
tampak
pada
pemakaian hyperkalemia
dan azotemia,
Spironolactone
Amiloride
kehilangan
Triamterene
magnesium
pottasium
Digitalis
Digoxin secara signifikan menurunkan hospitalisasi pada
pasien CHF yang sinus rhytm sejak awalnya dan pada pasien
pasien CHF yang telah dengan maintenans ACE inhibitor dan
diuretik. Digoxin mempunyai efek netral. Maka berdasarkan
evidence based mengindikasikan pemakaian digoxin pada
pasien CHF adalah sebagai pereda simptom yang masih tetap
ada walaupun sudah memakai ACE inhibitor dan diuretik.
Dosis median harian adala 0,25mg/ hari. Pemakaian dosis
maintenans digoxin yang rendah ( 0,125 0,25 mg/hari)
khususnya penting pada pasien wanita dan pasien usia lanjut
dikarenakan terdapatnya penurunan fungsi ginjal semakin
bertambahnya umur.
PROGNOSA
Tabel NYHA
CLASS
1
Tanpa
gejala,
SYMPTOM
Disfungsi ventrikel
kiri
yang
1 Year Mortality
5%
II
asimptomatik
Dispneu atau kelelahan saat melakukan aktifitas fisik
10%
III
ringan
Dispneu atau kelelahan saat melakukan aktifitas
10 % - 20 %
IV
normal
Dispneu atau lelah saat istirahat
40% - 50 %
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Sylvia Anderson Price, RN , phd; Lorraine Mccarty Wilson, RN, PhD,
2005. Patofisiologi konsep klinis proses proses penyakit. EGC : Jakarta