Anda di halaman 1dari 9

DAMPAK TERHADAP CUACA DAN IKLIM

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi,
batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida
(NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam,
smog dan pemanasan global).

Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah
dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar
fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami
(misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx
tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan
asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara,
setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi
ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan
asam.

Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk
asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan
tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang
merupakan pH hujan normal), yang dikenal sebagai hujan asam. Hujan asam
menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan
hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi.
Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di
dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan
(karat, lapuk). Proses terjadinya hujan asam.
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx,
SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan
industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi
jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara.
Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga
terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar
matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer
menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan
permukaan air laut. Proses terjadinya efek rumah kaca
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari
gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana.
Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan
karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan
sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah
karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi
hanya 1,5 ton
Dampak Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi
yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan
mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan
pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan
manusia. Pencemaran air oleh minyak bumi umumnya disebabkan oleh pembuangan
minyak pelumas secara sembarangan. Di laut sering terjadi pencemaran oleh minyak dari
tangki yang bocor. Adanya minyak pada permukaan air menghalangi kontak antara air
dengan udara sehingga kadar oksigen berkurang.

Dampak Terhadap Tanah


Dampak penggunaan energi terhadap tanahdapat diketahui, misalnya dari pertambahan
batu bara. Msalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam
pertambangan terbuka (Open Pit MiniJika terhirup dan masuk ke tubuh, sebagian besar
akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang mengalami stres, pebe diremobilisasi dari
tulang dan masuk ke peredaran darah sehingga menimbulkan risiko keracunan. Dalam
jangka panjang, penimbunan pebe bisa berbahaya.

Polusi udara memberikan ancaman lingkungan yang sangat besar di berbagai belahan
dunia. Polusi udara meliputi berbagai bahan-kimia dan gas berbahaya yang dihasilkan dari
kendaraan-kendaraan kita serta fasilitas industri kita yang membuat udara menjadi kotor.
Kendaraan bermotor adalah sumber polusi udara paling besar, dan di beberapa Negara Asia
seperti India, Cina, Indonesia di kota-kota besarnya tercipta suatu kondisi pencemaran
udara yang luar biasa dan tak terkendali yang dihasilkan oleh kendaran bermotor.

Polusi Udara mempunyai efek yang benar-benar negatif terhadap lingkungan kita, dan efek
negatif yang paling jelas nyata adalah efek negatif terhadap kesehatan kita. Menurut
World Health Organization (WHO) 2.4 juta orang meninggal setiap tahun akibat gangguan
kesehatan yang dapat dikaitkan dengan polusi udara, sebagian besar adalah berbagai
macam penyakit pernapasan, dan sebagian dari gangguan jantung.

Polusi Udara juga mempunyai dampak negatif terhadap perubahan iklim, emisi/paparan
zat berbahaya tidak hanya mencemari udara yang hirup tetapi lebih jauh juga berdampak
pada munculnya efek rumah kaca, yang mengakibatkan peningkatan temperatur rata-rata
di planet kita. Semakin banyak kendaraan bermotor dan semakin banyak industri yang
menjadi sumber pencemaran udara maka berarti lebih banyak juga akibat yang
ditimbulkan yang mengarah pada Pemanasan Global (Global Warming).
Polusi Udara tidak hanya bisa member efek negatif terhadap perubahan iklim, ia juga
memberi dampak negatif terhadap lapisan ozon, menyusutkan lapisan ozon kita,
membuatnya semakin tipis, sehingga membuka pintu masuk untuk sinar ultraviolet
berbahaya, dan meningkatkan resiko berkembangnya kanker kulit. Hujan Asam adalah
efek negatif lain polusi udara terhadap lingkungan kita. Hujan Asam merusak habitat dari
banyak satwa, mengotori air dengan cara mempengaruhi kadar keasaman mereka, dan
secara umum melakukan kerusakan besar kepada banyak ekosistem.
Kini setelah kita tahu dampak buruk yang timbul akibat polusi udara, maka yang menjadi
pertanyaan adalah apa yang akan kita lakukan untuk setidaknya menguranginya serta
membuat bumi menjadi tempat tinggal yang lebih baik dan udara yang kita hirup menjadi
lebih bersih. Mungkin kita dapat membantu dengan mengurangi penggunaan kendaraan
bermotor atau bagi yang menggunakan mobil pikirkanlah untuk beralih ke jenis mobil
hybrid lalu kita dapat mulai menggunakan sumber energy yang ramah lingkungan seperti
angin, matahari, geothermal (panas bumi) dan mengurangi penggunaan energy yang
berasal dari bahan bakar fosil (fossil fuel) seperti batubara dan bahan bakar minyak (bbm).
Kini kita hanya bias berharap bahwa setiap orang akan sadar untuk lebih memperhatikan
lingkungan serta berbuat hal-hal kecil yang dapat membantu menjadikan lingkungan kita
menjadi lebih baik, dan kita pun berharap agar pemerintah ikut peduli dengan
mengeluarkan kebijakan-kebijakan serta program-program yang peduli terhadap
kelestarian lingkungan hidup kita serta mengurangi atau bahkan menghentikan eksplorasi
yang menghancurkan ekosistem kita.

(https://evomask.wordpress.com/2011/08/21/bagaimana-polusi-udara-mempengaruhilingkungan-kita/)

Perubahan iklim global merupakan malapetaka yang akan datang! Kita telah mengetahui
sebabnya - yaitu manusia yang terus menerus menggunakan bahan bakar yang berasal dari
fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi.
Kita sudah mengetahui sebagian dari akibat pemanasan global ini - yaitu mencairnya tudung
es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah
penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral bleaching dan gelombang badai besar. Kita
juga telah mengetahui siapa yang akan terkena dampak paling besar - Negara pesisir pantai,
Negara kepulauan, dan daerah Negara yang kurang berkembang seperti Asia Tenggara.

Selama bertahun-tahun kita telah terus menerus melepaskan karbondioksida ke atmosfir


dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batubara, gas bumi dan
minyak bumi. Hal ini telah menyebabkan meningkatnya selimut alami dunia, yang menuju
kearah meningkatnya suhu iklim dunia, dan perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi juga
mematikan. Greenpeace percaya bahwa hanya dengan langkah pengurangan emisi gas rumah
kaca yang sistematis dan radikal dapat mencegah perubahan iklim yang dapat mengakibatkan
kerusakan yang lebih parah kepada ekosistem dunia dan penduduk yang tinggal didalamnya.
Sebagai sebuah organisasi global berskala internasional, Greenpeace memusatkan perhatian
kepada mempengaruhi kedua pihak yaitu masyarakat dan para pemegang keputusan atas
bahaya dibalik penambangan dan penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil. Sebagai
organisasi regional, Greenpeace Asia Tenggara memusatkan perhatian sebagai saksi langsung
atas akibat dari perubahan iklim global, dan meningkatkan kesadaran publik tentang masalah
yang sedang berlangsung. Greenpeace SEA juga berusaha mengupayakan perubahan
kebijakan penggunaan energi di Asia Tenggara di masa depan - yaitu beranjak dari
ketergantungan penggunaan bahan bakar fosil kearah sumber-sumber energi yang
terbarukan, bersih dan berkelanjutan.
Taktik Kampanye Iklim dan Energi adalah mengkonfrontasi tantangan yang dimiliki industri
berbahan bakar yang berasal dari fosil - terutama, pembangkit listrik pembakar-batubara dan
penghasil energi berbasis-nuklir - sementara, di waktu yang sama menyuarakan dan
mendorong solusi atas ketergantungan penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil.
Sebagai contoh, GreenpeaceSEA mempromosikan kebijakan dan proyek yang dapat
menghasilkan energi murah berasal dari angin dan energi matahari, dan advokasi terhadap
efisiensi energi alternatif.

http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/

Apa itu Perubahan Iklim


Sadarkah kita bahwa beberapa tahun ini semakin banyak bencana alam yang
terjadi dan fenomena-fenomena alam yang kacau? Mulai dari banjir, puting
beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke
tahun. Sadarilah bahwa semua ini adalah tanda-tanda alam yang menunjukkan
bahwa planet kita tercinta ini sedang mengalami proses kerusakan yang menuju
pada kehancuran! Hal ini terkait langsung dengan isu global yang belakangan
ini makin marak dibicarakan oleh masyarakat dunia yaitu Perubahan Iklim dan
Pemanasan Global. Apakah pemanasan global dan perubahan iklim itu?
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan Bumi akibat
peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Sedangkan

Perubahan Iklim adalah suatu keadaan berubahnya pola iklim dunia. Suatu
daerah mungkin mengalami pemanasan, tetapi daerah lain mengalami
pendinginan yang tidak wajar. Akibat kacaunya arus dingin dan panas ini maka
perubahan iklim juga menciptakan fenomena cuaca yang kacau, termasuk curah
hujan yang tidak menentu, aliran panas dan dingin yang ekstrem, arah angin
yang berubah drastis, dan sebagainya.
Apa itu Gas Rumah Kaca?
Atmosfer bumi terdiri dari
bermacam-macam gas dengan
fungsi yang berbeda-beda.
Kelompok gas yang menjaga
suhu permukaan bumi agar tetap
hangat dikenal dengan istilah
gas rumah kaca. Disebut gas
rumah kaca karena sistem kerja
gas-gas tersebut di atmosfer
bumi mirip dengan cara kerja
rumah kaca yang berfungsi
menahan panas matahari di
dalamnya agar suhu di dalam
rumah kaca tetap hangat, dengan
begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena
memiliki panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan
gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas
rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak
adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet
mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca
memiliki temperatur rata-rata -32o Celcius.
Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2),
metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem
pencernaan hewan-hewan ternak), Dinitrogen Oksida (N2O) dari pupuk, dan
gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya
hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin

memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan


CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca
memiliki efek pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas
menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah
molekul metana menghasilkan efek pemanasan 72 kali dari molekul CO2.
Molekul N2O bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 296 kali dari
molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang
menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya
pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama
dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.

AKIBAT TERHADAP CUACA DAN IKLIM

Para ahli mengetahui secara pasti hubungan antara pencemaran udara


dengan
cuaca. Masing-masing dapat saling mempengaruhi dengan berbagai cara.
Angin dan
suhu, misalnya, mempengaruhi jumlah dan luasnya zat pencemar di udara.
Angin yang
kuat dapat menyebarkan zat pencemar ke arah vertikal atau pun
horizontal. Walaupun
keadaan tersebut dapat mengurangi pencemaran di wilayah industri, angin
malah akan
membawa zat pencemar itu ke wilayah-wilayah yang jauh dari pabrik.
Kadang-kadang keadaan yang berlawanan dengan itu terjadi. Suatu lapisan
udara
dingin dekat tanah terjebaak oleh suatu lapisan udara hangat. Hal ini
disebut suatu inversi
suhu, yaitu suatu keadaan atmosfer yang meletakkan suatu lapisan udara
panas di atas
lapisan udara dingin. Udara yang dingin lebih berat sehingga tetap
berada dekat
permukaan tanah dan zat pencemar tertimbun di dalamnya. Tidak ada
gerakan udara kuat
dan tidak ada perubahan cuaca yang berarti selama beberapa hari atau
bahkan beberapa
minggu. Udara dekat tanah menjadi penuh dengan zat pencemar. Krisis
mungkin terjadi.
Dua zat pencemar yang mungkin menyebabkan akibat serius terhadap iklim
adalah karbon dioksida dan debu partikulet. Karbon dioksida cenderung
merangkap
panas pada atmosfer rendah.
Debu partikulet memiliki akibat berlawanan, yaitu memantulkan panas
matahari
kembali ke angkasa. Meningkatnya masing-masing zat pencemar tersebut
dapat
menyebabkan keadaan dunia menjadi panas atau dingin secara meluas.
Contoh yang jelas dari akibat lokal pencemaran cuaca adalah meningkatnya
curah
hujan di kota-kota dan di wilayah yang berdekatan dengan, atau menurut
jurusan angin
e-USU Repository ? 2004 Universitas Sumatera Utara
4
dari, pabrik kertas besar.Partikel dari pabrik itu berfungsi sebagai
inti yang dapat
membentuk hujan.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1352/3/tkimia-nurhasmawaty6.pdf.txt)

Studi-studi terbaru kian memberikan bukti peningkatan emisi gas rumah kaca
(GRK) serta berkurangnya kesempatan untuk mengelak dari dampak
terburuknya.
"Hasil secara keseluruhan penelitian ini agak suram," kata Steven J Davis, pakar

iklim di Universitas California. Makalah yang ditulis Davis dan rekan-rekannya,


terbit di jurnal Nature Climate Change, Minggu (21/9) lalu. "Kita berbicara banyak
tentang mengerem laju emisi. Nyatanya? Kita mempercepat laju tersebut,"
ujarnya.
Berdasarkan Global Carbon Budget terkini, secara global emisi GRK meningkat
2,3 persen pada tahun 2013 dibanding tahun sebelumnya. Data Global Carbon
yang dihimpun oleh kelompok ilmuwan internasional ini merunut dan membuat
perhitungan emisi global per tahun. Untuk tahun 2014, ditaksir akan naik 2,5
persen lagi; sehingga angka emisi sudah mencapai 65 persen lebih tinggi
daripada emisi pada 1990 yang dijadikan acuan tahun dalam Protokol Kyoto.
Sementara itu, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer kini telah melampaui 395
ppm pada 2013. Rekor yang cukup mengkhawatirkan. Sebagai perbandingan,
konsentrasi karbon dioksida pada 1750, sebelum Revolusi Industri, 277 ppm.
Studi lain yang dipublikasikan di Nature Geoscience oleh tim peneliti di bawah
Pierre Friedlingstein dari Universitas Exeter-Inggris, meninjau adanya 3 negara
yang menyumbang lonjakan emisi antara 2012-2013.
Tiga negara tersebut yakni Tiongkok (sebesar 57 persen), AS (20 persen), India
(17 persen). Jika dikalkulasikan, ketiga negara punya andil kenaikan emisi lebih
dari 90 persen. Di samping itu, studi ini juga melaporkan pertumbuhan emisi
karbon yang persisten.
Para pimpinan negara dunia menghadiri UN Climate Summit di New York, mulai
hari Selasa (23/9) ini.
(Brian Clark Howard)
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/09/studi-terbaru-menggambarkan-denganjelas-kenaikan-emisi-karbon-dunia

Anda mungkin juga menyukai

  • Cara Vissim
    Cara Vissim
    Dokumen2 halaman
    Cara Vissim
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen9 halaman
    Makalah
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Surat Izin
    Surat Izin
    Dokumen1 halaman
    Surat Izin
    'Satria Putra Penarosa
    Belum ada peringkat
  • 3 Fix
    3 Fix
    Dokumen1 halaman
    3 Fix
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel Daftar Gambar Dan Daftar Isi
    Daftar Tabel Daftar Gambar Dan Daftar Isi
    Dokumen18 halaman
    Daftar Tabel Daftar Gambar Dan Daftar Isi
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Kebisingan
    Perhitungan Kebisingan
    Dokumen2 halaman
    Perhitungan Kebisingan
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Amplop KKN 93
    Amplop KKN 93
    Dokumen1 halaman
    Amplop KKN 93
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Aerated Lagoon
    Aerated Lagoon
    Dokumen2 halaman
    Aerated Lagoon
    Anita Pratiiwii
    100% (3)
  • Surat Izin
    Surat Izin
    Dokumen1 halaman
    Surat Izin
    'Satria Putra Penarosa
    Belum ada peringkat
  • Mau Di Rombak
    Mau Di Rombak
    Dokumen19 halaman
    Mau Di Rombak
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Rekomendasi 2015
    Rekomendasi 2015
    Dokumen1 halaman
    Rekomendasi 2015
    Abdul Aziz Slamet
    Belum ada peringkat
  • Deskripsi
    Deskripsi
    Dokumen1 halaman
    Deskripsi
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Mau Di Rombak
    Mau Di Rombak
    Dokumen19 halaman
    Mau Di Rombak
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Absorbs I
    Absorbs I
    Dokumen6 halaman
    Absorbs I
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Makalah PKN
    Makalah PKN
    Dokumen19 halaman
    Makalah PKN
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Print T TTTTT TTTTT TTTTT
    Print T TTTTT TTTTT TTTTT
    Dokumen3 halaman
    Print T TTTTT TTTTT TTTTT
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • BAB III Original
    BAB III Original
    Dokumen23 halaman
    BAB III Original
    Arie Rambu Anarki
    Belum ada peringkat
  • Rambu Ukur, Kaki Tiga Dan GPS
    Rambu Ukur, Kaki Tiga Dan GPS
    Dokumen11 halaman
    Rambu Ukur, Kaki Tiga Dan GPS
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Drainase 2
    Drainase 2
    Dokumen27 halaman
    Drainase 2
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Silogisme Kategorial
    Silogisme Kategorial
    Dokumen12 halaman
    Silogisme Kategorial
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Ke Simp Ulan
    Ke Simp Ulan
    Dokumen2 halaman
    Ke Simp Ulan
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Kalimat Efektif
    Kalimat Efektif
    Dokumen1 halaman
    Kalimat Efektif
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • HTTP
    HTTP
    Dokumen1 halaman
    HTTP
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • TRTTTTTTTTTTTTTTT
    TRTTTTTTTTTTTTTTT
    Dokumen7 halaman
    TRTTTTTTTTTTTTTTT
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen7 halaman
    Tugas 1
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Ke Simp Ulan
    Ke Simp Ulan
    Dokumen2 halaman
    Ke Simp Ulan
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • IPAL
    IPAL
    Dokumen22 halaman
    IPAL
    Putri Mushandri Pratami
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi Penutup
    Bab Vi Penutup
    Dokumen2 halaman
    Bab Vi Penutup
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Dokumen3 halaman
    Tugas 2
    Anita Pratiiwii
    Belum ada peringkat