PENGEMBANGAN PERUMAHAN
(Studi Pada Kantor Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah
Kabupaten Tapanuli Utara)
Oleh:
JHON SUMIHARJO HUTABARAT
030903023
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dalam suka cita penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan
skripsi
ini
yang
berjudul:Evaluasi
Pelaksanaan
Program
Tongam
Hutabarat,
selaku
Kepala
Dinas
Permukiman
dan
Taput; Bapak Saul Situmorang, selaku Kepala BAPPEDA Tapanuli Utara; dan
Bapak Ihsar, selaku Developer (pengembang) perumahan di Kabupaten
Tapanuli Utara);
7. Buat K Sondang Pane, yang telah banyak memberi bantuan yang sangat berarti
buat penulis;
8. Bapak/ Ibu guru SD No. 174566, Hutabarat Partali Julu, Tarutung; Bapak/Ibu
guru SMP Swasta St. Maria Tarutung; Bapak/Ibu guru SMU N 1 Tarutung;
9. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis: Ayahanda H. Hutabarat dan
Ibunda R. Simorangkir, yang telah membina, membesarkan, mendidik
sehingga
penulis
dapat
duduk
di
bangku
perkuliahan
dan
dapat
menyelesaikannya;
10. Buat abang-abangku, Sanggam Hutabarat, S.Pd, Sandro Hutabarat, S.Si; adikadikku: Indra Hutabarat, Patar Hutabarat, Poppy Hutabarat, terima kasih buat
doa dan motivasinya guna penyelesaian studiku;
11. Rekan-rekan mahasiswa AN 03: Ezra, Edoe, Edward, Rikardo, Rein, Anggara,
Saor, Elvin, Tarida, Melly, d....l....l...
12. Saudara/saudariku di GMKI Komisariat FISIP-USU: Berkatdo, Rahmawana,
Martin, Sarjani, Novita, Fernando, Melki, Heri, Frans, Rudi, Alex, Roni,
Sandrakh, Susi, Yhonatan, Sertha, Sastri, Marisa, Yehezkiel, B Hotler
Zidane, B Marganda, K Debora, K Santi, dan yang lainnya yang tidak
dapat kusebutkan satu per satu: UT OMNES UNUM SINT, SYALOM...........
13. Buat rekan-rekan alumni SMUNTA 03: Angga, Jack Alles, Hardi, Robin,
Amri, Jefri, Ronal, Elly, Langlang, Oka, Seprina, Irene, Atha, Handra, Saut,
Marganti, DNA ( Dohot Na Asing );
14. Buat adek angkatku Indah, Sandra, ditunggu kedatangannya di alam
perkuliahan; Anggraeni Titin, jangan contoh aku yang lama tamat ini ya;
15. Adagio, Angra, Annihilator, Apocalyptica, Ark Storm, Arthemis, Athena,
Avantasia, Benedictum, Casiopea, Concerto Moon, Dark Moor, Death,
Dragonforce, Dragonhammer, Dreamaker, Dream Theater, Edguy, Epica,
Evergrey, Freedom Call, Full Strike, Galloglass, Gamma Ray, Gordian Knot,
Haggard, Hammerfall, Heavenly, Helloween, Hour Glass, Human Fortrees,
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Penulis tidak dapat membalas semua kebaikan-kebaikan yang telah diterima dari
berbagai pihak. Semoga Tuhan lah yang membalas segala kebaikan mereka dan
memberikan berkatNya, dan skripsi ini juga dapat bermanfaat kepada pembacanya.
Medan,
April 2009
Penulis
Jhon S. Hutabarat
NIM: 030903023
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK........i
DAFTAR ISI........ iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................ iv
BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Perumusan Masalah... 8
C. Tujuan Penelitian... 8
D. Manfaat Penelitian..... 9
E. Kerangka Teori...... 9
E. 1. Evaluasi..... 9
E. 1. 1. Pengertian Evaluasi.... .9
E. 1. 2. Jenis-jenis Evaluasi..... 15
E. 1. 3. Proses Evaluasi... 20
E. 1. 4. Pendekatan Dalam Evaluasi... 22
E. 2. Pengembangan Perumahan.... 24
E. 2. 1. Pengertian Perumahan... 24
E. 2. 2. Aspek-aspek Perencanaan Perumahan... 25
E. 2. 3. Program Pembangunan Perumahan dan Permukiman... 27
E. 2. 4. Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan
Permukiman........................................................................................ 32
E. 3. Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan.... 36
F. Definisi Konsep......... 37
G. Definisi Operasional. 38
H. Sistematika Penulisan 39
BAB II: METODE PENELITIAN.... 40
A. Bentuk Penelitian..... 40
B. Lokasi Penelitian..... 40
C. Populasi dan Sampel... 40
D. Teknik Pengumpulan Data.. 41
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Eselon, Fungsional, dan Staf
Tahun 2008........................................................................... ............. 72
Tabel 2 : Jumlah Pegawai Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah
Kabupaten Tapanuli Utara Berdasarkan Jenjang Pendidikan............ 73
Tabel 3 : Jumlah Dana Untuk Program Pengembangan Perumahan................... 74
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Dosen Pembimbing
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan
Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah
Kabupaten Tapanuli Utara.
Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam situasi
apapun orang pasti berupaya memiliki rumah sebagai tempat tinggal bagi dirinya dan
keluarganya, mengembangkan hubungan sosial dan membangun lingkungan
permukimannya. Rumah sangat bermakna bagi eksistensi seorang manusia, baik sebagai
pribadi, keluarga dan masyarakat.
Perumahan dan permukiman selain berfungsi sebagai wadah pengembangan
sumber daya manusia dan pengejawantahan dari lingkungan sosial yang tertib, juga
memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi melalui sektor industri perumahan
sebagai penyedia lapangan kerja pendorong pembentukan modal yang besar. Dengan
berpijak pada peningkatan dan pemenuhan kebutuhan terhadap perumahan dan
permukiman, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, aktif berperan
serta dalam setiap program pembangunan, serta mampu meningkatkan upaya untuk
menghimpun modal dan program pembangunan selanjutnya.
Pelaksanaan program pengembangan perumahan di Kabupaten Tapanuli Utara
dimulai pada pertengahan tahun 1990-an dan masih berlangsung sampai dengan
sekarang. Hal yang mendasari pelaksanaan program ini adalah karena keterbatasan dari
masyarakat terutama PNS untuk memiliki rumah tinggal sendiri. Sehingga pemerintah
memasukkan program pengembangan perumahan ini ke dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tapanuli Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program
pengembangan perumahan di Kabupaten Tapanuli Utara, untuk mengetahui kendalakendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini dan juga untuk mengetahui sudah
sejauh mana keberhasilan program pengembangan perumahan ini.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan informan kunci yaitu
Kepala Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara,
Kepala Bagian Perumahan dan Permukiman, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Kabupaten Tapanuli Utara, dan Developer (Pengembang) Perumahan di Kabupaten
Tapanuli Utara. Dan peneliti juga melakukan wawancara dengan masyarakat yang tinggal
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
di perumahan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara. Kemudian data yang diperoleh dari
penelitian tersebut dianalisa dengan metode analisa deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan perumahan yang dibangun di
Kabupaten Tapanuli Utara terdapat di tiga lokasi yang berbeda yaitu di Desa Hutabarat,
Kecamatan Tarutung; Desa Silangkitang, Kecamatan Sipoholon; Desa Sitabo-tabo,
Kecamatan Siborong-borong. Dari ke tiga kawasan perumahan tersebut belum ada yang
selesai tahap pembangunannya disebabkan karena pembangunan yang bertahap yang
dilakukan oleh Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli
Utara.
Lokasi perumahan PNS Pagar Beringin Permai di Kecamatan Sipoholon berjarak
12 Km dari Kota Tarutung, jumlah rumah yang sudah dibangun sebanyak 237 unit, luas
tanah per unit 200 m, pembangunan untuk tahap lanjutan seluas 30.844 m.
Pembangunan rumah dilokasi ini masih berlangsung karena permintaan akan
rumah oleh masyarakat masih tinggi. Dari 237 unit rumah yang dibangun, semuanya
ditempati. Hal ini dipengaruhi karena harga rumah yang masih terjangkau oleh
masyarakat terutama PNS yaitu sekitar 50 juta rupiah dan pembayaran dapat dicicil 2 kali
dalam setahun. Hal lain yang membuat permintaan akan rumah di lokasi ini cukup tinggi
karena luas tanah per unit cukup luas yaitu 200 m.
Lokasi perumahan perumahan PNS Barat Indah Permai di Kecamatan Tarutung
berjarak 7 Km dari Kota Tarutung, jumlah rumah yang sudah dibangun 135 unit, luas
per unit bervariasi yaitu tipe 36 s/d 45, pembangunan untuk tahap lanjutan seluas 7 Ha.
Pembangunan rumah dilokasi ini juga masih berlangsung baik untuk
pembangunan rumah yang baru, perbaikan/perawatan rumah. Dari 135 unit yang sudah
dibangun, hanya 57 unit yang ditempati oleh masyarakat, 75 unit kosong akan tetapi
masih dalam kondisi baik sedangkan 3 rumah lagi rusak. Dari 75 unit yang kosong
semuanya sudah ada yang memiliki. Akan tetapi karena jarak lokasi perumahan yang
cukup jauh dan terletak di kawasan hutan dan juga karena sarana transportasi yang sangat
terbatas, sehingga mereka tidak jadi menempati rumah tersebut. Sedangkan harga per
unitnya 35 juta rupiah dan pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil sekitar 2 juta
rupiah per tahun.
Lokasi Perumahan PNS Sitabo-tabo Kecamatan Siborong-borong yang sudah
mulai tahap pembangunan dengan lahan yang sudah tersedia seluas 5 Ha terletak di
Desa Sitabo-tabo, Kecamatan Siborong-borong, jumlah rumah yang akan dibangun
sebanyak 215 unit dengan tipe 27/150 dan tipe 36/150.
Kondisi perumahan di Kabupaten Tapanuli Utara juga cukup memprihatinkan
karena belum memiliki prasarana dan sarana yang memadai seperti jalan, air bersih,
sebagian rumah yang layak huni dan sanitasi yang baik, tahapan pembangunan drainase
dan saluran pembuangan sanitasi masih kurang baik jika dibandingkan dengan kebutuhan
terhadap kelengkapan perumahan dan permukiman yang ada. Disamping itu, rumah yang
sudah dibangun di kawasan perumahan tersebut masih ada yang belum ditempati
sehingga banyak yang rusak yang nantinya akan membutuhkan dana yang cukup besar
untuk melakukan perbaikan, dan lahan yang sebelumnya digunakan untuk perumahan
masih ada yang kosong sehingga dijadikan sebagai lahan pertanian, seperti yang terjadi di
Perumahan Barat Indah Permai.
Dari hasil temuan dilapangan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan
program pengembangan perumahan di Kabupaten Tapanuli Utara belum terlaksana
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
dengan baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Tapanuli Utara.
Kata Kunci: Evaluasi, Program Pengembangan Perumahan
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam menjalani kehidupannya, manusia tidak pernah terlepas dari hal-hal yang
berhubungan dengan tempat dimana dia tinggal dalam kehidupannya sehari-hari. Bagi
manusia kebutuhan akan tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar (basic need),
disamping kebutuhan akan sandang dan pangan.
Tempat tinggal memang sangat vital bagi kehidupan manusia. Tanpa tempat
tinggal yang cukup, manusia tidak akan dapat hidup dengan layak. Manusia tidak cukup
dengan terpenuhinya kebutuhan sandang dan pangan, meskipun kenyataannya terdapat
peringkat pemenuhan akan kebutuhan itu dari kebutuhan yang minimum hingga
kebutuhan yang tidak terbatas.
Teori Maslow menyebutkan bahwa sesudah manusia terpenuhi kebutuhan
jasmaninya, yaitu sandang, pangan, dan kesehatan, kebutuhan akan rumah atau tempat
tinggal merupakan salah satu motivasi untuk pengembangan kehidupan yang lebih tinggi
lagi. Tempat tinggal pada dasarnya merupakan wadah bagi manusia atau keluarga dalam
melangsungkan kehidupannya.
Perumahan dan permukiman selain berfungsi sebagai wadah pengembangan
sumber daya manusia dan pengejawantahan dari lingkungan sosial yang tertib, juga
memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi melalui sektor industri perumahan
sebagai penyedia lapangan kerja pendorong pembentukan modal yang besar. Dengan
berpijak pada peningkatan dan pemenuhan kebutuhan terhadap perumahan dan
permukiman, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, aktif berperan
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
serta dalam setiap program pembangunan, serta mampu meningkatkan upaya untuk
menghimpun modal dan program pembangunan selanjutnya.
Dalam hal pembangunan di segala bidang khususnya pembangunan perumahan
dan permukiman, masyarakat berperan sebagai pelaku utama, sementara pemerintah
mempunyai kewajiban sebagai pihak yang berkewajiban yang bertugas mengarahkan,
membimbing, dan menciptakan suasana kondusif. Demi tercapainya tujuan pembangunan
nasional maupun daerah, kegiatan masyarakat dan pemerintah harus saling mendukung
dan melengkapi sehingga terjadi satu kesatuan langkah.
Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam situasi
apapun orang pasti berupaya memiliki rumah sebagai tempat tinggal bagi dirinya dan
keluarganya,
mengembangkan
hubungan
sosial
dan
membangun
lingkungan
permukimannya. Rumah sangat bermakna bagi eksistensi seorang manusia, baik sebagai
pribadi, keluarga dan masyarakat. Tanpa campur-tangan pihak lain dari luar lingkungan,
mereka pun akan mengusahakan penyelenggaraan rumah dan permukimannya sendiri
secara mandiri dan berdaulat. Terjadi dikotomi antara aksesibilitas terhadap sumber daya
perumahan dan permukiman yang semakin terbatas dan mahal, dengan kebutuhan akan
lokasi tempat tinggal yang aksesibel pada tempat kerja dan usaha, fasilitas umum dan
pusat layanan publik. Diperkuat realitas tekanan sosial, ekonomi dan kependudukan,
maka situasi inilah yang mendorong terjadinya konsentrasi perumahan dan permukiman
yang padat, miskin dan kumuh. Penguasaan dan penggunaan lahan oleh warga masih
banyak yang lemah dari sisi hukum dan administrasi; seperti: bantaran sungai, pinggiran
rel, tanah makam, tanah in-absentia atau menganggur maupun lahan dalam status
penguasaan atau pemilikan pihak lain.
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
tahun 1945, bahwa setiap orang memiliki hak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Oleh karenanya, rumah
sebagai wadah tempat tinggal perseorangan ataupun dalam entitas sosial baik dalam
bentuk keluarga atau lainnya merupakan hak setiap orang. Secara fungsional rumah
dijadikan sebagai wadah untuk berlindung dari tantangan alam dan ancaman binatang,
sekaligus wadah interaksi sosial keluarga dan pada kasus tertentu mewadahi aktivitas
ekonomi penghuninya. Hak perumahan secara nasional didefinisikan sebagai hak bagi
setiap orang untuk mendapatkan akses menghuni rumah yang layak dalam suatu
komunitas yang aman dan bermartabat secara berkelanjutan. Lebih jauh kelayakan
didefinisikan sebagai kelengkapan rumah dengan jaminan keamanan dan hukum, jaminan
perolehan prasarana, sarana dan utilitas dasar, akses pada pembiayaan, dan atau hal lain
untuk memenuhi martabatnya sebagai manusia. Menghuni rumah yang layak berarti
pengakuan status legal kependudukan yang membuka identitas sosial, akses pada
program peningkatan kesejahteraan serta peluang usaha yang membutuhkan kredibilitas
hunian.
Apabila dilihat secara makro, dalam pembangunan khususnya pembangunan
perumahan dan permukiman, seharusnya dilakukan sinkronisasi antara dua sistem, yaitu
perkotaan dan pedesaan. Hal ini harus diupayakan guna menghindari terjadinya over load
(kelebihan beban) pada lingkungan perumahan dalam wilayah perkotaan yang dapat
menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi wilayah perkotaan maupun
wilayah di belakangnya (hinterland), yang biasanya adalah wilayah pedesaan.
Oleh karena itu perencanaan pembangunan sebuah perumahan memegang
peranan yang sangat penting dalam mengendalikan laju pembangunan agar berdampak
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
positif dan berkesinambungan. Perencanaan itu harus dimulai dari perencanaan rumahrumah hingga perencanaan lingkungan permukiman, ruang perkotaan, dan skema
wilayahnya.
Pembangunan di bidang yang berhubungan dengan tempat tinggal beserta sarana
dan prasarananya memang perlu mendapatkan prioritas mengingat tempat tinggal
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Sudah selayaknya apabila untuk
pembangunan perumahan dan permukiman itu pemerintah mengeluarkan peraturan
perundang-undangan tentang perumahan dan permukiman yang dimaksudkan untuk
memberikan arahan (guide line) bagi pembangunan sektor perumahan dan permukiman.
Peraturan perundang-undangan itu antara lain tertuang dalam Undang-Undang Nomor 4
tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 24 tahun 1992.
Salah satu landasan yang digunakan oleh pemerintah untuk meningkatkan peran
kelembagaan dalam pembangunan perumahan dan permukiman adalah Undang-Undang
Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman. Undang-Undang itu
menyebutkan bahwa perumahan berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi sarana dan prasarana lingkungan, sedangkan
permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan hutan lindung, baik
yang berupa kawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
Pembangunan perumahan dan permukiman sebagai bagian dari program
pembangunan nasional sebetulnya sudah dicanangkan semenjak pemerintahan orde baru
dalam Pembangunan Jangka Panjang tahap I, dengan target terpenuhinya kebutuhan akan
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
sarana dan prasarana dasar serta meningkatnya mutu lingkungan perumahan dan
permukiman baik di perkotaan maupun di pedesaan. Adapun realisasi dari pembangunan
perumahan dan permukiman dalam PJP I itu dilaksanakan melalui berbagai program
antara lain program perumahan rakyat, program penyediaan air bersih, dan program
penyehatan lingkungan permukiman dan juga dilaksanakan program penunjang yang
berupa pengembangan sistem pembiayaan, pengembangan teknologi perumahan dan
permukiman yang memberi dukungan operasional dalam rangka pembangunan fisik
perumahan dan permukiman, serta pemantapan dan peningkatan kelembagaan maupun
penyiapan peraturan perundang-undangannya.
Program pengembangan perumahan yang telah ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM NAS.) dijadikan acuan daerah baik
tingkat satu maupun tingkat dua dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah. Hal inilah yang mendasari pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara
menetapkan program ini menjadi salah satu program pembangunannya, yang pada
dasarnya dilatarbelakangi pada keterbatasan masyarakat berpenghasilan rendah untuk
memiliki rumah tinggal sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya program ini diharapkan
masyarakat akan memiliki rumah tinggal sendiri. Pada Kabupaten ini, program
Pengembangan Perumahan termasuk kategori Multy Years Program, artinya program ini
selalu termasuk ke dalam program kerja tahunan Dinas Permukiman dan Pengembangan
Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara.
Ada dua tujuan yang ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara
berkaitan dengan program pengembangan perumahan tersebut, yaitu: pertama,
mendorong pemenuhan kebutuhan rumah yang layak, sehat, aman, dan terjangkau
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
dengan
judul
EVALUASI
PELAKSANAAN
PROGRAM
B. Perumusan Masalah
Dalam mengadakan pembahasan terhadap permasalahan tertentu maka selalu
terdapat masalah yang menyebabkan perlunya diadakan pembahasan, demikian juga
halnya dengan pelaksanaan program pengembangan perumahan. Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai
berikut :
Bagaimanakah evaluasi pelaksanaan program pengembangan perumahan di kabupaten
Tapanuli Utara sejak dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
tahun 2004-2009.
C. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk
mengetahui
bagaimana
pelaksanaan
program
pengembangan
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
berpikir dalam menganalisa fenomena-fenomena yang terjadi dalam lingkup
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
yang
telah
dilakukan
yang
akan
digunakan
untuk
meramalkan,
Pengukuran mengacu pada pengumpulan informasi yang relevan dengan tujuan dan
analisis adalah penerapan dan penggunaan informasi yang dikumpulkan guna membuat
kesimpulan, sedangkan rekomendasi adalah suatu penentuan mengenai apa yang akan
dilakukan selanjutnya.
Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah
pencapain hasil kemajuan, dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana
pembangunan dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (outputs), hasil (outcomes), dan dampak
(impacts) dari pelaksanaan rencana pembangunan. Oleh karena itu, dalam perencanaan
yang transparan dan akuntabel, harus disertai dengan penyusunan indicator kinerja
pelaksanaan rencana yang sekurang-kurangnya meliputi;(i) indikator masukan, (ii)
indikator keluaran, dan (iii) indikator hasil (dalam Penjelasan PP No.39 tahun 2006, pasal
12).
Selain definisi di atas, ada sepuluh pertanyaan yang harus dijawab untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi (Robert O. Brinkerhoff, dalam Farida
Yusuf Tayibnapis, 2000, 3), yaitu:
1. Apa arti evaluasi ?
Banyak definisi evaluasi dapat diperoleh dari buku-buku yang ditulis oleh ahlinya,
antara lain definisi yang ditulis oleh Ralph Tyler, yaitu evaluasi adalah proses yang
menentukan sampai sejauh mana tujuan pembangunan perumahan dapat dicapai (Tyler,
1950:63). Menyediakan informasi untuk pembuat keputusan, dikemukakan oleh
Cronbach (1963), Stufflebeam (1971), juga Alkin (1969). Malcolm, Provus, pencetus
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Diseperancy Evaluation (1971), mendefinisikan evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada
dengan suatu standar untuk mengetahui apakah ada selisih.
Kelompok Konsorsium Evaluasi Standford menolak definisi evaluasi yang
menghakimi (judgemental definition of evaluation) karena menurut mereka bukanlah
tugas evaluator menentukan apakah suatu program berguna atau tidak. Evaluator tidak
dapat bertindak sebagai wasit terhadap orang lain. Maka definisi yang tidak menghakimi
(non judgemental definition of evaluation) tampaknya lebih dapat diterima.
2. Untuk apa evaluasi ?
Scriven (1967) orang pertama yang membedakan antara evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif sebagai fungsi evaluasi yang utama . Kemudian Stufflebeam
membedakan evaluasi atas Proactive Evaluation untuk melayani pemegang saham, dan
Retroactive Evaluation untuk keperluan pertanggungjawaban. Evaluasi dapat mempunyai
dua fungsi, yaitu fungsi formatif, evaluasi dipakai untuk perbaikan dan pengembangan
kegiatan yang sedang berjalan (program, orang, produk, dan sebagainya). Fungsi sumatif,
evaluasi dipakai untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Jadi
evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program,
perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, menambah motivasi dan dukungan dari
mereka yang terlibat.
3. Apakah objek evaluasi ?
Hampir semua unit training dapat dijadikan objek suatu evaluasi. Programprogram pembangunan yang telah dirancang oleh pemerintah dapat dijadikan objek
evaluasi terhadap kinerja pemerintah. Penting sekali menentukan dan mengetahui apa
yang akan dievaluasi. Hal ini akan menolong menentukan apa informasi yang
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
pelaksanaan dibanding rencana, tetapi hasil pelaksanaan dibanding dengan rencana yakni
apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
Dari ketiga jenis evaluasi di atas, penelitian ini merupakan evaluasi pada tahap
pelaksanaan program pengembangan perumahan yang telah ditunagkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Tapanuli Utara, dimana penelitian ini
nantinya akan menilai sejauh mana pelaksanaan program pengembangan perumahan di
Kabupaten Tapanuli Utara.
Di samping itu, penelitian ini merupakan evaluasi implementasi kebijakan yang
telah dituangkan ke dalam program-program pembangunan. Maksudnya bahwa penelitian
ini nantinya berusaha untuk mengetahui apakah kebijakan pembangunan yang telah
ditetapkan apakah telah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi
dilakukan untuk
memperoleh umpan
balik
agar dapat
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
tercapai,
memperhatikan
artinya
sejauh
terpenuhi
mana
dalam
masing-masing
penampilan,
penampilan
tetapi
evaluator
tersebut
lupa
mendukung
penampillan akhir yang diharapkan oleh tujuan umum, maka akibatnya jumlah
penampilan khusus itu tidak banyak manfaatnya.
3. Formatif-Sumatif Evaluation Model
Model ini menunjuk pada adanya tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi,
yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan (evaluasi formatif) dan
ketika program sudah selesai atau berakhir (evaluasi sumatif ).
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Tujuan evaluasi formatif tersebut adalah mengetahui sejauh mana program yang
dirancang dapat berlangsung sekaligus mengidentifikasi hambatan. Dengan mengetahui
hambatan-hambatan, pengambil keputusan secara dini dapat mengadakan perbaikan yang
mendukung kelancaran pencapain tujuan.
Sedangkan evaluasi sumatif bertujuan untuk mengatur ketercapaian program.
Fungsi evaluasi sumatif dalam evaluasi program dimaksudkan sebagai sarana untuk
mengetahui posisi/kedudukan individu di dalam kelompoknya.
Menurut Finance (1994:4 dalam Hanif Nurcholis;2007,276) ada empat tipe
evaluasi yaitu:
1. Evaluasi kecocokan, yaitu menilai apakah kebijakan yang ditetapkan memang cocok
untuk dipertahankan, perlukah diganti dengan kebijakan lain, dan apakah kebijakan
ini cocok dilakukan oleh pemerintah daerah dan bukan oleh swasta
2. Evaluasi efektifitas, yaitu melakukan penilaian apakah kebijakan yang dilaksanakan
tersebut telah menghasilkan hasil dan dampak sesuai dengan tujuan yang diharapkan
3. Evaluasi efisiensi, yaitu melakukan penilaian berdasarkan tolok ukur ekonomis yaitu
seberapa jauh tingkat manfaat dibandingkan dengan biaya dan sumber daya yang
dikeluarkan. Dengan kata lain apakah input yang digunakan sebanding dengan output
yang diharapkan, dan apakah cukup efisien penggunaan keuangan publik dalam
mencapai dampak kebijakan.
4. Evaluasi meta, yaitu melakukan penilaian terhadap proses evaluasi itu sendiri.
Apakah evaluasi yang dilakukan oleh pihak yang berwenang sudah professional ?
Apakah evaluasi yang dilakukan tersebut sensitif terhadap kondisi sosial, kultural dan
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
(keluaran/hasil/dampak)
program
mampu
mengatasi
masalah
pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini digunakan untuk menilai efisiensi
(keluaran dan hasil dibandingkan masukan), efektivitas (hasil dan dampak terhadap
sasaran), ataupun manfaat (dampak terhadap kebutuhan) dari suatu program.
E.1.3. Proses Evaluasi
Proses evaluasi dimaksudkan untuk menguraikan dan memahami dinamika
internal berjalannya suatu program. Mereka menfokuskan pada jenis-jenis pertanyaan
sebagai berikut : Faktor apa yang hadir bersamaan yang membuat seperti apa program itu
? Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan program itu ? Bagaimana klien dibawa ke
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
dalam program dan bagaimana mereka bergerak melalui program sekaligus mereka
sebagai peserta ? Interaksi seperti apa yang trejadi pada staf dan klien ?
Proses evaluasi kebanyakan memerlukan deskripsi rinci tentang berjalannya suatu
program. Setiap deskripsi biasa jadi berdasarkan pada observasi atau wawancara dengan
staf, klien, dan petugas administrasi program. Banyak proses evaluasi terpusat pada
bagaimana program itu dirasakan oleh peserta dan oleh staf. Berupaya membangkitkan
penggambaran secara tepat dan rinci jalannya suatu program terutama membiarkan diri
menggunakan metode kualitatif.
Proses sebagai fokus dalam evaluasi berimplikasi pada bagaimana dalam
melihat bagaimana hasil atau keluaran itu dihasilkan daripada hanya melihat hasilnya
semata; itulah , suatu analisis proses dengan mana suatu program membuahkan hasil.
Proses evaluasi itu berkembang, deskriptif, berkesinambungan, luwes, dan induktif.
Evaluator proses mengedepankan pemahaman dan mendokumentasikan realitas dari hari
ke hari suatu program selama pengkajian. Evaluator mencoba mengurai apa yang
sesungguhnya terjadi pada suatu program dalam suatu pencarian pola utama dan nuansa
penting yang memberi karakter program. Proses evaluasi mensyaratkan adanya kepekaan
baik
kualitatif
maupun
kuantitatif
yang
berubah
dalam
program
selama
perkembangannya; artinya menjadi sangat akrab dengan hal rinci suatu program. Proses
evaluasi memandang tidak hanya aktifitas formal dan hasil yang diharapkan, tetapi juga
menyelidiki pola-pola tidak formal dan akibat yang tidak diharapkan dalam konteks yang
penuh dari implementasi program dan perkembangannya. Akhirnya, proses evaluasi
biasanya memasukkan persepsi orang yang dekat dengan program mengenai bagaimana
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
semuanya berjalan. Variasi perspektif bisa dilihat dari orang, dalam hubungannya yang
tidak sama dengan program dari dalam dan dari luar sumber.
Proses evaluasi mengijinkan pengambil keputusan dan pengguna informasi
memahami dinamika berjalannya suatu program. Setiap pemahaman memungkinkan
orang memutuskan tentang luasan program yang berjalan seperti seharusnya dijalankan.
Proses evaluasi pada umumnya berguna untuk menyatakan cakupan yang disitu program
dapat dikembangkan, seperti halnya menyoroti kekuatan program yang harus dipelihara.
Proses evaluasi juga berguna dalam memungkinkam masyarakat untuk tidak terlibat
secara dekat dalam program sebagai contoh pemberi dana dari luar, pegawai
pemerintah, dan agensi dari luar untuk memahami bagaimana program berjalan. Ini
memungkinkan orang luar untuk membuat keputusan yang lebih cerdas tentang
tanggungjawab mereka sendiri mengenai suatu program. Akhirnya, proses evaluasi pada
umumnya berguna untuk menyebarluaskan gagasan dan meniru program dibawah suatu
kondisi dimana program itu telah dilakukan sebagai proyek percontohan atau
dipertimbangkan sebagai model yang berguna untuk ditiru di tempat lain.
E.1.4. Pendekatan Dalam Evaluasi
Pengetahuan tentang evaluasi akan mempengaruhi jawaban tentang evaluasi.
Kualifikasi ini penting karena tidak ada satu definisi pun yang paling tepat untuk
menyatakan evaluasi jika tidak ada prosedur yang paling tepat untuk melakukan evaluasi.
Ada beberapa konsep tentang evaluasi dan bagaimana melakukannya, yang dinamakan
pendekatan evaluasi. Istilah pendekatan evaluasi ini diartikan sebagai beberapa pendapat
tentang apa tugas evaluasi dan bagaimana dilakukan, dengan kata lain tujuan dan
prosedur evaluasi.
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
program
secara
tradisional
artinya
mengukur
pencapaian
suatu
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
merupakan subsistem dari kota secara keseluruhan. Lingkungan ini biasanya mempunyai
aturan-aturan, kebiasaan-kebiasaan serta sistem nilai yang berlaku bagi warganya.
Pengertian perumahan sering dikaitkan dengan pembangunan sejumlah rumah
oleh berbagai instansi baik pemerintah atau swasta dengan disain unit-unit rumah yang
sama atau hampir sama. Jumlah rumah dan kelompok perumahan ini tidak tertentu, dapat
terdiri dari dua atau tiga rumah atau dapat juga sampai ratusan rumah. Bentuknya pun
tidak terbatas hanya pada bangunan satu lantai saja, yang berderet secara horizontal,
melainkan dapat juga merupakan bangunan bertingkat yaitu merupakan rumah susun.
E.2.2. Aspek-aspek Perencanaan Perumahan
Untuk membuat sebuah perencanaan perumahan yang betul-betul dapat menjawab
tuntutan pembangunan perumahan dan permukiman maka perlu dipertimbangkan secara
matang aspek-aspek perencanaannya. Dengan memperhatikan aspek-aspek perencanaan
sepanjang pembangunannya, diharapkan baik arah maupun laju pembangunan perumahan
akan dapat mencapai suatu kondisi dimana jumlah dan kualitasnya sesuai dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat. Adapun aspek-aspek yang mendasari perencanaan
pembangunan perumahan tersebut antara lain :
1.Lingkungan
Hal utama yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan perumahan adalah
manajemen lingkungan yang baik dan terarah. Karena lingkungan perumahan merupakan
aspek yang sangat menentukan dan keberadaannya tidak dapat diabaikan. Hal tersebut
dapat terjadi karena baik buruknya kondisi lingkungan akan berdampak terhadap
penghuni perumahan.
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
menentukan
terciptanya arah dan laju pembangunan menuju masyarakat yang adil dan sejahtera
dengan tercukupinya segala kebutuhan, termasuk kebutuhan perumahan.
E.2.3. Program Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Program yang dijalankan dalam pembangunan perumahan dan permukiman oleh
pemerintah, terdiri dari program pokok dan program pendukung (Dinas Kimbangwil
Taput, Buku Panduan Penyusunan Program Pengembangan Perumahan, 2004), yaitu:
1. Program Pokok
Program pokok merupakan yang dijalankan dalam rangka mewujudkan berbagai
sasaran dan melaksanakan berbagai kebijakan dalam GBHN 1993 yang meliputi program
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
penggunaan air bersih bagi kesehatan masyarakat, pengoperasian sarana dan prasarana air
bersih di pedesaan.
1.5. Program Penataan Kota
Program penataan kota dilaksanakan dalam berbagai kegiatan, diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Penyiapan dan penyusunan rencana program jangka menengah (PJM) dalam
rangka pelaksanaan pembangunan prasarana kota terpadu yang mengacu pada rencana
tata ruang dan rencana pengembangan wilayah;
b. Rintisan pengadaan sistem data dan informasi penataan kota yang membantu
informasi dalam rangka pengadaan perumahan dan permukiman.
Pada prinsipnya program penataan kota bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
penyedian, pelayanan prasarana dan sarana perkotaan yang mendorong pemantapan
fungsi kawasan-kawasan kota sehingga dapat meningkatkan produktivitas kota dengan
tidak mengesampingkan aspek-aspek pemerataan, lingkungan, dan budaya.
1.6. Program Penataan Bangunan
Program penataan bangunan dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan tata
bangunan dan lingkungan yang terkendali sebagai wujud struktural pemanfaatan ruang
perkotaan yang tertib dan keselamatan bangunan, serta terpeliharanya bangunan dan
lingkungan yang mempunyai nilai, tradisi serta sejarah yang luhur. Program penataan
bangunan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
a. Pengendalian ketertiban dan keselamatan bangunan melalui penyusunan peraturan
daerah;
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
suatu hal yang utama sehingga perlu dilakukan pemberdayaan kegiatan pengembangan
sistem tata guna serta alokasi air bagi pembangunan.
E.2.4. Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman
Ada 3 (tiga) kebijakan dan strategi nasional perumahan dan permukiman yang
dituangkan dalam S.K. Menteri Kimpraswil Nomor 217/2002 tentang Kebijaksanaan dan
Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP), yaitu:
1. Melembagakan sistem penyelenggaraan perumahan dan permukiman dengan
melibatkan masyarakat (partisipatif) sebagai pelaku utama, melalui strategi:
a.
Penyusunan,
pengembangan
dan
sosialisasi
berbagai
produk
peraturan
lapisan
masyarakat; (c) Pemberdayaan para pelaku kunci perumahan swadaya; serta (d)
Pengembangan akses pembiayaan perumahan swadaya.
c. Pengembangan berbagai jenis dan mekanisme subsidi perumahan, dapat berbentuk
subsidi pembiayaan; subsidi prasarana dan sarana dasar lingkungan perumahan dan
permukiman; ataupun kombinasi kedua subsidi tersebut.
d.
e. Pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman akibat dampak bencana alam dan
kerusuhan sosial, meliputi (a) Penanganan tanggap darurat; (b) Rekonstruksi dan
rehabilitasi bangunan, prasarana dan sarana dasar perumahan dan permukiman; serta
(c) Pemukiman kembali pengungsi. Penanganan tanggap darurat merupakan upaya
yang harus dilakukan dalam rangka penanganan pengungsi, penyelamatan korban
dampak bencana alam atau kerusuhan sosial, sebelum proses lebih lanjut seperti
pemulangan, pemberdayaan, dan pengalihan (relokasi).
f.
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
c.
mengembangkan pola
hunian berimbang,
perwujudan
transparansi,
demokratisasi,
desentralisasi,
dan
partisipasi
masyarakat, yang pada akhirnya dapat menjamin pemanfaatan dan pengalokasian sumber
dana pembangunan yang semakin terbatas menjadi lebih efisien dan efektif serta
berkelanjutan.
Salah satu upaya untuk merespon tuntutan tersebut, pemerintah telah
mengundangkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN),
yang
pembangunan yang baru yang terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) penyusunan rencana;
(2) penetapan rencana; (3) pengendalian pelaksanaan rencana; (4) evaluasi pelaksanaan
rencana. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana
merupakan bagian-bagian dari fungsi manajemen yang saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
Program-program pembangunan khususnya program pengembangan perumahan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah pada saat ini memerlukan suatu pengevaluasian
untuk mengetahui sudah sampai sejauh mana pelaksanaannya karena hal ini berkaitan
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
H. Sistematika Penulisan
BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini terdiri atas Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Definisi Konsep,
Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan.
BAB II
: METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari Bentuk Penelitian, Lokasi Penelitian, Populasi dan
Sampel, Teknik Pengumpilan Data, dan Teknik Analisa Data.
BAB III
BAB IV
: PENYAJIAN DATA
Bab ini berisikan tentang data-data yang diperoleh dari hasil penelitian
BAB V
: ANALISA DATA
Bab ini berisikan interpretasi dari data-data yang diperoleh sehingga
menjawab permasalahan yang dirumuskan
BAB VI
: PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan menggunakan analisa kualitatif. Menurut Hadari Nawawi (1990;64),
metode deskriptif memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena
yang ada pada saat penelitian ata masalah yang bersifat actual, kemudian
menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diteliti diiringi dengan interpretasi
rasional yang akurat. Penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan
dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, dan mencoba
menganalisa untuk memberi kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Permukiman dan Pengembangan
Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2004:90). Maka yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di Kantor Dinas Permukiman dan
Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara yang berjumlah 50 orang.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2004:91), sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut Arikunto (2004:109)
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik penentuan sampel yang
digunakan yaitu Proposive Sampling. Menurut Arikunto Proposive Sampling diambil
berdasarkan tujuan penelitian. Berdasarkan kutipan di dalam penelitian ini adalah
responden yang dianggap mengetahui secara mendalam tentang permasalahan penelitian.
Dimana cara pengambilan sampel bukan atas strata, pedoman atau wilayah, tetapi
berdasarkan atas adanya tujuan tertentu dan memakai informan kunci. Adapun yang
menjadi informan kunci disini adalah Kepala Dinas Permukiman dan Pengembangan
Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, Kabid Perumahan dan Permukiman. Dan untuk
menambah perbendaharaan data, penulis mengambil sampel dari masyarakat dengan
menggunakan teknik sampling insedental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti yang dapat
digunakan sebagai sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan data yang
diperlukan, penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data Primer
Yaitu perolehan data melalui kegiatan penulis langsung untuk mendapatkan data
yang lengkap yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan dengan
cara:
a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan menanyakan langsung kepada
responden tentang permasalahn yang berhubungan dengan penelitian ini.
b. Observasi, yaitu pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung ke lokasi
penelitian.
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Jumlah SDM per 31 Desember 2006 untuk memdukung pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli adalah
sebanyak 50 orang yang terdiri dari:
Klasifikasi Struktural
1) Pejabat Eselon II
orang
orang
3) Pejabat Eselon IV
orang
4) Staff PNS
27
orang
5) PTT
orang
6) Tenaga Honorer
orang
Jumlah
50
orang
22
orang
orang
3) SMA Sederajat
20
orang
4) SMP Sederajat
orang
50
orang
1) Golongan IV
orang
2) Golongan III
31
orang
orang
Klasifikasi Pendidikan
1) S1
2) D III
Jumlah
Klasifikasi Golongan
3) Golongan II
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
4) PTT
orang
5) Tenaga Honorer
orang
50
orang
Jumlah
3. Tugas Pokok dan Fungsi
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
oleh seluruh jajaran pimpinan dan staff dinas. Visi tersebut digali dari keyakinan dasar
dan nilai-nilai yang dianut seluruh anggota organisasi, dengan mempertimbangkan factor
lingkungan sekitarnya.
Adapun visi Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli
Utara adalah: PERUMAHAN/PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN YANG SEHAT,
AMAN, DAN TERATUR
Penjelasan dari Visi tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1. Perumahan / Permukiman Yang Sehat, Aman, dan Teratur, artinya
a) Terciptanya Perumahan/Permukiman yang murah serta layak huni;
b) Perumahan/Permukiman yang didukung oleh peraturan-peraturan yang
berlaku serta kebijakan daerah;
c) Ramah lingkungan.
2. Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah yang dimaksud adalah Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara.
Untuk mewujudkan visi Dinas Permukiman dan Pemgembangan Wilaayah
Kabupaten Tapauli Utara tersebut, perlu dirumuskan misi yang menggambarkan amanah
apa yang harus dituntaskan oleh organisasi/dinas agar tujuan organisasi dapat terlaksana
dan berhasil sesuai dengan visi yang ditetapkan.
Dengan adanya Misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan dapat mengenal Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Kabupaten Tapanuli Utara dan mengetahui peran dan program-program serta hasil yang
akan diperoleh di masa akan datang.
Adapun misi Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten
Tapanuli Utara yaitu:
1) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur agar mampu mewujudkan
pelayanan prima;
2) Mewujudkan lingkungan perumahan/permukiman sehat, aman, dan teratur;
3) Membessrdayakan dalam masyarakat pembangunan dan pengembangan wilayah
melalui penyelenggaraan peraturan, pembinaan dan pengawasan pembangunan.
A. Tujuan
Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dai misi dan merupakan sesuatu
(apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu tertentu 1 (satu) sampai
dengan 5 (lima) tahun (kapan harus dicapai).
Karakteristik tujuan adalah sebagai berikut :
a. Idealistik : mengandung nilai-nilai keluhuran dan keinginan kuat untuk menjadi
baik dan berhasil;
b. Jangkauan ke depan dicapai dalam waktu 5 tahun atau lebih sebagaimana yang
ditetapkan oleh suatu organisasi;
c. Abstrak belum dapat dilihat secara kuantitas karena pencapaian tujuan dapat
berlangsung secara berkesinambungan.
Berdasarkan uraian di atas, maka Dinas permukiman dan Pengembangan Wilayah
Kabupaten Tapanuli Utara menetapkan tujuan sebagai berikut:
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
pengawasan pembangunan
Dengan tujuan :
1) Meningkatkan partisipasi masyrakat dalam pembangunan dan pengembangan
wilayah melalui penyelenggaraan, pembinaan, dan pengawasan pembangunan.
B. Kebijakan
Strategi pencapaian tujuan menentukan keberhasilan organisasi. Strategi tersebut
dirumuskan dalam kebijakan yang menggambarkan bagaimana Program, dan kegiatan
organisasi dapat dicapai.
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Memberdayakan
masyarakat
untuk
mampu
merencanakan,
C. Program Kerja
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Program ini bersifat jangka menengah sampai dengan 5 tahun dan dapat
dilanjutkan apabila hasil evaluasi diperlukan untuk kelanjutannya (dapat bersifat jangka
menengah dan jangka panjang). Program Perencanaan Strategis Dinas Permukiman dan
Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara untuk mewujudkan visi dan misi
yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Pemberdayaan usaha mikro.
2. Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi.
3. Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Mineral dan Energi, Sumber Daya
Alam.
4. Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam.
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
5. Penataan Ruang.
6. Pengembangan Kecamatan dan Pengembangan Desa Tertinggal.
7. Pengembangan dan Pemeliharaan Prasarana Transportasi Udara.
8. Pengembangan Perumahan.
9. Pemberdayaan Komunitas Perumahan.
10. Lingkungan Sehat.
11. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Daerah Kabupaten Tapanuli Utara,
12. Pembangunan/ Perbaikan Pekan dan Fasilitas Umum.
13. Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Aparatur.
14. Pengurusan IMB dan Registrasi Rumah di Kabupaten Tapanuli Utara.
B. SEKILAS TENTANG KABUPATEN TAPANULI UTARA
B. 1. 1 Gambaran Umum Kondisi Daerah
Kabupaten Tapanuli Utara secara geografis terletak di bagian tengah Provinsi
Sumatera Utara, terletak pada 120 - 241 Lintang utara dan 9841 Lintang utara dan
9805 - 9916 Bujur timur pada peta bumi. Kabupaten Tapanuli Utara berada pada
ketinggian 300 1500 meter di atas permukaan laut dan kemiringan tanah antara 15 - 44
persen. Berdasarkan letak geografis ini maka daerah Kabupaten Tapanuli Utara
merupakan daerah yang memiliki topografi dan kontur tanah yang beragam yaitu datar,
berombak, bergelombang, dan terjal dengan batas-batas administratif yaitu:
Sebelah Utara
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sedangkan luas Kabupaten Tapanuli Utara yaitu 3.800,31 Km, yang terdiri dari
luas daratan 3.793,71 Km (379.371 Ha) dan perairan Danau Toba yang berada di
Kecamtan Muara dengan luas 6,60 Km. Dari luas wilayah 379.371 Ha terdapat luas
wilayah yang dapat digunakan untuk lahan sawah seluas 30.376 Ha dan untuk lahan
kering seluas 348.788 Ha, dimana daratannya dipergunakan untuk permukiman, sarana
dan prasarana sosial, ekonomi dan budaya, pertanian dalam arti luas, perhubungan,
pertambangan khususnya bahan galian C, dan hutan semak belukar.
Menurut status pemilikan, kurang lebih 288.922,97 Ha atau 76,20% dari luas
wilayah Kabupaten Tapanuli Utara merupakan tanah adat/marga, sebagian lainnya yakni
sekitar 70,34 atau sekitar 18,62% merupakan tanah Negara, sedangkan selebihnya
merupakan tanah hak milik, hak guna usaha dan hak guna bangunan.
Hasundutan dan pada Sebelah Timur dengan Kabupaten Labuhan Batu, mempunyai
posisi yang strategis dan memberikan dampak positif maupun negatif yang cukup besar
terhadap kondisi dan perkembangan Sumatera Utara baik dari aspek ekonomi, Sumber
Daya Manusia maupun kelestarian lingkungan hidup.
Dampak lain yang dirasakan oleh Kabupaten Tapanuli Utara adalah peluang
pasar, baik Dalam Negeri maupun Luar Negeri. Meningkatnya investasi yang masuk
sangat membantu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Kedudukan strategis
tersebut menjadi salah satu peluang di dalam membantu meningkatkan laju pembangunan
Kabupaten Tapanuli Utara dalam Pembangunan Jangka Panjang. Pembangunan fisik di
Kabupaten Tapanuli Utara pada Pembangunan Jangka Panjang Pertama telah
menghasilkan banyak kemajuan dalam segenap aspek kehidupan dan telah meletakkan
dasar yang cukup untuk pengembangan selanjutnya. Pada kawasan pertanian dan
perkebunan di Kabupaten Tapanuli Utara adalah produktif dalam menghasilkan komoditi
pertanian dan perkebunan sehingga masih cukup potensial untuk tetap dipertahankan.
PENDIDIKAN
Pembangunan sektor pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) dan merupakan asset utama yang sangat strategis dalam
menggerakkan laju pembangunan. Keberhasilan sektor pendidikan salah satunya dapat
dilihat dari indikator meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah (APS). Peningkatan
Angka Partisipasi Sekolah haruslah didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Ditingkat Sekolah Dasar (SD) jumlah sekolah pada tahun ajaran 2006/2007
sebanyak 390 unit termasuk 4 unit diantaranya Madrasah Ibtidaiyah, dengan jumlah guru
sebanyak 2.671 orang dan banyaknya murid 46.238 siswa. Pada tingkat SMP/ MTS
jumlah sekolah sebanyak 65 unit dimana dua diantaranya adalah MTS. Jumlah tenaga
guru sebanyak 1.254 orang dan siswa yang menuntut ilmu sebanyak 20.864 orang.
Pada tahun ajaran 2006/2007, jumlah Sekolah Menengah Umum (SMU) sebanyak
25 unit termasuk Madrasyah Aliyah sebanyak 1 unit, jumlah tenaga guru sebanyak 679
orang dan murid sebanyak 12.391 siswa. Untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) pada tahun ajaran 2006/2007 ini tercatat jumlah sekolah 18 unit, guru 398 orang,
dan 4.774 siswa. Rasio murid SD/MI terhadap sekolah pada tahun ajaran 2006/2007
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
sebesar 119 dengan perkataan lain setiap SD/MI di Kabupaten Tapanuli Utara rata-rata
menampung sekitar 119 murid. Untuk masing-masing tingkat SMP/MTS dan SMU/MA
rasionya adalah sebesar 321 dan 496 sedangkan pada tingkat SMK 265.
Rasio murid terhadap guru SD/MI tercatat sebesar 17 artinya rata-rata setiap guru
mendidik sekitar 17 murid. Untuk tingkat SMP/MTS, SMU/MA dan SMK masingmasing memiliki rasio sebesar 17 ; 18 dan 12.
EKONOMI
distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat relatif masih merata, tetapi antar daerah
Tingkat II masih belum merata. Kabupaten Tapanuli Utara masih mempunyai peluang
untuk meningkatkan pendapatan pada masa mendatang, mengingat banyak potensi yang
belum dimanfaatkan secara optimal, antara lain potensi kawasan industri yang telah
dialokasikan seluas 18.000 ha, disamping adanya zona-zona industri.
Selain itu masih terdapat potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal,
diantaranya potensi pariwisata dengan obyek-obyek wisata alam dan kebudayaan khas
Kabupaten Tapanuli Utara. Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara yang besar
merupakan
potensi
bagi
pemasaran
hasil
produksinya.
Selain
itu
semangat
kewiraswastaan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara dapat dijadikan modal bagi pembangunan di masa mendatang. Jumlah penduduk miskin secara keseluruhan menunjukkan
penurunan. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Utara menurut hasil Susenas
pada tahun 1984 tercatat sebanyak 5.626.569 orang, pada tahun 1987 turun menjadi
5.010.071 orang dan menurun lagi menjadi 4.786.478 orang pada tahun 1990. Bila dilihat
dari penyebarannya, penduduk miskin di perkotaan menunjukkan peningkatan, walaupun
proporsinya terhadap total penduduk perkotaan berkurang, sedangkan penduduk miskin
di perdesaan terus berkurang
AGAMA
Sesuai dengan Falsafah Negara, pelayanan kehidupan beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan. Di
Kabupaten Tapanuli Utara kerukunan antar umat beragama terjalin dengan sangat baik.
Sarana ibadah umat beragama di Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2006 adalah
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
sebagai berikut: Gereja Protestan 805 unit, Gereja Katolik 76 unit, Mesjid 60 unit, dan
Langgar/Surau 16 unit.
KESEHATAN
Jumlah Rumah Sakit Umum yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2006
sebanyak 1 buah yang berlokasi di Kecamatan Tarutung, sedangkan sarana kesehatan
lainnya pada tingkat kecamatan terdapat sebanyak 18 unit puskesmas (5 unit diantaranya
Puskesmas berstatus rawat inap) dan 59 unit puskesmas pembantu. Polindes sebanyak
156 unit, posyandu ada sekitar 362 unit, apotek sebanyak 6 unit, toko obat sebanyak 14
unit, klinik bersalin swasta 2 unit dan Balai Pengobatan Swasta sebanyak 4 unit.
Jumlah dokter di Kabupaten Tapanuli Utara (tidak termasuk RSU) pada tahun
2006 sebanyak 45 orang yang terdiri dari dokter umum sebanyak 38 orang dan dokter
gigi sebanyak 7 orang, sedangkan tenaga medis bidan tersedia 364 orang, perawat
sebanyak 105 orang. Banyaknya Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Tapanuli
Utara tahun 2006 sebanyak 32.853 PUS dengan akseptor aktif sebanyak 18.062 atau
sekitar 54,98 %. Pada tahun 2006 terdapat 7.014 akseptor baru atau sekitar 98,51 % dari
jumlah Pemenuhan Permintaan Masyarakat (PPM).
AIR MINUM
Air minum merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat, sehingga
pemerintah selalu berupaya membangun sarana air minum. Penyediaan air minum bisa
diusahakan sendiri oleh masyarakat atau perusahaan. Menurut data dari PDAM Mual
Natio Tarutung pada tahun 2006, jumlah pelanggan air minum sebanyak 5.539
pelanggan. Volume air minum yang dikonsumsi pelanggan sebanyak 1.549.668 m3 dan
nilai penjualan Rp. 1,619 miliar rupiah. Kategori/Pelanggan air minum dibedakan
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
menurut golongan yaitu Golongan Sosial, Non Niaga dan Niaga. Pelanggan yang
terbanyak yaitu Golongan Non Niaga sebanyak 4.733 pelanggan terdiri dari 4.666
golongan rumahtangga dan 67 golongan pemerintah. Sementara Golongan Niaga
sebanyak sebanyak 644 pelanggan dan Golongan Sosial sebanyak 162 pelanggan.
C. SEJARAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
I.
dan Toba Samosir yang sekarang termasuk dalam keresidenan Tapanuli yang dipimpin
seorang Residen Bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga.
Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut Residentie Tapanuli terdiri dari 4
Afdeling (Kabupaten) yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang Sidempuan,
Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten
Residen yang ibukotanya Tarutung yang terdiri 5 Onder Afdeling(Wilayah) yaitu Onder
Afdeling Silindung (Wilayah Silindung) ibukotanya Tarutung. Onder Afdeling Hoovlakte
Van Toba (Wilayah Humbang) ibukotanya Siborong-borong. Onder Afdeling Toba
(Wilayah Toba) ibukotanya Balige. Onder Afdeling Samosir (Wilayah Samosir)
ibukotanya Pangururan. Onder Afdeling Dairi Landen (Kabupaten Dairi sekarang)
ibukotanya Sidikalang. Tiap-tiap Onder Afdeling mempuyai satu Distrik (Kewedanaan)
dipimpin seorang Distrikchoolfd bangsa Indonesia yang disebut Demang dan
membawahi beberapa Onder Distrikten (Kecamatan) yang dipimpin oleh seorang Asisten
Demang.
Menjelang Perang Dunia II, distrik-distrik di seluruh keresidenan Tapanuli
dihapuskan dan beberapa Demang yang mengepalai distrik-distrik sebelumnya
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Huku
Gunyakusyo.Negeri
dan
Kampung
Hoofd
tetap
memimpin
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
untuk memperkuat pemerintahan dan pertahanan, Kabupaten Tanah Batak dibagi menjadi
4 (empat) kabupaten. Wilayah menjadi kabupaten dan memperbanyak kecamatan.Pada
tahun 1948 terjadi Agresi II oleh Belanda, untuk mempermudah hubungan sipil dan
Tentara Republik, maka pejabat-pejabat Pemerintahan Sipil dimiliterkan dengan jabatan
Bupati Militer, Wedana Militer dan Camat Militer. Untuk mempercepat hubungan
dengan rakyat, kewedanaan dihapuskan dan para camat langsung secara administratip ke
Bupati.
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada pengesahan kedaulatan, pada
permulaan tahun 1950 di Tapanuli di bentuk Kabupaten baru yaitu Kabupaten Tapanuli
Utara (dulu Kabupaten Batak), Kabupaten Tapanuli Selatan (dulu Kabupaten Padang
Sidempuan), Kabupaten Tapanuli Tengah (dulu Kabupaten Sibolga) dan Kabupaten Nias
(dulu Kabupaten Nias). Dengan terbentuknya Kabupaten ini, maka kabupaten-kabupaten
yang dibentuk pada tahun 1947 dibubarkan. Disamping itu ditiap kabupaten dibentuk
badan legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Sementara yang anggotanya dari anggota
partai politik setempat.
Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara meliputi Dairi pada waktu
itu, maka untuk meningkatkan daya guna pemerintahan, pada tahun 1956 dibentuk
Kabupaten
Dairi
yang
terpisah
dari
Kabupaten
Tapanuli
Utara.
Salah satu upaya untuk mempercepat laju pembangunan ditinjau dari aspek pertumbuhan
ekonomi daerah, pemerataan hasil-hasil pembangunan dan stabilitas keamanan adalah
dengan jalan pemekaran wilayah. Pada tahun 1998 Kabupaten Tapanuli Utara
dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten
Toba Samosir sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1998 tentang
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Potensi lain terdapat berbagai jenis mineral seperti Kaolin, Batu gamping,
Belerang, Batu besi, Mika, Batubara, Panas bumi dan sebagainya. Potensi sumber daya
manusia sudah tidak diragukan lagi bahwa cukup banyak putera-puteri Tapanuli yang
berjasa baik di pemerintahan, dunia usaha dan sebagainya.Sesuai dengan potensi yang
dimiliki, maka tulang punggung perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara didominasi
oleh sektor pertanian khususnya pertanian tanaman pangan dan perkebunan rakyat,
menyusul sektor perdagangan, pemerintahan, perindustrian dan pariwisata. Pada era
informasi dan globalisasi peranan pemerintah maupun pihak swasta semakin nyata dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah di berbagai sektor/bidang sehingga
pendapatan masyarakat semakin meningkat.
D. 2. Visi dan Misi Kabupaten Tapanuli Utara
D. 2. 1. Visi
Adapun visi pembangunan Kabupaten Tapanuli Utara yang telah disepakati
menjadi acuan dalam penyelenggaraan pembangunan yaitu: Mewujudkan kemakmuran
masyarakat berbasis pertanian
Visi ini telah dijadikan pegangan dan arah dalam menjalankan pembangunan
dengan berbagai hasil yang telah dicapai. Keberhasilan yang dicapai itu mengisyararkan
bahwa visi pembangunan masih relevan secara substansial.
D. 2. 2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut disusun misi Kabupaten Tapanuli Utara sebagai
berikut:
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Sumatera Utara dan RPJM Nasional, maka disusun Agenda Pembangunan Kabupate
Tapanuli Utara sebagai berikut:
1.
2.
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
3.
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
BAB IV
PENYAJIAN DATA
Dalam penelitian ini memerlukan data-data yang dapat diperoleh melalui
dokumen, wawancara mendalam dan observasi. Pada tahap awal peneliti memperoleh
data melalui dokumen atau database yang ada pada Dinas Permukiman dan
Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara. Selain data langsung dari Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah, data juga dapat diperoleh melalui akses
internet yang kemudian akan diinterpretasikan. Untuk menambah wacana dalam skripsi
ini maka diperlukan data berupa wawancara kepada orang-orang yang memiliki
hubungan dengan permasalahan penelitian. Wawancara yang dilakukan adalah
wawancara mendalam kepada orang yang tertentu.
A. Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan
Program pengembangan perumahan yang merupakan salah satu program
pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten
Tapanuli Utara untuk periode 2004-2009. Tujuan program pengembangan perumahan ini
yaitu: pertama, mendorong pemenuhan kebutuhan rumah yang layak, sehat, aman, dan
terjangkau dengan menitikberatkan kepada masyarakat miskin dan berpendapatan rendah;
kedua, meningkatkan kualitas perumahan melalui penguatan lembaga komunitas dalam
rangka pemberdayaan sosial kemasyarakatan agar tercipta masyarakat yang produktif
secara ekonomi dan berkemampuan mewujudkan terciptanya pemukiman yang sehat,
harmonis, dan berkelanjutan.
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
pembangunan rumah yang baru, perbaikan/perawatan rumah. Dari 135 unit yang sudah
dibangun, hanya 57 unit yang ditempati oleh masyarakat, 75 unit kosong akan tetapi
masih dalam kondisi baik sedangkan 3 rumah lagi rusak. Dari 75 unit yang kosong
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
semuanya sudah ada yang memiliki. Akan tetapi karena jarak lokasi perumahan yang
cukup jauh dan terletak di kawasan hutan dan juga karena sarana transportasi yang sangat
terbatas, sehingga mereka tidak jadi menempati rumah tersebut.
3. Lokasi Perumahan PNS Sitabo-tabo Kecamatan Siborong-borong yang sudah
mulai tahap pembangunan dengan lahan yang sudah tersedia seluas 5 Ha terletak di
Desa Sitabo-tabo, Kecamatan Siborong-borong, jumlah rumah yang akan dibangun
sebanyak 215 unit dengan tipe 27/150 dan tipe 36/150.
Untuk lokasi ini pembangunan yang dilakukan masih pada tahap pembukaan jalan
ke lokasi perumahan, pembukaan lahan yang akan dijadikan lokasi perumahan.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa permintaan akan rumah di Kabupaten
Tapanuli Utara terutama oleh PNS tergolong cukup tinggi. Ini menandakan bahwa
program pengembangan perumahan merupakan salah satu program yang penting di
Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam wawancara dengan bapak Tongam Hutabarat, selaku
Kepala Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara
mengenai seberapa pentingkah program pengembangan perumahan diterapkan di
Kabupaten Tapanuli Utara, beliau mengatakan sebagai berikut
Program pengembangan perumahan ini diterapkan mengingat perumahan dan
permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan
salah satu faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia, maka
perlu diciptakan kondisi yang dapat mendorong pembangunan perumahan untuk
menjaga kelangsungan penyediaan perumahan dan permukiman bagi masyarakat
yang berpenghasilan rendah, masih belum mampu tinggal di rumah yang layak,
sehat, aman, serasi, teratur.
Pernyataan dia atas diperkuat oleh Bapak Saul Situmorang, selaku Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Tapanuli Utara sebagai berikut
Program ini sangat penting karena kawasan perumahan yang dibangun di
Kabupaten Tapanuli Utara pada dasarnya ditujukan bagi pegawai negeri sipil
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
(PNS) baik yang berasal dari Kabupaten ini atau yang merupakan pindahan dari
daerah lain karena kemampuan untuk memiliki rumah sangat terbatas, sehingga
pemerintah melalui Bappeda dan Dinas Kimbangwil Taput menetapkan rencana
ini dalam RPJMD Taput.
Pelaksanaan program pengembangan perumahan ini membutuhkan sumber daya
manusia dan juga dana yang cukup banyak. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan
Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah untuk menggunakan sumber daya
tersebut dengan baik.
Jumlah pegawai di Dinas ini per 31 Desember 2007 untuk mendukung
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah
Kabupaten Tapanuli Utara adalah sebanyak 50 orang yang terdiri dari
Tabel 1
Jumlah Pegawai Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten
Tapanuli Utara
No. Uraian
Jumlah
1
Pejabat Eselon II
1 orang
4 orang
Pejabat Eselon IV
8 orang
4.
Staff PNS
27 orang
PTT
5 orang
Tenaga Honorer
5 orang
Jumlah
50 orang
No.
1.
S.1
22
44
2.
D. III
12
3.
D.II
4.
D.I
5.
SMA/Sederajat
20
40
6.
SMP/Sederajat
7.
SD
50
100
Jumlah
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara menjadi faktor yang penting untuk
mengisi jabatan yang ada pada dinas tersebut.
Disamping sumber daya manusia, program pengembangan perumahan ini juga
membutuhkan sumber dana yang besar. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wialayah Kabupaten Tapanuli Utara, jumlah dana yang
dibutuhkan dalam program ini mencapai Rp. 51.020.000.00,-, seperti yang ditunjukkan
tabel berikut:
Tabel 3
Jumlah Dana untuk Program Pengembangan Perumahan
No URAIAN
I
II
LOKASI PERUMAHAN PNS PAGAR
BERINGIN PERMAI, KECAMATAN
SIPOHOLON
1. Pembangunan Prasarana Penerangan Jalan
2. Peningkatan dan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Air Bersih (PSAB) di lokasi perumahan
3. Pembuatan drainase/parit di lokasi perumahan
4. Pembangunan prasarana dan sarana jalan
Total I..
LOKASI PERUMAHAN PNS BARAT INDAH
PERMAI, KECAMATAN TARUTUNG
1. Pembangunan Prasarana Penerangan Jalan
2. Peningkatan dan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Air Bersih (PSAB) di lokasi perumahan
3. Pembuatan drainase/parit di lokasi perumahan
4. Pembangunan prasarana dan sarana jalan
Total II.
LOKASI PERUMAHAN PNS SITABO-TABO,
KECAMATAN SIBORONG-BORONG
1. Pembangunan Prasarana Penerangan Jalan
2. Peningkatan dan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Air Bersih (PSAB) di lokasi perumahan
3. Pembuatan drainase/parit di lokasi perumahan
4. Pembangunan prasarana dan sarana jalan
Total III..
JUMLAH (Rp.)
III
Total I+II+III..
51.020.000.000,-
1.750.000.000,4.300.000.000,4.100.000.000,7.900.000.000
18.050.000.000,-
2.800.000.000,3.800.000.000,2.670.000.000,7.650.000.000,16.920.000.000,-
2.500.000.000,4.500.000.000,4.050.000.000,5.000.000.000,16.050.000.000,-
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Pernyataan di atas juga dipertegas oleh Bapak Ihsar Lubis, selaku pihak
Developer perumahan di Kabupaten Tapanuli Utara yang mengatakan bahwa:
Kita melibatkan masyarakat mulai dari penyedian lahan mereka untuk dijadikan
kawasan perumahan, juga kita melibatkan mereka dalam pembangunan unit-unit
rumah, istilahnya kita menggunakan jasa tenaga mereka selama pembangunan
perumahan tersebut.
Berdasarkan pernyataan tersebut, masyarakat sangat mendukung pelaksanaan
program pengembangan perumahan ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
kemampuan yang terbatas dari masyarakat terutama PNS untuk memiliki rumah tinggal
sendiri. Program ini juga membawa dampak positif bagi masyarakat yang tinggal di dekat
kawasan perumahan karena dengan adanya program ini mereka semakin mudah untuk
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
membuka areal pertanian/perkebunan yang baru di lahan yang selama ini masih kosong
(belum digarap). Hal ini dapat dilihat dari antusias masyarakat yang tinggi untuk menjual
tanahnya kepada pemerintah tanpa mengalami banyak kendala.
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Kawasan,
Kementerian
Negara
Perumahan
Rakyat,
Strategi
berdasarkan
Keputusan
Menteri
Negara
Perumahan
dan
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
BAB IV
ANALISA DATA
Pada bab ini, peneliti akan menganalisa data-data yang telah disajikan pada bab
sebelumnya yang peneliti peroleh dari hasil wawancara dengan informan kunci dan juga
dengan masyarakat yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian.
A. Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan
Program pengembangan perumahan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Tapanuli Utara (PEMDA TAPUT) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah baik
untuk tingkat nasional maupun daerah ditujukan pada pemenuhan rumah bagi masyarakat
yang memiliki tingkat ekonomi lemah ataupun kurang mampu untuk memiliki rumah
sendiri. Terkhusus di Kabupaten Tapanuli Utara, perumahan yang dibangun oleh
pemerintah masih ditujukan untuk pegawai negeri sipil. Hal ini disebabkan karena
kemampuan para pegawai negeri sipil untuk memiliki rumah sendiri sangat terbatas.
Ada dua tujuan yang ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara
berkaitan dengan program pengembangan perumahan tersebut yang disusun di dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tapanuli Utara periode 2004-2009,
yaitu: pertama, mendorong pemenuhan kebutuhan rumah yang layak, sehat, aman, dan
terjangkau dengan menitikberatkan kepada masyarakat miskin dan berpendapatan rendah;
kedua, meningkatkan kualitas perumahan melalui penguatan lembaga komunitas dalam
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
menunjukkan bahwa dari segi perencanaan, program ini telah memenuhi karakteristik
perencanaan yang baik. (Malayu Hasibuan dalam Nurlela Ketaren;70)
Dalam pelaksanaan program ini, juga telah tersedia sumber-sumber yang akan
dipergunakan dalam pelaksanaan program ini seperti sumber daya manusia yaitu pegawai
Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah, Kabupaten Tapanuli Utara, sumber
dana yang berasal dari APBD Tapanuli Utara dan dari pemerintah pusat, dan juga
fasilitas-fasilitas yang ada di kantor Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah
yang sangat membantu dalam pelaksanaan program pengembangan perumahan ini. (hasil
wawancara dengan Kabid Perumahan dan Permukiman, 26 Juni 2008).
Program pengembangan perumahan ini mempunyai pasar yang lumayan banyak
yaitu masyarakat yang mempunyai keterbatasan memiliki rumah tinggal sendiri dan juga
pegawai negeri sipil yang juga memiliki keterbatasan memiliki rumah. Pembangunan
perumahan di Tapanuli Utara masih ditujukan untuk PNS, akan tetapi kenyataan di
lapangan yang menempati rumah-rumah tersebut kebanyakan masyarakat non PNS
seperti di Perumahan Barat Indah Permai. Hal ini disebabkan karena jarak yang cukup
jauh, bangunan yang tidak sesuai dengan standar, prasarana dan sarana yang masih
kurang memadai sehingga masyarakat kurang termotivasi untuk tinggal di perumahan
tersebut. (hasil wawancara dengan Bapak Ihsar Lubis, tanggal 28 Juni 2008)
Pelaksanaan program pengembangan perumahan di Kabupaten Tapanuli Utara
masih dilaksanakan oleh pemerintah daerah setempat tanpa bantuan dari pihak swasta.
Pembangunan yang dilakukan juga mengandalkan dana dari APBD dan APBN. Hal ini
dilakukan agar masyarakat mampu membeli rumah karena harga yang masih relatif bisa
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
dijangkau. Jika dibandingkan dengan harga rumah yang dibangun oleh swasta yang
tinggi.
Keadaan perumahan di Kabupaten Tapanuli Utara masih kurang bagus karena
disebabkan kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Permukiman dan
Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara maupun pemerintah daerah, baik
pengawasan terhadap pembangunan rumah yang mengakibatkan rumah yang dibangun
tidak sesuai dengan standar rumah yang layak huni sehingga banyak rumah yang sudah
dibangun cepat rusak dan juga tidak laku karena tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan
oleh masyarakat selaku konsumen, dan juga kurangnya pengawasan terhadap lahan yang
akan dijadikan sebagai lokasi perumahan sehingga lahan tersebut sebagian dijadikan
sebagai lahan pertanian oleh masyarakat. Pada hal tanah tersebut sudah menjadi milik
pemerintah.
Dampak dari kurangnya pengawasan tersebut mengakibatkan pembangunan
perumahan lebih terfokus pada perbaikan/rehabilitasi rumah-rumah yang rusak sehingga
pembangunan sering terhenti. Ini mengakibatkan anggaran yang seharusnya ditujukan
untuk pembangunan rumah baru dialokasikan ke perbaikan rumah. Apabila Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
program pengembangan perumahan ini maka proses pelaksanaannya dapat dilakukan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah direncanakan, dapat menghemat
penggunaan biaya pembangunan rumah, dan tujuan dari pelaksanaan program ini dapat
tercapai sesuai dengan apa yang telah ditentukan.
Pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah
seharusnya bersifat Cocurent. Pengawasan ini dilakukan secara bersamaan dengan
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinas Permukiman dan Pengembangan
Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu aspek internal yang akan
mendukung pelaksanaan program pengembangan perumahan. Disamping strategi yang
digunakan dan prioritas pembangunan yang dilakukan oleh Dinas Permukiman dan
Pengembangan Wilayah. Aspek sumber daya manusia ini dilihat dari segi jumlah sumber
daya manusia yang memadai, yang dapat dilihat dari segi kuantitas pegawai yang dimiliki
oleh Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah, adanya tugas pokok dan fungsi
Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah kabupaten Tapanuli Utara dalam
menyelenggarakan tata pemerintahan yang baik.
Pelaksanaan program pengembangan perumahan ini juga memiliki peluang dalam
usaha pemenuhan permintaan akan rumah. Peluang tersebut antara lain:
a) Letak Kabupaten Tapanuli Utara di jalur lintas sumatera sanagat memerlukan
perencanaan tata ruang yang baik dan ramah lingkungan. Pembangunan
kawasan perumahan ditujukan untuk pemenuhan rumah terutama PNS
menuntut adanya perencanaan tata ruang untuk meningkatkan kebersihan dan
kerapian lingkungan.
b) Dari aspek ekonomi, pembangunan perumahan di Kabupaten tapanuli Utara
memiliki peluang yang besar dalam kestabilan ekonomi. Dengan adanya
penataan kawasan perumahan yang baik, maka setiap kegiatan ynag dilakukan
oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat dapat dilakukan dengan baik.
Disamping itu, dengan penataan lingkungan yang baik akan mengundang
investor untuk menanamkam modalnya di Kabupaten Tapanuli Utara.
Suatu program dapat dikatakan berhasil apabila target dan realisasi dari program
tersebut sudah tercapai dengan baik, sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya. Demikian juga dengan program pengembangan perumahan yang ditetapkan
dalam RPJMD Tapanuli Utara periode 2004-2009, dimana perumahan yang dibangun
masih untuk PNS.
Dari hasil pengamatan di Perumahan Pagar Beringin Permai di Kecamatan
Sipoholon dan Perumahan Barat Indah Permai di Kecamatan Tarutung, masih banyak
kekurangan seperti sarana ibadah, pendidikan, jalan ke perumahan tersebut banyak yang
rusak, drainase/parit banyak yang sudah rusak sehingga perumahan tersebut masih
terkesan kurang teratur dan semrawut.
Jumlah rumah yang sudah dibangun di Perumahan Pagar Beringin Permai
sebanyak 237 unit. Permintaan akan rumah di lokasi ini masih tergolong cukup tinggi.
Hal ini dapat dilihat dari pembangunan Perumahan Pagar Beringin Permai tahap ke dua
di Kecamatan Sipoholon masih berlangsung. Ini didasari karena harga rumah per unit
masih dapat dijangkau, luas lahan untuk tiap rumah yang cukup luas yaitu 200 m. Ini
sesuai dengan Teori Kepuasan (Content Theory), dimana dalam teori ini memusatkan
perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan,
mendukung, dan menghentikan perilakunya. Pada dasarnya teori ini mengemukakan
bahwa seseorang akan bertindak atau semangat untuk dapat memenuhi kebutuhannya
(inner needs). (Malayu S.P. Hasibuan dalam Nurlela Ketaren;96)
Untuk perumahan Barat Indah Permai di Kecamatan Tarutung, masyarakat kurang
termotivasi untuk tinggal disana karena disebabkan letak lokasi yang kurang strategis
yaitu jarak yang cukup jauh dan sarana pengangkutan umum yang ada sangat terbatas.
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Hal ini mengakibatkan jumlah rumah yang ditempati sangat sedikit jika dibandingkan
dengan rumah yang kosong dan juga dibandingkan dengan jumlah rumah yang dibeli
ataupun dihuni.
Sedangkan perumahan PNS Sitabo-tabo di Kecamatan Siborong-borong,
pembangunan yang dilaksanakan adalah masih pada tahap perbaikan lahan yang akan
dijadikan kawasan perumahan, pembukaan jalan ke kawasan perumahan, dan jumlah
rumah yang akan dibangun adalah sebanyak 215 unit.
Melihat kenyataan di lapangan, program ini masih belum dapat dikatakan berhasil
karena program ini masih berjalan dan juga sarana dan prasarana pendukung seperti
sarana pendidikan, peribadatan, sarana olah raga pada perumahan ini masih sangat
kurang, seperti yang diungkapkan bapak B. Hutabarat yang tinggal di perumahan Barat
Indah Permai
Sarana dan prasarana yang ada masih sangat kurang, yang ada masih untuk
pendidikan itupun masih untuk tingkat SLTP, sedangkan untuk SD harus ke desa
terdekat seperti desa Hutabarat Partali Julu atau ke kota Tarutung dan SMU
harus ke kota Tarutung, demikian juga untuk ibadah kita harus ke desa terdekat
seperti desa Partali Julu, Aek Na Sia, Siarang-arang, sarana transportasi belum
ada jadinya kita sering menyewa kendaraan.
Pembangunan perumahan di Kabupaten Tapanuli Utara yang masih berjalan
sampai sekarang memang belum optimal karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti
kurang meratanya sumber daya manusia pada Dinas Permukiman dan Pengembangan
Wilayah sehingga kurang melibatkan bawahan dalam membuat kebijakan, kurang
memadainya dana yang tersalurkan sehingga pembangunan dilakukan secara bertahap,
fasilitas penunjang dalam melaksanakan tugas masih dianggap kurang memadai, belum
optimalnya kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah dengan pihak swasta dalam
pengadaan perumahan di Kabupaten Tapanuli Utara, kurangnya sosialisasi tentang
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
BAB VI
KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisa data dan juga hasil pengamatan langsung yang peneliti lakukan
di lapangan, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Program pengembangan perumahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Tapanuli Utara melalui Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah
masih perlu dimasukkan ke dalam RPJMD periode selanjutnya mengingat
masih terbatasnya kemampuan masyarakat terutama yang berprofesi
sebagai PNS untuk memiliki rumah sendiri;
2. Masih lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Tapanuli Utara maupun Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah
sehingga masyarakat yang tidak berprofesi sebagai PNS dapat tinggal di
perumahan yang disediakan untuk PNS;
3. Pelaksanaan program pengembangan perumahan di Kabupaten Tapanuli
Utara masih sering mengalami kendala yang pada dasarnya diakibatkan
oleh keterbatasan dana sehingga pemerintah terkesan tidak serius dalam
pelaksanaan program ini;
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
4. Masih
adanya
masalah
yang
menggangu
pelaksanaan
program
Koordinasi
antar
instansi/dinas
dalam
pelaksanaan
program
pengembangan perumahan ini sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat
dilihat dari banyaknya instansi/dinas yang terlibat dalam program ini dan
melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik;
6. Masih kurangnya perhatian terhadap lahan yang akan dijadikan sebagai
kawasan perumahan sehingga dijadikan areal pertanian oleh masyarakat
padahal lahan tersebut sudah menjadi milik pemerintah;
7. Tingkat kebersihan yang ada di setiap kawasan perumahan dan
permukiman belum tertangani dengan baik, tahapan pembangunan
drainase dan saluran pembuangan sanitasi masih sangat kurang sehingga
pertumbuhan perumahan dan permukiman di Kabupaten Tapanuli Utara
masih terkesan kurang teratur dan semrawut.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk mengurangi beban pemerintah terutama dalam penyediaan dana, ada
baiknya pemerintah melibatkan pihak swasta dalam pelaksanaan program
ini/penyediaan perumahan di Tapanuli Utara;
2. Untuk pembangunan perumahan di Tapanuli Utara di masa yang akan datang
perlu memperhatikan lokasi perumahan tersebut seperti jaraknya dengan ibukota
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2004
Bastian, Indra, Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pemerintahan Daerah Di
Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 2006
Hasibuan, Malayu S.P, Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah (edisi revisi cet.1),
Bumi Aksara, Jakarta, 2001.
Jones, Charles, O, Pengantar Kebijakan Publik, P.T.Radja Grafindo Persada,Jakarta,1994
Ketaren, Dra. Nurlela, Bahan Kuliah Azas-Azas Manajemen, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, USU, Medan, 2002.
Kuswartojo, Tjuk, Suyurti Amir Salim, Perumahan dan Permukiman yang Berwawasan
Lingkungan,--, Medan, 1998
Moleong, J, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi), Rosda, Bandung, 2005
Nawawi, Hadari, Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada Press, Yogyakarta, 1990
Quinn, Michael Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,2006
Sastra, Suparno, Endy Marlina, Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, Andi,
Yogyakarta, 2006
Singarimbun, Masri, Sofian Efendi,Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta,1989
Soenarko, H, Public Policy (Pengertian Pokok Untuk Memahami dan Analisa
Kebijaksanaan Pemerintah), Airlangga University Press, Surabaya,
2000
Subarsono, A.G, Analisis Kebijakan Publik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung, 2004
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
tanggal
I.
sebatas
membeli
rumah
yang
telah
disediakan
pemerintah?
3. Apa kendala yang sering dihadapi Dinas ini dalam pelaksanaan
program pengembangan perumahan ini?
4. Menurut Bapak apakah peraturan yang sekarang sudah
mendukung pelaksanaan program pengembangan perumahan
ini secara makro?
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
perumahan
tersebut
sudah
sesuai
dengan
yang
direncanakan sebelumnya?
6. Apa saja usaha yang dilakukan Dinas ini untuk mengatasi
masalah-masalah yang muncul selama pelaksanaan program
ini?
7. Bagaimana sistem tender yang dilakukan oleh Dinas ini dalam
mencari Developer yang akan membantu pelaksanaan program
pengembangan perumahan ini?
II.
dalam
pelaksanaan
program
pengembangan
perumahan ini?
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
III.
menurut
Bapak
pelaksanaan
program
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
IV.
Pemda
Taput
dalam
melaksanakan
program
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009
Jhon Sumiharjo Hutabarat : Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara), 2008.
USU Repository 2009