Anda di halaman 1dari 6

Topik: Medik (Benign Paroxysmal Positional Vertigo)

Tanggal (Kasus): 31 Juli 2015


Presenter: dr. Nala Dwi Hartati
Tanggal Presentasi: 12 Agustus 2015
Pendamping: dr. Satyaningtyas
Tempat Presentasi: Ruang Pertemuan Komite Medik
Obyektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi: Pasien wanita 42 tahun, datang diantar keluarga dengan pusing berputar sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Tujuan: Mengidentifikasi perjalanan penyakit, gejala dan diagnosis Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Bahan Bahasan:
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara Membahas:
Diskusi
Presentasi dan Diskusi
Email
Pos
Data Pasien:
Nama: Ny. S
Nomor Registrasi: 09-64-64
Data Klinik:
Telp:
Terdaftar Sejak: 31 Juli 2015
Data Utama untuk Bahan Diskusi
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Pasien pusing berputar sejak 1 hari, pusing timbul mendadak dan terasa hilang timbul, serangan dapat terjadi beberapa detik sampai beberapa
menit, pusing terasa apabila ada perubahan posisi kepala, mual dan muntah, telinga berdenging tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada.
2. Riwayat Pengobatan : 3. Riwayat Kesehatan / Penyakit:
Riwayat penyakit darah tinggi disangkal, riwayat trauma kepala disangkal
4. Riwayat Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien.
5. Riwayat Pekerjaan : Pasien sehari hari bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga
6. Kodisi lingkungan sosial dan fisik : Daftar Pustaka:
a. Mardjono, Neurologi Dasar Klinis. Dian Rakyat. Jakarta. 2006.
b. Bashiruddin J, vertigo posisi paroksisimal jinak. dalam : Soepardi EA, Iskandar N editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala Leher. Edisi keenam. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI.2007. hal 104-109
1

Hasil Pembelajaran:
1. Definisi BPPV
2. Gejala Klinis BPPV
3. Diagnosis BPPV
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subyektif:
Pasien mengeluh pusing berputar sejak 1 hari, pusing timbul mendadak dan terasa hilang timbul, serangan dapat terjadi beberapa detik
sampai beberapa menit, pusing terasa apabila ada perubahan posisi kepala, pasien lebih baik jika berbaring diam, mual dan muntah, telinga
berdenging tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada. Hal ini perlu dipikirkan sebagai suatu kelainan pada vestibular.
2. Obyektif:
Hasil pemeriksaan fisik menunjang penegakan diagnosis. Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan:
a. Gejala klinis :
Pasien pusing berputar sejak 1 hari, pusing timbul mendadak dan terasa hilang timbul, serangan dapat terjadi beberapa detik
sampai beberapa menit, pusing terasa apabila ada perubahan posisi kepala.
Mual dan muntah
Telinga berdenging tidak ada
b. Pemeriksaan Fisik :
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah:110/70 mmHg
Nadi
: 86 x/mnt
Pernapasan : 20 x/mnt
Suhu
: 36.6 0C
Kepala

: Bentuk simetris, rambut hitam tidak mudah dicabut


2

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik, pupil isokhor, diameter pupil 3 mm, refleks cahaya +/+, mata cekung

Mulut

: Mukosa mulut dan bibir tidak tampak kering

Abdomen

: supel, turgor kulit baik, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal

Ekstremitas

: akral hangat, refilling kapiler baik ( CRT ) <2 / <2

Uji dix hallpike : nistagmus (+)

3. Assessment (Penalaran Klinis):


Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya memutar-merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa
keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan gangguan sistim keseimbangan.
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) didefinisikan sebagai vertigo dengan nistagmus vertikal, horizontal atau rotatoar yang
dicetuskan oleh perubahan posisi kepaia. Terdapat masa laten sebelum timbulnya nistagmus, reversibilitas, kresendo, dan fenomena
kelelahan (fatigue). Lama nistagmus terbatas, umumnya kurang dari 30 detik. BPPV dikenal juga dengan nama vertigo postural atau
kupulolitiasis, merupakan gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai. Dari namanya, jelas bahwa vertigo ini diakibatkan
perubahan posisi kepala seperti saat berguling di tempat tidur, membungkuk, atau menengadah keatas. Mekanisme pasti terjadinya BPPV
masih samar. Tapi penyebabnya sudah diketahui pasti yaitu debris yang terdapat pada kanalis semisirkularis biasanya pada kanalis posterior.
Debris berupa kristal kelainan karbonat itu dalam keadaan normal tidak ada.
BPPV terjadi secara tiba-tiba. Kebanyakan pasien menyadari saat bangun tidur, ketika berubah posisi dari berbaring menjadi duduk.
Pasien merasakan pusing berputar yang lama kelamaan berkurang dan hilang. Terdapat jeda waktu antara perubahan posisi kepala dengan
3

timbulnya perasaan pusing berputar. Pada umumnya perasaan pusing berputar timbul sangat kuat pada awalnya dan menghilang setelah 30
detik sedangkan serangan berulang sifatnya menjadi lebih ringan. Gejala ini dirasakan berhari-hari hingga berbulan-bulan. Pada banyak
kasus, BPPV dapat mereda sendiri namun berulang di kemudian hari. Bersamaan dengan perasaan pusing berputar, pasien dapat mengalami
mual dan muntah. Sensasi ini dapat timbul lagi bila kepala dikembalikan ke posisi semula, namun arah nistagmus yang timbul adalah
sebaliknya.
Diagnosis BPPV pada kanalis posterior dan anterior dapat ditegakkan dengan cara memprovokasi dan mengamati respon nistagmus yang
abnormal dan respon vertigo dari kanalis semisirkularis yang terlibat. Pemeriksaan dapat memilih perasat Dix-Hallpike atau Sidelying. Pada
pasien BPPV parasat Dix-Hallpike akan mencetuskan vertigo (perasaan pusing berputar) dan nistagmus.

1. Pemeriksaan perasat Dix-Hallpike


Merupakan pemeriksaan klinis standar untuk pasien BPPV. Perasat Dix-Hallpike secara garis besar terdiri dari dua gerakan yaitu perasat DixHallpike kanan pada bidang kanal anterior kiri dan kanal posterior kanan dan perasat Dix- Hallpike kiri pada bidang posterior kiri. Untuk
melakukan perasat Dix-Hallpike kanan, pasien duduk tegak pada meja pemeriksaan dengan kepala menoleh 450 ke kanan. Dengan cepat
pasien dibaringkan dengan kepala tetap miring 450 ke kanan sampai kepala pasien menggantung 20-300 pada ujung meja pemeriksaan,
tunggu 40 detik sampai respon abnormal timbul. Penilaian respon pada monitor dilakukan selama 1 menit atau sampai respon menghilang.
Setelah tindakan pemeriksaan ini dapat langsung dilanjutkan dengan canalith repositioning treatment (CRT). Bila tidak ditemukan respon
yang abnormal atau bila perasat tersebut tidak diikuti dengan CRT, pasien secara perlahan-lahan didudukkan kembali. Lanjutkan pemeriksaan
dengan perasat Dix-Hallpike kiri dengan kepala pasien dihadapkan 450 ke kiri, tunggu maksimal 40 detik sampai respon abnormal hilang.
Bila ditemukan adanya respon abnormal, dapat dilanjutkan dengan CRT, bila tidak ditemukan respon abnormal atau bila tidak dilanjutkan
dengan tindakan CRT, pasien secara perlahan-lahan didudukkan kembali.
2. Perasat Sidelying
4

Terdiri dari dua gerakan yaitu perasat sidelying kanan yang menempatkan kepala pada posisi di mana kanalis anterior kiri/kanalis posterior
kanan pada bidang tegak lurus garis horizontal dengan kanal posterior pada posisi paling bawah, dan perasat sidelying kiri yang
menempatkan kepala pada posisi dimana kanalis anterior kanan dan kanalis posterior kiri pada bidang tegak lurus garis horizontal dengan
kanal posterior pada posisi paling bawah.
Pasien duduk pada meja pemeriksaan dengan kaki menggantung di tepi meja , kepala ditegakkan ke sisi kanan, tunggu 40 detik sampai
timbul respon abnormal. Pasien kembali ke posisi duduk untuk untuk dilakukan perasat sidelying kiri, pasien secara cepat dijatuhkan ke sisi
kiri dengan kepala ditolehkan 450 ke kanan. Tunggu 40 detik sampai timbul respon abnormal.
Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) tidak dapat memperlihatkan nistagmus jenis rotatoar yang dapat ditemukan pada penderita
BPPV. ENG berguna dalam deteksi adanya nistagmus dan waktu timbulnya pada nistagmus jenis lain. Tes kalori akan menunjukkan hasil
yang normal. BPPV dapat dijumpai pada telinga yang tidak menunjukkan adanya respon terhadap tes kalori. Hal ini disebabkan tes kalori
menguji kanalis semisirkularis (KSS) horizontal. KSS Horizontal dan posterior memiliki persarafan dan suplai pembuluh darah yang berbeda.
Dengan demikian BPPV yang timbul pada pasien yang tidak memberikan respon pada tes kalori disebabkan oleh kanalit pada KSS posterior
atau anterior.
4. Plan:
Diagnosis : Kemungkinan penyebab kelainan tersebut Benign Paroximal Positional Vertigo. Penyebab penyakit ini terdapatnya kristal
kalsium karbonat pada kanalis semisirkular yang menyebabkan perubahan tekanan endolimfe dan defleksi kupula. Upaya diagnosis sudah
optimal.
Pengobatan :
Saat di IGD :
-

IVFD RL 20 gtt/menit
5

Injeksi Ondansentron 1 ampul

Injeksi Ranitidin 1 ampul

Injeksi duradryl 2 cc
Pendidikan : Pendidikan dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk membantu proses penyembuhan dan pemulihan. Oleh karena itu,
pasien dan keluarganya diberikan penjelasan mengenai BPPV dan terapinya. Pasien diminta agar control rutin agar dapat dilihat perjalanan
penyakit dan kemajuan terapi Pasien dan keluarga juga dianjurkan untuk segera dating kembali jika ada hal hal yang meragukan atau bila
ada keluhan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai