POMBINASI PEMBEBANAN:
Pembebanan Tetap : M + H
Pembebanan Sementara : M + H + A
:M+H+G
Pembebanan Khusus : M + H + G
:M+H+A+K
:M+H+G+K
Dimana:
M = Beban
H = Beban
A = Beban
G = Beban
K = Beban
Perencanaan
komponen
struktural
gedung
direncanakan dengan kekuatan batas (ULS), maka
beban tersebut perlu dikalikan dengan faktor beban
Pada peninjauan beban kerja pada tanah dan pondasi,
perhitungan Daya Dukung Tanah (DDT) izin dapat dinaikkan
(lihat tabel).
Jenis Tanah
Pondasi
Pembebanan
Tetap
DDT izin
(kg/cm2)
Keras
Sedang
Lunak
Amat Lunak
Pembebanan
Sementara
kenaikan DDT
izin
(%)
5,0
50
2,0 5,0
30
0,5 2,0
0 - 30
0,0 - 0,5
0
* Catatan 1 kg/cm2 = 98,0665 kPa (kN/m2)
Faktor keamanan (SF 1,5)
an terhadap guling, gelincir dll.
Baja
Batu Alam
Batu belah, batu bulat, batu gunung (berat tumpuk)
7.850
2.600
1.500
700
1.450
7.250
2.200
2.400
1.000
1.650
1.700
2.200
2.200
1.450
1.600
1.800
1.850
1.700
2.000
11.400
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
KOMPONEN GEDUNG
Adukan, per cm tebal :
- dari semen
21 kg/m2
17 kg/m2
per cm tebal
14 kg/m2
450
250
kg/m2
kg/m2
200
120
kg/m2
kg/m2
300
200
kg/m2
kg/m2
200
kg/m2
kg/m2
11
10
40
7 kg/m2
kg/m2
kg/m2
50
kg/m2
40
kg/m2
10
24
11
kg/m2
kg/m2
kg/m2
Catatan :
(1) Nilai ini tidak berlaku untuk beton pengisi
(2) Untuk beton getar, beton kejut, beton mampat dan beton padat lain sejenis, berat sendirinya harus ditentukan sendiri.
(3) Nilai ini adalah nilai rata-rata, untuk jenis kayu tertentu lihat Peraturan
Konstruksi Kayu Indonesia
200
kg/m2
b.
150
kg/m2
c.
250
kg/m2
d.
400
kg/m2
e.
500
kg/m2
f.
Lantai dan balkon dalam dari ruang-ruang untuk pertemuan yang lain dari
pada yang disebut dalam a s/d e, seperti masjid,gereja, ruang pagelaran,
ruang rapat, bioskop dan panggung penonton
400
kg/m2
g.
Panggung penonton dengan tempat duduk tidak tetap atau untuk penonton
yang berdiri.
Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut dalam c.
500
kg/m2
300
kg/m2
i.
Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut dalam d, e, f dan
g.
500
kg/m2
j.
250
kg/m2
k.
Lantai untuk: pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang arsip, toko buku,
toko besi, ruang alat-alat dan ruang mesin, harus direncanakan terhadap beban
hidup yang ditentukan tersendiri, dengan minimum
400
kg/m2
l.
800
kg/m2
400
kg/m2
300
kg/m2
h.
Beban Hidup pada atap gedung, yang dapat dicapai dan dibebani
oleh orang, harus diambil minimum sebesar 100 kg/m2 bidang datar.
Atap dan/atau bagian atap yang tidak dapat dicapai dan dibebani
oleh orang, harus diambil yang menentukan (terbesar) dari:
Beban terbagi rata air hujan
Wah = 40 - 0,8
dengan,
= sudut kemiringan atap, derajat ( jika > 50o dapat diabaikan).
Wah = beban air hujan, kg/m2 (min. Wah atau 20 kg/m2)
Beban terpusat berasal dari seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran
dengan peralatannya sebesar minimum 100 kg.
Balok tepi atau gordeng tepi dari atap yang tidak cukup ditunjang oleh
dinding atau penunjang lainnya dan pada kantilever harus ditinjau kemungkinan
adanya beban hidup terpusat sebesar minimum 200 kg.
Reduksi Beban Hidup pada perencanaan balok induk dan portal (beban
horisontal/gempa dan angin), dapat dikalikan dengan faktor reduksi.
KOEFISIEN REDUKSI BEBAN HIDUP
Penggunaan Gedung
PERUMAHAN/HUNIAN
Rumah tinggal, asrama, hotel, rumah sakit
PENDIDIKAN
0,75
0,30
0,90
0,50
0,90
0,50
Kantor, bank
PERDAGANGAN
0,60
0,30
0,80
0,80
0,80
0,80
Pabrik, bengkel
TEMPAT KENDARAAN
1,0
0,90
0,90
0,50
- perumahan/hunian
- pendidikan, kantor
- pertemuan umum, perdagangan, penyimpanan, industri, tempat
0,75
0,75
0,90
0,30
0,50
0,50
dengan,
V = kecepatan angin, m/det (ditentukan instansi terkait)
Acuan
Standar ini menggunakan acuan dokumen:
SNI 03-1726-1989, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Rumah Dan Gedung, Kantor Menteri Negara Pekerjaan Umum, Dit.
Bintek, Ditjen Cipta Karya,3 No. 1997
National Earthquake
Hazards
Reduction Program
(NEHERP) Recommended Provisions for Seismic Regulation for New
Buildings and Other Structures, 1997 Edition, Part 1 Provisions, Part
2 Commentary; FEMA 302, Feb. 1998
Uniform Building Code (UBC), 1997 Edition, Volume 2, Structural
Engineering
Design Provisions, International Conference of Building Officials, April
1997
DAKTILITAS
kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami simpangan pasca-elastik yang
besarsecara berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa di atas beban gempa
yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan
dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri, walaupun
sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan.
FAKTOR dAKTILITAS
rasio antara simpangan maksimum struktur gedung pada saat
mencapai kondisi di ambang keruntuhan dan simpangan struktur
gedung pada saat terjadinya pelelehan pertama di dalam struktur
gedung.
DAKTAIL PENUH
suatu
DAKTAIL PARSIAL
seluruh tingkat daktilitas struktur gedung dengan nilai faktor
daktilitas di antara untuk struktur gedung yang elastik penuh
sebesar 1,0 dan untuk struktur gedung yang daktail penuh
sebesar 5,3.
Ketentuan umum
Gempa rencana dan kategori gedung
Standar ini menentukan pengaruh Gempa Rencana yang harus ditinjau dalam
perencanaan struktur gedung serta berbagai bagian dan peralatannya secara
umum. Akibat pengaruh Gempa Rencana, struktur gedung secara keseluruhan
harus masih berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang
keruntuhan. Gempa Rencana ditetapkan mempunyai perioda ulang 500 tahun,
agar probabilitas terjadinya terbatas pada 10% selama umur gedung 50 tahun.
Faktor Keutamaan
I1
I2
1,0
1,0
1,0
1,0
1,6
1,6
1,4
1,0
1,4
1,6
1,0
1,6
Perencanaan kapasitas
Struktur gedung harus memenuhi persyaratan kolom kuat balok lemah, artinya ketika struktur
gedung memikul pengaruh Gempa Rencana, sendi-sendi plastis di dalam struktur gedung tersebut
hanya boleh terjadi pada ujung-ujung balok dan pada kaki kolom dan kaki dinding geser saja.
Implementasi persyaratan ini di dalam perencanaan struktur beton dan struktur baja ditetapkan
dalam standar beton dan standar baja yang berlaku.
Pusat rotasi lantai tingkat suatu struktur gedung adalah suatu titik
pada lantai tingkat itu yang bila suatu beban horisontal bekerja
padanya, lantai tingkat tersebut tidak berotasi, tetapi hanya
bertranslasi, sedangkan lantai-lantai tingkat lainnya yang tidak
mengalami beban horisontal semuanya berotasi dan bertranslasi.
Antara pusat massa dan pusat rotasi lantai tingkat harus
ditinjau
Dalam
perencanaan
struktur
gedung
terhadap
pengaruh
Gempa
Rencana, eksentrisitas rencana ed antara pusat massa dan pusat rotasi lantai
tingkat menurut Pasal 5.4.3. harus ditinjau baik dalam analisis statik, maupun
dalam analisis dinamik 3 dimensi.
Pembatasan waktu getar alami fundamental
Untuk mencegah penggunaan struktur gedung yang terlalu fleksibel, nilai
waktu getar alami fundamental T1
Wilayah Gempa
1
2
3
4
5
6
0,20
0,19
0,18
0,17
0,16
0,15
Pengaruh P-Delta
Struktur gedung yang tingginya diukur dari taraf penjepitan lateral adalah lebih
dari 10 tingkat atau 40 m, harus diperhitungkan terhadap Pengaruh P-Delta, yaitu
suatu gejala yang terjadi pada struktur gedung yang fleksibel, di mana simpangan
ke samping yang besar akibat beban gempa lateral menimbulkan beban lateral
tambahan akibat momen guling yang terjadi oleh beban gravitasi yang titik
tangkapnya menyimpang ke samping.
Gempa
dalam
arah
tegak
lurus
pada
arah
utama
Dimana:
horizontal
Beban
gempa
C
I
=
=
Koefisien gempa
Faktor
keutamaan
gedung
Wt =
R =
Beban geser dasar nominal V menurut Pasal 6.1.2 harus dibagikan sepanjang
tinggi struktur gedung menjadi beban-beban gempa nominal statik ekuivalen Fi
yang menangkap pada pusat massa lantai tingkat ke-i menurut persamaan :
Dimana: Fi
Wi
hi
V
Rencana
=
=
=
=
Apabila rasio antara tinggi struktur gedung dan ukuran denahnya dalam arah
pembebanan gempa sama dengan atau melebihi 3, maka 0,1 V harus
dianggap sebagai beban horisontal terpusat yang menangkap pada pusat
massa lantai tingkat paling atas, sedangkan 0,9 V sisanya harus dibagikan
sepanjang tinggi struktur gedung menjadi beban- beban gempa nominal
statik ekuivalen menurut Pasal 6.1.3.
Waktu getar alami fundamental
Waktu getar alami fundamental struktur gedung beraturan dalam arah
masing- masing sumbu utama dapat ditentukan dengan rumus Rayleigh
sebagai berikut :
di mana Wi
dan Fi
Perhitunganrespons dinamik
Struktur gedung tidak
beraturan
Penjumlahan respons ragam yang disebut dalam Pasal 7.2.1 untuk struktur
gedung tidak beraturan yang memiliki waktu-waktu getar alami yang
berdekatan, harus dilakukan dengan metoda yang dikenal dengan Kombinasi
Kuadratik Lengkap (Complete Quadratic Combination atau CQC). Waktu getar
alami harus dianggap berdekatan, apabila selisih nilainya kurang dari 15%.
Untuk struktur gedung tidak beraturan yang memiliki waktu getar alami yang
berjauhan, penjumlahan respons ragam tersebut dapat dilakukan dengan metoda
yang dikenal dengan Akar Jumlah Kuadrat (Square Root of the Sum of Squares
atau SRSS).
benturan
di mana R adalah faktor reduksi gempa struktur gedung tersebut dan Faktor Skala
adalah seperti yang ditetapkan dalam Pasal 7.2.3.
Perencanaan Kapasitas
Faktor daktilitas suatu struktur gedung merupakan dasar bagi penentuan
beban gempa yang bekerja pada struktur gedung. Karena itu, tercapainya
tingkat daktilitas yang diharapkan harus terjamin dengan baik. Hal ini dapat
tercapai dengan menetapkan suatu persyaratan yang disebut kolom kuat
balok lemah seperti ditetapkan dalam pasal ini. Hal ini berarti, bahwa akibat
pengaruh Gempa Rencana, sendi-sendi plastis di dalam struktur gedung
hanya boleh terjadi pada ujung-ujung balok dan pada kaki kolom dan kaki
dinding geser saja. Secara ideal, mekanisme keruntuhan suatu struktur
gedung adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar P.3.