FAKULTAS KEDOKTERAN
REFERAT MINI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MEI 2015
DISUSUN OLEH :
Arwini Mudrika
C11110263
PEMBIMBING
dr. Rahmawati Anwar
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:
Nama
Arwini Mudrika
Nim
C111 10 263
Judul Referat :
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
BAB II
DIAGNOSIS
Gambar 1. Lesi tampak seperti Embun pada bunga mawar: vesikel berdinding tipis berisi
cairan bening dengan dasar yang kemerahan (7)
Gambar 2. Vesikel tampak berawan dengan bagian tengah tertekan ke dalam (umbilicated),
dengan tepi yang tidak beraturan (scalloped). (7)
Gambar 3. Krusta terbentuk di bagian tengah yang pada akhirnya akan menggantikan sisa
vesikel di bagian tepi. (7)
Gambar 4. A. Gambaran Lesi Papul eritem, vesikel vesikel (gambaran embun pada bunga
mawar), krusta, dan erosi pada daerah eskoriasi dapat dilihat pada anak dengan varicella pada
umunya.
B. Lesi dengan tampakan dari jarak yang jauh, terlihat pustule besar, pada wanita
c. Pemeriksaan Penunjang
Gambaran Histopatologi
Prosedur laboratoris dengan pemeriksaan sitologis cairan vesikuler dengan
menggunakan metode Tzank (mengerok dasar lesi) yang diwarnai giemsa akan
menunjukkan sel raksasa multinuclear.(1) (5)
Laboratorium
1. Diagnosis pasti dari infeksi VZV dan juga perbedaan antara VZV dan HSV
ditegakkan melalui isolasi virus pada kultur sel diinokulasi dengan cairan
vesikel, darah, cerebrospinal fluid, atau jaringan yang terinfeksi
2. Tes serologis dapat mengindentifikasi seseorang yang menjadi kandidat untuk
isolasi dan profilaksis. Tes yang sering digunakan ialah ELISA (Enzyme-linked
immunosorbont assay). Namun, tes ini tidak memiliki spesifitas dan sensitivitas
yang kurang, dan kadang memberikan hasil positif palsu pada individu yang
rentan(2)
C. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Smallpox
Smallpox atau Variola Vera adalah infeksi virus akut yang sangat menular.
Ditandai dengan adanya demam, menggigil, dan malaise yang tiba tiba.
Perkembangan eksantem yang cepat, pada umumnya berupa macula, dan
berkembang menjadi pustul, yang pada akhirnya menjadi krusta. (9)
2. Drug Eruption
Adverse Drug Reaction umumnya terjadi akibat overdosis, efek samping,
intolerasni dan alergi obat obatan. Hamper semua obat obatan dapat
mengakibatkan segala jenis reaksi, oleh karena itu penting untuk dimengerti
reaksi obat apa yang mungkin memicu gejala klinis tertentu. Tanyakan mengenai
riwayat pengobatan. Dapat juga dilakukan tes alergi seperti patch test. (10)
3. Gigitan Serangga
Reaksi kutan terhadap gigitan serangga/CRAB (Cutaneous Reaction to Artropoda
Bites) merupakan reaksi inflamasi dan/atau alergi, ditandai oleh erupsi pruritus
serius pada area gigitan berjam-jam sampai berhari-hari setelah gigitan,
manifestasinya oleh papul urtikaria berkelompok atau soliter, papulovesikel, yang
terbatas pada area gigitan. (11)
BAB III
PENATALAKSANAAN
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
10