FN 2 Fix
FN 2 Fix
SYOK NEUROGENIK
Oleh :
Avief Destian P
(105070200111001)
Afrida Diyan F
(105070200111041)
Maqhviroh Nurvitasari
(105070200111045)
Laily Aflakhal
(105070207111008)
PSIK REGULER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2011
A. DEFINISI
Syok
dan
metabolik yang
ditandai
dengan
perfusi
jaringan
dan
C. MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan syok neurogenik datang setelah mengalami trauma
tumpul maupun trauma tembus pada medula spinalis. Pada pasien dengan
cedera medula spinalis traumatik, syok dapat terjadi karena kehilangan
darah, disfungsi otonom atau keduanya. Temuan pemeriksaan fisik
meliputi hipotensi, bradikardia (90%) dan kulit hangat, kering, serta tandatanda trauma awal yang menyebabkan trauma medula.1
Manifestasi klinis tergantung pada penyebab syok (kecuali syok
neurogenik) yang meliputi :
1 Proctor MR. Spinal Cord injury. Crit Care Med 200; 30[11 suppl]:S489S499.
D. ETIOLOGI
Disfungsi saraf simpatis, disebabkan oleh trauma tulang belakang dan
spinal syok (traumamedulla spinalis dengan quadriflegia atau
paraflegia)
Rangsangan hebat yang tidak menyenangkan,misal nyeri hebat
Rangsangan pada medulla spinalis, misalnya penggunaan obat
anestesi
Rangsangan parasimpatis pada jantung yangmenyebabkan bradikardi
jantung mendadak. Hal ini terjadi pada orang yang pingan
mendadak akibat gangguan emosional
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Hipotensi pada pasien syok neurogenik pada awalnya harus diobati dengan
cairan IV kristaloid. Obat presor seperti tin dan dobutamin serta
pemantauan invasif dapat diberikan jika respon terhadap cairan IV
suboptimal. Bradikardia harus diobati dengan atropin, tetapi pacing dapat
dikerjakan pada kasus refrakter. Hipotermia harus diobati dengan metode
konvensional biasa. Pemberian kortikosteroid adalah hal rutin dalam
pengobatan cedera medula spinalis traumatik. Evaluasi neurologik dan
bedah syaraf kedaruratan diperlukan pada semua kasus.2
Pengobatan spesifik syok neurogenik tergantung pada penyebabnya.
Jika penyebabnya Hipoglikemia (syok insulin) dilakukan pemberian
cepat
glukosa.
Posisi Trendelenburg
Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen, sebaiknya
dengan menggunakan masker. Pada pasien dengan distress respirasi
dan hipotensi yang berat, penggunaan endotracheal tube dan
ventilator mekanik sangat dianjurkan. Langkah ini untuk
menghindari pemasangan endotracheal yang darurat jika terjadi
distres respirasi yang berulang. Ventilator mekanik juga dapat
menolong
menstabilkan
hemodinamik
dengan
menurunkan
Dopamin
Merupakan
obat
pilihan
pertama.
Pada
dosis
>
10
Norepinefrin
Efektif jika dopamin tidak adekuat dalam menaikkan tekanan
Epinefrin
Pada pemberian subkutan atau im, diserap dengan sempurna
Dobutamin
perifer
menyebabkan
kulit
menjadi
hangat
dan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa:
Agung Waluyo. Jakarta : EGC.
Graber, Mark A, dkk. 2006. Buku Saku Dokter Keluarga. Alih Bahasa :
Lydia I Madera. Jakarta : EGC
Greenberg, Michael I. 2007. Teks Atlas Kedokteran Kedaruratan. Alih
Bahasa : Huriati Hartanto. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Hudak & Gallo. 1994.