Anda di halaman 1dari 38

Sejarah Asia Tenggara

ASEAN

OLEH

Kelompok 8

1.
2.
3.
4.
5.

PRAVIA INDWI SAPUTRI


(06121004034)
SUTARMI
(06121004013)
RULI SEFTIANA AZIZA
(06121004029)
ACHMAD WIRA SAPUTRA (06121004037)
ARI SUPRIYATNO
(06121004018)
DOSEN:

Dedi Irwanto S.S. M.A.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Page 1 of 38

TAHUN AJARAN 2012/2013


KATA PENGANTAR
Asalammualaikum Wr.Wb.
Alhamdullilahhirabilalamin puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulisan makalah " ASEAN " dalam mata
kuliah Sejarah Asia Tenggara ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis mengakui
bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, hal ini disebabkan
keterbatasan dan kemampuan penulis. Namun penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Pada akhirnya, makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan
menambah wawasan bagi semua pihak pada umumnya, dan bagi penulis pada
khususnya.
Wasalammualaikum Wr.Wb.

Palembang, November 2012

Penulis

Page 2 of 38

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 4
1.1

Latar Belakang Masalah...............................................................................4

1.2

Kerangka Masalah........................................................................................5

1.3

Tujuan dan maksud penyusunan masalah....................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1Sejarah berdirinya ASEAN................................................................................6
2.2 Prinsip-prinsip ASEAN.....................................................................................6
2.3Simbol dan arti dari logo ASEAN......................................................................7
2.4Tujuan berdirinya ASEAN ................................................................................9
2.5Tujuan dibentuknya Piagam Asean (Asean Chartered)....................................10
2.6Struktur dalam ASEAN.....................................................................................15
2.7Sistem pelaksanaan ASEAN.............................................................................21
2.8Prospek ke depan ASEAN................................................................................28
BAB III PENUTUP...............................................................................................
3.1

Kesimpulan................................................................................................38

3.2

Saran..........................................................................................................39

Page 3 of 38

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah


Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang pada awal
pembentukannya pada tahun 1967, lebih ditujukan pada kerjasama yang
berorientasi politik untuk mencapai perdamaian dan keamanan di kawasan
Asia Tenggara, dalam perjalanannya berubah menjadi kerjasama regional
dengan memperkuat semangat stabilitas ekonomi dan sosial di kawasan
Asia Tenggara, antara lain melalui percepatan pertumbuhan ekonomi,
kemajuan sosial dan budaya dengan tetap memperhatikan kesetaraan dan
kemitraan, sehingga menjadi landasan untuk terciptanya masyarakat yang
sejahtera dan damai. ASEAN yang resmi terbentuk pada tanggal 8 Agustus
1967 di Bangkok, Thailand adalah merupakan kerjasama regional
didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara yaitu; Filipina,
Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand berdasarkan kesepakatan
Deklarasi Bangkok yang ditanda tangani secara bersama-samadan isinya
sebagai berikut :
Membentuk suatu landasan kokoh dalam meningkatkan kerjasama
regional di kawasan Asia Tenggara dengan semangat keadilan dan
kemitraaan dalam rangka menciptakan perdamaian, kemajuan dan
kemakmuran kawasan.
Sejak awal didirikan ASEAN bercita-cita mewujudkan Asia
Tenggara

bersatusehingga

keanggotaan

ASEAN

terus

mengalami

perluasan menjadi sepuluh negaraanggota yaitu Filipina, Indonesia,


Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalamtahun 1984, Vietnam
tahun 1995, Laos tahun 1997, Myanmar tahun 1997, danCambodia tahun
1999. Pada saat yang bersamaan kawasan Asia Tenggara menghadapi
persoalan-persoalan baru yang muncul baik secara internal maupun
eksternal.

Page 4 of 38

1.2

Kerangka Permasalahan
Dari uraian latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.3

Bagaimana sejarah berdirinya ASEAN ?


Apa prinsip-prinsip ASEAN ?
Apa Simbol dan arti dari logo ASEAN ?
Apa saja tujuan berdirinya ASEAN ?
Apa Tujuan dibentuknya Piagam Asean (Asean Chartered) ?
Bagaimana struktur dalam ASEAN ?
Bagaimana sistem pelaksanaan ASEAN ?
Apa prospek ke depan ASEAN ?

Tujuan dan Maksud Penyusunan Masalah


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Untuk mengetahui sejarah berdirinya ASEAN.


Untuk mengetahui prinsip-prinsip ASEAN.
Untuk mengenal simbol dan arti dari Logo ASEAN.
Untuk mengetahui tujuan berdirinya ASEAN.
Untuk mengetahui apa saja tujuan dari Piagam ASEAN.
Mengetahui struktur keorganisasian dalam ASEAN.
Mengetahui proses pelaksanaan ASEAN.
Mengetahui prospek ke depan dari ASEAN.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

SEJARAH BERDIRINYA ASEAN


ASEAN adalah kepanjangan dari Association of South East Asia Nations.

ASEAN disebut juga sebagai Perbara yang merupakan singkatan dari


Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Gedung sekretarian ASEAN berada
di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia. ASEAN didirikan tanggal 8
Agustus 1967 di Bangkok. ASEAN diprakarsai oleh 5 menteri luar negeri dari

Page 5 of 38

wilayah Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan


Singapura
1. Perwakilan Indonesia : Adam Malik
2. Perwakilan Malaysia : Tun Abdul Razak
3. Perwakilan Thailand : Thanat Koman
4. Perwakilan Filipina : Narcisco Ramos
5. Perwakilan Singapura : S. Rajaratnam
Read more: http://khairul-anas.blogspot.com/2012/04/makalah-sejarah-berdirinyaasean.html#ixzz2CfmCK1jE

2.2

Prinsip Utama ASEAN


Prinsip-prinsip utama ASEAN digariskan seperti berikut:

Menghormati kemerdekaan, kesamaan, integritas dan identitas nasional

semua negara
Setiap negara

nasionalnya tanpa ada campur tangan dari luar


Penyelesaian perbedaan atau perdebatan antar negara dengan aman
Menolak penggunaan kekuatan dan kekerasan
Meningkatkan kerjasama yang efektif antara anggota

memiliki

hak

untuk

menyelesaikan

permasalahan

ASEAN dikukuhkan oleh lima negara pengasas; Indonesia, Malaysia, Filipina,


Singapura dan Thailand di Bangkok Proses pembentukan ASEAN dibuat dalam
sebuah penandatanganan perjanjian yang dikenal dengan nama Deklarasi
Bangkok. Adapun yang bertanda tangan pada Deklarasi Bangkok tersebut adalah
para menteri luar negeri saat itu, yaitu Bapak Adam Malik (Indonesia), Narciso R.
Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan
Thanat Khoman (Thailand). Pada tanggal 8 Januari 1984, seminggu setelah

Page 6 of 38

mencapai kemerdekaannya, negara Brunei masuk menjadi anggota ASEAN. 11


tahun kemudian, tepatnya tanggal 28 Juli 1995. Laos dan Myanmar menjadi
anggota dua tahun kemudianya, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun
Kamboja sudah menjadi anggota ASEAN bersama sama Myanmar dan Laos,
Kamboja terpaksa menarik diri disebabkan masalah politik dalam negara tersebut.
Namun, dua tahun kemudian Kamboja kembali masuk menjadi anggota ASEAN
pada 30 April 1999.
Read more: http://khairul-anas.blogspot.com/2012/04/makalah-sejarah-berdirinyaasean.html#ixzz2CfqhgQP0
2.3

LOGO ASEAN

Logo ASEAN membawa arti ASEAN yang


stabil, aman, bersatu dan dinamik. Warna logo ada 4 yaitu biru, merah, putih dan
kuning. Warna tersebut merupakan warna utama lambang negara-negara ASEAN.
Warna biru melambangkan keamanan dan kestabilan. Merah bermaksud semangat
dan

dinamisme

sedangkan

putih

menunjukkan

ketulenan

dan

kuning

melambangkan kemakmuran. Sepuluh tangkai padi melambangkan cita-cita


pelopor pembentuk ASEAN di Asia Tenggara, yaitu bersatu dan bersahabat.
Bulatan melambangkan kesatuan ASEAN. \
Read more: http://khairul-anas.blogspot.com/2012/04/makalah-sejarah-berdirinyaasean.html#ixzz2CfrIaBcG

Page 7 of 38

Anggota-anggota Asean

Anggota ASEAN yang dulunya hanya lima negara di Asia tenggara, sekarang
telah menjadi sepuluh negara, yaitu sebagai berikut

Filipina negara pendiri

Indonesia negara pendiri

Malaysia negara pendiri

Singapura negara pendiri

Thailand negara pendiri

Brunei Darussalam bergabung pada 7 Januari 1984

Vietnam bergabung pada 28 Juli 1995

Laos bergabung pada 23 Juli 1997

Myanmar bergabung pada 23 Juli 1997

Kamboja bergabung pada 16 Desember 1998

Bisa dikatakan saat ini anggota ASEAN adalah hampir semua negara wilayah asia
tenggara, kecuali Timor leste dan papua nugini

Page 8 of 38

Alasan Mengapa negara Timor Leste belum bergabung ?


Seperti yang telah kita tahu bahwa Timor Leste dulunya adalah negara bagian dari
Republik Indonesia. oleh ASEAN saat ini negara Timor Lestes mendapat status
pemerhati dalam Asean, setelah mendapat banyak protes dari negara negara
Anggota ASEAn yang tidak mendukung Timor leste untuk masuk menjadi
anggota ASEAN, yang berdasar rasa hormat kepada negara Indonesia.
Sejak restorasi kemerdekaan Timor-Leste pada Mei 2002, ASEAN telah banyak
membantu Timor-Leste. Timor-Leste telah diundang untuk hadir dalam beberapa
pertemuan ASEAN. Meskipun begitu, Timor-Leste masih tetap berstatus observer.
Mantan Menlu Timor Leste yang sekarang menjadi Presiden, Ramos Horta,
pernah menyatakan tidak berminat menjadi anggota ASEAN, karena Timor-Leste
dinilai bukan negara Asia (Tenggara), melainkan negara Pasifik atau Australia.
Berbeda dengan rekannya Xanana Gusmao yang menyatakan bahwa akan lebih
menguntungkan bagi Timor Leste apabila berafiliasi dengan ASEAN
dibandingkan dengan apabila bergabung dengan Pacific Islands Forum.
Perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa Timor-Leste sangat berminat
untuk menjadi anggota ASEAN. Bahkan Pemerintah Timor-Leste melalui
Kementerian Luar Negerinya telah menargetkan bahwa Timor-Leste akan menjadi
anggota ASEAN pada tahun 2012, hal ini sangat didukung oleh pemerintah
Indonesia juga negara-negara anggota ASEAN lainnya seperti Filipina, Malaysia,
Thailand, Singapura dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat bahwa Pemerintah TimorLeste juga telah membuka Sekretariat Nasional ASEAN di Dili pada awal bulan
Februari 2009, dimana sekretariat ini akan berfungsi untuk mempersiapkan
tahapan-tahapan menjadi keanggotaan ASEAN.

2.4

TUJUAN DIBENTUKNYA ASEAN


Tujuan terbentuknya ASEAN tercantum dalam naskah Deklarasi Bangkok,

antara lain sebagai berikut.


1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, serta pengembangan
kebudayaan di kawasan ASEAN melalui usaha bersama dalam semangat dan
persahabatan untuk memperkukuh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa
Asia Tenggara yang sejahtera dan damai.

Page 9 of 38

2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati


keadilan dan ketertiban hukum di dalam negara-negara di kawasan ASEAN.
Selain itu, juga mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB.
3. Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu dengan yang
lain di dalam menangani masalah kepentingan bersama yang menyangkut
berbagai bidang. Misalnya, di bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu
pengetahuan, dan administrasi.
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana pelatihan dan penelitian
dalam bidang pendidikan, profesional, teknik, dan administrasi.
5. Meningkatkan kerja sama yang lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan
pertanian serta industri, perluasan perdagangan komoditas internasional,
perbaikan sarana pengangkutan dan komunikasi, serta peningkatan taraf hidup
mereka.
6. Memelihara kerja sama yang lebih erat dan bergabung dengan organisasi
internasional dan regional lainnya untuk menjajaki segala kemungkinan saling
bekerja sama secara lebih erat di antara mereka sendiri.
2.5

TUJUAN

DIBENTUKNYA

PIAGAM

ASEAN

(ASEAN

CHARTERED).
Tahun 2007 bisa dikatakan bersejarah bagi ASEAN. Kawasan ini memiliki
tampilan baru. Ada harapan ASEAN akan terstruktur dan tersistematis.Semua itu
ditandai dengan ditandatanginya Piagam ASEAN (ASEAN Charter) sebagai
kerangka konstitusi bersama ASEAN. Keberadaan sebuah piagam agar bisa
lebih

mengikat

negara-negara

anggota

sebenarnya

sudah

cukup

lama

dikumandangkan di kalangan pemikir ASEAN. Akan tetapi, baru pada Konferensi


Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN tahun 2003 di Bali, keinginan ASEAN untuk
memiliki sebuah piagam bersama itu mulai dikonkretkan. Ibarat sebuah
perusahaan yang harus memiliki status hukum yang jelas, apakah itu perseroan
terbatas (PT) atau perusahaan dagang (PD), ASEAN sebagai organisasi regional

Page 10 of 38

yang sudah berusia 40 tahun ini memang sudah seharusnya punya status hukum.
Idealnya, dengan adanya status hukum itu, ASEAN lebih punya keleluasaan untuk
bekerja sama dengan berbagai pihak, khususnya kalangan pebisnis. Dia (ASEAN)
juga bisa memiliki aset, visi, dan misi, serta alat/perangkat untuk mewujudkan visi
dan misinya tersebut. Piagam ASEAN memang tidak otomatis akan mengubah
banyak hal di ASEAN. Malah, piagam itu sesungguhnya makin mengekalkan
banyak kebiasaan lama. Misalnya, pengambilan keputusan di ASEAN tetap
dengan cara konsensus dan KTT ASEAN menjadi tempat tertinggi untuk
pengambilan keputusan jika konsensus tidak tercapai atau jika sengketa di antara
anggota terjadi. Meski demikian, piagam tersebut hadir di saat yang pas, yaitu
ketika kawasan Asia Tenggara ini terus berubah dan negara-negara ASEAN
semakin memperluas cakupan kerja sama yang lebih kukuh ke Asia Timur
(Jepang, Korea Selatan, dan China), Asia Tengah (India), serta ke selatan
(Australia dan Selandia Baru). Juga, KTT Asia Timur yang diselenggarakan
beriringan dengan KTT ASEAN.
Tujuan dibentuknya Piagam Asean adalah sebagai berikut
1. Permudah kerja sama
Adanya Piagam ASEAN secara organisatoris akan membuat negara
anggota ASEAN relatif akan lebih terikat kepada berbagai kesepakatan
yang telah dibuat ASEAN. Secara teoretis, piagam itu akan semakin
mempermudah kerja sama yang dibuat ASEAN dengan mitra-mitra
dialognya. Jika pada masa lalu mitra ASEAN terkadang mengeluh
bahwa kesepakatan yang telah dibuat dengan ASEAN ternyata hanya
dilaksanakan dan dipatuhi oleh beberapa negara anggota ASEAN, kini
kekhawatiran itu bisa dikurangi. Mekanisme kerja yang lebih jelas di
ASEAN seperti tertuang dalam Piagam ASEAN itu juga akan
mempermudah mitra-mitra atau calon-calon mitra yang ingin
berurusan dengan ASEAN. Begitu pula bila di kemudian hari terjadi
persengketaan, Piagam ASEAN telah membuat pengaturan umum
untuk penyelesaian sengketa itu. Lebih penting lagi secara politis,

Page 11 of 38

ASEAN

kini

menegaskan

dirinya

sebagai

organisasi

yang

menghormati serta bertekad untuk menjunjung tinggi hak asasi


manusia (HAM) dan nilai-nilai demokrasi. Piagam meminta ASEAN
menghargai HAM. Meski saat ini pelaksanaan kedua hal itu masih jauh
dari ideal, setidaknya ASEAN sudah mengakui bahwa penghormatan
atas HAM dan demokrasi sebagai nilai-nilai dasar, sama seperti
umumnya negara maju. Dengan demikian, hambatan psikologis untuk
bekerja sama dengan negara-negara ASEAN seperti sering terdengar
selama ini dari beberapa negara maju, setidaknya sudah bisa dikurangi
meski hambatan belum sepenuhnya bisa dihapuskan.
2. Tantangan internal
Keberhasilan ASEAN melahirkan sebuah piagam bersama tidak
otomatis bermakna ASEAN yang semakin solid. Tantangan terbesar
justru berada di lingkungan internal ASEAN sendiri, khususnya
bagaimana agar benar-benar bisa mengimplementasikan piagam itu
sehingga ASEAN menjadi kekuatan yang menyatu dan tidak terpecah
belah.Bagaimanapun, kehadiran Piagam ASEAN, yang di dalamnya
mengharuskan para anggota mematuhi apa-apa yang sudah diputuskan
bersama oleh ASEAN, akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi
beberapa pihak. Mereka ini sebenarnya menaruh keberatan atas
keputusan bersama itu. Meski demikian, Piagam ASEAN memang
telah didesain sedemikian rupa sehingga tidak terlalu keras terhadap
para anggotanya yang belum bisa menaati kesepakatan-kesepakatan
yang telah dibuat.Celah-celah untuk kompromi yang sering kali
diistilahkan banyak kalangan sebagai cara ASEAN (the ASEAN way)
masih banyak diakomodasi di dalam piagam tersebut. Di bidang
ekonomi, misalnya, Piagam ASEAN menjamin hak negara-negara
anggota untuk berpartisipasi secara fleksibel dalam pelaksanaan
komitmen-komitmen ekonomi di ASEAN. Begitu pula dalam
pelaksanaan prinsip-prinsip politik ASEAN, seperti khususnya
demokrasi dan penghormatan dan jaminan atas hak-hak asasi manusia,
asas yang fleksibel tetap dipertahankan.Satu hal penting dalam Piagam
Page 12 of 38

ASEAN yang memang sudah selayaknya dilakukan adalah menjadikan


organisasi ini sebagai organisasi yang berorientasi pada rakyat atau
bukan organisasi birokrat semata. Dengan demikian, dibuka bahkan
didorong kesempatan lebih besar kepada warga masyarakat ASEAN
untuk berinteraksi satu sama lain dengan lebih intens.Pergaulan rakyat
ASEAN di kawasan regional dan internasional itu tentu akan
berkontribusi positif kepada kerja sama ASEAN dengan mitramitranya di seluruh kawasan.
3. Langkah paling maju
Ada tiga rencana ASEAN yang dituliskan di piagam itu. Tiga hal
itu adalah menginginkan lahirnya Komunitas Ekonomi ASEAN,
Komunitas Keamanan ASEAN, dan Komunitas Sosial Budaya
ASEAN.Jangan skeptis dulu dengan rencana pembentukan komunitas
itu. Atau jangan melihat realitas sekarang jika ingin menilai prospek
pembentukan tiga jenis komunitas itu. ASEAN bisa saja tidak terlihat
berwibawa, melihat realitas sekarang, dengan mayoritas anggotanya
punya masalah tersendiri yang tergolong berat. Beberapa di antaranya
bahkan

masih

tergolong

negara

paria.Sesungguhnya,

rencana

pembentukan komunitas itu merupakan refleksi dari tajamnya visi para


pemikir ASEAN. Piagam itu disusun para pakar atau figur terkenal di
ASEAN. Wakil dari Indonesia adalah mantan Menteri Luar Negeri Ali
Alatas.Mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas terkesan jengkel dengan
analisis pengamat yang relatif selalu skeptis melihat ASEAN. Mereka
itu kadang genit, ya, demikian kalimat lucu dari Ali Alatas
mengomentari piagam yang disambut dingin oleh pengamat.
4. Piagam merefleksikan pandangan jauh ke depan.
Bahkan, piagam secara tersirat akan membuat ASEAN malu jika
tidak bisa memenuhinya di kemudian hari. Inilah sumbangsih para
pemikir ASEAN. Ini merupakan bukti bahwa para pakar ASEAN tidak
dungu, tetapi punya sudut pandang yang strategis menuju masa depan.
Hal ini diperkuat lagi dengan rencana pemerintah ASEAN, yang pada

Page 13 of 38

November lalu, di Singapura, sudah menandatangani deklarasi


pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015. Bahkan,
pada tahun 2008 sudah ada langkah untuk mewujudkan komunitas
ekonomi ini. Tujuan akhirnya adalah aliran barang, jasa, warga yang
relatif lebih bebas di ASEAN. Ini strategis mengingat contoh empiris,
negara kaya di dunia menjadi makmur karena mobilitas itu. Para
teknokrat ekonomi dan para figur terkenal ASEAN sudah memberi
contoh soal penyusunan langkah ke depan. Sekarang ini, eksekusinya
ada di lingkungan pemerintah di ASEAN yang sarat problem, bahkan
masih suka menyiksa rakyat. Apakah junta Myanmar tahu piagam,
atau lebih percaya piagam ketimbang paranormal? Ini hanya contoh
kecil. Tetapi sudahlah, semoga waktu akan mengubah perangai dan
perilaku sebagian pemerintahan di ASEAN, yang juga masih sering
sekadar berkomitmen dan tidak bertindak nyata. Setidaknya mereka
masih mau menorehkan sejarah baru dengan menandatangani Piagam
ASEAN dan juga cetak biru Komunitas Ekonomi ASEAN 2015
5. Strategis
Piagam itu sendiri dinilai strategis karena akan menjadi landasan
hukum yang menjamin integrasi politik, sosial, ekonomi, budaya,
keamanan, demokratisasi, perlindungan hak asasi, dan pelestarian
lingkungan.Pembuatan piagam merupakan terobosan penting dalam
sejarah ASEAN, yang selama 40 tahun lebih bersifat peguyuban.
Dalam menghadapi tantangan 40 tahun kedua, ASEAN memang
membutuhkan pijakan hukum yang lebih jelas dalam membangun blok
politik dan ekonomi.
Read more:http://khairul-anas.blogspot.com/2012/04/makalah-sejarahberdirinya-asean.html#ixzz2CfsTpYsa

2.6

STRUKTUR ASEAN

Page 14 of 38

Struktur organisasi ASEAN telah mengalami perkembangan dan


penyempurnaan sejak pembentukannya sampai sekarang.
1) Sebelum KTT pertama di Bali 1979
Struktur organisasi ASEAN sebelum KTT di Bali adalah sebagai
berikut :- Sidang Tahunan Para Menteri- Standing Committee- Komitekomite Tetap dan Khusus- Secretariat nasional ASEAN pada setiap ibu
kota Negara-negara anggota ASEAN.
2) Sesudah KTT di Bali 1979
Setelah berlangsung KTT ASEAN di Bali tahun 1976, struktur
organisasi ASEAN mengalami perubahan, yaitu sebagai berikut :
1. Pertemuan para kepala pemerintah (Summit Meeting). Pertemuan
ini merupakan kekuasaan tertinggi dalam ASEAN.
2. Sidang tahunan menteri-menteri luar negeri ASEAN (Annual
Ministerial Meeting).
3. Sidang para menteri ekonomi.
4. Sidang para menteri non-ekonomi.
5. Standing Committee.
6. Komite-komite ASEAN.
3) Sekertariat ASEAN (ASEAN Secretariat)
Pejabat yang pernah menjadi Sekretariat Jenderal Sekretariat ASEAN
adalah sebagai berikut :
-HR. Dharsono Indonesia (1977-1978)
- Umarjani Notowijono Indonesia (1978-1979)
- Datok Ali Bin Abdullah Malaysia (1979-1980)
- Narciso G Reyes Filipina (1980-1982)
- Chan Kai Yu Singapura (1982-1984)
- Pan Wannamethee Thailand (1984-1986)
- Roderick Yong Brunai Darusalam (1986-1989)
-Rusli Noor Indonesia (1989-1993)
- Datok Ajit Singh Malaysia (1993-1998)
-Rodolf Certeza Severio, Jr Filipina (1998-2002)
-Ong Keng Yong Singapura (2003-sekarang)
Tugas dari sekretariat ASEAN pada saat ini adalah selain bertanggung
jawab atas pelaksanaan tugas-tugas yang ditetapkan oleh Sidang

Page 15 of 38

Tahunan para Menteri Luar Negeri dan Standing Committee juga juga
bertugas menyelaraskan, memperlancar serta memonitor kemajuan
pelaksanaan

kegiatan

ASEAN

dan

bertindak

sebagai

badan

administrative untuk membantu peningkatan implementasi secara


efektif proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan ASEAN.
Secretariat ASEAN juga berfungsi sebagai jalur komunikasi resmi
antara

ASEAN

dengan

organisasi-

organisasiregional/Internasional.Perkembangan

ASEAN.Berdasarkan

Deklarasi Bangkok tanggal 8 Agustus 1967 sebenarnya latar belakang


pembentukan ASEAN, adalah bersifat politik, seperti terlihat dalam
konsideran Deklarasi sebagai berikut :
Mengingat :
Bahwa Negara Asia Tenggaralah yang sama-sama bertanggung jawab
untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan sosial budaya kawasan ini
dan menjamin pembangunan nasional mereka yang berlangsung secara
damai dan progresif dan bahwa mereka telah bertekat untuk menjaga
stabilitas dan keamanan mereka dari campur tangan pihak luar dalam
segala bentuk manifestasinya demi memelihara identitas nasional
mereka sesuai dengan cita-cita dan aspirasi-aspirasi rakyat mereka.
Menyatakan :
bahwa semua pangkalan militer asing bersifat sementara dan hanya
berada dengan persetujuan Negara-negara yang bersangkutan serta
tidak dimaksudkan untuk digunakan secara langsung atau tidak
langsung untuk melakukan subversi terhadap kemerdekaan dan
kebebasan nasional Negara-negara dikawasan ini atau merugikan
proses pembangunan nasional mereka yang berlangsung dengan tertib.
Pada KTT ASEAN di Bali tanggal 23-24 Februari telah ditandatangani
3 dokumen penting yang berikut :
1. Daclaration of ASEAN Concord (Deklarasi Kesepakatan ASEAN).
2. Treaty of Amity and Cooperation in South east Asia (Perjanjian
Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara).

Page 16 of 38

3. Agreement on the Establishment of ASEAN Secretariat (Perjanjian


Pembentukan ASEAN Sekretaria).
Dalam deklarasi kesepakatan ASEAN ditegaskan bahwa mereka terikat
pada Deklarasi-deklarasi Bandung, Bangkok, Kuala Lumpur serat
piagam PBB dan berusaha untuk membina perdamayan kemajuan,
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat negara-negara anggota serta
berikhtiar untuk memantapkan hasil-hasil ASEAN dan pemperluas
kerjasama ASEAN dalam bidang-bidang ekonomi, sosial, budaya dan
politik.Sebagai kerangka kerjasama ASEAN mereka menetapkan
bidang kegiatan : politik, ekonomi, sosial, keamanan dan perbaikan
mekanisme ASEAN.
Dalam mengadakan perjanjian mereka berpedoman pada azas-azas :
1.

Saling

menghormati

kemerdekaan,

kedaulatan-kedaulatan

persamaan keutuhan wilayah dan kepribadian nasional dari semua


bangsa.
2. Hak setiap Negara untuk melangsungkan kehidupan nasionalnya
bebas dari campur tangan, subversi atau tekanan dari luar.
3. Tidak campurtangan mengenai urusan dalam negeri satu sama lain.
4. Penyelesaian perselisihan atau persengketaan dengan cara-cara
damai.
5. Penolakan ancaman dengan kekerasan atau penggunaan kekerasan.
6. Kerjasama yang efektif antara mereka.
KTT ASEAN ke-II di Kuala Lumpur 4-5 Agustus 1977,
pada pokoknya telah meninjau hasil kerja dan kemajuan secara umum
yang dicapai ASEAN selama 10 tahun sejak berdirinya tahun
1967.Kerjasama ASEAN Dalam Bidang Ekonomi.Sejak KTT Bali
tahun 1976, para menteri ekonomi ASEAN meningkatkan kegiatan dan
sampai saat ini banyak kemajuan yang telah dicapai dalam bidang
kerjasama ekonomi ASEAN.
Pedoman pelaksanaan dibidang kerjasama ekonomi terdapat dalam
Deklarasi Kesepakatan ASEAN yang menyatakan bahwa dalam rangka

Page 17 of 38

kerjasama di bidang ini, beberapa program kegiatan telah disetujui,


antara lain meliputi :
1. Komoditi utama, terutama pangan dan energi.
2. Kerjasama bidang Industri.
3. Kerjasama bidang Perdagangan.
4. Pendekatan bersama atas persoalan komoditi internasional dan
persoalan ekonomi diluar kawasan ASEAN.
5. Mekanisme kerjasama ekonomi ASEAN.
Dalam kerjasama ASEAN dalam bidang ekonomi dilakukan dalam
sektor-sektor sebagaiberikut :
- Sektor Perdagangan dan Pariwisata.
- Sektor Pangan, Pertanian dan Kehutanan.
- Sektor Industri, Pertambangan dan Energi.
Kerjasama ASEAN Dalam Bidang Sosial Budaya.
Didalam Deklarasi Kesepakatan ASEAN khusus untuk bidang Sosial
Budaya ditetapkan kerangka kerjasama sebagai berikut :
Sosial
1.

Kerjasama

dalam

bidang

pembangunan

nasional,

dengan

menekankan pada kesejahteraan golongan berpendapatan rendah dan


penduduk pedesaan, melalui perluasan kesempatan kerja yang
produktif dengan pembayaran yang wajar.
2. Bantuan bagi ikut sertanya secara aktif semua sector dan lapisan
masyarakat ASEAN terutama kaum wanita dan pemuda, dalam usahausaha pembangunan.
3. Intensifikasi dan perluasan kerjasama yang telah ada dalam
menanggulangi masalah perkembangan penduduk didalam wilayah
ASEAN dan dimana mungkin, menyusun strategi baru dalam
bekerjasama dengan badan-badan internasional yang bersangkutan.
4. Intensifikasi kerjasama antara Negara-negara anggota sebagaimana
juga dengan badan-badan internasional yang berhubungan dengan itu
dalam pencegahan dan pemberantasan penyalagunaan narkotika dan
pengedaran obat bius secara tidak sah.
Kebudayaan dan Penerangan
Page 18 of 38

1. Diperkenalkannya pelajaran mengenai ASEAN, Negara-negara


anggotanya dan bahasa-bahasa nasionalnya sebagai bagian dari
kurikulum di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan
lainnya di negara-negara anggota.
2. Bantuan kepada para cendikiawan, penulis, artis dan wakil masa
media ASEAN untuk memungkinkan mereka memainkan peranan
yang aktif dalam memupuk rasa kepribadian dan persahabatan
regional.
3. Menyebar luaskan pengkajian masalah-masalah Asia Tenggara
melalui kerjasama yang lebih erat antara lembaga-lembaga nasional.
Dana ASEAN (ASEAN Fund).
Disamping anggaran rutin untuk perbelanjaan ASEAN secretariat,
masih ada suatu biaya untuk keperluan proyek-proyek ASEAN diluar
anggaran rutin yang disebut Dana ASEAN.Sebagaimana tercantum
dalam pasal II ayat 1 dan 2 Agroement for the Estabilishmsent of a
Fund the association of South East Asean Nations yang ditandatangani
oleh wakil-wakil 5 negara ASEAN pada tanggal 17 Desember 1969,
maka setiap Negara anggota diwajibkan membayar (menyediakan) 1
juta US $ untuk dana pembiayaan proyek-proyek ASEAN.Dana ini
diwajibkan disimpan dimasing-masing Negara anggota sendiri, dalam
suatu rekening bank yang disebut ASEAN Fund National Account
Indonesia di bank Indonesia.

2.7

Implementation of the ASEAN COMMUNITY

Untuk menjawab analisis mengenai prospek ASEAN Community, ada baiknyajika


kita mengetahui beberapa kerjasama terkait dengan pilar komunitasnya.
1. Komunitas Keamanan ASEAN (ASEANSecurity Community/ ASC)

Page 19 of 38

Komunitas

Keamanan

danpenanganan

konflik

melaluikonsultasi

ASEAN
secara

bersama

memberikan
damai.

untuk

Hal

mekanisme

ini

membahas

pencegahan

dilakukan

antara

masalah-masalah

lain

politik-

keamanankawasan seperti keamanan maritim, perluasan kerjasama pertahanan,


sertamasalah-masalah

keamanan

non-tradisional

(kejahatan

lintas

negara,kerusakan lingkungan hidup dan lain-lain). Dengan derajat kematangan


yangada, ASEAN diharapkan tidak lagi menyembunyikan masalah-masalah
dalamnegeri yang berdampak pada stabilitas kawasan dengan berlindung
padaprinsip-prinsipnon-interference.Pencapaian

Komunitas

Keamanan

ASEANmelalui Rencana Aksi yang termuat dalam Vientiane Action Programme


(VAP)

diwujudkan

melalui

sejumlah

komponen

yang

terdiri

dari

political,development, sharing and shaping of norms,conflict preventio,conflict


resolution,dan post-conflict peace building .Implementasi Rencana Aksi
Komunitas Keamanan ASEAN, di dalam komponen shaping and sharing of norms
ditandai terutama dengan upayaperumusan Piagam ASEAN. Sesuai dengan
Cebu Declaration on theBlueprint of the ASEAN Charter
yang disahkan pada KTT ke-12 ASEAN,penyusunan Piagam ASEAN dilakukan
oleh High Level Task Force on theDrafting of ASEAN Charter (HLTF) dan
ditargetkan untuk diselesaikansebelum KTT ke-13 ASEAN di Singapura, bulan
Nopember 2007.Piagam ASEAN akan mengubah ASEAN sebagai suatu rule
based organization. Hal ini dibutuhkan mengingat selama ini, karakter
ASEANsebagai sebuah asosiasi yang bersifat longgar tidak lagi dirasakan
cukupmengakomodasi

potensi

kerjasama

dan

menanggapi

tantangan

integrasikawasan dan globalisasi.


1. Komunitas Keamanan ASEAN (ASEANSecurity Community/ASC)
Komunitas ini ditujukan untuk mempercepat kerjasama politik keamanandi
ASEAN

untuk

mewujudkan

perdamaian

di

kawasan,

termasuk

denganmasyarakat internasional. Komunitas Keamanan ASEAN bersifat


terbuka,berdasarkan

pendekatan

keamanan

komprehensif,

dan

tidak

ditujukanuntuk membentuk suatu pakta pertahanan / aliansi militer,

Page 20 of 38

maupunkebijakan luar negeri bersama (common foreign policy).Komunitas


Keamanan ASEAN juga mengacu kepada berbagai instrumenpolitik ASEAN
yang

telah

ada

sepertiZone

Of

Peace,

Freedom

And

Neutrality(ZOPFAN),Treaty of Amity and Cooperation in Southeast


Asia(TAC),

danTreaty

Zone(SEANWFZ)

on

selain

Southeast

menaati

Asia

Piagam

Nuclear

PBB

dan

Weapon-Free
prinsip-prinsip

hukuminternasional terkait lainnya.Mekanisme koordinasi antar badan-badan


sektoral ASEAN yangmenangani Komunitas Keamanan ASEAN dilakukan
melalui ASEANSecurity Community Coordinating Conference(ASCCO).
Pertemuan

ke-1ASCCO

pada

bulan

September

2006,

menekankan

percepatanimplementasi Rencana Aksi Komunitas Keamanan ASEAN di


bidangconflict

resolution,

post

conflict

peace

building,good

governance,combating corruptionserta promosi dan perlindungan HAM.


Selain itu,disepakati perlunya memperhatikan isuhuman security.
Beberapa perkembangan mengenai implementasi Rencana AksiKomunitas
Keamanan ASEAN adalah sebagai berikut:
1. Piagam ASEAN
2. Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana (Treaty onMutual
Legal Assistance in Criminal Matters/MLAT)
3. Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN
Convention on Counter Terrorism/ACCT)
4. ASEANDefence Ministers Meeting (ADMM)
5. Rencana Pembentukan Traktat Ekstradisi ASEAN
6. Penyelesaian Sengketa Laut China Selatan
2. Kawasan Damai, Bebas Dan Netral (Zone Of Peace, Freedom And Neutrality
Declaration/ZOPFAN)
Pedoman pelaksanaan ZOPFAN dirumuskan lebih lanjut pada April
1972,sebagai berikut :
a. Observance of the Charter of the United Nations, the Declaration on the
Promotionof World Peace and Cooperation of the Bandung Declaration of
1955, the Bangkok Declaration of 1967 and the Kuala Lumpur
Declaration of 1971;
b. Mutual respect for the independence, sovereignty, equality, territorial
integrity and national identity of all nations within and without the region;
Page 21 of 38

c. The right of every state to lead its national existence free from external
interference,subversion or coercion;
d. Non-interference in the internal affairs of zonal states;
e. Refraining from inviting or giving consent to intervention by external
powers indomestic or regional affairs of zonal states;
f. Settlement of differences or disputes by peaceful means in accordance
with theCharter of the United Nations;
g. Renunciation of the threat, or use of force in the conduct of international
relations;
h. Refraining from the use of armed forces for any purposes in the conduct
of international relations except for individual or collective self-defence in
accordancewith the Charter of the United Nations;
i. Abstention from involvement in any conflict of powers outside the zone
from enteringinto any agreement which would be inconsistent with the
objectives of the zone
j. The absence of foreign military bases in the territories of zonal states
k. Prohibition of the use, storage, passage or testing of nuclear weapons and
their components within the zone
l. The right to trade freely with any country or international agency
irrespective of differences in socio-political systems
m. The right to receive aid freely for the purpose of strengthening national
resilienceexcept when the aid is subject to conditions inconsistent with the
objectives of thezone and
n. Effective regional cooperation among the zonal states.
3. Traktat
Persahabatan
dan
Kerjasama

(Treaty

Of

AmityAndCooperation/TAC)PRINSIP ASEAN = Perjanjian Persahabatan dan


Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation) (Bali,1976) :
1.Saling menghormati kemerdekaan,kedaulatan, dan integritas wilayahsemua
bangsa
2.Setiap negara berhak memelihara keberadaannya dari campur tangan,
subversi, kekerasan dari kekuatan luar
3.Tidak mencampuri urusan dalam negeri lain
4.Menyelesaikan perbedaan pendapat dan pertikaian dengan jalandamai
5. Menolak ancaman penggunaan kekerasan
4.Kawasan Bebas Senjata Nuklir Di Asia Tenggara (South-East AsiaNuclear
Weapon Free Zone/SEANWFZ)

Page 22 of 38

5. Forum Regional ASEAN (ASEAN Regional Forum/ARF) ASEAN Regional


Forum (ARF) diprakarsai oleh ASEAN pada tahun1994, sebagai forum untuk
saling tukar pandangan dan informasi baginegara-negara Asia-Pasifik mengenai
masalah masalah politik dankeamanan, baik regional maupun internasional/
Sasaran yang hendak dicapai melalui ARF adalah mendorong saling percaya
(confidence building measures) melalui transparansi danmencegah kemungkinan
timbulnya ketegangan maupun konflik dikawasan Asia Pasifik.
Proses kerjasama ARF terbagi atas 3 tahap yaitu tahap Confidence Building
Measure,(CBMs), Preventive Diplomacy (PD) dan Conflict Resolution(CR). Saat
ini, ARF melangkah ke tahap kedua sambil tetapmelaksanakan tahap pertama.
Dalam kaitan tersebut pertemuan ISG,berubah nama menjadi ISG CBMs and PD.
6. Upaya Pembentukan Mekanisme HAM ASEAN
7. Kerjasama di Bidang Pemberantasan Kejahatan Lintas Negara,Hukum,
Imigrasi dan Kelembagaan antar Parlemen

2. Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC)


1. Kerjasama
di
Sektor
IndustriASEAN
Industrial
Cooperation(AICO)yang ditandatangani pada bulanApril 1996 dan
berlaku efektif pada bulan Nopember 1999 merupakaninsiatif
kerjasama di sektor industri yang saat ini terus dikembangkan.AICO
merupakan skema kerjasama antara dua atau lebih perusahaan
dikawasan ASEAN dalam pemanfaatan berbagai sumber daya yang
dimilikioleh masing-masing perusahaan, dalam rangka memproduksi
suatu barangyang bertujuan meningkatkan daya saing perusahaan
ASEAN.

AICOmenyediakan

prasarana

untuk

menerapkan

prinsipeconomic of scale and scopeyang didukung oleh pajak yang


rendah untuk meningkatkantransaksi di ASEAN, menumbuhkan
kesempatan investasi dari dalam danluar ASEAN, serta menciptakan
pasar regional yang lebih besar.Perusahaan perusahaan yang
memanfaatkan skema kerjasama ini antaralain akan mendapatkan
Page 23 of 38

preferensi berupa pengenaan bea masuk hingga5%.AICO diharapkan


akan

mendorong

kerjasama

industri

antarnegaraASEAN

dan

mendorong investasi pada industri berbasis teknologi dankegiatan


yang memberikan nilai tambah pada produk industri. AICO
jugamemberikan kesempatan luas kepada perusahaan di negara
ASEAN untuk saling bekerjasama guna menghasilkan produk dengan
menikmatipreferensi tarif. Insentif lain yang juga diberikan kepada
perusahaan yangbekerjasama dalam payung AICO berupa akreditasi
kandungan lokal sertainsentif non-tarif lainnya yang dapat diberikan
oleh masing-masing negaraanggota.
2. Kerjasama di Sektor Perdagangan
1. AFTA (ASEAN Free Trade Area)
Momen penting pengembangan kerjasama di bidang ekonomi
dicapaipada

1992

ketika

ASEAN

menyepakati

Kerangka

Persetujuanmengenai Peningkatan Kerjasama Ekonomi ASEAN


(Framework

Agreement

on

Enhancing

ASEANEconomic

Cooperationyangberfungsi sebagai payung bagi semua bentuk


kerjasama ekonomiASEAN di masa mendatang. Pada tahun yang
sama,

ASEAN

jugamenyepakati

pembentukan

Kawasan

Perdagangan Bebas ASEAN(AFTA).Pembentukan AFTA ditujukan


untuk meningkatkan daya tarik ASEAN sebagai basis produksi
melalui pengembangan pasar regional.AFTA diwujudkan dengan
cara menghilangkan hambatan-hambatanperdagangan, berupa tarif
maupun non tariff dalam waktu 15 tahunkedepan terhitung tanggal
1 Januari 1993 dengan menggunakan skemaCommon Effective
Preferential

Tarif

(CEPT)

sebagai

mekanismeutamanya.

Pembentukan AFTA sebagai kelompok ekonomi regionaltidak


bertentangan
GATT)yang

dengan
ada,

sistem

tetapi

perdagangan

justru

akan

global

menunjang

(sistem
secara

komplementer sistemglobal tersebut.Berdasarkan pasal XXIV


GATT, negara anggota GATTdiperkenankan membentuk suatu
wilayah perdagangan bebas (freetrade area) dan suatu customs

Page 24 of 38

unionatas dasar aturan-aturan khususyang tidak merugikan negaranegara di luar wilayah tersebut.Di tingkat regional, pelaksanaan
CEPT-AFTA diawasi, dikoordinir dan dikaji ulang oleh Dewan
AFTA(AFTACouncil)yang anggotanyaterdiri dari para Menteri
Perdagangan ASEAN yang dalam tugasnya dibantu oleh Pejabat
Senior Ekonomi ASEAN (SEOM). Dewan AFTAdiserahi tugas
untuk membantu mencari penyelesaian terhadapberbagai sengketa
perdagangan yang terjadi di antara negara-negaraASEAN dan
bertanggung

jawab

kepada

ASEANEconomicMinisters(AEM).Dalam

Pertemuan
perkembangannya,

pelaksanaan AFTA telah mengalamibeberapa kali percepatan. Pada


tahun

1995

disepakatiAgenda

of

Greater

Economic

Integrationyang antara lain berisi komitmen untuk mempercepat


pemberlakuan AFTA dari 15 tahun menjadi 10 tahun,atau yang
semula tahun 2008 menjadi 2003. Pada KTT ke-6 ASEANdi
Hanoi, para Pemimpin ASEAN menetapkanStatement of Bold
Measuresyang juga berisikan komitmen mereka terhadap AFTA
dankesepakatan untuk mempercepat pemberlakuan AFTA dari
tahun 2003menjadi tahun 2002 bagi enam negara penandatangan
skema CEPT,yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura danThailand.
2. FTA (Perdagangan Bebas dengan Mitra Wicara)
Disamping berupaya mewujudkan integrasi ekonomi ASEAN,
negara-negara anggota ASEAN juga tetap mempertahankan sifat
terbukaterhadap negara-negara lain dengan menjalin kerjasama di
berbagaibidang. KTT ASEAN+3 (China, Jepang, Korea) yang
diselenggarakanbersamaan dengan penyelenggaraan KTT Informal
ke-3

ASEAN

diManila

tanggal

27-28

Nopember

1999

menghasilkan Joint Statement on Cooperation in East Asiasebagai


wujud komitmen ASEAN dalammengembangkan kerjasama
dengan Mitra Wicara.Jadwal pencapaian FTA masing-masing

Page 25 of 38

adalah: dengan China(ASEAN-6 tahun 2010, CLMV tahun 2015),


India (Brunei, Indonesia,Malaysia, Singapore dan Thailand tahun
2011, CLMV dan Philippinestahun 2016), Jepang (2012), Korea
(ASEAN-6 tahun 2010, Vietnamtahun 2016, dan CLM tahun
2018).
3. Kerjasama di Sektor Jasa
4. Kerjasama di Sektor Investasi
5. Kerjasama di Sektor Komoditi dan SDA
6. Kerjasama di Sektor Usaha Kecil dan Menengah
7. Kerjasama Ekonomi Sub-Regional
8. Kerjasama Pembangunan ASEAN
3. Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (ASEAN

Socio-Cultural

Community/ASCC)
Pelaksanaan kerjasama fungsional ASEAN dalam upaya mencapai
KomunitasSosial Budaya ASEAN disesuaikan dengan VAP 20042010. Pelaksanaan danpemantauan implementasi Rencana Aksi
Komunitas Sosial Budaya ASEANdilakukan oleh badan-badan
ASEAN terkait serta dicerminkan dalam laporanSekretaris Jenderal
ASEAN kepada KTT ASEAN.Kerjasama sosial budaya mencakup
bidang-bidang kebudayaan, penerangan,pendidikan, lingkungan hidup,
ilmu pengetahuan dan teknologi, penangananbencana alam, kesehatan,
ketenagakerjaan,

pembangunan

sosial,

pengentasankemiskinan,

pemberdayaan perempuan, kepemudaan, penanggulangannarkoba,


peningkatan

administrasi

dan

kepegawaian

publik,

serta

YayasanASEAN.
2.8 Prospek ASEAN COMMUNITY
Sebagai badan perhimpunan bangsa-bangsa di Asia Tenggara,
eksistensi ASEAN (Association of Souteast Asian Nation)telah
memperlihatkan peran vitalnya selama 41tahun -- sejak didirikan
melalui Deklarasi Bangkok di Thailand, 8 Agustus 1967.Meski citacita yang diidealkan khususnya dalam konteks menjamin
stabiltaskawasan belum sepenuhnya terealisasi, ASEAN telah
menjadi wadah strategis yangmampu mewujudkan kerja sama antar

Page 26 of 38

bangsa sehingga memungkinkan tertanamnyaspirit kebersamaan dan


saling

percaya.Pada

tahun

2003,

eksistensi

ASEAN

mulai

menunjukkan komitmennya sebagaiperhimpunan yang peka dalam


merespon fenomena global yang sedang melanda negara-negara di
dunia. Dibuktikan dengan diselenggarakannya KTT ASEAN di Bali, 7
Oktober 2003. Pada waktu itu para kepala pemerintahan kesepuluh
negara anggotamenandatangani Deklarasi Kesepakatan Bali II(Bali
Concord II).Dalam deklarasi itutercantum sebuah keputusan bersama
untuk membentuk suatu Komunitas ASEAN yangditargetkan pada
tahun 2020.Komunitas ASEAN tersebut terdiri atas Komunitas
Keamanan ASEAN,Komunitas Ekonomi ASEAN dan Komunitas
Sosial-Budaya ASEAN. Denganterbentuknya Komunitas ASEAN
tersebut diharapkan masyarakat Asia Tenggara tidak gagap dalam
menghadapi pasar barang, jasa, dan tenaga kerja global yang begitu
bebas.Namun demikian, pembentukan Komunitas ASEAN yang
semula ditargetkan pada tahun2020 itu, pada KTT di Cebu, Filipina,
Januari 2007, ternyata dipercepat menjadi 2015.Keputusan ini layak
diapresiasi mengingat target yang dicanangkan sebelumnyapada Bali
Concord II terlalu lama. Di samping itu keputusan tersebut juga
menunjukkankuatnya komitmen di antara negara-negara anggota
dalam upaya mewujudkanmasyarakat dilingkungan Asia Tenggara
lebih baik di masa-masa yang akandatang.Masa depan ASEAN,
bagaimana ASEAN enam tahun ke depan?Komunike bersama para
menteri luar negeri ASEAN di Phuket, 20 Juli 2009,menyatakan,
ASEAN akan berkiprah secara global dan turut berperan dalam dunia
yangsemakin terintegrasi, memperkuat peran Sekretariat ASEAN dan
badan-badan

yangdiamanatkan

Piagam

ASEAN

menjelang

terwujudnya Komunitas ASEAN 2015.Shared valued baru, ASEAN


sebagai sentra kendali, adalah pilihan politik. Hard choicesdalam buku
Donald Emmerson mengungkap perlunya kelihaian ASEAN untuk
menguraitantangan internal secara nyata serta mengayunkan langkah

Page 27 of 38

ke luar, regionalisme baruini, di tengah proses integrasi, keamanan,


dan tuntutan demokrasi.Uraian tantangan internal guna mewujudkan
komunitas ASEAN telah ditulisdengan baik dalam cetak biru tiga pilar
utama

komunitas

ASEAN.

Tantangan

besar

kedepan

adalah

implementasinya. Di sinilah peran sentral dan leadership Indonesia


untuk mengawal dan memperjuangkan implementasinya.ASEAN yang
prorakyat

dan

menjadi

milik

masyarakat,

serta

ASEAN

yangmemasyarakat adalah pesan masa kini dan satu dasawarsa ke


depan. ASEAN baru harusmampu menciptakan kualitas hidup yang
lebih baik dan menciptakan peta kehidupanregional yang lebih baik,
berkualitas, dan bermartabat.Lingkar di dalam ASEAN yang semakin
demokratis dan menghormati hak asasimanusia, dibarengi pergaulan
ASEAN yang lebih luas dan diperhitungkan dunia, akanmenjadikan
ASEAN semakin relevan dan dibutuhkan keberadaannya. Terwujudnya
tigapilar komunitas ASEAN adalah tuntutan zaman, tak hanya bagi
keberadaan organisasiASEAN, lebih dari itu, menjadikan ASEAN
sebagai kawasan yang aman, mampumemberi harapan bagi rakyatnya,
dan menjanjikan ruang kehidupan ekonomi yang lebihbaik.Gambaran
makro

ASEAN

dengan

wajah

baru

ke

depan

dengan

tingkatpendalaman dan perluasan kerja sama dengan berbagai negara


mitra wicara (AS, UniEropa, Australia, Selandia Baru. India, China,
Jepang, Korea Selatan, dan Rusia) memberi optimisme bahwa kawasan
mampu menciptakan peluang dan sekaligusmengubah tantangan
menjadi peluang.Indonesia sebagai salah satu pendiri ASEAN harus
mampu mengawal danmenunjukkan kepemimpinannya dalam ASEAN
dalam menyongsong terwujudnyakomunitas ASEAN 2015. Ini
menjadi kepentingan dan tugas bersama. BukankahMukadimah
Piagam

ASEAN

dimulai

dengan

WE,

The

Peoples.TantanganPercepatan pembentukan Komunitas ASEAN dari


2020 menjadi 2015,sebagaimana disepakati para Kepala Negara
ASEAN pada KTT ke-12 ASEAN,memberikan tantangan tersendiri

Page 28 of 38

bagi ASEAN untuk mewujudkannya. PercepatanKomunitas ASEAN


juga

menyimpan

tantangan

bagi

ASEAN

untuk

dapat

menjagakeseimbangan pencapaian dari ketiga pilarnya agar saling


mendukung

dan

berjalan

secarabersama-sama

sebagaimana

diamanatkan dalam BaliConcord II.Menurut kami, terdapat tiga


tantangan besar yang dihadapi oleh upayaimplementasi Komunitas
ASEAN, yaitu Tugas raksasa tentu memunculkan tantangan besar pula.
Ada tiga tantangan yangdapat diidentifikasi. Pertama, pada tataran
paradigma. Gagasan ASEAN Communitymengharuskan perubahan
substansial dalam mentalitas negara-negara anggota, yaitu tiapnegara
anggota harus memiliki keinginan untuk meninggalkan kerangka
berpikir paradigma realis. Dalam arti praktis ini berarti ASEAN harus
ditransformasikan dariinstitusi yang diarahkan oleh negara anggotanya
(member-driven institution) menjadiinstitusi yang digerakkan oleh
misinya (mission-driven institution). Jika ini dilakukan,ASEAN
sebagai institusi harus diberikan otoritas yang jauh lebih besar untuk
meregulasiperilaku negara anggotanya dan mengharuskan pelibatan
aktor nonnegara yang lebihbesar.Kedua, pada tataran operasional
kebijakan. Gagasan ASEAN Communitymemperkuat kecenderungan
ASEAN sebagai institusi yang memiliki tugas amat banyak
(multipurpose institution). Ini berarti harus ada kerja sama lebih erat
tak

hanyaantardepartemen/kementerian

negara-negara

anggota

ASEAN, tetapi juga antara berbagaikementerian di dalam negara


anggota. Hal ini disebabkan ASEAN Community mencakuphampir
seluruh bidang kerja sama. Penyebab lainnya adalah agar aneka
kesepakatan padatataran regional dapat segera diimplementasikan pada
tataran nasional dan untuk menghindarkan terjadinya pandanganpandangan yang bersifatparokhial (departmentalism) pada tataran
nasional.

Konsekuensi

akhir

dari

kerja

sama

semacam

inimengharuskan adanya transformasi citra ASEAN dari institusi yang


semata-mata untuk komunitas diplomatik menjadi institusi untuk

Page 29 of 38

seluruh pembuat kebijakan.Ketiga, pada tataran hasil. Tantangannya


adalah apakah gagasan ASEANCommunity akan dapat memperkecil
kesenjangan di antara negara-negara anggotanya?Secara ekonomi,
misalnya,

apakah

pada

tahun

2020

nanti

pendapatan

perkapitaKamboja, Laos, Vietnam, Filipina, dan Indonesia akan


mendekati Singapura? Sebagaicatatan pendapatan per kapita Singapura
kini 50 kali lipat lebih besar dari Kamboja,Laos, dan Vietnam, serta 20
dan 30 kali lipat lebih besar dari Filipina dan Indonesia.Demikian juga
dalam

konteks

keamanan,

apakah

melalui

ASEAN

SecurityCommunity lingkungan demokratis akan lebih mudah


diwujudkan di seluruh negaraanggota ASEAN? Sebenarnya, hingga
kini hanya tiga negara anggota ASEAN yangdapat dikategorikan
menganut sistem politik demokratis, yaitu Indonesia, Filipina
danThailand. Pertanyaan yang mirip juga dapat diajukan dalam
konteks sosio-kultural.Apakah ASEAN Socio-cultural Community
akan menjadi instrumen kebijakan yangampuh guna memperbaiki
nasib orang-orang miskin, misalnya di Indonesia?
Di samping itu, berikut ialah gasis besar tantangan ASEAN
Community 2015 :
1. Tantangan Political-Security Community (APSC)Tantangan ke
depan bagi ASEAN dalam implementasi komponenshaping and
sharing of normsdari Komunitas Keamanan ASEAN, antara lain
adalahperumusan

sebuah

traktat

ekstradisi

ASEAN

(ASEANextradition treaty) yangjuga telah diamanatkan dalam


BaliConcord 1976. Dalam hal ini, para pejabattinggi ASEAN di
bidang hukum (ASLOM) dalam pertemuannya yang ke-11 diSiem
Reap,

Kamboja,

bulan

Januari

2007

telah

menyepakati

pembentukankelompok kerja (working group) untuk memulai


proses perumusan traktatdimaksud.Walau beberapa target capaian
dalam komponen conflict prevention danshaping and sharing of
normstelah diraih, ASEAN perlu untuk mendorongpencapaian

Page 30 of 38

komponen-komponen

Rencana

Aksi

Komunitas

Keamanan

ASEANlainnya, terutama dalam komponenpolitical development


(antara

lain

terkaitdengangood

governance,combatting

corruptiondan promosi dan perlindunganHAM),conflict resolution


, danpost-conflict peace building.Hal ini telahdicermati dalam
ASEANSecurity Community Coordinating Conference(ASCCO)
ke-1 di Jakarta, bulan September 2006.
2. Tantangan ASEAN Economic Community (AEC)Pembentukan
AEC dituntut untuk menciptakan sebuah kawasan ASEAN
yangstabil, makmur, dan berdaya saing tinggi. AEC akan
menciptakan bebasnya arusbarang, jasa, investasi dan aliran modal
yang lebih bebas, pembangunan ekonomiyang setara serta dapat
mengurangi

kesenjangan

sosial

ekonomi

pada

tahun

2020.Imlementasi AEC menjadikan ASEAN sebagai suatu pasar


tunggal dan basisproduksi, mengubah keanekaragaman yang
menjadi karakter kawasan, menjadipeluang bisnis yang saling
melengkapi serta membuat ASEAN menjadi lebihdinamis dan
menjadi segmen yang lebih kuat sebagai bagian dari rantai pasok
global (global supply chain)tak akan berjalan dengan semudah
membalikkantelapak tangan. Tantangan terberat menurut kami
ialah efektivitas AEC untuk menjadikan ASEAN sebagai kawasan
yang mempunyai daya saing tinggi dengantingkat pembangunan
ekonomi

yang

merata

dan

terintegrasi

dalam

ekonomiglobal.Tantangan lain ialah, kemampuan AEC untuk


memberikan peluang bagi negaraASEAN untuk memperluas
cakupan skala ekonomi, mengurangi kemiskinan dankesenjangan
sosial

ekonomi,

bagiinvestor

meningkatkan

dan

wisatawan,

daya

tarik

mengurangi

sebagai
biaya

tujuan

transaksi

perdagangan, memperbaikifasilitas perdagangan dan bisnis, serta


meningkatkan
pembentukan

daya
AEC

saing
juga

sektor

dituntut

Page 31 of 38

UKM.Disamping
memberikan

itu,

kemudahan

danpeningkatan akses pasar intra-ASEAN serta meningkatkan


transparansi danmempercepat penyesuaian peraturan-peraturan dan
standarisasi domestik.
3. Tantangan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC)Dalam
mewujudkan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN 2015, terdapat
beberapatantangan dan peluang yang dihadapi, antara lain:
a. Koordinasi antar badan-badan sektoral ASEAN
Isu-isu sosial-budaya yang beragam dan bersifat lintas sektoral
memerlukan suatukoordinasi yang efektif sehingga program
badan-badan sektoral dapat terlaksanadengan baik. Sejak tahun
2006 telah diupayakan fungsi koordinasi yang lebihmenyeluruh
melalui

penyelenggaranSocial

Coordinating

Conference

onASEANSocio-Cultural Community(SOC-COM).
b. ASEAN awarenessdi kalangan masyarakat ASEAN
ASEAN perlu melakukan upaya untuk menumbuhkan ASEAN
Awareness danrasa kepemilikan ASEAN oleh masyarakatnya.
Pencapaian Komunitas Sosial-Budaya ASEAN akan menunjang
perwujudan

Komunitas

Ekonomi

Keamanan

ASEAN.

ASEAN

Upaya

danKomunitas
peningkatan

ASEANawarenessperludilaksanakan dengan :
i.
Menjadikan kalangan pemuda sebagai sasaran utama
mengingat rasa kekitaanASEAN (we feeling) harus
ditumbuhkan sejak dini. Generasi muda akanmewarisi dan
merasakan
ii.

manfaat

terbentuknya

Komunitas

Sosial

BudayaASEAN 2015.
Menjadikan ASEAN sebagai organisasi yang berorientasi
pada masyarakat(people-centred organization), sehingga
kegiatannya dapat langsung dirasakanmanfaatnya oleh
masyarakat

luas.

Selain

mempertimbangkanaspirasi
pengambilan keputusan.

Page 32 of 38

itu,

masyarakat

ASEAN

perlu

dalam

proses

c. Kawasan ASEAN Bebas Narkoba 2015(A Drug FreeASEAN2015)


Pada akhir dekade 1990-an, para pemimpin ASEAN melihat
adanyakecenderungan yang mengkhawatirkan dan bersifat jangka
panjang

mengenaibahaya

peningkatan

peredaran

dan

penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN.Sebagai upaya untuk


menanggulanginya,

pada

tahun

2000

disepakati

Bangkok

Declaration in Pursuit of Drug FreeASEAN. Hal ini ditegaskan


kembali

dalamRencana

Aksi

Komunitas

Sosial

Budaya

padaVientiane Action Programme(VAP), yaitu mewujudkan suatu


kawasan ASEAN Bebas Narkoba 2015. Dalamkaitan ini, perlu
dilakukan

upaya

bersama

dalam

menyelaraskan

strategi

danlangkah nasional di negara anggota ASEAN.


d. Penanggulangan bahaya wabah penyakit menular
Pada akhir dekade 1990-an, wabah penyakit SARS menjalar ke
kawasan AsiaTenggara. Sementara sejak awal penyakit flu burung.
Untuk itu, ASEAN perlumengantisipasi terjadinya ancaman
pandemi penyakit menular. Sebagai langkahpreventif, ASEAN
telah membangun networking dengan negara di luar kawasandan
organisasi internasional.Misalnya, dalamstock piling antiviral
drugs and personnel protective equipment di salah satu negara
ASEAN. Selain itu, kekhawatiran terhadap meningkatnyapenderita
HIV/AIDS di kawasan telah mendorong para Pemimpin ASEAN
untuk menyepakati ASEAN Commitment on HIV/AIDS.
e. Kesetaraan Gender, Pemajuan dan Perlindungan Wanita
Tantangan bagi kerjasama ASEAN di bidang wanita disebabkan
oleh adanyaperbedaan sistem politik dan kebijakan masing-masing
negara anggota ASEAN.Oleh karenanya, dalam menghadapi
tantangan ini, negara-negara anggota ASEANperlu berupaya untuk
membentuk persamaan persepsi dan prinsip-prinsip dasar dalam
Page 33 of 38

pemajuan kerjasama regional di bidang wanita. Sejauh ini, ASEAN


telahmemiliki 4 deklarasi terkait isu wanita yaitu:
(i)

Declaration on the Advancement of Women inASEAN,

(ii)
(iii)

1988;
Declaration on HIV and AIDS, 2001;
Declaration against Trafficking in Persons Particularly

Women and Children,2004; dan


(iv)
Declaration on the Elimination of Violence against Women
(DEVAW), tahun 2004. Selain itu juga telah tersusunWork Plan on
WomensAdvancement and Gender Equality (2005-2010)serta
Work Plan toOperationalizethe Declaration on the Elimination of
Violence against Women in ASEAN.
Peran Indonesia dalam Mewujudkan ASEAN Community
Dalam pembentukan Komunitas ASEAN, Indonesia memainkan
peran utama (leading role) sebagai salah satu perumus Komunitas
ASEAN dan penggagas konsepKomunitas Keamanan ASEAN.
ASEAN yang dulunya asosiasi bersifat longgar kinisedang beralih
menjadi organisasi yang lebih terarah dan terintegrasi. Selain
itu,Indonesia juga memainkan peran aktifnya pada saat menjadi
Ketua

Panitia

Tetap(Pantap)

ASEAN

tahun

2003

yang

menghasilkan pembentukan Komunitas ASEAN padaKTT ke-9


ASEAN di Bali.Sebagai penggagas dan perumus Komunitas
ASEAN, Indonesia perlumemastikan bahwa rencana kegiatan yang
mendorong terwujudnya Komunitas ASEANdapat terealisasi.
Dalam menindaklanjuti konsep Komunitas ASEAN, Indonesia
terusmemainkan peran aktifnya dalam implementasiPlan of
Action(PoA)

danViantianneAction

Programme(VAP)

yang

dihasilkan dalam KTT ke-10 ASEAN di Vientiane, Laostahun


2004.Departemen Luar Negeri sebagaifocal point dalam kerjasama
ASEAN saat initengah berupaya keras untuk menumbuhkan dan
memperkuat rasa kekitaan (we feeling)di kalangan masyarakat

Page 34 of 38

Indonesia. Komitmen ini diwujudkan dalam bentuk kegiatankegiatan sosialisasi mengenai ASEAN dan perkembangan menuju
Komunitas ASEANmelalui penyelenggaraan seminar,roundtable
discussion, dialog interaktif, work shop,festival film ASEAN, dan
lain-lain.

Melalui

kegiatan-kegiatan

tersebut,

diharapkanmasyarakat Indonesia dapat lebih mengenal ASEAN


dan merasakan manfaat, sertamempunyai rasa memiliki dari
pembentukan Komunitas ASEAN.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
ASEAN merupakan wujud nyata kerjasama regional negara-negara di
AsiaTenggara. ASEAN telah mengalami perkembangan pesat dan tengah berubah
dari sebuahperhimpunan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang longgar

Page 35 of 38

menjadi suatuorganisasi yang lebih terstruktur, terintegrasi menuju perwujudan


komunitas tunggal.Perkembangan ini telah menandai makin solidnya jalinan
kerjasama antar anggota untuk menciptakan cara pandang dan visi yang
sama.Pada Visi ASEAN 2020, yang disepakati di Kuala Lumpur tahun
1997,disebutkan mengenai cita-cita ASEAN untuk menjadi suatu komunitas
negara-negaraAsia Tenggara yang terbuka, damai, stabil dan sejahtera, saling
peduli, diikat bersamadalam kemitraan yang dinamis di tahun 2020. Visi ini lebih
ditegaskan melalui BaliConcord II yang dihasilkan pada KTT ke-9 ASEAN di
Bali tahun 2003 yangmenyepakati pembentukan Komunitas ASEAN (ASEAN
Community).Pembentukan Komunitas ASEAN merupakan upaya ASEAN untuk
lebihmempererat integrasinya dalam menghadapi perkembangan konstelasi politik
internasional. Selain itu, juga merupakan upaya ASEAN untuk menyesuaikan
carapandang agar dapat lebih terbuka dalam membahas permasalahan domestik
yangberdampak kepada kawasan.Pencapaian Komunitas ASEAN semakin kuat
dengan ditandatanganinya CebuDeclaration on the Acceleration of the
Establishment of an ASEAN Community by2015 oleh para Pemimpin ASEAN
pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina, 13Januari 2007.Dengan
ditandatanganinya Deklarasi ini, para Pemimpin ASEAN menyepakatipercepatan
pembentukan Komunitas ASEAN dari tahun 2020 menjadi tahun 2015.Melalui
tiga

pilar

kerjasama

Komunitas

ASEAN,

ASEAN

bertekad

untuk

lebihmenyeimbangkan pemajuan kerjasama ASEAN di bidang politik-keamanan,


ekonomidan sosial budaya. Integrasi yang lebih erat di bidang politik,
ekonomidan sosial-budayadiharapkan akan membentuk suatu Komunitas ASEAN
yang memberikan manfaat padameningkatnya kepercayaan dan kenyamanan
diantara negara-negara anggota dalammewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat
ASEAN dan daya saing kawasan.
Saran
Untuk menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh ASEAN
Community dimasa kini dan mendatang, baik besar maupun kecil, jawabannya
ialah merujuk padakomitmen tiap negara anggota dalam mengoptimalkan peranan

Page 36 of 38

dan eksistensi mereka didalam keluarga besar ASEAN.Implementasi dari Piagam


ASEAN ialah penting bagi eksistensi organisasiregional ini. Transformasi ASEAN
yang usianya mencapai 42 tahun kiranya dapatdiwujudkan dengan adanya Piagam
ASEAN ini. Untuk itu, diperlukan sinergisitas antar negara-negara anggota untuk
menghilangkan

hambatan-hambatan

kerjasama

darieksternal

maupun

internal.Untuk mempercepat berlakunya Piagam ASEAN ini, negara-negara


anggotaASEAN diharapkan dapat segera melakukan ratifikasi. Piagam ini akan
dilengkapi dengan Protokol, Terms of Reference, Rules of Procedure, dan
berbagai perjanjianpelengkapnya. Piagam ASEAN perlu dijabarkan ke dalam
peraturan-peraturan domestik dan perlu mendapatkan dukungan dari para stake
holders nasional. Perlu dilakukansosialisasi kepada para stake holders agar dapat
memahami dan dapat mempersiapkandiri menghadapi pemberlakuan Piagam
ASEAN dan pembentukan Komunitas ASEAN.Selain itu, ASEAN dalam
mewujudkan Komunitasnya, diperlukan optimalisasihubungan eksternal dengan
Negara non anggota guna memperkokoh ketahanan regionalASEAN, menjalin
kemitraan global untuk pertumbuhan ASEAN.

DAFTAR PUSTAKA
ASEAN Selayang Pandang , DIREKTORAT JENDERAL KERJASAMA
ASEANDEPARTEMEN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA
2007.
CPF. Luhulima,dkk, Masyarakat Asia Tenggara Menuju Komunitas
ASEAN 2015

Page 37 of 38

Pustaka Pelajar, Yogyakarta; 2008.T. May Rudy, Administrasi dan


Organisasi Internasional, PT. Refika Aditama,Bandung, 2005.
THE ASEAN CHARTER, 2007.http://www.kompas.com. Edisi Selasa 11
Agustus 2009, Djauhari Oratmangun Direktur Jenderal Kerja Sama
ASEAN, Departemen Luar Negeri RI. Diakses pada Sabtu, 21Nopember
2009
http://www.scribd.com/doc/52477259/makalah-ASEAN-COMMUNITY

Page 38 of 38

Anda mungkin juga menyukai