Anda di halaman 1dari 7

1.

Lipstik
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat
dari campuran lilin dan minyak dalam komposisi yang sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikendaki. Suhu
lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang mendekati suhu
bibir, bervariasi antara 36-38o C. Tetapi karena harus memperhatikan faktor
ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik,
suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai diatur pada
suhu lebih kurang 62o C, biasanya berkisar antara 55-75o C (Ditjen POM,
1985).
Adapun persyaratan untuk lipstik adalah sebagai berikut (Tranggono dan
Latifah, 2007):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Melapisi bibir secara mencukupi


Dapat bertahan di bibir selama mungkin
Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket
Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir
Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya
Memberikan warna yang merata pada bibir
Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya
Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau
berbintik-bintik, atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik.

Jenis-jenis lipstick :
1. Lacquer
lipstick berbahan dasar gel, biasanya dikemas dalam botol atau wadah
kecil, memberi kesan halus dan lembut pada bibir dalam berbagai nuansa
warna
2. Satin
lipstick yang bertekstur sangat lembut, dikemas dalam bentuk stik atau
cairan dan tersedia dalam warna, bias menutupi bibir dengan sempurna
serta memberi efek kilap tanpa kesan minyak
3. Semi-gloss
efeknya tidak begitu mengkilap dan berminyak seperti lip gloss, dikemas
dalam bentuk stik atau krim padat
4. Matte

lipstick yang tahan lama, tidak mengkilap pada bibir, tetapi mengandung
pelembab dan memberi efek halus pada bibir, tersedia dalam bentuk stik
5. Lip care atau lip vitamin
Treatment campuran antara pewarna bibir dan vitamin bibir yang dikemas
dalam bentuk stik, bertekstur lembut, mengandung pelembab dan memberi
efek berkilau
Pewarna untuk lipstick
Zat warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan
pigmen. Staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi
dalam basisnya, sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut
tetapi tersuspensi dalam basisnya. Kedua macam zat warna ini
masingmasing memiliki arti tersendiri, tetapi dalam lipstik keduanya
dicampur dengan komposisi sedemikian rupa untuk memperoleh warna
yang diinginkan (Balsam, 1972).
Beberapa pewarna yang dapat digunakan untuk lipstick adalah merah
(C.I.I5850), orange (C.I 45370), putih (TiO2, pigmen anorganik), putih
(ZnO, pigmen anorganik). Ukuran partikel pigmen yang digunakan sekitar
3-5 micron. Mutiara dan pigmen berefek lain juga dipakai untuk
menambah cahaya dan gemerlapnya lipstick. Pewarna bisa sekitar 4-5%
sampai 15-20% tergantung pada merek dan tren fashion. Biasanya
presentase yang digunakan :

Staining dyes (warna baku) 2-3%


Pigment larut minyak 2%
Pigment tidak larut 8-10%
Titanium oksida 1%

2. Perona pipi
Pemerah pipi adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi
dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tatarias
wajah. Pemerah pipi dapat langsung digunakan dengan cara melekatkan pada
kulit pipi, tetapi lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik sebelum

atau sesudah menggunakan bedak. Pemerah pipi mempunyai berbagai corak


warna yang beraneka ragam mulai dari merah jambu hingga merah
kecoklatan.

Persyaratan untuk kosmetik dekoratif (Tranggono, 2007) :

Warna yang menarik.


Bau harum yang menyenangkan.
Tidak lengket.
Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau.
Tidak merusak atau mengganggu kulit

Ada beberapa jenis perona pipi atau blush on yang ada saat ini:
a. Padat/ Kompak
Merupakan perona pipi yang paling umum dikenal. Digunakan
dengan bantuan blush brush / kuas pada bagian pipi. Serbuk warna
perona pipi yang dipadatkan ini akan menghasilkan warna yang sangat
nyata. Jenis ini d a p a t

dipakai

untuk

semua

jenis

kulit,

t e r u t a m a u n t u k y a n g m e m i l i k i kulit berminyak karena akan


mengurangi minyak yang ada selama dipakai. Dalam penggunaannya,
blush on ini tidak boleh diaplikasikan terlalu tebal karena dapat
menyebabkan tampakan cakey.
b. K r i m
Bentuknya tidak sepadat blush on padat dan memiliki tekstur lebih basah. karena tekstur
inilah, maka warna yang dihasilkan dapat lebih menyatu alami dengan warna kulit
wajah. Jenis ini kurang cocok digunakanseseorang yang berjenis kulit
berminyak karena dapat membuat wajahterlihat lebih basah atau
berminyak. Namun demikian, cream blush ini sangat cocok digunakan
pada daerah zona T wajah berminyak danmemberikan kilau natural. Cara
pengaplikasiannya adalah dengan menggunakan jari.
c. Liquid/Cair

Liquid blush s a n g a t m i r i p k o n s i s t e n s i n y a d e n g a n cream blush,


h a n y a s a j a l i q u i d b l u s h s e d i k i t l e b i h e n c e r. J e n i s i n i
han ya boleh diaplikasikan di daerah pipi dan cocok untuk
kulit normal dan kering.
d. Gel
Berbentuk

gel

dan

warna

yang

dihasilkan

tidak

terlalu

nyata

sehinggacocok untuk pemakaian sehari-hari atau bila ingin diaplikasikan


dandananyang natural. Perona pipi gel ini cocok untuk kulit kering.
e. Balls
Menyerupai

bola-bola

kecil.

Cara

menggunakannya

adalah

denganmenggunakan kuas yang diputar-putar di atas bola-bola tersebut. Serbuk yang


menempel pada kuas kemudian dapat disapukan pada pipi. Dapatdigunakan untuk
semua jenis kulit.
f. Stick
Bentuk stik ini seperti lipstick dan cocok untuk semua jenis kulit.
Cara pemakaiannya adalah dengan mengaplikasikannya secara
lurus pada pipi, kemudian diratakan dengan jari.
Pewarna pada perona pipi
Beberapa pewarna sintetik yang digunakan dalam pembuatan sediaan blush on
antara lain : D&C Red No.8 Na Lake, D&C Red No.19 Al lake, D&C Red no.9,
tatrazine dan iron oxide. Pada penelitian Trautlein dan Mann (1978), dibuktikan
bahwa tatrazine dapat menimbulkan reaksi alergi. Hal ini diperkuat dengan
penelitian dari India, penggunaan secara topical tatrazine jangka panjang
menimbulkan reaksi alergi termasuk hipersensitifitas dan hiperaktifitas (Bernstein
et al., 1980). Selain tatrazine, bahan kosmetik yang digunakan sebagai pewarna
pada pemerah pipi adalah iron oxide. Iron oxide pada konsentrasi besar akan
menimbulkan eczema pada ujung mulut dan iritasi kulit (Lansdown, 2001).
3. Kosmetik mata

Persyaratan untuk kosmetik dekoratif (Tranggono, 2007) :


Warna yang menarik.
Bau harum yang menyenangkan.
Tidak lengket.
Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau.
Tidak merusak atau mengganggu kulit.

a. Eye shadow
Eye shadow dapat dibuat dalam bentuk krim, larutan, serbuk, atau pressed cake (kue
kempa/padat) yang digunakan dengan puff atau kuas. Eye shadow digunakan dalam
keadaan kering atau basah dan diformulasi menurut tipe yang diinginkan. Pembayang
mata digunakan untuk mewarnakan kelopak mata supaya kelihatan lebih menarik.
Pembayang mata biasanya disediakan dalam bentuk sediaan krim, pensil, cecair, dan
bedak dipadatkan. Warna yang disediakan termasuklah warna biru, coklat, hijau, merah,
putih dan kuning. Kandungan pembayang mata terdiri dari lanolin, lilin lebah, ceresin,
kalsium karbonat, minyak mineral, sorbitan oleat dan talcum. Untuk pembayang mata
tanpa air, pewarna dicampurnakan dengan agen pencerah seperti titanium oksida yang
dicampur dengan petrolatum. Terdapat juga pembayang mata jenis bergemerlapan yang
b.

diperoleh melalui campuran aluminium tulen.


Mascara
Mascara dapat dibuat sebagai cake, krim, atau larutan. Dalam bentuk cake, dapat
dipadatkan atau dibuat bulatan. Krim dapat digunakan dari tube dengan kuas atau dari
wadah yang berisi stik kecil panjang atau kuas. Serat-serat/fiber dapat ditambahkan ke

mascara untuk mempertahankan lamanya dan menebalkan olesan, jika diinginkan


c. Make up eyebrow/ make up alis mata
Sediaan ini dibuat dalam bentuk crayon, runcingan pensil, stik/tongkat, krim, cake padat
d. Eyeliner
Eyeliner dibuat dalam bentuk larutan, krim, atau kue padat. Dapat digunakan pula dengan
kuas basah atau pensil. Eyeliner digunakan untuk menonjolkan garis mata pada tepi
kelopak mata atas dan bawah serta mengubahkan penampilan garis mata yang kecil
Nampak lebih besar dan mata besar tampak lebih kecil.
e. Bulu mata buatan
Dibuat dari rambut alami atau serat sintetik secara umum dianggap sebagai kosmetik
f.

tetapi dihubungkan dengan tubuh, seperti wigs.


Cover up make up
Jenis make-up mata ini biasanya digunakan dibawah dan sekitaran mata dan dibuat dalam

g.

bentuk krim, serbuk, cake, atau stick.


Make-up remover/penghilang make up
Sediaan untuk menghilangkan make-up mata berupa krim atau larutan. Diisi ke dalam

botol atau digunakan kapas padat.


h. Krim mata atau stick mata
Krim mata biasanya berupa emulsi dalam minyak, sedang stick mata berupa basis wax
yang berisi pelicin dan emollient/pelembab. Penghilang make-up mata dank rim mata
secara teknik tidak dianggap make-up, tetapi karena penggunaannya disekitaran mata, dia
lebih akurat dipandang sebagai kosmetik mata.

4. Kuku
Manikur dan pedikur
Manikur adalah perawatan untuk kuku dan tangan sedangkan pedikur adalah
perawatan untuk kaki. Perawatan manikur ini meliputi merendam kuku dalam cairan
sabun yang hangat untuk melunakkan nail plate dan kutikula. Kuku dipotong, dikikir
dan kutikula didorong ke arah proksimal dengan orange stick dan mengoleskan
basecoat, nail polish, dan topcoat. Manikur sering dilengkapi dengan menghias kuku

Cat kuku (nail polish/nail enamel)


Cat kuku merupakan pigmen yang diendapkan dalam pelarut yang mudah menguap
untuk menutupi warna alami kuku. Nail polish, basecoat dan topcoat, mempunyai
formulasi dasar yang sama, dan mengeras dengan penguapan. Komponen yang
menyusun cat kuku adalah
1. Pembentuk selaput utama/film (15%) yaitu merupakan komponen tahan air yang
menghasilkan selaput mengkilat dan melekat pada nail plate
2. Selaput untuk membentuk resin (7%) untuk melekatkan kuku dengan cat dan
3.
4.
5.
6.

meningkatkan kilauan.
Plasticizers/zat plastik (7%) untuk meningkatkan kelenturan
Pelarut dan cairan lain (70%) untuk memodifikasi viskositas
Pewarna (0-1%) yaitu pigmen organik dan anorganik
Pengisi yaitu guanine fish scale atau titanium dioksida dilapisi mica flakes atau

bismut oksiklorida untuk pewarnaan


Nail hardener
Nail hardener merupakan cairan modifikasi dari nail polish, dengan kandungan
formaldehid 12%, dan ditambah dengan bahan lain seperti keratin, vitamin, kalsium
fluorida, natural oils, serabut nilon, teflon, dan sutra. Cairan ini biasa dikenal dengan

pelapis dasar (basecoat).


Nail enamel remover
Nail enamel remover merupakan cairan yang mengandung pelarut kuat yaitu alkohol,
etil asetat atau butil asetat, berfungsi untuk menghapus nail enamel dari nail plate.
Penghapus cat kuku juga mengandung material lemak seperti setil alkohol, setil
palmitat, lanolin, castor oil, dan minyak sintetis lain yang berfungsi untuk

melembabkan kuku.
Nail cuticle remover
Nail cuticle remover merupakan krim atau cairan yang berisi alkali (sodium
hidroksida dan potasium hidroksida 2-5%), gliserol dan propilen glikol sebagai
humektan untuk mengurangi iritasi, menurunkan penguapan, dan meningkatkan
viskositas. Sediaan yang lebih ringan berisi garam anorganik (trisodium pospat atau
tetrasodium piropospat) atau organik (trietanolamin). Sediaan lain yang dikenal
dengan cuticle softener, mengandung ammonium quaternary 35% dan urea, yang
berfungsi untuk melunakkan kutikula sehingga memudahkan menghilangkan kutikula

secara mekanis.
Pelembab kuku (nail moisturizer)
Pelembab kuku merupakan krim atau lotion yang tersusun dari bahan oklusif seperti
petrolatum, minyak mineral, atau lanolin; humektan seperti gliserol, propilen glikol
dan protein; dan ingredient aktif untuk meningkatkan daya ikat air pada nail plate
yaitu AHA, asam laktat dan urea. Tujuan pemberian pelembab kuku adalah untuk
meningkatkan kandungan air pada kuku. Kuku direndam dalam air suam-suam kuku
kemudian dioleskan pelembab secara oklusif dengan sarung tangan atau kaos kaki
katun, tiap malam paling sedikit 3 bulan.

Anda mungkin juga menyukai