Anda di halaman 1dari 2

1.

Keluhan utama
Autoanamesa
Pasien merasa dia baik- baik saja, cuman karena suaminya yang salah
paham tentang keadaannya, sehingga ia dibawa ke RSJ.
HETEROANAME ( pasien)
pasien mengamuk n sangat marah sampai membanting bangku di dalamb
gereja ketika salah seorang anggota jemaat yang berprofesi sebagai polisi
menyampaikan pengumuman terkait keamanan menjelang tanggal 1 mei.
Pasien diamankan keluarganya dan sampai di rumah, perilakunya semakin
parah seperti, memaki-maki, mencurigai suaminya, gaduh-gelisah, susah
tidur,makan dan minum kurang sampai membanting barang- barang
dalam rumah. keadaan pasien tidak membaik malah keadaannya makin
berat sehingga pada tanggal 29-04-2014 pagi pasien diantar oleh
keluarganya ke RSJ.
2. Riwayat penyakit sekarang
Heteroanamesa(suami pasien)
Pasien mulai menunjukan perubahan tingka lakunya sejak mengandung
anak terakhir, saat usia kehamilan tua sekitar bulan desember- januari
2015, sampai pasien melahirkan. Pasien terlihat agak berbeda karena
pasien sering meminta dan memaksa suaminya ketika suaminya masih
bekerja untuk menemani dia dan anak- anak bepergian ke pantai, mall
atau tempat- tempat hiburan lainnya. Pasien juga senang berbelanja dan
membagikan uang kepada orang yang dikenalnya tampa ada perhitungan.
Dalam sehari pasien dapat menghabiskan uang sebanyak 1-2 juta. Pasien
sangat sensitif dengan suami dan lingkungan sekitarnya sehingga ia
gampang sekali mencurigai orang, termasuk mencurigai suaminya
berselingku. Setelah pasien melahirkan pada bulan februari 2015, pasien
juga sering terbangun di tenggah malam sekitar jam 2.00 untuk mencuci
pakaian bayinya.
Pasien juga merupakan orang yang fanatik tentang tanah Papua dan
menganggap dulu kakeknya juga yang menandatangani PEPERA saat itu,
sehingga pada hari- hari besar untuk tanah papua , emosinya sering
terganggu seperti sikap memprotes,marah, sakit hati dan sedih. Dimana
pasien merasa bahwa orang papua diperbudak oleh NKRI.
3. Riwayat penyakit dahulu
Dari hasil bacaan rekam medik,Pasien pernah dirawat di RSJ pada tahun
1998 saat ia berusia 17 tahun. Pada waktu itu, dia diantar oleh orang tua
dan keluarganya untuk di rawatb di RSJ. Pasien di bawa karen pasien
mengalami perubahan perilaku seperti, gaduh- gelisah, marah-marah,
menghancurkan barang-barang , sulit tidur. Saat itu pasien didiagnosis
psikosis akut.
Kemudian sekitar tahun 2004 setelah pasien menikah dengan suaminya
sekarang, pasien mengalami sakit yang sama sehingga ia diantar lagi oleh
suaminya ke RSJ.
Setelah keluar dari rumah sakit, pasien sudah tidak lagi minum obat,
sampai tahun 2012 gejala yang sama kambuh lagi sehingga pasien di
bawah oleh suami yang ketiga kalinya ke RJS. Setelah keluar dari RS
pasien tetap meminum obat dengan teratur sampai bulan november
pasien berhenti minum obat. Pada awal tahun 2014 pasien hamil sehingga
dokter menghentikan pemberian obat sampai pasien melahirkan pada
bulan februari 2015. Setelah melahirkan pasien tidak meminum obat ,

gejala yang sama timbul lagi pada tanggal 29 april 2015, sehingga ia di
bawah untuk ke-4 kalinya ke RSJ.

Anda mungkin juga menyukai