Anda di halaman 1dari 10

ANATOMI KELENJER TIROID

Kelenjar tiroid berada di regio colli anterior dengan batas :


- m. Sternocleidomastoid
- m. Digastrikus
- Manubrium sterni
Kelenjar tiroid yang berada diluar regio ini disebut Tiroid Ektopik atau
Struma Abberant
Kelenjar tyroid terdiri dari 2 lobus kanan dan kiri yang dihubungkan oleh
isthmus dan lobus piramidalis. Masing-masing lobus mempunyai :
- Apex
- Basis
- dan tiga permukaan :
1. Facies superficialis
Ditutupi oleh :

- m. Sternohyoideus
-

m. Sternothyroideus

- Venter anterior m. Omohyoideus


2. Facies medialis

3. Facies posterolateralis.

Apex kelenjar tiroid mengarah ke cranio-dorsolateralis sampai sejauh


linea oblique cartilago thyroid dimana berhungan erat dengan ligamentim
suspensorium glandulae thyroidea yang disebut fascia visceralis colli
( fascia pretrachealis). Kartilago tiroid melekat pada trachea sehingga
saat menelan tiroid ikut brgerak. Basis kelenjar mencapai cincin trachea
ke V atau VI. Ukuran kelenjar kira-kira 25 gram.

Aliran darah berasal dari :

a. Thyroidea superior : cabang a. Carotis externa atau a.communis

a. Thyroidea Inferior asal truncus thyreocervicalis

a. Thyroidea Ima

cabang a.Anonyma atau arcus aorta

Aliran Vena terdiri :

v. Thyroidea superior bermuara pada v. facialis / v. jugularis interna

v. Thyroidea media

v. Thyroidea inferior bermuara pada v. anonyma

bermuara pada v. jugularis interna

Dengan adanya lig. Suspensorium glandullae thyroidea dan lig.


Laterale glandula thyroidea (lig of Berry) , kelenjar thyroid akan
mengikuti gerak larynx. Pembesaran kelenjar thyroid bila menekan
trachea timbul sesak nafas, bila menekan n.reccurens laryngeus
suara akan serak.

Thyroidea merupakan suatu kelenjer endokrin yang sangat vascular, berwarna


merah kecoklatan yang terdiri dari lobus dexter dan sinister yang berhubungan melintasi
garis tengah oleh isthmus. Tiap lobus mencapai superior sejauh lines oblique cartilage

thyroidea; isthmus terletak diatas cincin iga kedua dan ketiga ujung terbawah lobus,
biasanya diatas cincin trakea keempat atau kelima. Kelenjer ini tertanam dalam lapisan
pretrachealis fascia cervicalis profunda. Biasanya beratnya sekitar 25 gram dalam
dewasa, sedikit lebih berat pada wanita dan membesar secara fisiologis pada pubertas
serta selama menstruasi dan kehamilan.
Permukaan medial tiap lobus dibentuk diatas larynx dan trachea. Secara
superfisialis, kelenjer ini ditutupi oleh musculus sternothyroideus, oleh musculus
sternohyoideus dan dibawah oleh batas anterior musculus sternocleidomastoideus. Di
superior kelenjer ini dalam hubungan dengan musculus cricothyroideus. Ramus
externus nervus laringeus superior berjalan profunda terhadap bagian kelenjer ini dalam
jalannya untuk mensarafi otot ini. Di posterolateral, thyroidea berkontak dengan sarung
carotis, nervus laringeus recurrens dan esophagus di belakang. Glandula parathyroidea
biasanya ditemukan berhubungan dengan permukaan posterolateral thyroidea. Titik
anatomi ini penting dalam pendekatan bedah ke glandula thyroidea serta jelas nervus
laryngeus recurrens dan nervus laryngeus superior tidak boleh rusak selama operasi
thyroidea. Juga parathyroidea harus diamati dalam operasi thyroidea.
Penyediaan darah ke tiroid sangat kaya dan meningkat dalam aktifitas thyroidea
yang berlebihan. Arteria thyroidea superior muncul dari arteri carotis externa pada tiap
sisi dan berjalan menuruni faring dan laring untuk bercabang ke sekeliling kutub atas
kelenjer, terutama pada permukaan anterior tiap lobus. Arteri superior ini
beranastomosis luas dengan cabang terminal arteri thyroidea inferior, yang muncul dari
truncus thyrocervikalis, suatu cabang bagian pertama arteri subclavia. Arteri inferior
menyilang ke sisi posterolateral tiap lobus dari belakang sarung carotis dan bercabang
sewaktu melewati kelenjer ini. Nervus laringeus recurrens biasanya terletak posterior
terhadap batang arteri thyroidea inferior, tetapi bisa terletak didepan arteri atau
kenyataannya di antara cabangnya. Peningkatan aliran dalam arteri ini, yang membesar
dalam tirotoksikosis, sering menyebabkan bising yang dapat didengar (bruit thyroidea),
yang merupakan tanda fisik bermanfaat dalam aktifitas tiroid yang berlebihan.
Vena thyroidea mulai dibentuk pada permukaan kelenjer dan dapat mudah
dirusak pada eksplorasi. Vena thyroidea superior berjalan bersama arteri thyroidea

superior dan berdrainase langsung ke dalam vena jugularis interna. Biasanya ia diligasi
bersama arteri ini.
Vena thyroidea

media terpisah

dan berdrainase langsung ke dalam vena

jugularis interna. Vena ini dapat cukup pendek jika glandula thyroid membesar dan
cabangnya dapat menyulitkan sejumlah eksplorasi bedah.
Vena thyroidea inferior mendrainase darah dari kutub bawah tiap lobus dan
berjala ke vena brachiocepalica dextra.

EMBRIOLOGI KELENJER THYROID


Glandula tyroid terbentuk pertama kali berupa proliferasi epithel pada dasar
pharinx, diantara tuberculum impar (bakal lidah) dan Copula (bakal radiks lingua),
pada titik yang dikenal sebagai Foramen caecum lingua. Selanjutnya tiroid akan turun
sebagai divertikulum bilobus. Selama migrasi glandula tyroid masih berhubungan
dengan lidah melalui Duktus Thyroglossus. Pada pertumbuhan selanjutnya glandula ini
akan turun di depan os hyoid dan kartilago larynx dan akhirnya sampai di depan trachea
pada minggu ke-7. Kegagalan penutupan duktus tyroglossus menimbulkan kiste
thyroglossus di dekat linea mediana leher dan paling banyak terdapat pada inferior
corpus os hyoid.
Glandula thyroid pertama dikenal sebagai penebalan endoderm lantai faring
dalam awal embrio somit. Kemudian penebalan ini berevaginasi untuk membentuk
suatu divertikulum yang dikenal sebagai tuberculum impar. Ia membentuk struktur
bilobus yang melekat ke rongga bukal oleh tangkai sempit ductus thyroglossalis. Pita sel
penghubung kemudian putus sewaktu embrio berkembang dan glandula thyroid yang
sedang berkembang ditemukan sebagai massa sel tergantung melintasi bagian atas
trakea yang sedang berkembang.Dekatnya dengan aorta dan cabangnya dalam fase dini
perkembangan menjelaskan kenapa lobulus jaringan kelenjer bisa tetap melekat ke aorta
dan cabangnya serta bertanggung jawab untuk kadang-kadang adanya jaringan tiroid
dalam cavitas toracica dewasa. Jarang keseluruh kelenjar turun ke dalam toraks. Dalam
perkembangan normal, ductus thyroglossalis diresorbsi lengkap, tetapi bisa menetap
secara keseluruhan atau sebagian. Ujung kaudal duktus bisa menetap dan menimbulkan
lobus piramidalis kelenjer ini. Lobulus kecil jaringan thyroides bisa menetap di dalam

lidah. Titik perlekatan ductus thyroglossalis dapat terlihat sebagai cekungan kecil pada
sambungan dua per tiga anterior dan sepertiga posterior lidah- foramen cecum.
Biasanya ductus thyroglossalis atrofi pada minggu keenam kehidupan
intrauterus . Folikel jelas dalam glandula thyroid embrio 50 mm dan koloid jelas dalam
embrio 60mm, dengan bukti fungsi kelenjar segera setelah stadium ini.

FISIOLOGI KELENJER THYROID


Kelenjer tiroid yang terdapat di bawah larings di kiri dan kanan depan trakea
menghasilkan dua hormone penting, yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang
memiliki efek kuat dalam meningkatkan metabolisme tubuh. Kelenjer ini juga
menghasilkan kalsitonin yang terlibat dalam metabolisme kalsium. Tanpa hormone
thyroid , metabolisme akan turun menjadi 40-50% dibawah normal sedangkan
kelebihan yang ekstrim akan meningkatkan metabolisme sampai 60-100% diatas
normal. Sekresi hormon ini dikontrol oleh TSH (thyroid stimulating hormone) yang
dihasilkan oleh hipotalamus.
Pembentukan dan Sekresi
Kelenjer tiroid terdiri dari folikel berisi koloid yang dindingnya adalah sel-sel
epilioid kuboid, dengan diameter 100-300. Koloid berisi glikoprotein tiroglobulin yang
dihasilkan sel-sel folikel dan disekresi ke dalam koloid. Pada molekul tiroglobulin
terdapat 70 asam amino tirosin yang merupakan substrat utama yang bergabung dengan
iodium untuk membentuk hormone tiroid.
Untuk membentuk hormone tiroid dalam jumlah normal diperlukan 50 mg
iodide makanan setiap tahun, atau 1mg/minggu. Pencegahan defisiensi iodium cukup
dilakukan dengan penambahan 1 bagian NaI dalam 100.000 bagian NaCl (10 ppm).
Iodida akan dipompakan ke dalam sel-sel dinding folikel dengan bantuan TSH dan
kadarnya disini akan menjadi 30 kali plasma. Dalam keadaaan yang sangat aktif, kadar
ini bisa mencapai 250 kali plasma.
Iodida pertama kali diubah menjadi iodium teroksidasi, baik I0 atau I3 oleh
bantuan sistem peroksidase yang terdiri dari enzim peroksidase dan H2O2 yang
menyertainya. Iodium teroksidasi ini akan bergabung dengan molekul tirosin yang

terdapat pada tiroglobulin dan membentuk monoiodotirosin (MIT) atau diiodotirosin


(DIT). Penggabungan ini dibantu oleh enzim iodinase, terjadi pada waktu tiroglobulin
disekresikan dari benda-benda Golgi ke sitoplasma sel folikel atau dari sel folikel ke
dalam koloid. Didalam koloid akan terjadi penggabungan MIT dengan DIT membentuk
triiodotironin (T3) dan penggabungan dua DIT menjadi tetraiodotironin (tiroksin/T4).
Disini hormone-hormone tersebut terikat pada tiroglobulin melalui asam amino tirosin,
dan setiap molekul tiroglobulin berisi 1-3 T4 dan terdapat satu T3 untuk setiap 14 T4.
Penyimpanan di dalam koloid cukup untuk suplai hormone selama 2-3 bulan sehingga
efek kekurangan iodium baru akan terasa setelah berbulan-bulan.
Sekresi dilakukan dengan menangkap molekul tiroglobulin yang berisi hormone
oleh proses pinositosis bagian apeks sel folikel. Di dalam sel ini molekul tiroglobulin
dicernakan sehingga hormone menjadi lepas dan berdifusi ke pembuluh darah di basis
sel. Iodium yang juga dibebaskan oleh proses ini tidak keluar dari sel, tapi dipergunakan
kembali untuk pembentukan MIT dan DIT.
Sekitar 93% hormon tiroid yang beredar adalah tiroksin (T4) dan 7 %
triiodotironin (T3). Hampir semuanya berikatan dengan protein plasma, terutama
thyroxine-binding globulin (TBG), dan sebagian kecil dengan thyroxine-binding
prealbumin dan albumin. Protein plasma berikatan lebih kuat dengan T4 daripada
dengan T3. Dalam beberapa hari hampir semua T4 diubah menjadi T3 sehingga
sebagian besar hormon tiroid yang memasuki sel-sel jaringan adalah T3. Hormon T3
memiliki kekuatan empat kali T4, namun memiliki half-life yang lebih singkat.
Hormon tiroid mampu untuk memasuki sel dan berikatan dengan protein di
dalam sel tersebut, disini mereka disimpan sampai saat diperlukan. Mereka akan
memasuki inti sel dan berikatan dengan reseptor yang melekat pada DNA. Reseptor
akan berikatan terutama dengan T3 (90%) dan sisanya dengan T4.
Fungsi Hormon Tiroid di Jaringan
1. Efek Intraseluler
Efek umum hormon tiroid adalah meningkatkan transkripsi sejumlah besar gen di
inti sel untuk membentuk ratusan jenis protein. Salah satu enzim yang meningkat
akibat hormon ini adalah Na, K-ATPase yang meningkatkan transport Na dan K
melalui dinding sel. Proses ini memerlukan energi ATP, sedangkan ADP yang

dihasilkan dari ATP akan bekerja di mitokondria untuk merangsang penggunaan


oksigen untuk membentuk ATP kembali
Pada jaringan tempat penggunaan oksigen tidak meningkat, misalnya otak, hormon
tiroid merangsang pembentukan protein struktural atau fungsional (misalnya enzimenzim), dan transpor asam amino melalui membran. Pada otot, hormon ini
merangsang pemecahan protein.
2. Efek-efek umum pada tubuh
Efek yang paling nyata adalah peningkatan konsumsi oksigen dan pembangkitan
panas (thermogenesis). Pekerjaan ini terdapat di seluruh jaringan kecuali otak,
gonad dan limpa. Pemakaian oksigen waktu istirahat adalah 250ml/menit, pada
hipotiroid 150ml/menit, dan pada hipertiroid 400ml/menit Pemakaian oksigen
meningkat sesuai dengan peningkatan pembangkitan panas, sehingga peningkatan
suhu tubuh sejajar dengan aktifitas hormon. Peningkatan suhu ini diatasi oleh
pembuangan panas melalui peningkatan aliran darah, keringat dan ventilasi
pernafasan, yang juga merupakan efek hormon tiroid.
Suplai oksigen ditingkatkan oleh tiroid melalui peningkatan ventilasi untuk
mempertahankan tekanan O2 arteri, sesuai peningkatan penggunaannya di jaringan.
Massa eritrosit juga ditingkatkan sedikit melalui efeknya pada produksi eritropoetin.
Cardiac output meningkat, begitu juga denyut jantung dan stroke volume yang
semuanya perlu untuk membawa oksigen ke jaringan. Sistolik meningkat dan
diastolik menurun sehingga tekanan nadi melebar. Ini melambangkan efek gabungan
peningkatan stroke volume dan penurunan resistensi perifer akibat dilatasi
pembuluh darah kulit, otot, dan jantung sendiri.
Perangsangan penggunaan oksigen juga tergantung pada tersedianya substrat yang
akan dioksidasi. Hormon-hormon ini meningkatkan penyerapan glukosa dari saluran
pencernaan, dan memperkuat efek-efek epineprin, norepineprin, glukagon, kortisol
dan GH pada proses glukoneogenesis, proteolisis, lipolisis dan ketogenesis.
Hormon

tiroid

juga

merangsang

pembentukan

dan

oksidasi

kolesterol,

perubahannya menjadi asam empedu, dan sekresi empedu, efek bersihnya adalah
penurunan kolesterol tubuh dan darah.
3. Sinergisme dengan sistem syaraf simpatis

Peningkatan metabolisme, produksi panas, denyut jantung, aktifitas motorik dan


perangsangan sistem syaraf pusat, juga dapat disebabkan oleh katekolamin
adrenergik seperti epinefrin dan norepinefrin. Hormon tiroid tidak menyebabkan
peningkatan katekolamin ataupun hasil metabolismenya di darah, urin, atau
jaringan. Sinergisme antara katekolamin dan hormon tiroid berkemungkinan
dibutuhkan untuk efek maksimum produksi panas, lipolisis, glikogenolisis, dan
glukoneogenesis.
4. Efek pada pertumbuhan dan perkembangan
Hormon tiroid memiliki efek terhadap pertumbuhan. Pada manusia efek
pertumbuhan terutama pada anak-anak. Hipotiroidisme menyebabkan pertumbuhan
terhalang. Pada hipertiroid mereka bertumbuh tinggi dengan cepat walaupun epifisis
menutup dengan cepat pula, sehingga efek akhir berkemungkinan mereka lebih
pendek waktu dewasa.
Efek penting lainnya adalah membantu pertumbuhan dan perkembangan otak
selama masa janin dan beberapa tahun pertama kehidupan. Kalau janin tidak
menghasilkan hormon tiroid secara cukup, maka pematangan otak sebelum dan
sesudah lahir akan terhambat dan ukurannya lebih kecil dari normal. Tanpa
pengobatan spesifik dengan hormon tiroid, maka anak-anak tanpa kelenjer tiroid
akan mengalami penurunan fungsi mental seumur hidup.
Pengaturan Sekresi
Untuk mempertahankan aktifitas metabolisme normal, kadar hormon tiroid
harus disekresikan dengan tepat secara teru-menerus. Untuk ini terdapat mekanisme
feedback yang bekerja melalui hipotalamus dan adenohipofisis.
Tirotropin (TSH) dari adenohipofisis meningkatkan sekresi hormon-hormon
kelenjer tiroid. Hormon ini berikatan dengan reseptornya di sel folikel, mengaktifkan
cAMP dan menyebabkan peningkatan sekresi kelenjer tiroid. Efek ini dicapai dengan
meningkatkan semua aspek pembentukan tiroid, seperti pemecahan tiroglobulin untuk
membebaskan T4 dan T3, pemompaan iodida ke dalam sel folikel, iodinasi tirosin dan
penggabungan MIT dan DIT menjadi T4 dan T3, pembesaran ukuran dan aktifitas
sekresi sel-sel tiroid. Efek yang berlangsung cepat ( 30 menit) adalah pembebasan T4

dan T3 melalui pemecahan tiroglobulin, sedangkan efek lain bisa berjam-jam atau
berhari-hari.
Peningkatan hormon tiroid di cairan tubuh akan menyebabkan berkurangnya
sekresi TSH dari adenohipofisis; peningkatan 1,75 kali akan menyebabkan sekresi TSH
mencapai nol. Keadaan ini merupakan efek langsung karena tetap terjadi kalau
adenohipofisis telah dipisahkan dari hipotalamus. Penurunan TSH akan menurunkan
rangsangan

pada kelenjer tiroid untuk mensekresi hormon-hormonnya, sehingga

diharapkan kadar hormon tersebut kembali normal.

Anda mungkin juga menyukai