Anda di halaman 1dari 13

TONSILITIS AKUT /

KRONIS
Oleh : Nur Ilma

Tonsilitis
Adalah

peradangan tonsil palatina yang


merupakan bagian dari cincin waldeyer.
Cincin waldeyer terdiri atas susunan kelenjar
limfa yang terdapat didalam rongga mulut
yaitu : tonsil faringeal (adenoid), tonsil
palatina (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil
pangkal lidah), tonsil tuba eustachius (lateral
band dinding faring/Gerlachs tonsil).

Penyebaran infeksi melalui udara (airborne

droplets), tangan dan ciuman.


Dapat terjadi pada semua umur, terutama
pada anak.

Tonsilitis akut
1. Tonsilitis viral
Gejalanya lebih menyerupai common cold
yang disertai nyeri tenggorokan.
Penyebab tersering adalah virus Epstein barr
Tonsilitis akut supuratif disebabkan virus
Haemofilus influenza
Jika terjadi infeksi virus coxschakie, maka
pada pemeriksaan didapatkan luka-luka kecil
pada palatum dan tonsil yang sangat nyeri.

2. Tonsilitis bakterial
Adalah radang akut tonsil yang disebabkan
kuman grup A Streptococcus B haemoliticus
yang dikenal sebagai strept throat,
pneumokokus, streptokokus viridan dan
streptokokus piogenes.
Infiltrasi pada lapisan jaringan epitel
menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya
lekosit PMN sehingga terbentuk detritus.
Secara klinis detritus ini mengisi kriptus tonsil
dan tampak sebagai bercak kuning.

Tonsilitis akut dengan detritus yang jelas

disebut Tonsilitis folikularis.


Bila bercak-bercak ini menjadi satu
membentuk alur-alur maka disebut
Tonsilitis lakunaris.
Bercak
detritus ini dapat melebar
sehingga
membentuk
semacam
membran semu/pseudomembran.

Masa inkubasi 2-4 hari.


Gejala : nyeri tenggorok dan nyeri telan, demam

tinggi, lesu, nyeri sendi, tidak nafsu makan, nyeri


telinga/otalgia.
Tanda : tonsil bengkak, hiperemi, terdapat detritus
folikel, lakuna, atau pseudomembran, kelenjar
submandibula bengkak dan nyeri tekan
Terapi : Antibiotik spektrum luas (penisilin,
eritromisin),
Antipiretik,
obat
kumur
yang
mengandung desinfektan.
Komplikasi : OMA, sinusitis, abses peritonsil, abses
parafaring,
bronkitis,
Glomerulonefritis
akut,
septikemia, miokarditis, obstructive sleep apneu
syndrome/OSAS.

Tonsilitis kronis
Faktor predisposisi : rangsangan menahun

dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene


mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan
fisik dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak
adekuat.
Penyebab : sama dengan kuman penyebab
tonsilitis akut tetapi kadang dapat berubah
menjadi kuman gram negatif.

Patologi :

Karena proses radang berulang, epitel mukosa


dan jaringan limfoid terkikis proses
penyembuhannya digantikan jaringan parut
yang mengalami pengerutan kripta melebar
kripta diisi oleh detritus Proses ini terus
berjalan sehingga menembus kapsul tonsil
menimbulkan perlekatan dengan jaringan di
sekitar fossa tonsilaris.

Gejala : rasa mengganjal di tenggorok, rasa

kering di tenggorok, nafas berbau.


Tanda : tonsil membesar denga permukaan
yang tidak rata, kriptus melebar, dan beberapa
kriptus terisi detritus.
Terapi : terapi lokal ditujukan pada higiene
mulut dengan berkumur dan obat isap.
Komplikasi : rhinitis kronik, sinusitis, otitis
media, endokarditis, dermatitis, pruritus,
urtikaria, dan furunkulosis.

Indikasi tonsilektomi
Menurut
the
american
academy
of
otolaryngology-head and neck surgery clinical
indicators compendium :
Serangan > 3 x/tahun walaupun mendapat
terapi adekuat.
Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi
gigi dan gangguan pertumbuhan orofasial.
Sumbatan jalan napas berupa hipertrofi tonsil
dengan sumbatan jalan napas, sleep apneu,
gg.meenelan, gg.berbicara, cor pulmonale.

Rinitis dan sinusitis kronis, peritonsilitis, abses

peritonsil.
Napas bau yang tidak berhasil dengan
pengobatan.
Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh
bakteri grup A streptococcus B haemoliticus.
Hipertrofi tonsil yang dicurigai keganasan.
Otitis media efusa / otitis media supuratif.

Terimakasih...

Anda mungkin juga menyukai