KOLELITIASIS
Nuciana Siti Andrianti
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. T
Umur
: 41 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
No. RM
: 508033
Alamat
: Cibiru 1/10 kec. Soreang kab.
Bandung
Tanggal masuk RS
: 20 Agustus 2015
Tanggal pemeriksaan : 20 Agustus 2015
Keluhan Utama
Nyeri perut kanan atas
Riwayat keluarga :
Pada keluarga pasien tidak ada yang memiliki
keluhan serupa seperti pasien, sakit kuning (-),
hipertensi (-), penyakit jantung (-), DM (-).
Status Generalis
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital: TD = 110/80 mmHg
RR = 20 x/menit
N = 80 x/menit
S = 36,6 0C
Mata : Konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-)
THT : Dalam batas normal
Leher : Kelenjar Getah Bening
tidak teraba massa
Thorax : VBS ka=ki, Rh -/-, Wh
-/Abdomen : cembung, soepel,
BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat,
capillary refill time <2 detik
Status Lokalis
Inspeksi:
Perut datar, tidak ada jaringan
parut, tidak ada kelainan.
Palpasi:
Pada palpasi terdapat nyeri
tekan perut kanan atas (+)
Auskultasi:
Pada auskultasi terdengar
bising usus (+)
Perkusi:
Perkusi dalam batas normal
RESUME
DIAGNOSIS BANDING
1.
2.
3.
4.
Ulkus peptikum
Refluks gastroesofagus
Pankreatitis Akut
Appendicitis
SARAN PEMERIKSAAN
5.
Ultrasonografi (USG)
DIAGNO
SIS
KERJA
TERAP
I
Kolelitiasis
Kolesistekto
mi
Quo ad functionam
: ad bonam
Quo ad sanationam
: ad bonam
Definisi
Epidemiologi
Belanda 20%
Amerika
Chicago
Asia
Wanita
Laki-laki
Latin
3% 20%
6,3%
20%
- 8%
4% - 40%
Etiologi
Faktor risiko untuk kolelitiasis, yaitu:
a. Usia
Risiko untuk terkena kolelitiasis meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia.
Orang dengan usia > 40 tahun lebih
cenderung untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan orang
degan usia yang lebih muda.
Hal ini disebabkan:
Batu empedu sangat jarang mengalami disolusi spontan.
Meningkatnya sekresi kolesterol ke dalam empedu sesuai dengan
bertambahnya usia.
Empedu menjadi semakin litogenik bila usia semakin bertambah.
b. Jenis Kelamin
Wanita mempunyai risiko dua kali lipat untuk terkena kolelitiasis
dibandingkan dengan pria. Ini dikarenakan oleh hormon esterogen
berpengaruh terhadap peningkatan eskresi kolesterol oleh kandung
empedu.
Klasifikasi
Menurut gambaran makroskopis dan komposisi kimianya, batu
empedu di golongkan atas 3 (tiga) golongan, yaitu:
Batu
koles
terol
Batu
kalsi
um
bilir
ubin
an Bat
u
pig
me
n
hita
Berwarna
hitam
atau
hitam kecoklatan, tidak
berbentuk, seperti bubuk
dan kaya akan sisa zat
hitam
yang
tak
terekstraksi.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Dijumpai nyeri di daerah hipokondrium
kanan.
kadang-kadang disertai kolik bilier yang
timbul menetap/konstan.
Rasa nyeri kadang-kadang dijalarkan
sampai di daerah subkapula disertai
nausea, vomitus dan dyspepsia.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri
tekan hipokondrium kanan, dapat teraba
pembesaran kandung empedu dan tanda
Murphy positif. Dapat juga timbul
ikterus.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Foto polos Abdomen
Foto polos abdomen tidak memberikan
gambaran yang khas karena hanya sekitar
10-15% batu kandung empedu yang
bersifat radioopak.
Ultrasonografi
Ultrasonografi mempunyai derajat
spesifisitas dan sensitifitas yang tinggi
untuk mendeteksi batu kandung empedu
dan
pelebaran
saluran
empedu
intrahepatik maupun ekstra hepatik
Diagnosis banding
Komplikasi
Terapi
Terapi Non Operatif
Terapi non bedah meliputi penghancuran batu dengan obatobatan seperti:
chenodeoxycholic
ursodeoxycholic acid.
Ursodeoxycholic acid lebih dipilih dalam pengobatan dari pada
chenodeoxycholic karena efek samping yang lebih banyak pada
penggunaan chenodeoxycholic, seperti terjadinya diare,
peningkatan aminotransfrase dan hiperkolesterolemia sedang.
Pemberian obat-obatan ini dapat menghancurkan batu pada 60%
pasien dengan kolelitiasis, terutama batu yang kecil
Terapi Pembedahan
Kolesistektomi terbuka
Operasi ini merupakan standar terbaik untuk penanganan pasien
denga kolelitiasis simtomatik.
Kolesistektomi laparaskopi
Indikasi awal hanya pasien dengan kolelitiasis simtomatik tanpa
adanya kolesistitis akut.
Disolusi kontak
Terapi contact dissolution adalah suatu
cara untuk menghancurkan batu
kolesterol dengan memasukan suatu
cairan pelarut ke dalam kandung
empedu melalui kateter perkutaneus
melalui hepar atau alternatif lain
melalui kateter nasobilier.
Prognosis
Terimakasih